:
Minggu, 29 Juli 2012
Materi Persiapan UKG (Uji Kompetensi Guru) Kelas SD
MATERI PEMBELAJARAN GURU KELAS SD
Teori Nativisme
Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama, kanakkanak
(manusia) sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara
genetik telah diprogramkan.
Menurut Chomsky anak dilahirkan dengan dibekali “alat pemerolehan bahasa” language
acquisition device (LAD). Alat ini merupakan pemberian biologis yang sudah
diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tata bahasa. LAD
dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang khusus untuk memproses bahasa,
dan tidak punya kaitan dengan kemampuan kognitif lainnya.
Teori Behaviorisme
Kaum behavioris menekankan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama
dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui
lingkungan. Oleh karena bahasa itu merupakan salah satu perilaku manusia, maka
istilah yang tepat adalah perilaku verbal (verbal behavior).
Kaum behavioris berpendapat bahwa rangsangan (stimulus) dari lingkungan tertentu
memperkuat kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa mereka pandang
sebagai suatu kemajuan dari pengungkapan verbal yang berlaku secara acak sampai ke
kemampuan yang sebenarnya untuk berkomunikasi melalui prinsip pertalian S – R
(stimulus – respon) dan proses peniruan-peniruan.
Teori Kognitivisme
Jean Piaget menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah,
melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan
kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar, maka perkembangan bahasa harus berlandaskan
pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, uruturutan
perkembangan kognitif menemukan urutan perkembangan bahasa.
Menurut pandangan kognitivisme, perkembangan kognitif harus tercapai lebih dahulu;
dan baru sesudah itu pengetahuan itu dapat keluar dalam bentuk keterampilan
berbahasa.
Perkembangan Keterampilan Berbahasa
Perkembangan keterampilan berbahasa pada individu dapat dibagi ke dalam empat komponen,
yaitu: fonologi, semantik, tata bahasa, dan pragmatik.
Fonologi berkenaan dengan bagaimana individu memahami dan menghasilkan bunyi
bahasa.
Semantik merujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep yang
ekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata.
Tata bahasa merujuk kepada penguasaan kosa kata dan memodifikasikan cara-cara yang
bermakna. Pengetahuan tata bahasa meliputi dua aspek utama, yaitu sintaksis dan
morfologi.
Pragmatik merujuk kepada sisi komunikatif dari bahasa. Ini berkenaan dengan bagaimana
menggunakan bahasa dengan baik ketika berkomunikasi dengan orang lain.
Urutan Perkembangan Bahasa
Pralingustik:
Pralinguistik I (tahap meraban pertama 0-6 bulan)
Pralinguistik II (tahap meraban kedua 6-12 bulan)
Tahap Linguistik
Tahap Linguistik I : Tahap Ujaran Satu Kata/Holofrastik (1 - 2 Tahun)
Tahap Linguistik II : Tahap Ujaran Dua Kata (2 – 3 Tahun)
Tahap Linguistik III : Tahap Pengemb. Tatabahasa/Telegrafik (2,5 -3 thn)
Tahap Linguistik IV : Tahap Tatabahasa Menjelang Dewasa
Tahap Linguistik V : Tahap Kompetensi Penuh (5 – 7 tahun)
PERIODE USIA SEKOLAH DASAR
Perkembangan bahasa anak pada periode usia sekolah dasar meningkat dari bahasa lisan ke
bahasa tulis. Kemampuan mereka menggunakan bahasa berkembang dengan adanya
pemerolehan bahasa tulis atau written language acquisition
BAHASA INDONESIA
Periode Usia Remaja
Periode ini merupakan umur yang sensitif untuk belajar bahasa. Remaja menggunakan gaya
bahasa yang khas dalam berbahasa, sebagai bagian dari terbentuknya identitas diri. Akhirnya
pada usia dewasa terjadi perbedaan-perbedaan yang sangat besar antara individu yang satu
dan lain dalam hal perkembangan bahasanya. Hal itu tergantung pada tingkat pendidikan,
peranan dalam masyarakat, dan jenis pekerjaan.
Kebahasaan Bahasa Indonesia
Aspek kebahasaan bahasa Indonesia meliputi, aspek bunyi, bentukan kata, kalimat, dan
makna.
Aspek kebahasaan tidak secara eksplisit dituangkan di dalam KTSP, namun dalam
pembelajaran bahasa Indonesia aspek kebahasaan tidak dapat dipisahkan dari
komponen keterampilan berbahasa dan bersastra.
Aspek kebahasaan merupakan unsur pembentuk bahasa yang dipakai dalam kegiatan
berbahasa.
Pembelajaran aspek kebahasaan bukan hal yang dapat begitu saja ditinggalkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, namun juga bukan berarti dominasi pembelajaran
bahasa dilakukan pada aspek kebahasaan.
Pembelajaran bahasa di SD dilakukan untuk memberikan keterampilan dasar
berkomunikasi kepada siswa dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun
dan efektif.
Pembelajaran bahasa hendaknya dilakukan dalam bentuk sinergi antara pembelajaran
keterampilan berbahasa dan pembelajaran kebahasaan.
Kemampuan kebahasaan seseorang jangan menjadi penghalang atau penghambat
dalam kegiatan berbahasa, namun dapat menjadi bagian yang berkontribusi besar
terhadap efisiensi, efektivitas, dan kebermaknaan kegiatan berbahasa.
Pembelajaran aspek kebahasaan di SD dilakukan secara bertahap sesuai dengan
tingkat perkembangan bahasa siswa.
Materi pembelajaran kebahasaan, meliputi bunyi atau huruf, lafal, intonasi, kata, kalimat,
dan makna.
Materi pembelajaran kebahasaan di kelas awal SD meliputi pengenalan bunyi atau
huruf, lafal, intonasi, kata, dan kalimat sederhana.
Materi pembelajaran kebahasaan di kelas tinggi SD, meliputi merangkai kata menjadi
kalimat dengan bahasa yang baik dan benar (ejaan yang tepat dan pilihan kata yang
tepat dan santun).
Keterampilan berbahasa Indonesia:
keterampilan mendengarkan,
keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis.
Karakteristik Empat Keterampilan Berbahasa
KARAKTERISTIK Lisan Tulis
Reseptif Menyimak Membaca
Produktif Berbicara Menulis
Keterampilan Menyimak di SD
Menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif lisan.
Menyimak dapat diartikan sebagai aktivitas penggunaan alat pendengaran secara sengaja
yang bertujuan untuk memperoleh pesan atau makna dari apa yang disimak.
Dalam KTSP SD dirumuskan standar kompetensi lulusan untuk keterampilan menyimak
adalah memahami wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk, pesan,
pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan benda di sekitar, serta karya sastra
berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat.
Dalam pembelajaran menyimak, hal-hal yang penting diperhatikan guru antara lain:
Upayakan kegiatan berbahasa yang dilakukan bersifat alamiah dan kontekstual.
Pastikan pembelajaran menyimak dilakukan dalam bentuk aktivitas berbahasa reseptif lisan
oleh siswa.
Pembelajaran menyimak di SD ditujukan untuk melatih konsentrasi dan daya simak siswa,
serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan menyimak siswa.
Untuk itu, evaluasi menyimak upayakan dirancang oleh guru untuk mengetahui peningkatan
konsentrasi dan efektivitas menyimaknya.
Pastikan bahwa sebelum melakukan kegiatan penyimakan, siswa dalam keadaan siap fisik
dan mental untuk melakukan penyimakan.
Pastikan bahwa bunyi yang disimak siswa tidak banyak mendapat gangguan, baik yang
bersifat kebahasaaan maupun nonkebahasaan. Upayakan semaksimal mungkin
meminimalkan gangguan yang menyebabkan kurang efektifnya proses penyimakan yang
dilakukan siswa.
Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman komprehensif, pembelajaran menyimak
disarankan dilakukan secara terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa
yang lain, intra maupun antarbidang studi.
Keterampilan Berbicara di SD
Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk produktif lisan.
Keterampilan berbicara merupakan modal dasar yang sangat penting bagi seorang pebelajar
untuk melakukan kegiatan komunikasi lisan secara santun dan efektif.
Pembelajaran keterampilan berbicara di SD bertujuan agar siswa dapat mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi sesuai dengan konteks peristiwa tutur secara efektif dan
santun.
Dalam KTSP SD dirumuskan standar kompetensi lulusan untuk keterampilan berbicara
adalah menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancara, percakapan
telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa dan benda di sekitar, memberi petunjuk,
deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya
sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama, dan puisi.
Dalam pembelajaran berbicara, hal-hal yang penting diperhatikan guru antara lain:
Upayakan kegiatan berbahasa yang dilakukan bersifat alamiah dan kontekstual.
Pastikan pembelajaran berbicara dilakukan dalam bentuk aktivitas berbicara atau
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan (kegiatan berbahasa produktif
lisan) oleh siswa.
Kegiatan berbicara mensyaratkan siswa untuk berani mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan informasi secara lisan. Sebelum penugasan kegiatan berbicara, pastikan bahwa siswa
yang bersangkutan telah memiliki keberanian untuk berbicara. Jika belum, guru dapat
melatih keberanian berbicara dulu melalui berbagai metode dan strategi pembelajaran.
Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman komprehensif, pembelajaran berbicara
disarankan dilakukan secara terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa
yang lain, intra maupun antarbidang studi.
Keterampilan Membaca di SD
Membaca merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif tulis.
Keterampilan membaca merupakan modal dasar yang sangat krusial untuk menunjang
keberhasilan belajar siswa. Kurang terampilnya siswa dalam membaca dapat menyebabkan
terhambatnya siswa untuk mempelajari bidang studi lain.
No. Jenis Membaca
Kelas/
semester
Keterangan
1. Membaca nyaring
I/1-2 suku kata, kata, kalimat sederhana
II/2 teks (15-20 kalimat)
III/1 teks (20-25 kalimat)
IV/2 pengumuman
V/1 teks percakapan
2. Membaca lancar
I/2 kalimat sederhana: 3-5 kata
II/1 Teks pendek (01-15 kata)
3. Membaca eksprsif
I/2 2-4 baris
II/1 puisi
II/2 puisi
III/1 dongeng
IV/2 pantun
V/1 puisi
V/2 menyimpulkan teks cerita anak
VI/2
mengidentifikasi berbagai unsur teks
drama
4.
Membaca
pemahaman (dalam
hati)
II/2 teks agak panjang (20-25 kalimat)
5. Membaca intensif
III/1 teks (100-150 kata)
III/2 teks agak panjang (150-200 kata)
IV/2 menemukan kalimat utama
VI/1
mendeskripsikan isi dan teknik penyajian
laporan
VI/2 menemukan makna tersirat teks
6. Membaca sekilas
IV/1 teks agak panjang (150-200 kata)
V/2 membandingkan isi dua teks
VI/1 Infoemasi dari kolom/rubrik khusus
7. Membaca memindai
IV/1 kamus/ensiklopedi
V/2
teks khusus (buku petunjuk telepon,
jadwal perjalanan, daftar susunan acara,
daftar menu, dll.)
8. Membaca cepat V/1 75 kata per menit
Dalam pembelajaran membaca, hal-hal yang penting diperhatikan guru antara lain:
Upayakan pembelajaran membaca nyaring berakhir pada saat siswa memasuki kelas III
semester 1. Jika membaca pemahaman yang dilakukan secara membaca nyaring masih
dilakukan ketika siswa sudah memasuki kelas III, maka akan dapat menghambat upaya
peningkatan kemampuan dan keterampilan membaca lanjut. Hambatan dalam keterampilan
membaca lanjut dapat berdampak pada terhambatnya siswa dalam mempelajari materi
bidang studi lain.
Membaca nyaring di kelas III ke atas dilakukan jika ada tujuan tertentu, misalnya
membacakan puisi, membaca teks/naskah drama, atau membaca nyaring untuk tujuan
mengecek pelafalan dan intonasi siswa.
Perhatikan perkembangan keterampilan membaca siswa sesuai dengan standar kompetensi
minimal dalam kurikulum, agar perkembangannya dapat berlangsung secara maksimal.
Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman komprehensif, pembelajaran membaca
disarankan dilakukan secara terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa
yang lain, intra maupun antarbidang studi.
Keterampilan Menulis di SD
Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk kegiatan produktif
tulis.
Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
dalam bentuk tulis.
Keterampilan menulis juga memegang peranan penting bagi keberhasilan belajar siswa.
Dalam KTSP SD dirumuskan standar kompetensi lulusan untuk keterampilan menulis
adalah melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman,
dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra
untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun.
Dalam pembelajaran menulis, hal-hal yang penting diperhatikan guru antara lain:
Menulis merupakan bentuk keterampilan berbahasa tulis yang tidak bisa dilakukan secara
instan.
Untuk terampil menulis diperlukan proses yang panjang yang menuntut siswa untuk selalu
menulis dan menulis.
Dalam hal ini, guru dapat menyeimbangkan penggunaan pendekatan proses dan hasil,
yang dalam pembelajarannya siswa tidak dituntut untuk menulis sekali jadi, namun melalui
tahapan panjang, mulai dari tahap pramenulis, menulis draf, merevisi, mengedit, sampai
dengan mempublikasikan (keseimbangan antara proses dan hasil menulis).
Untuk meningkatkan minat siswa dalam menulis, berilah mereka kesempatan memilih topik
atau materi tulisan yang mereka sukai. Mengekang minat siswa dapat menjadi hambatan
utama dan dapat menyebabkan minat siswa pupus di tengah jalan.
Namun, kebebasan sepenuhnya bagi siswa sering menyebabkan kebingungan siswa untuk
menentukan topik tulisan, terutama terjadi di kelas-kelas awal.
Untuk itu, guru dapat mengatasinya melalui teknik-teknik tertentu dalam pembelajaran
menulis, misalnya teknik menulis terbimbing. Teknik ini dapat dilakukan melalui berbagai
cara. Salah satunya adalah guru menyajikan beberapa pilihan gambar yang dapat dipilih
oleh siswa.
Pilihan gambar yang digunakan guru didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan, antara
lain konteks gambar sudah dikenal anak, kerumitan gambar disesuaikan dengan tingkat
perkembangan atau tingkatan kelas siswa, gambar menarik yang dapat memotivasi siswa
untuk menarik, dan pilihan gambar tersebut dapat mewadahi keberagaman minat siswa
pada topik tulisan.
Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman komprehensif, pembelajaran menulis
disarankan dilakukan secara terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa
yang lain, intra maupun antar bidang studi.
Apresiasi Sastra Indonesia
Pembelajaran sastra di SD ditekankan pada apresiasi sastra Indonesia, khususnya pada
apresiasi sastra anak.
Yang dimaksud dengan sastra anak adalah karya sastra untuk konsumsi anak, yang dapat
ditulis oleh orang dewasa maupun oleh anak.
Seperti halnya karya sastra secara umum, sastra anak juga meliputi puisi anak, cerita anak,
dan drama anak
Karakteristik karya sastra anak untuk konsumsi siswa SD antara lain:
(1) sesuai dengan perkembangan bahasa siswa SD,
(2) dapat mengembangkan daya imajinatif siswa SD,
(3) dapat menjadi media pendidikan bagi anak,
(4) bernilai estetis, sehingga dapat membangkitkan nilai estetis siswa dalam berbahasa,
(5) tokoh ceritanya tidak harus tokoh manusia, namun bisa berupa hewan atau tumbuhan,
bahkan benda-benda mati yang dikisahkan dapat berbicara dan berperilaku seperti halnya
manusia.
Ciri Sastra Anak
1. unsur pantangan,
2. penyajian dengan gaya secara langsung,
3. fungsi terapan
Unsur pantangan:
masalah seks,
cinta yang erotis,
dendam yang menimbulkan kebencian,
kekejaman,
prasangka buruk,
kecurangan yang jahat, dan
masalah kematian.
Ciri penyajian dengan gaya langsung
deskripsi secara singkat dan langsung menuju sasarannya,
mengetengahkan gerak yang dinamis,
jelas sebab-sebabnya.
Fungsi terapan
sajian cerita harus bersifat informatif
mengandung unsur-unsur yang bermanfaat, baik pengetahuan umum, keterampilan
khusus, maupun untuk pertumbuhan anak.
Fungsi Sastra Anak
Pembelajaran sastra anak selain berfungsi untuk meningkatkan daya apresiasi anak terhadap
karya sastra, juga memiliki fungsi lain yang penting bagi perkembangan anak, yaitu:
(1) bernilai estetis,
(2) bernilai pendidikan,
(3) meningkatkan kepekaan batin dan sosial anak,
(4) menambah pengetahuan dan wawasan anak,
(5) pengembangan jiwa kemanusiaan.
Pembelajaran Sastra Anak
Pembelajaran apresiasi sastra anak dapat dilakukan melalui kegiatan apresiasi sastra secara
langsung maupun tidak langsung.
Apresiasi sastra secara langsung dilakukan dengan cara menghadapkan langsung para
siswa dengan karya sastra. Kegiatan secara langsung tersebut dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan menyimak, membaca, berbicara, maupun menulis karya sastra.
Apresiasi sastra tak langsung adalah suatu kegiatan apresiasi yang menunjang pemahaman
terhadap karya sastra anak. Kegiatan ini meliputi mempelajari teori sastra, kritik sastra dan
esai sastra, serta mempelajari sejarah sastra.
Materi Bidang Studi Bahasa Indonesia di SD
Dalam KTSP, ruang lingkup bidang studi Bahasa Indonesia meliputi:
• aspek kebahasaan (bunyi atau huruf, lafal, dan intonasi)
• keterampilan berbahasa Indonesia (keterampilan menyimak, berbicara, membaca,dan
menulis)
• kemampuan bersastra (puisi, cerita anak, dan drama anak)
Kebahasaan
• Materi kebahasaan yang merupakan dasar-dasar bagi siswa untuk dapat menggunakan
bahasa dengan baik dan benar, meliputi bunyi atau huruf, lafal, intonasi, kata (bentuk dan
kosa kata), kalimat, dan makna.
• Kompetensi dasar dalam KTSP untuk pembelajaran berbahasa di kelas I SD yang di
dalamnya memuat aspek kebahasaan, yang meliputi pengenalan bunyi, lafal, intonasi, kata
(bentuk dan kosa kata), kalimat sederhana dapat diperiksa sebagai berikut.
Wacana Deskripsi
• Untuk mendeskripsikan benda-benda yang ada di sekitarnya siswa kelas awal
menggunakan wacana deskripsi sederhana.
• Wacana deskripsi berisi gambaran atau lukisan tentang sesuatu.
• Mendengar atau membaca wacana deskripsi seakan-akan seperti melihat atau
menikmati sebuah gambar atau lukisan sesuatu.
Puisi
Salah satu materi karya sastra anak adalah puisi.
Karakteristik puisi adalah adanya baris, bait, dan penggunaan bahasa yang indah.
Dalam pembelajarannya, puisi dapat dipakai sebagai media apresiasi reseptif maupun
produktif.
Cerita atau Dongeng
• Dongeng, pertama-tama muncul sebagai sebuah gerakan budaya. Sebuah budaya
tanding (counter culture) terhadap dominasi kesusasteraan yang kala itu sedemikian
berkiblat kepada kehidupan istana.
• Melalui dongeng, hendak dikatakan bahwa kehidupan yang baik bukannya kehidupan
yang berkiblat pada dunia lain, dunia “para dewa”, melainkan kehidupan yang baik ialah
kehidupan yang membumi, yang dibangun atas kesadaran harga diri dan potensi diri
(Kompas, 30 Agustus 1997).
• Sebagai bentuk tradisi lisan yang selalu berkembang di masyarakat, ibu-ibu sering
melakukan kegiatan mendongeng untuk anak-anaknya sebagai kegiatan pengantar
tidur, baik dilakukan dengan membacakan buku-buku dongeng maupun tanpa buku
(cerita lisan). Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan walaupun banyak juga yang
melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral, atau bahkan sindiran) (Danandjaya,
1994:83).
• Unsur-unsur dongeng atau cerita meliputi penokohan, latar, alur, tema, dan amanat
cerita.
Tokoh cerita adalah orang atau pelaku dalam cerita, adapun penokohan adalah
pelukisan sifat dan perilaku tokoh cerita.
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membangun sebuah cerita.
Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan suasana.
Tema adalah pesan-pesan yang mendasari dan menjiwai penciptaan sebuah karya
cerita.
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya.
• Dalam pembelajaran keterampilan berbahasa dan bersastra, pengenalan unsur-unsur
tersebut perlu diberikan kepada siswa.
Dalam pembelajaran keterampilan berbahasa dongeng atau cerita dapat digunakan
sebagai media pembelajaran;
Dalam pembelajaran bersastra, dongeng atau cerita dapat digunakan sebagai bagian
dari pengenalan maupun peningkatan kemampuan apresiatif siswa terhadap karya
sastra dan transfer nilai.
Dalam kenyataannya, dongeng atau cerita sering digunakan sebagai materi atau
media pembelajaran terpadu, baik intra maupun antarbidang studi. Hal itu didasarkan
pada harapan akan dihasilkannya pengetahuan, pengalaman, wawasan yang
komprehensif pada siswa.
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
• Pendekatan Komunikatif
• Pendekatan Whole Language
• Pendekatan Integratif
MEMBACA MENULIS PERMULAAN
Metode Bunyi
Metode Eja
Metode Suku Kata
Metode Kata
Metode Global
Metode SAS
HAKIKAT MEMBACA
Menurut Tarigan (2008:7), membaca sebagai suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan (2008:9), secara singkat mengatakan bahwa
membaca adalah memetik serta me-mahami arti atau makna yang terkandung di dalam
bahan tertulis.
Lado masih dalam Tarigan (2008:9) mengartikan membaca sebagai proses memahami
pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya.
Wiryodijoyo (1989:1-2) mengungkapkan pengertian membaca sebagai pengucapan katakata
dan perolehan arti dari barang cetakan. Kegiatan itu melibatkan analisis dan
pengorganisasian berbagai keteram-pilan yang kompleks. Termasuk di dalamnya, pelajaran,
pemikiran, per-timbangan, perpaduan, pemecahan masalah, yang berarti menimbulkan
kejelasan informasi (bagi pembaca).
KESIMPULAN : Membaca merupakan suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa.
Bukan itu saja, membaca juga dianggap sebagai kegiatan yang kompleks
dan rumit karena memerlukan beberapa keterampilan khusus.
TUJUAN DAN MANFAAT MEMBACA :
Menurut Nurhadi (1987:11), tujuan membaca umumnya adalah untuk mendapatkan informasi,
memperoleh pemahaman, memperoleh kesenangan.
Menurut Tarigan (2008:9), tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
Berdasarkan tujuan membaca yang telah dikemukakan maka manfaat utama dari membaca
adalah mendapatkan informasi minimal sesuai dengan apa yang dibacanya.
Jenis-jenis membaca :
Membaca
Membaca
Nyaring
Membaca
Ekstensif
1. Membaca Survei
2. Membaca Sekilas
3. Membaca Dangkal
Membaca
dlm hati
1. Membaca Telaah Isi terbagi :
a. Membaca teliti
b. Membaca pemahaman
c. Membaca kritis
Membaca d. Membaca ide-ide
Intensif
2. Membaca Telaah Bahasa
a. Membaca bahasa
b. Membaca sastra
HAKIKAT MENULIS :
Menurut Tarigan (2008: 21), menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang meng-gambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Webb (1975) dalam Tarigan (2008: 18-19), menulis secara luas merupakan cara
berkomunikasi yaitu suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti
terjadi sewaktu-waktu bila manusia ingin berkenalan dan berhu-bungan satu sama lain.
Akhadiah, dkk (1994: 2) menyatakan bahwa kita dapat melakukan kegiatan penulisan itu
sebagai satu kegiatan tunggal jika yang ditulis ialah sebuah karangan yang sederhana,
pendek, dan bahannya sudah siap di kepala (terkonsep).
KESIMPULAN : menulis merupakan kegiatan berkomunikasi melalui lambang-lambang grafik
(lambang bahasa) untuk menyampai-kan pesan-pesan yang dapat dipahami
oleh seseorang (pembaca) dalam berhubunguan antara satu dengan yang
lainnya.
Tujuh jenis tujuan menulis menurut Tarigan (2008: 26) sebagai berikut :
1. Tujuan penugasaan (assignment purpose)
2. Tujuan altruistik (altruistic purpose)
3. Tujuan persuasif (persuasive purpose)
4. Tujuan penerangan (informational purpose)
5. Tujuan pernyataan (self-expressive purpose)
6. Tujuan kreatif (creative purpose)
7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan tujuan menulis adalah alat komunikasi
untuk mencari informasi tidak lang-sung serta mengajarkan berpikir dengan cara tertentu.
Dengan demikian manfaat menulis untuk memperoleh informasi, memberikan kesenang-an,
dan memberikan keyakinan pada pembaca terhadap suatu gagasan.
Jenis-jenis menulis :
Berdasarkan tujuan dan manfaat menulis, Salisbury dalam Tarigan (2008: 26-27) membagi
jenis-jenis menulis berdasarkan bentuknya sebagai berikut.
a. Bentuk-bentuk obyektif, yang mencakup: penjelasan yang terperinci mengenai proses,
batasan, laporan, dan dokumen.
b. Bentuk-bentuk subyektif, yang mencakup: otobiografi, surat-surat, penilaian pribadi, esai
informal, potret/gambaran, dan satire.
Langkah-langkah menemukan ide atau pesan wacana lisan :
a. Mencatat isi atau pesan pokok-pokok informasi yang disampaikan.
b. Menyimpulkan isi atau pesan informasi dengan urutan yang runtun dan mudah dipahami.
Langkah-langkah menemukan ide atau pesan wacana naratif :
a. Bacalah wacana naratif yang telah dipilih dengan cermat.
b. Tentukan ide pokok atau gagasan utama (kata kunci) wacana naratif.
c. Menyimpulkan ide pokok atau gagasan utama wacana naratif secara runtun.
Wacana Deskripsi
Deskripsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu verb to describe artinya menguraikan, memerikan,
atau melukisakan. Bertujuan memberikan kesan pembaca terhadap objek, gagasan tempat,
atau peristiwa yang ingin disampaikan penulis. Ciri dari paragraf deskripsi adalah objek yang
diceritakannya digambarkan secara objektif dan terurai dengan rinci.
Pengertian paragraf deskripsi menurut Kosasih (2003: 29), paragraf deskripsi adalah
paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.
Wacana Narasi
Narasi merupakan karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun
secara kronologis (tempat dan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Oleh sebab itu ciri
utama dari karangan narasi ialah cerita yang disajikan berdasarkan urutan peristiwa
(kronologis).
Kosasih (2003: 28), paragraf narasi adalah paragraf yang mencerita-kan suatu peristiwa atau
kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca se-olah-olah mengalami sendiri kejadian yang
diceritakan itu.
Macam-macam bentuk surat :
a. Surat Pribadi, yaitu surat yang ditulis atas nama pribadi atau perorangan. Fungsinya, bisa
ditujukan kepada perorangan atau intansi yang termasuk ke dalam surat pribadi, antara lain
surat undangan pernikahan, surat perkenalan, dan surat lamaran.
b. Surat dagang atau niaga adalah surat yang ditulis untuk kepentinga-kepentingan bisnis.
Contohnya surat penaran, surat pemintaan, surat penagihan, surat pengiriman barang, dan
surat kuasa.
c. Surat dinas, yaitu surat yang menyangkut persoalan-persoalan kedinasan. Surat ini dibuat
atas nama suatu intansi, baik pemerintahan maupun swasta, dan ditujukan kepada intansi
lain ataupun perorangan. Contohnya surat tugas, surat pengantar, surat keputusan, dan
sebagainya.
Unsur intrinsik karya sastra secara umum, sebagai berikut.
Tema, Penokohan, Alur (plot), Latar (Setting), Amanat, Sudut pandang, dan Gaya bahasa
Unsur intrinsik karya sastra, meliputi:
Biografi pengarang dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, yaitu nilai pendidikan, nilai
sosial budaya, nilai ekonomi, dan nilai politik.
Pengertian Parafrase :
• Menurut Kridalaksana (1993:154) parafrase adalah pengungkapan kembali konsep dengan
cara lain dalam bahasa yang sama tanpa mengubah maknanya dengan memberi
kemungkinan penekanan agak berlainan.
• Menurut Eti Hayati (2007:12) parafrase yaitu penguraian kembali isi sebuah kalimat atau
penggalan teks dengan cara menggunakan kata-kata lain yang bermaksud memperjelas isi
teks.
Langkah-langkah menulis parafrase :
a. Ubahlah puisi (beserta kata-kata dan tanda baca yang telah kamu tambahkan tadi) ke dalam
bentuk prosa.
b. Tambahkan kata-kata atau tanda-tanda baca yang sengaja dihilangkan penyairnya. Ingat,
penambahan kata-kata atau tanda baca harus sesuai dengan pemahamanmu terhadap isi
puisi. Penambahan kata-kata atau tanda baca ditulis dalam tanda kurung.
Mengapresiasi Naskah Drama :
Mengapresiasikan naskah drama berarti memberi-kan penilaian atau menilai sebuah karya
sastra dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam terhadap karya ter-sebut.
Langkah-langkah menilai naskah drama menurut Somad, dkk (2008: 268) sebagai berikut.
a. Membaca naskah drama dengan saksama.
b. Mencatat hal-hal penting dan menarik dalam naskah drama
tersebut.
c. Menentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya.
d. Memberikan tanggapan dan penilaian terhadap unsur-unsur
yang terkandung dalam drama tersebut.
e. Membuat simpulan mengenai hasil penelitian.
Menganalisis karakteristik perkembangan bahasa usia anak SD
Menurut Tarigan (2011: 28), perkembangan bahasa pada anak-anak sekolah dasar dibagi atas:
a. Sekolah dasar awal (early elemerntary) usia 6-8 tahun
b. Sekolah dasar pertengahan (middle elementary) usia 8-10 tahun
c. Sekolah dasar akhir (upper elementary) usia 10-12 tahun
Memilih materi ajar aspek membaca di kelas rendah SD
dan aspek menulis di kelas tinggi SD
Materi pelajaran berada dalam lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan materi pelajaran
tentu saja harus sejalan dengan ukuran (kriteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum
bidang studi bersangkutan.
Menurut Harjanto (2006: 222-224), ada 7 kriteria pemilihan materi pelajaran, yaitu:
1. kriteria tujuan instruksional,
2. materi pelajar supaya terjabar,
3. relevan dengan kebutuhan siswa,
4. kesesuaian dengan kondisi masyarakat,
5. materi pelajaran mengandung segi-segi etik,
6. materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis, dan
7. materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan
masyarakat.
Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 219-220) bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, yaitu:
1. materi pelajaran hendaknya sesuai dengan kurikulum sehingga dapat menunjang
tercapainya tujuan intruksional,
2. materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan peserta
didik pada umumnya,
3. materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan, dan
4. materi pelajaran handaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
Berdasarkan pendapat di atas, menunjukan bahwa materi dan bahan pengajaran hendaknya
ditetapkan berdasarkan rujukan pada tujuan-tujuan intruksional yang ingin dicapai. Materi yang
diberikan bermakna bagi para peserta didik, dan merupakan bahan yang betul-betul penting,
baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan
berikutnya. Dengan demikian guru hendaknya mampu mempertimbangkan materi membaca
dan menulis, baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan kurikulum.
Memilih Berbagai Metode Pembelajaran Menulis Permulaan
Pembelajaran menulis pemulaan yang baik dapat dilakukan dengan latihan secara intensif dan
menyenangkan, langkah-langkah menerapkan metode menulis yang menyenangkan sebagai
berikut :
1. Sebelum anak berlatih membuat garis, sebaiknya dilatih cara memegang alat tulis dengan
baik dan benar sehingga goresan dapat dilakukan dengan tekaan yang sedang. Sebab, cara
memegang alat yang salah akan berpengaruh terhadap kecepatan dan keindahan tulisan.
2. Untuk menghilangkan keraguan anak dibantu dengan ekspresi suara yang dilakukan secara
bersamaan dengan goresan alat tulis. Untuk membuat garis lurus (tegak miring, dan
mendatar) disertai dengan suara: sst sst sst; dan untuk membuat garis lengkung hung. .
.tiung tiung. (Ekspresi suara hendaknya disesuaikan dengan dialek daerah masing-masing
yang dianggap cocok. Untuk yang berbahasa Inggris, Jerman, ekspresi suara untuk garis
lurus seperti zing ... zing . . .zing ... dan untuk garis lengkung seperti: miow ... miow ...
miow...)
3. Setelah anak berlatih membuat semua bentuk garis, otot jarinya menjadi lentur, kemudian
diperkenalkan dengan berlatih menulis bentuk huruf cetak besar. Menulis/merangkai huruf
dan membaca suku kata huruf cetak kecil dengan cara menyalin. Selanjutnya berlatih
menulis, membaca dan menyalin huruf sambung.
4. Suasana belajar dan kreatifitas pengajar yang menyenangkan akan sangat membantu
mempercepat anak belajar menulis ataupun menggambar. Penggunaan alat bantu seperti
berbagai bentuk huruf dan gambar tempel yang menarik akan membantu proses belajar.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan yang menyenangkan,
berikut contoh langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan yang dapat digunakan pada
kelas 1 semester 1 SD, sebagai berikut :
a. menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf.
b. menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf .
c. mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar.
d. melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar.
e. menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas.
PKn SD
MAKNA NASIONALISME
Kata “nasionalisme” secara etimologis berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham
kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa
kebanggaan sebagai bangsa, memelihara kehormatan bangsa
Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme di artikan sebagai sikap politik dan sosial
dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan
wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian, merasakan adanya kesetiaan
mendalam terhadap kelompok bangsa itu. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu
ikatan antar manusia yang didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan, dan kekuasaan.
Nasionalisme dalam arti sempit
Nasionalisme dalam arti sempit diartikan sebagai perasaan kebangsaan atau cinta
terhadap bangsanya yang tinggi atau berlebih-lebihan, sehingga memandang bangsa lain
lebih rendah (Chauvinisme).
Nasionaisme dalam arti luas
Adalah perasan cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsanya dengan tetap
menghormati bangsa lain karena merasa sebagai bagian dari bangsa lain di dunia. Dengan
prinsip : kebersamaan, persatuan, dan kesatuan, demokrasi atau demokratis.
MAKNA NASIONALISME
Norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan
manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang
menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah.
Norma yang berlaku dimasyarakat Indonesia, yaitu (1) norma agama, (2) norma susila,
(3) norma kesopanan, dan (4) norma hukum
1. Norma Agama : Ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintahperintah,
larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Norma Kesusilaan : Ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari
manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat
penyesalan.
3. Norma Kesopanan : Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri
untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat
menghormati.
4. Norma Hukum : Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga
kekuasaan negara.
MAKNA DEMOKRASI
Demokrasi berasal dari istilah Yunani yakni “demokratie” yang berasal dari kata
“demos” (rakyat) dan “kratein” (memerintah), “cratos” (pemerintahan). Kata demokrasi
ini bermakna sebagai “cara memerintah negara oleh rakyat”.
Dalam makna yang sesungguhnya, bentuk demokrasi tidak akan pernah ada dan tidak
akan mungkin ada. (Maurice Duverger:1954), sebab pada kenyatannya senantiasa
jumlah sebagian kecil orang yang memerintah jumlah mayoritas dalam negara.
George Vedel, …… mengakui hak yang sama bagi semua penduduk negara, tidak
berarti bahwa semua orang memiliki kecakapan yang sama untuk diserahi memikul
pemerintahan negara. Jika itu terjadi, maka tidak mungkin semua orang menjalankan
pemerintahan negara secara teratur dan beres.
PRINSIP – PRINSIP NEGARA DEMOKRASI:
1. Pemerintah berdasarkan konstitusi.
2. Adanya pemilu yang bebas, jujur, dan adil.
3. Adanya jaminan hak asasi manusia (ham).
4. Adanya persamaan kedudukan di depan hukum.
5. Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak.
6. Adanya kebebasan berserikat / berorganisasi dan berpendapat.
7. Adanya kebebasan pers atau media massa.
SISTEM PEMILU DAN PILKADA DI INDONESIA
Pemilu dan sistem demokrasi di Indonesia
Pemilu di Indonesia telah mempraktikkan beberapa sistem politik atas nama demokrasi.
Pemilu di Indonesia mengikut system demokrasi yang berbeda dari sejak Indonesia merdeka
sampai masa reformasi. Demokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang
berarti ‘rakyat’ dan kratos yang berarti ‘pemerintahan’. Jadi, bisa diartikan bahwa dekorasi
adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi tersebut mau
tidak mau membawa pengaruh terhadap system pemerintahan dan system pemilu di Indonesia.
Sistem pemilihan dan pilkada di Indonesia
Praktik penyelenggaraan pemerintahan lokal di Indonesia telah mengalami kemajuan
sejak masa reformasi, ini dapat dilihat dari diberlakukannya undang-undang No. 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan diberlakukannya undang -undang
ini, hubungan antara pemerintah pusat dan daerah menjadi lebih desentralistis, dalam
arti sebagian besar wewenang dibidang pemerintahan diserahkan kepada daerah.
Secara umum undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ini
telah banyak membawa kemajuan bagi daerah dan juga bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Namun demikian disisi lain, undang-undang ini dalam pelaksanaannya juga telah
menimbulkan dampak negatif, antara lain tampilnya kepala daerah sebagai raja-raja
kecil didaerah karena luasnya wewenang yang dimiliki, tidak jelasnya hubungan
hierarkis dengan pemerintahan diatasnya, tumbuhnya peluang korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) di daerah-daerah akibat wewenang yang luas dalam pengelolaan
kekayaan dan keuangan daerah serta “money politic” yang terjadi dalam pemilihan
kepala daerah (Abdullah, 2005: 3).
“Pentingnya PILKADA secara langsung membuat semua daerah harus mempersiapkan
diri mereka sebaik-baiknya dan berusaha bagaimana dapat berlangsung demokratis dan
berkualitas sehingga benar-benar mendapatkan kepala daerah dan wakil kepala daerah
yang dapat membawa kemajuan bagi daerah sekaligus memberdayakan masyarakat
daerahnya. Selain itu, salah satu tujuan diselenggarakannya pilkada secara langsung ini
juga dapat memberikan pendidikan politik bagi masyarakat didaerah, dimana nantinya
mereka menjadi lebih pengalaman dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik. “
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Berdasarkan TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan, tata urutan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah:
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah
SEJARAH TERBENTUKNYA PANCASILA
Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di
kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso
pada tanggal 7 September 1944. Lalu, pemerintah Jepang membentuk BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)]] pada tanggal 29 April 1945
(2605, tahun Showa 20) yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
tata pemerintahan Indonesia Merdeka.
Sejarah Perumusan Pancasila :
• Secara Etimologis
• Secara Historis
• Secara Sosiologis
• Idiologis
• Secara Etimologis
Sejak zaman Majapahit yaitu pada sekitar abad ke XIV, dalam buku Nagarakertagama
karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular telah disebut-sebut istilah
Pancasila. Istilah Pancasila dalam kitab Sutasoma mempunyai arti berbatu sendi yang
kelima (dari bahasa Sansekerta) juga memiliki arti pelaksanaan kesusilaan yang lima
(Pancasila krama), yaitu; 1) tidak boleh melakukan kekerasan, 2) tidak boleh mencuri, 3)
tidak boleh berjiwa dengki, 4) tidak boleh berbohong, 5) tidak boleh mabuk minuman keras.
(Mateni, Maling, Madon, Mabok, Main).
Secara Historis
Secara Historis istilah Pancasila pertama kali dikemukakan yaitu pada tanggal 1 Juni
1945 (dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) oleh Ir.
Soekarno yang memberikan nama “Pancasila” sebagai lima dasar dan pada saat itu beliau
mengusulkan agar dasar negara Indonesia adalah Pancasila.
Pada sidang Pertama tgl 29 Mei 1945, Mr. M. Yamin mengemukakan lima asas dasar
sebagai berikut.
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Di dalam pembukaan UUD tercantum rumusan lima dasar negara yang rumusannya sebagai
berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Kemudian pada 31 Mei 1945, Mr. Soepomo mengemukakan lima asas sebagai dasar Negara,
yaitu.
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat.
Pada Sidang 1 Juni 1945, Ir Soekarno mengucapkan pidato mengenai dasar Negara Indonesia
Merdeka (Philosopische Grondslag), yaitu.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berbudaya
Piagam Jakarta (22 Juni 1945), Adapun rumusan Pancasila yang terdapat dalam Piagam
Jakarta sebagai berikut :
1. Ketuhanan dan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam konstitusi RIS yang berlakuk Tanggal 29 september 1949 sampai dengan 17 agustus
1950 , rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusian
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial
Dalam UUDS 1950 yang mulai berlaku tanggal 17 agustus 1950 sampai dengan 5 juli 1959,
terdapat rumusan pancasila seperti rumusan Konstitusi RIS sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusian
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial
Rumusan Pancasila di kalangan Masyarakat
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusian
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial
FUNGSI PANCASILA DLM KEHIDUPAN KENEGARAAN & KEMASYARAKATAN
1. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA.
Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan UUD
1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang
menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila mempunyai kedudukan sebagai pokok kaidah negara yg fundamental. Dlm hal ini
pancasila merupakan sumber dr segala sumber hukum / sumber dr tertib hukum
ketatanegaraan di Indonesia.
2. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP.
Pancasila megandung nilai-nilai & norma-norma yg diyakini akan kebenarannya,
dianggap paling baik dan paling layak unt dipergunakan sbg pedoman hidup dan acuan
tindakan. Ps sbg pandangan hidup memiliki 2 fungsi sbg ukuran baik buruk, benar salah dan
sbg pengarah, pedoman, petunjuk arah, bimbingan dan tuntunan bagi setiap tindakan yang
akan dilakukan.
3. PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA.
berperan dlm menunjukkan adanya kepribadian bgs ind yg dpt dibedakan dengan
kepribadian bgs lain, yaitu berupa sikap, tingkah laku dan perbuatannya yang senantiasa
selaras, serasi dan seimbang sesuai dgn penghayatan & pengamalan sila sila pancasila scr
bulat dan utuh.
4. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
bersumber pada pandangan hidup bangsa indonesia, hasil pemikiran yang sedalam
dalamnya tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diinginkan
serta akan digunakan untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan.
5. PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA
berfungsi dan berperan memberikan semangat, mendorong dinamika masyarakat, serta
membimbing bangsa kearah tujuan nas unt mewujudkan masy yg adil dan makmur
berdsrkan pancasila dan uud 1945.
6. PANCASILA SEBAGAI TUJUAN BANGSA INDONESIA
tujuan yg akan dicapai oleh bangsa ind, suatu masyarakat adil dan makmur yg merata
materiil dan spirituil, didlm wadah nkri yg merdeka berkedaulatan rakyat, bersatu, aman,
tertib dan damai, dlm kawasan nasional dan internasional.
7. PANCASILA SEBAGAI PERJANJIAN LUHUR
perjanjian luhur rakyat ind yg disetujui oleh wakil rakyat ind menjelang dan sesudah
proklamasi kemerdekaan yg kita junjung tinggi, bukan sekedar krn ia ditemukan kembali dr
kepribadian & cita cita bgs ind, melainkan krn pancasila mampu membuktikan kebenarannya
setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.
8. PANCASILA SEBAGAI MORAL PERJUANGAN/ PEMBANGUNAN
a) sebagainilai pengukur baik buruknya kebijaksanaan& pelaks pembangunan di segala
bidang.
b) sebagai nilai pengukur bagi cara2 dlm melaks pemb
c) sumber inspirasi perjuangan pembangunan
d) sbg kekuatan pendorong & penggerak pemb nasional
e) pengarah & sumber cita2 bgs dan sasaran2 pemb nasional
f) sumber ketahanan nas yg mrpn modal perjuangan unt mencapai sasaran pemb nasional.
g) sebagai pembimbing moral dlm pelaksanaan &pengawasan pembangunan pd tingkat
operasional unit2 pemb nasional.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar,
ide atau cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus
dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham.
Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, cita-cita itu berkembang menjadi suatu paham
mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh seseorang atau sekelompok orang
menjadi suatu pegangan hidup.
Beberapa pengertian ideologi:
A.S. Hornby mengatakan bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk
landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekelompok
orang.
Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara umum ideologi sebagai kumpulan
gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan agama.
Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia
dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang
dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan ideologi terbuka.
Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ciri-cirinya: merupakan citacita
suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbarui masyarakat; atas nama
ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat;
isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari tuntutan-tuntutan
konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak.
Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri-cirinya: bahwa nilai-nilai
dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral,
budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang,
melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai itu sifatnya
dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional.
Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua,
yaitu: sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu
masyarakat, dan sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur
penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat.
Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada pandangan hidup
bangsa dan falsafat bangsa. Dengan demikian memenuhi syarat sebagai suatu ideologi
terbuka.
Sumber semangat yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat
dalam penjelasan UUD 1945: “terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik
hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturanaturan
yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang
yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan mencabutnya
Sifat Ideologi
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi
fleksibilitas.
1. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betulbetul
merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama.
Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan saja
memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.
3. Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat
relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis, demokrastis. Pancasila
memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke
masa.
Makna Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan
bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-
Kemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-Keadilan.
Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita normatif
penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai
yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi sebagai sarana pemersatu
masyarakat yang dapat memparsatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.
MENGANALISIS PENTINGNYA KEUTUHAN NKRI
Pengertian Negara menurut beberapa ahli :
Prof. Mr. Kranenburg: “Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh
sekelompok manusia yang disebut bangsa.”
Prof. Miriam Budiardjo: Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada
peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari
kekuasaan yang sah.
Dr. Wiryono Prodjodikoro, SH: Negara adalah suatu organisasi di antara kelompok atau
beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia itu.
LEMAGA-LEMBAGA PEMERINTAH TINGKAT DESA, KABUPATEN/KOTA, PROVINSI DAN
PUSAT
Perangkat Desa
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Lainnya.
Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil.
Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. perangkat desa juga mempunyai tugas untuk
mengayomi kepentingan masyarakatnya.
Lembaga Tingkat Kabupaten/Kota
1. Bupati/walikota
2. DPRD
3. Kepolisian resort (polres)
4. Komando distrik militer (kodim)
5. Pengadilan negeri
6. Kejaksaan negeri
HUKUM
peraturan-peraturan yg bersifat memaksa, yg menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat yg di buat oleh badan resmi yg berwajib, pelanggaran terhadap
peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan hukuman tertentu (simorangkir).
Unsur Hukum :
a. Peraturan tingkah laku manusia.
b. Peraturan Tersebut diadakan oleh Badan resmi yang berwajib.
c. Peraturan bersifat memaksa.
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan nyata dan langsung
Fungsi Hukum :
1. Alat ketertiban dan keteraturan masyarakat.
2. Sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin.
3. Alat penggerak pembangunan karena mempunyai daya pengikat dan memaksa maka dapat
dimanfaatkan sebagai alat otoritas untuk mengarahkan masyarakat kearah yang lebih maju.
4. Alat untuk mengkritisi.
5. Sarana untuk menyelesaikan pertikaian.
Ciri Hukum :
1. Adanya perintah dan/larangan.
2. Larangan dan/perintah tsb harus dipatuhi orang.
3. Adanya sanksi hukum yang tegas.
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran :
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan
media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup
lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses
dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media..
Berdasarkan jenisnya, media dibedakan atas (1) media audiktif, (2) media visual, dan (3)
media audio visual. Media audiktif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara saja. Yang termasuk jenis media ini antara lain meliputi tape recorder dan radio. Media
visual adalah media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan. Yang temasuk jenis ini
antara lain meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang tidak bersuara. Adapun media
audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Beberapa
contoh media audiovisual meliputi televisi, video, film, atau demonstrasi langsung.
1. Pengukuran/Meassurement►membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran
bersifat kuantitatif.
Pengukuran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu.
b. Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu.
c. Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu
2. Penilaian ►mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
Penilaian bersifat kualitatif
a. Evaluasi meliputi kegiatan pengukuran dan penilaian.
b. Tujuan evaluasi ►untuk memotivasi peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
prestasi serta untuk mencari dan menemukan faktor-faktora penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik
Sejalan dengan tujuan evaluasi maka evaluasi yang dilakukan juga memiliki banyak fungsi,
diantaranya adalah fungsi:
1. Selektif
2. Diagnostik
3. Penempatan
4. Pengukur keberhasilan
Pengembangan model Penilaian PKn SD
mengembangkan model-model penilaian matapelajaran PKn SD dengan memperhatikan
tiga domain dari taksonomi Bloom. Masih ingatkah apa tiga domain tersebut? Tiga domain
dari taksonomi Bloom itu adalah (1) pengetahuan (kognitif), (2) sikap (afektif), dan (3)
ketrampilan (psikomotor). Di samping tiga taksonomi Bloom, penilaian PKn untuk anak usia
sekolah dasar perlu memperhatikan aspek psikologis, sosiokultural, spiritual. Bahkan,
menurut Lickona (1996), evaluasi pembelajaran terhadap nilai moral hendaknya mencakup
dimensi-dimensi moral knowing, moral feeling, dan moral action (Akbar, dkk,2002)
Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Tes
• Teknik tes merupakan salah satu alat, cara, dan langkah-langkah yang sistematik untuk
digunakan dalam mengukur sejumlah perilaku tertentu siswa. Berdasarkan cara
pelaksanaannya, teknik tes dikelompokkan sebagai berikut.
• Tes Tertulis
alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan secara tertulis. Tes ini dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara lebih cermat dan mendalam
karena secara prosedural tes tertulis tidak memerlukan jawaban secara langsung
(spontan).
• Tes Lisan
alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan secara lisan. Dalam tes lisan
seperti ini, semua pertanyaan guru maupun jawaban siswa dilaksanakan secara lisan.
Tes lisan menuntut siswa untuk menjawab secara langsung (spontan), tetapi hendaknya
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir. Kelemahannya, kadang-kadang
tes lisan dapat menimbulkan grogi/cemas, sehingga dapat mempengaruhi kualitas
jawaban siswa.
• Tes Perbuatan
alat penilaian yang baik pertanyaan maupun jawabannya dilakukan secara tertulis
maupun lisan, seperti praktek di laboratorium, praktik kesenian, simulasi, dan deklamasi.
Tes perbuatan ini selain dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan intelektual anak,
dapat juga digunakan untuk mengetahui kemampuan gerakan fisik/psikomotor. Misalnya,
pada tes berdeklamasi penilaian dilakukan terhadap kelancaran olah vokal dan penjiwaan
dalam olah fisiknya.
Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Tes
Teknik non-tes adalah alat penilaian yang prosedurnya tidak sistematis sebagaimana teknik tes.
Akan tetapi, teknik non tes ini dapat dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai
karakteristik minat, sikap, atau kepribadian siswa. Berdasarkan cara pelaksanaannya, teknik
non-tes dikelompokkan sebagai berikut.
• Skala Sikap
alat penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan sikap siswa melalui tugas tertulis.
Sikap artinya pendirian seseorang terhadap suatu peristiwa atas obyek. Skala sikap alat
penialain yang mengukur pendirian seseorang seperti sangat setuju, ragu-ragu, setuju dan
sangat tidak setuju
• Check List
alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap
perilaku siswa. Dalam tes pengamatan, siswa tidak perlu selalu diberitahu sebelumnya
bahwa perilaku mereka sedang diamati. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kealamiahan
perilaku siswa. Namun, pada hal-hal tertentu siswa memang perlu diberitahu sebelumnya
agar siswa menjaga perilakunya.
• Quesioner
alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dengan cara tertulis.
Penyusunan angket diarahkan untuk menyaring infomasi mengenai berbagai faktor yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar.
• Catatan Harian
suatu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang mempunyai kaitan dengan
perkembangan kepribadiannya. Misalnya, catatan mengenai siswa yang memperlihatkan
perilaku khusus seperti, suka terlambat, mengambil milik teman, suka mengganggu, atau
membuat gaduh. Perilaku khusus yang dicatat tidak selalu berupa perilaku negatif. Perilaku
positif yang tidak biasa dilakukan siswa pun perlu ditulis dalam catatan harian, misalnya
siswa yang biasanya suka mengganggu teman tiba-tiba menjadi suka menolong teman, atau
siswa yang biasanya sering membuat gaduh tiba-tiba menjadi pendiam di kelas.
• Portofolio
penilaian berdasarkan koleksi atau kumpulan bahan pilihan yang dikembangkan oleh
siswa/guru, berfungsi untuk menelaah proses, usaha, perbaikan, dan pencapaian kinerja
siswa secara objektif. Ada beberapa prinsip yang perlu Anda perhatikan dalam penggunaan
portofolio, yaitu (1) saling percaya antara guru dan siswa (mutual trust), (2) milik bersama
antara guru dan siswa (joint ownership), (3) keberhasilan bersama antara guru dan siswa
(confidentiality), (4) kepuasan (satisfaction), serta (5) kesesuaian (relevance).
HUKUM
peraturan-peraturan yg bersifat memaksa, yg menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat yg di buat oleh badan resmi yg berwajib, pelanggaran terhadap
peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan hukuman tertentu (simorangkir).
Unsur Hukum :
1. Peraturan tingkah laku manusia.
2. Peraturan tersebut diadakan oleh badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan nyata dan langsung
Fungsi Hukum :
1. Alat ketertiban dan keteraturan masyarakat.
2. Sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin.
3. Alat penggerak pembangunan karena mempunyai daya pengikat dan memaksa maka dapat
dimanfaatkan sebagai alat otoritas untuk mengarahkan masyarakat kearah yang lebih maju.
4. Alat untuk mengkritisi.
5. Sarana untuk menyelesaikan pertikaian.
Ciri Hukum :
1. Adanya perintah dan/larangan.
2. Larangan dan/perintah tsb harus dipatuhi orang.
3. Adanya sanksi hukum yang tegas.
MATEMATIKA SD
Materi Pelatihan – 1
DASAR DAN KONSEP TEORI BELAJAR
1. TEORI DAN KONSEP BELAJAR BRUNER (teori dukung 3.1.1+2)
Sebagai guru kelas di sekolah dasar di suatu sekolah, Saudara akan selalu terkait dan terlibat
dalam pembelajaran matematika sekolah. Keterlibatan ini menjadikan pembelajaran
matematika sekolah begitu penting bagi Anda. Karena matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin
dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti,
dan kompetitif. Untuk menguasai dan mencipta teknologi dan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif di masa depan, maka diperlukan penguasaan matematika
yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang membuat siswa belajar dan menjadi bermakna.
Adapun tujuan matematika sekolah, khusus di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidiyah
(MI) agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah.
1.2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
1.3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
1.4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
1.5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Bruner, mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan
memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotakatik
oleh siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Melalui alat peraga yang ditelitinya
itu, anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam
benda yang sedang diperhatikannya itu. Keteraturan tersebut kemudian oleh anak dihubungkan
dengan intuitif yang telah melekat pada dirinya. Peran guru dalam penyelenggaraan pelajaran
tersebut, (a) perlu memahami sturktur mata pelajaran, (b) pentingnya belajar aktif supaya
seorang dapat menemukan sendiri konsep-konsep sebagai dasar untuk memahami dengan
benar, (c) pentingnya nilai berfikir induktif.
Dengan demikian agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak
dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi
pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/ pengetahuan
anak agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut.
Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar terjadi
secara optimal) jika pengetahuan yang dipelajari itu dipelajari dalam tiga tahapan yaitu tahap
enaktif, ikonik dan tahap simbolik.
1.1.Tahap Enaktif
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlibat dalam
memanipulasi (mengotak-atik) objek. Pada tahap ini anak belajar sesuatu pengetahuan di mana
pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau
menggunakan situasi yang nyata, pada penyajian ini anak tanpa menggunakan imajinasinya
atau kata-kata. Ia akan memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan sesuatu.
1.2. Tahap Ikonik
Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu
direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imaginery), gambar, atau
diagram, yang menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi kongkret yang terdapat pada
tahap enaktif tersebut di atas (butir a). Bahasa menjadi lebih penting sebagai suatu media
berpikir. Kemudian seseorang mencapai masa transisi dan menggunakan penyajian ikonik yang
didasarkan pada pengindraan kepenyajian simbolik yang didasarkan pada berpikir abstrak.
1.3.Tahap Simbolis
Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi simbul-simbul atau
lambang-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek seperti pada tahap
sebelumnya. Anak pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan
terhadap objek riil. Pada tahap simbolik ini, pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk
simbol-simbol abstrak (abstract symbols), yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan
kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol-simbol verbal
(misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika, maupun
lambang-lambang abstrak yang lain.
Contoh (3.1.2)
Dalam mempelajari penjumlahan dua bilangan cacah, pembelajaran akan terjadi secara
optimal jika mula-mula siswa mempelajari hal itu dengan menggunakan benda-benda konkret
(misalnya menggabungkan 3 kelereng dengan 2 kelereng, dan kemudian menghitung
banyaknya kelereng semuanya ini merupakan tahap enaktif. Kemudian, kegiatan belajar
dilanjutkan dengan menggunakan gambar atau diagram yang mewakili 3 kelereng dan 2
kelereng yang digabungkan tersebut (dan kemudian dihitung banyaknya kelereng semuanya,
dengan menggunakan gambar atau diagram tersebut/ tahap yang kedua ikonik, siswa bisa
melakukan penjumlahan itu dengan menggunakan pembayangan visual (visual imagenary) dari
kelereng tersebut. Pada tahap berikutnya yaitu tahap simbolis, siswa melakukan penjumlahan
kedua bilangan itu dengan menggunakan lambang-lambang bilangan, yaitu : 3 + 2 = 5. Dengan
cara yang sama dapat dilanjutkan dengan perkalian fakta dasar lainnya.
Selain mengembangkan teori perkembangan kognitif, Bruner mengemukakan teorema atau
dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran matematika. Berdasarkan hasil-hasil eksperimen dan
observasi yang dilakukan oleh Bruner dan Kenney, pada tahun 1963 kedua pakar tersebut
mengemukakan empat teorema/dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran matematika. Keempat
dalil tersebut adalah :
1.1. Dalil Konstruksi / Penyusunan (Contruction Theorem)
Di dalam teorema kontruksi dikatakan bahwa cara yang terbaik bagi seseorang siswa
untuk mempelajari sesuatu atau prinsip dalam Matematika adalah dengan mengkontruksi atau
melakukan penyusunan sebagai sebuah representasi dari konsep atau prinsip tersebut.
Alasannya, jika para siswa bisa mengkontuksi sendiri representasi tersebut mereka akan lebih
mudah menemukan sendiri konsep atau prinsip yang terkandung dalam representasi tersebut,
sehingga untuk selanjutnya mereka juga mudah untuk mengingat hal-hal tesebut dan dapat
mengaplikasikan dalam situasi-situasi yang sesuai.
Dalam proses perumusan dan mengkonstruksi atau penyusunan ide-ide, apabila disertai
dengan bantuan benda-benda konkret mereka lebih mudah mengingat ide-ide tersebut. Dengan
demikian, anak lebih mudah menerapkan ide dalam situasi nyata secara tepat. Seperti yang
diuraikan pada penjelasan tentang modus-modus representasi, akan lebih baik jika para siswa
mula-mula menggunakan representasi kongkret yang memungkinkan siswa untuk aktif, tidak
hanya aktif secara intelektual (mental) tetapi juga secara fisik.
Contoh (3.1.5) untuk memahami konsep penjumlahan misalnya 5 + 4 = 9, siswa bisa
melakukan dua langkah berurutan, yaitu 5 kotak dan 4 kotak, cara lain dapat direpresentasikan
dengan garis bilangan. Dengan mengulang hal yang sama untuk dua bilangan yang lainnya
anak-anak akan memahami konsep penjumlahan dengan pengertian yang mendalam.
Contoh lain (3.1.3), anak mempelajari konsep perkalian yang didasarkan pada prinsip
penjumlahan berulang, akan lebih memahami konsep tersebut. Jika anak tersebut mencoba
sendiri menggunakan garis bilangan untuk memperlihatkan proses perkalian tersebut. Misalnya
3 x 5, ini berarti pada garis bilangan meloncat 3x dengan loncatan sejauh 5 satuan, hasil
loncatan tersebut kita periksa ternyata hasilnya 15. Dengan mengulangi hasil percobaan seperti
ini, anak akan benar-benar memahami dengan pengertian yang mendalam, bahwa perkalian
pada dasarnya merupakan penjumlahan berulang.
1.2. Dalil Notasi (Notation Theorem)
Menurut apa yang dikatakan dalam terorema notasi, representasi dari sesuatu materi
matematika akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila di dalam representasi itu digunakan
notasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Sebagai contoh, untuk siswa
sekolah dasar, yang pada umumnya masih berada pada tahap operasi kongkret, soal berbunyi;
”Tentukanlah sebuah bilangan yang jika ditambah 3 akan menjadi 8”, akan lebih sesuai jika
direpresentasikan dalam diberikan bentuk ... + 3 = 8 atau □ + 3 = 8 atau a + 3 = 8
1.3. Dalil Kekontrasan dan Variasi (Contrast and Variation Theorem)
Di dalam teorema kekontrasan dan variasi dikemukakan bahwa sesuatu konsep
Matematika akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila konsep itu dikontraskan dengan
konsep-konsep yang lain, sehingga perbedaan antara konsep itu dengan konsep-konsep yang
lain menjadi jelas. Sebagai contoh, pemahaman siswa tentang konsep bilangan prima akan
menjadi lebih baik bila bilangan prima dibandingkan dengan bilangan yang bukan prima,
menjadi jelas. Demikian pula, pemahaman siswa tentang konsep persegi dalam geometri akan
menjadi lebih baik jika konsep persegi dibandingkan dengan konsep-konsep geometri yang lain,
misalnya persegipanjang, jajarangenjang, belahketupat, dan lain-lain. Dengan membandingkan
konsep yang satu dengan konsep yang lain, perbedaan dan hubungan (jika ada) antara konsep
yang satu dengan konsep yang lain menjadi jelas.
1.4. Dalil Konektivitas atau Pengaitan (Connectivity Theorem)
Di dalam teorema konektivitas disebutkan bahwa setiap konsep, setiap prinsip, dan setiap
ketrampilan dalam matematika berhubungan dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
ketrampilan-ketrampilan yang lain. Adanya hubungan antara konsep-konsep, prinsip-prinsip,
dan ketrampilan-ketrampilan itu menyebabkan struktur dari setiap cabang matematika menjadi
jelas. Adanya hubungan-hubungan itu juga membantu guru dan pihak-pihak lain (misalnya
penyusun kurikulum, penulis buku, dan lain-lain) dalam upaya untuk menyusun program
pembelajaran bagi siswa.
Dalam pembelajaran matematika, tugas guru bukan hanya membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip serta memiliki ketrampilan-ketrampilan tertentu,
tetapi juga membantu siswa dalam memahami hubungan antara konsep-konsep, prinsipprinsip,
dan ketrampilan-ketrampilan tersebut. Dengan memahami hubungan antara bagian
yang satu dengan bagian yang lain dari matematika, pemahaman siswa terhadap struktur dan
isi matematika menjadi lebih utuh.
Perlu dijelaskan bahwa keempat dalil tersebut di atas tidak dimaksudkan untuk diterapkan
satu per satu seperti di atas. Dalam penerapan (implementasi), dua dalil atau lebih dapat
diterapkan secara bersama dalam proses pembelajaran sesuatu materi matematika tertentu.
Metode Penemuan
Satu hal menjadikan Bruner terkenal karena dia lebih peduli terhadap proses belajar dari
pada hasil belajar. Oleh karena itu, menurut Bruner metode belajar merupakan faktor yang
menentukan dalam pembelajaran dibandingkan dengan pemerolehan khusus. Metode yang
sangat didukungnya yaitu metode penemuan (discovery).
Discovery learning dari Bruner, merupakan model pengajaran yang dikembangkan
berdasarkan pada pandangan kognitif tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis. Di
dalam discovery learning siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri. Siswa belajar
melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan
masalah, dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan
kegiatan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri,
bukan memberi tahu tetapi memberikan kesempatan atau dengan berdialog agar siswa
menemukan sendiri.
Pembelajaran tersebut membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi siswa untuk
bekerja sampai menemukan jawabannya. Siswa belajar memecahkan secara mandiri dengan
keterampilan berpikir sebab mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi.
Penemuan yang dimaksud disini bukan penemuan sungguh-sungguh, sebab apa yang
ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang. Jadi penemuan di sini ialah penemuan purapura,
atau penemuan bagi siswa yang bersangkutan saja. Nampaklah, bahwa Bruner sangat
menyarankan keaktifan anak dalam proses belajar secara penuh. Lebih disukai lagi bila proses
ini berlangsung di tempat yang khusus, yang dilengkapi dengan objek-objek untuk dimanipulasi
anak, misalnya laboratorium.
Dengan metode tersebut anak didorong untuk memahami suatu fakta dan hubungannya
yang belum dia pahami sebelumnya, dan yang belum diberikan kepadanya secara langsung
oleh orang lain. Adapun tahap-tahap Penerapan Belajar Penemuan adalah sabagai berikut:
1.1. Stimulus ( pemberian perangsang/simuli); kegiatan belajar di mulai dengan memberikan
pertanyaan yang merangsang berpikir siswa, menganjurkan dan mendorongnya untuk
membaca buku dan aktivitas belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah;
1.2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran
kemudian memilih dan merumuskan dalam bentuk hipotesa (jawaban sementara dari
masalah tersebut);
1.3. Data collecton ( pengumpulan data); memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesa tersebut;
1.4. Data Prosessing (pengolahan data); yakni mengolah data yang telah diperoleh siswa
melalui kegiatan wawancara, observasi dll. Kemudian data tersebut ditafsirkan;
1.5. Verifikasi, mengadakan pemerksaan secara cermat untuk membuktikan benar tidaknya
hipotesis yang ditetapkan dan dihubungkan dengan hasil dan processing;
1.6. Generalisasi, mengadakan penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil
verivikasi. (Muhibbin Syah,1995) dalam Paulina Panen (2003; Hal.3.16).
Bagi guru matematika perlu mengetahui bahwa dalam metode penemuan.
1.1. Yang dimaksud dengan ”penemuan sesuatu”, pada metode penemuan, hanya belaku bagi
yang bersangkutan;
1.2. Pikirkan dengan mantap, konsep apa yang akan ditemukan itu;
1.3. Tidak semua materi matematika dapat disajikan dengan metode penemuan secara baik;
1.4. Metode penemuan memerlukan waktu relatif lebih banyak;
1.5. Supaya tidak mengambil kesimpulan terlalu pagi, berilah banyak contoh-contohnya
sebelum siswa membuat kesimpulan;
1.6. Bila siswa mendapat kesukaran membuat generalisasinya (kesimpulan), bantulah mereka.
Ingat pula bahwa mampu merumuskan sesuatu dengan bahasa yang baik dalam
matematika memerlukan penguasaan bahasa yang tinggi. Bila siswa tidak dapat mengerti
dengan salah satu penyajian penampilan penemuan gunakan teknik lain;
1.7. Jangan mengharapkan semua siswa mampu menemukan setiap konsep yang kita minta
untuk mencarinya;
1.8. Memperoleh generalisasi atau kesimpulan yang benar pada metode penemuan ini adalah
hasil yang paling akhir; untuk mengetahui bahwa kesimpulan kita itu benar kita harus
melakukan pemeriksaan/pengecekan;
1.9. Buatlah kegiatan sebagai aplikasi penemuan.
Langkah Penerapan Teori Belajar Bruner
Sebelum kita mengimplementasikan teori belajar Bruner dalam pembelajaran matematika,
marilah kita terlebih dahulu mengetahui bagaimana langkah-langkah penerapan dapat
dilakukan yaitu: (3.1.6)
1.1. Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan.
Misal : untuk contoh mau mengajarkan bentuk bangun datar segiempat, sedangkan bukan
contoh adalah berikan bangun datar segitiga, segi lima atau lingkaran.
1.2. Bantu siswa untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep.
Misalnya berikan pertanyaan kepada siswa seperti berikut ini ” apakah nama bentuk ubin
yang sering digunakan untuk menutupi lantai rumah? Berapa cm ukuran ubin-ubin yang
dapat digunakan?
1.3. Berikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya sendiri.
Misalnya Jelaskan ciri-ciri/ sifat-sifat dari bangun Ubin tersebut?
1.4. Ajak dan beri semangat siswa untuk memberikan pendapat berdasarkan intuisinya. Jangan
dikomentari dahulu jawaban siswa, gunakan pertanyaan yang dapat memandu siswa untuk
berpikir dan mencari jawaban yang sebenarnya. (Anita dalam Panen, 2003)
2. TEORI PERKEMABANGAN INTELEKTUAL PIAGET (teori dukung 3.1.1+2)
Jean Piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan
yang bertahap dari berpikir intelektual konkret ke abstrak berurutan melalui empat periode.
Urutan periode itu tetap bagi setiap orang, namun usia atau kronologis pada setiap orang yang
memasuki setiap periode berpikir yang lebih tinggi berbeda-beda tergantung kepada masingmasing
individu.
Piaget adalah orang pertama yang menggunakan filsafat konstruktivis dalam proses
belajar mengajar. Piaget (dalam Bell, 1981), berpendapat bahwa proses berpikir manusia
merupakan suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual kongkret ke abstrak
berurutan melalui empat tahap perkembangan, sebagai berikut:
2.1. Periode Sensori Motor (0 – 2) tahun. Karateristik periode ini merupakan gerakan-gerakan
sebagai akibat reaksi langsung dari rangsangan. Rangsangan itu timbul karena anak melihat
dan merab-raba objek. Anak itu belum mempunyai kesadaran adanya konsep objek yang tetap.
Bila objek itu disembunyikan, anak itu tidak akan mencarinya lagi. Namun karena
pengalamannya terhadap lingkungannya, pada akhir periode ini, anak menyadari bahwa objek
yang disembunyikan tadi masih ada dan ia akan mencarinya.
2.2. Periode Pra-operasional (2 – 7) tahun. Operasi yang dimaksud di sini adalah suatu
proses berpikir atau logik, dan merupakan aktivitas mental, bukan aktivitas sensori motor. Pada
periode ini anak di dalam berpikirnya tidak didasarkan kepada keputusan yang logis melainkan
didasarkan kepada keputusan yang dapat dilihat seketika. Periode ini sering disebut juga
periode pemberian simbol, misalnya suatu benda diberi nama (simbol). Pada periode ini anak
terpaku kepada kontak langsung dengan lingkungannya, tetapi anak itu mulai memanipulasi
simbol dari benda-benda sekitarnya. Walaupun pada periode permulaan pra-operasional ini
anak mampu menggunakan simbol-simbol, ia masih sulit melihat hubungan-hubungan dan
mengambil kesimpulan secara taat asas.
3.3. Periode operasi kongkret (7 – 12) tahun.
Periode ini disebut operasi kongkret sebab berpikir logiknya didasarkan atas manipulasi
fisik dari objek-objek. Operasi kongkret hanyalah menunjukkan kenyataan adanya hubungan
dengan pengalaman empirik-kongkret yang lampau dan masih mendapat kesulitan dalam
mengambil kesimpulan yang logis dari pengalaman-pengamanan yang khusus. Pengerjaanpengerjaan
logika dapat dilakukan dengan berorientasi ke objek-objek atau peristiwa-peristiwa
yang langsung dialami anak. Dalam periode operasi kongkret, karakteristik berpikir anak adalah
sebagai berikut:
Kombinasivitas atau klasifikasi adalah suatu operasi dua kelas atau lebih yang
dikombinasikan ke dalam suatu kelas yang lebih besar. Anak dapat membentuk variasi relasi
kelas dan mengerti bahwa beberapa kelas dapat dimasukkan ke kelas lain. Misalnya semua
manusia lelaki dan semua manusia wanita adalah semua manusia. Hubungan A > B dan B > C
menjadi A > C.
Reversibilitas adalah operasi kebalikan. Setiap operasi logik atau matematik dapat
dikerjakan dengan operasi kebalikan. Misalnya, 5 + ? = 9 sama dengan 9 – 5 = ? Reversibilitas
ini merupakan karakteristik utama untuk berpikir operasional di dalam teori Piaget
Asosiasivitas adalah suatu operasi terhadap beberapa kelas yang dikombinasikan menurut
sebarang urutan. Misalnya himpunan bilangan bulat, operasi ”+”, berlaku hukum asosiatif
terhadap penjumlahan. Identitas adalah suatu operasi yang menunjukkan adanya unsur nol
yang bila dikombinasikan dengan unsur atau kelas hasilnya tidak berubah. Misalnya dalam
himpunan bilangan bulat dengan operasi ”+”, unsur nol adalah 0 sehingga 8 + 0 = 8. Demikian
juga suatu jumlah dapat dinolkan dengan mengkombinasikan lawannya, misalnya 4 – 4 = 0.
Korespondensi satu – satu antara objek-objek dari dua kelas. Misalnya unsur dari suatu
himpunan berkawan dengan satu unsur dari himpunan kedua dan sebaliknya.
Kesadaran adanya prinsip-prinsip konservasi. Konservasi berkenaan dengan kesadaran
bahwa satu aspek dari benda, tetap sama sementara itu aspek lainnya berubah. Namun prinsip
konservasi yang dimiliki anak pada periode ini masih belum penuh. Anak pada periode ini
dilandasi oleh observasi dari pengalaman dengan objek nyata, tetapi ia sudah mulai
menggeneralisasi objek-objek tadi.
3.4. Periode Operasi Formal (> 12) tahun.
Periode operasi formal ini disebut juga periode operasi hipotetik-deduktif yang merupakan
tahap tertinggi dari perkembangan intelektual. Anak-anak pada periode ini sudah memberikan
alasan dengan menggunakan lebih banyak simbul atau gagasan dalam cara berpikir. Anak
sudah dapat mengoperasikan argumen-argumen tanpa dikaitkan dengan benda-benda empirik.
Ia mampu menggunakan prosedur seorang ilmuwan, yaitu menggunakan posedur hipotetikdeduktif.
Anak mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan kompleks dari
pada anak yang masih dalam tahap periode operasi kongkret.
Konsep konservasi telah tercapai sepenuhnya. Anak sudah mampu menggunakan
hubungan-hubungan di antara objek-objek apabila ternyata manipulasi objek-objek tidak
memungkinkan. Anak telah mampu melihat hubungan-hubungan abstrak dan menggunakan
proposisi-proposisi logik-formal termasuk aksioma dan definisi-definisi verbal. Anak juga sudah
dapat berpikir kombinatorik, artinya bila anak dihadapkan kepada suatu masalah, ia dapat
mengisolasi faktor-faktor tersendiri atau mengkombinasikan faktor-faktor itu sehingga menuju
penyelesaian masalah tadi.
Menurut Piaget, tahap-tahap berpikir itu adalah pasti dan spontan namun umur kronolois
yang diberikan itu adalah fleksibel, terutama selama transisi dari periode yang satu ke periode
berikutnya. Umur kronologis itu dapat saling tindih bergantung kepada individu. Piaget
berpendapat, tidak ada gunanya bila kita memaksa anak untuk cepat berpindah ke periode
berikutnya.
3. TEORI BELAJAR DIENES (teori dukung 3.1.1 + 2)
Dienes (dalam Ruseffendi, 1992) berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat
dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan di antara
struktur-struktur dan mengkategorikan hubungan- hubungan di antara struktur-struktur. Seperti
halnya dengan Bruner, Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam
matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini
mengandung arti bahwa jika benda-benda atau objek-objek dalam bentuk permainan akan
sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.
Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1992:125-127), konsep-konsep matematika akan berhasil
jika dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi tahap,
yaitu
3.1. Permainan Bebas (Free Play)
Dalam setiap tahap belajar, tahap yang paling awal dari pengembangan konsep bermula
dari permainan bebas. Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktivitasnya
tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kebebasan untuk mengatur benda.
Selama permainan pengetahuan anak muncul. Dalam tahap ini anak mulai membentuk struktur
mental dan struktur sikap dalam mempersiapkan diri untuk memahami konsep yang sedang
dipelajari. Misalnya dengan diberi permainan block logic, anak didik mulai mempelajari konsepkonsep
abstrak tentang warna, tebal tipisnya benda yang merupakan ciri/sifat dari benda yang
dimanipulasi.
3.2. Permainan yang Menggunakan Aturan (Games)
Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan keteraturan
yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu
tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Anak yang telah memahami aturan-aturan tadi.
Jelaslah, dengan melalui permainan siswa diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan
bagaimana struktur matematika itu. Makin banyak bentuk-bentuk berlainan yang diberikan
dalam konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang dipahami siswa, karena akan
memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis dalam konsep yang dipelajari itu.
3.3. Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities)
Dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifatsifat
kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih dalam mencari kesamaan
sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka dengan menstranslasikan kesamaan struktur dari
bentuk permainan lain. Translasi ini tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada
dalam permainan semula. Contoh 3.1.6 kegiatan yang diberikan dengan permainan block logic,
anak dihadapkan pada kelompok persegi dan persegi panjang yang tebal, anak diminta
mengidentifikasi sifat-sifat yang sama dari benda-benda dalam kelompok tersebut (anggota
kelompok).
3.4. Permainan Representasi (Representation)
Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Para siswa
menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu. Setelah mereka berhasil menyimpulkan
kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu. Representasi yang
diperoleh ini bersifat abstrak, Dengan demikian telah mengarah pada pengertian struktur
matematika yang sifatnya abstrak yang terdapat dalam konsep yang sedang dipelajari. Contoh
kegiatan anak untuk menemukan banyaknya diagonal.
3.5. Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)
Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan
representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol matematika atau melalui
perumusan verbal. Sebagai contoh, dari kegiatan mencari banyaknya diagonal dengan
pendekatan induktif tersebut, kegiatan berikutnya menentukan rumus banyaknya diagonal
suatu poligon yang digeneralisasikan dari pola yang didapat anak.
4. Bahan Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika SD (teori dukung 3.1.3 + 4 + 6)
Dalam pembelajaran matematika SD, agar bahan pelajaran yang diberikan lebih mudah
dipahami oleh siswa, diperlukan bahan-bahan yang perlu disiapkan guru, dari barang-barang
yang harganya relatif murah dan mudah diperoleh, misalnya dari karton, kertas, kayu, kawat,
kain untuk menanamkan konsep matematika tertentu sesuai dengan keperluan.
4.1. Bahan Manipulatif dari Kertas
Manfaat dari bahan manipulatif kertas/karton ini antara lain untuk menjelaskan pecahan
(konsep, sama/senilai, operasi). Konsep pecahan m/n sebagai m bagian dari n bagian yang
sama. Guru dapat mendemonstrasikan, atau dipraktekkan oleh siswa dengan menggunakan
berbagai macam bangun geometri, misalnya persegi, persegi panjang, lingkaran, dll. Contoh
3.1.4
¼ ½ 1/5 ¼
4.2. Model Stik
Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan konsep satuan, puluhan, dan ratusan untuk
siswa SD kelas rendah. Lidi-lidi tersebut dalam bentuk lepas (satuan), bentuk ikatan
(sepuluhan) dan bentuk ikatan dari ikatan sepuluhan (seratusan). Model-model stik ini dapat
digunakan untuk menjelaskan konsep numeral (lambang bilangan), kesamaan bilangan, dan
operasi bilangan bulat.
4.3. Model Persegi dan Strip dari kayu/tripleks
Model ini terdiri dari potongan-potongan persegi kayu/tripleks, strip-strip sepanjang sepuluh
persegi, dan daerah seluas sepuluh strip. Kegunaan model persegi dan strip serupa dengan
kegunaan model stik, yaitu untuk menjelaskan konsep numeral, kesamaan bilangan, dan
operasi bilangan bulat.
4.5. Model Kertas bertitik / berpetak
Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan banyak hal yang terkait dengan geometri
(bangun datar dan sifat-sifatnya, hubungan antar bangun datar, dan luas bangun datar).
Berbagai posisi datar, tegak, miring bangun datar ( segitiga, persegi, persegi panjang, jajar
genjang, belah ketupat, laying-layang dan trapezium) dapat diperagakan dengan kertas bertitik.
Dengan perkembangan ketersediaan bahan saat ini, dapat digunakan white board.
Latihan – 1
1. Rencanakan pembelajaran suatu konsep matematika dengan menggunakan salah satu
teori belajar yang anda ketahui ! (terapan 3.1.1 + 2)
2. Pilih konsep matematika yang anda kuasai, kemudian gunakan bahan manipulative untuk
menyampaikan konsep tersebut ! (terapan 3.1.3+4+6)
Materi Pelatihan – 2
BILANGAN
1. Konsep Bilangan (teori 4.1)
Anggota dari himpunan-himpunan {a}, {1}, {0}, {#}, dan {@}, dapat dikorespondensikan 1 – 1
untuk tiap-tiap pasang himpunan-himpunan itu. Himpunan-himpunan itu dikatakan himpunan
yang ekivalen. Banyaknya anggota dalam himpunan itu disebut bilangan kardinal.
Selanjutnya konsep bilangan mengacu pada kardinalitas dari suatu himpunan. Misalnya; { }, {a},
{a,b}, {a,b,c}, ….., maka kardinalitas dari himpunan-himpunan tersebut adalah; 0, 1, 2, 3, ………
Pelatihan pada bilangan bulat
1.1.Bahan yang Diperlukan
Tali dan alat tulis
1..2. Uraian Kegiatan
Gunakan tali untuk meragakan garis bilangan bulat, seperti gambar berikut:
Gambar 1
Untuk menandai titik yang terkait dengan suatu bilangan dapat dibuat simpul atau penanda
lain. Sedangkan angkanya dapat ditulis atau menggunakan kartu bilangan.
Garis bilangan tersebut akan digunakan untuk menentukan jumlah atau selisih dua
bilangan bulat. Untuk memaknai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dibuat
kesepakatan berikut:
+ , sebagai operasi penjumlahan, dibaca diteruskan
- , sebagai operasi pengurangan, dibaca balik kanan
+, sebagai tanda bilangan, dibaca maju. Contoh +3 dibaca maju 3 langkah
-, sebagai tanda bilangan, dibaca mundur. Contoh -3 dibaca mundur 3 langkah
Berikut disajikan contoh pengoperasian bilangan bulat: Contoh 4.1.1
1.1. 3 + 5 dibaca maju 3 langkah, dimulai dari 0, diteruskan maju 5 langkah.
1.2. 3 + (-7) dibaca maju 3 langkah, dimulai dari 0, diteruskan mundur 7 langkah.
- 3 - 2 - 1 0 1 2 3
1.3 -5 + 5 dibaca mundur 5 langkah, dimulai dari 0, diteruskan maju 5 langkah.
1.4. -4 + (-2) dibaca mundur 4 langkah, dimulai dari 0, diteruskan mundur 2
langkah.
1.5. 3-5 dibaca maju 3 langkah, dimulai dari 0, balik kanan maju 5 langkah.
1.6. 3 - (-7) dibaca maju 3 langkah, dimulai dari 0, balik kanan mundur 7 langkah.
1.7. -5-5 dibaca mundur 5 langkah, dimulai dari 0, balik kanan maju 5 langkah.
1.8. -4 - (-2) dibaca mundur 4 langkah, dimulai dari 0, balik kanan mundur 2 langkah.
Hasil dari penjumlahan atau pengurangan tersebut adalah bilangan yang ditunjukkan
oleh tempat terakhir dari kegiatan tersebut.
2. Berikut akan dibahas tentang operasi bilangan. Teori 4.1.1
Operasi biner, pada himpunan bilangan real adalah fungsi yang memasangkan setiap
pasang bilangan real dengan suatu bilangan real, secara tunggal. Operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian adalah operasi biner. Jadi untuk melakukan operasioperasi
tersebut diperlukan sepasang (dua) bilangan real, sedangkan hasil pengoperasiannya
juga bilangan real (tunggal).
2.1. Penjumlahan dan Pengurangan
Jumlah dua bilangan real a dan b adalah c dinyatakan dengan a + b = c, dibaca a tambah b
sama dengan c. a dan b masing-masing disebut suku (penjumlahan), c disebut jumlah a dan b
atau hasil penjumlahan a dan b.
Penjumlahan pada himpunan bilangan real mempunyai sifat-sifat berikut;
2.1.1. Untuk setiap a dan b berlaku a + b - b + a (sifat komutatif atau pertukaran)
2.1.2. Ada 0 untuk setiap a, sedemikian hingga a + 0 = a (0 adalah unsur identitas penjumlahan)
2.1.3. Untuk setiap a ada lawan a yaitu -a hingga berlaku u + (-a) = 0
2.1.4. Untuk setiap a, b, dan c berlakulah (a + b) + c = a + (b + c) (sifat asosiatif atau
pengelompokan)
Selisih dua bilangan real a dan b adalah c dinyatakan dengan a – b = c, dibaca a dikurangi
b sama dengan c. Hasil dari a — b sama dengan jumlah a dan lawan b, yang dinyatakan
dengan a - b = a + (- b), a adalah bilangan yang dikurangi, b adalah pengurang, c disebut
selisih atau hasil pengurangan a oleh b.
2.2. Perkalian dan Pembagian
Perhatikan gambar berikut:
Berapa banyak gambar bintang pada gambar – 1? Bagaimana cara Anda
memperolehnya? Banyak gambar bintang pada gambar– 1 adalah 6 yang dapat diperoleh dari 3
+ 3.
3 + 3 dapat ditulis dalam bentuk perkalian, yaitu 2 x3 . Cara lain untuk memperolehnya adalah 2 + 2
+ 2+ 2 + 2 + 2 dapat ditulis dalam bentuk perkalian, yaitu 3 * 2. Secara umum dapat ditulis :
Gambar – 1
a x b = b + b + b + … + b
a
Pada a*b = c, a dan b disebut faktor sedangkan c disebut hasil kali a dan b. Perkalian pada
himpunan bilangan real mempunyai sifat-sifat berikut;
2..2.1. Untuk setiap a dan b berlaku a* b = b* a (sifat komutatif atau pertukaran)
2.2.2. Ada 1 untuk setiap a, sedemikian hingga a x 1 = a (1 adalah unsur identitas perkalian)
2..2.3. Untuk setiap a ada kebalikan a yaitu 1/a hingga berlaku a x 1/a = 1
2.2.4. Untuk setiap a, b, dan c berlaku ( a*b)*c = a*(b*c) (sifat asosiatif
atau pengelompokan)
2.2.5 Untuk setiap a, b, dan c berlaku a*(b + c) = (a * b) + (a * c) (sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan) (teori 4.1.2)
3. Representasi Bilangan
1.1. Desimal
Kata desimal berasal dari Bahasa Latin decem yang artinya sepuluh. Sistem numerasi
desimal adalah sistem numerasi yang berbasis sepuluh, artinya bilangan 10 dipakai sebagai
acuan pokok dalam melambangkan dan menyebut bilangan. Beberapa sifat sistem decimal :
1.1.1. Menggunakan 10 digit, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
1.1.2. Lambang bilangan 0 – 9 mempunyai lambing yang sama dengan lambang angka
1.1.3. Bilangan-bilangan yang lebih dari 9 dinyatakan sebagai suku-suku penjumlahan
perpangkatan dari 10.
1.1.4. Bersifat aditif
1.1.5. Bersifat posisional
Contoh :
356 = 3x100 + 5x10 + 6
2749 = 2x106 + 7x102 + 4x10 + 9
¼ = 0,25 atau 0,2500…..
⅓ = 0,333…… atau 0,3
0,016 = 1,6 x 10–2
1.2. Persen
Persen adalah nama lain dari perseratusan, sehingga kata persen dapat digunakan untuk
mengganti kata perseratus.
Misalnya pecahan ¼ dapat dinyatakan 25/100, dan dalam bentuk desimal ditulis 0,25,
keduanya dibaca yaitu dua puluh lima perseratus atau 25 persen ditulis 25%.
2. Membandingkan Bilangan Bulat
Untuk membandingkan bilangan bulat digunakan tanda = (sama dengan), < (kurang dari), >
(lebih dari).
Jika suatu bilangan sama dengan bilangan lain, maka pada garis bilangan letaknya berimpit
dengan bilangan lain. Jika suatu bilangan lebih dari bilangan lain, maka bilangan tersebut
berada di sebelah kanan bilangan lain. Jika suatu bilangan kurang dari bilangan lain,maka
bilangan tersebut berada di sebeleh kiri bialangan lain.
Latihan – 2 (contoh ini kurang 4.1.1)
Kerjakan soal berikut dengan cermat.
1. Ambilah 3 sembarang bilangan bulat ! dari bilangan-bilangan itu kemudian ;
a. Bandingkan bilangan yang satu dengan yang lainnya, serta gambarkan pada garis
bilangan ! (contoh 4.2.3)
b. Buatlah masing-masing 2 contoh sifat asosiatif perkalian dan pembagian!
c. Buatlah masing-masing 2 contoh sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan
distributif perkalian terhadap pengurangan! (4.1.2)
2. Ambillah beberapa bilangan pecahan, kemudian nyatakan dalam bentuk desimal dan
pecahan !
3. Buatlah contoh masalah yang menunjukkan pembagian pecahan oleh pecahan ! (contoh
4.2.2)
Materi Pelatihan – 3
POLA, RELASI, DAN FUNGSI
1. Pola Bilangan (teori 4.3)
Pada bahasan ini, saudara diajak untuk memahami berbagai macam pola bilangan, serta
cara mengenalkannya kepada siswa.
1.1. Pola bilangan ganjil
Bilangan ganjil adalah bilangan asli yang tidak habis dibagi dua.
Contoh : 3,5,7,9,11,…..adalah bilangan ganjil, sebab tidak habis dibagi dua, karena jika dibagi
dua menghasilkan sisa satu.
Dengan kata lain bilangan ganjil dapat ditulis dalam bentuk 2k + 1, dimana k adalah bilangan
cacah.
1.2. Pola bilangan genap
Bilangan genap adalah bilangan asli yang habis dibagi dua
Contoh : 4,6,8,10,…….adalah bilangan genap, sebaba habis dibagi dua, atau jika dibagi dua
sisanya nol.
Dengan kata lain bilangan genap dapat ditulis dalam bentuk 2k, dimana k adalah bilangan
cacah
1.3. Pola barisan bilangan
Deretan bilangan-bilangan dikatakan mempunyai pola barisan bilangan jika tiga bilangan yang
berurutan mempunyai selisih atau rasio yang sama antara dua bilangan yang berdekatan.
Contoh : 1, 4, 7, 10, 13, …. dan 2, 4, 8, 16, 32, ……merupakan pola barisan bilangan, karena
1, 4, 7, 10, 13, ……mempunyai selisih yang sama antara dua bilangan yang berdekatan.
Sedangkan 2, 4, 8,16, 32, …. mempunyai rasio yang sama.
2. Relasi
Istilah “relasi” dapat diartikan “hubungan” yang sering kita dengar, misalnya hubungan “ayah”
dengan “anak”, hubungan “guru” dengan “murid”, dan sebagainya.
Untuk mendefinisikan suatu relasi R diperlukan : (1) suatu himpunan A, (2) suatu himpunan B,
dan (3) suatu aturan atau kalimat matematika terbuka. Relasi dapat disajikan dalam diagram
panah.
Contoh :
digram panah relasi “nomor sepatunya”
Relasi, selain dinyatakan dalam diagram panah juga dapat disajikan dalam bentuk pasangan
terurut, seperti berikut ini :
2.1. R = {(1,2),(2,4),(3,6)} merupakan relasi “setengah dari”
2.2. T = {(2,4), (3,9), (4,16)} merupakan relasi “akar dari”
Elemen-elemen pertama dari pasangan terurut R disebut domain (daerah asal), sedangkan
elemen-elemen kedua dari pasangan terurut R disebut range (daerah hasil)
3. Fungsi
Seperti halnya relasi maka untuk mendefinisikan suatu fungsi diperlukan tiga hal pula, yaitu; (1)
himpunan A, (2) himpunan B, dan (3) suatu kalimat terbuka yang juga disebut aturan yang
mengaitkan tiap elemen x Є A dengan suatu elemen tunggal y Є B
Contoh :
(a) (b) (c) (d)
Dari gambar -2 diatas terlihat bahwa, gambar :
(a) Bukan fungsi, karena ada sebuah unsur dari A yang tidak mempunyai pasangan pada B
(b) Bukan fungsi, karena ada sebuah unsur dari A yang berpasangan dengan dua unsur dari B
(c) Fungsi, karena setia unsure dari A dipasangkan dengan tepat satu anggota dari B
(d) Fungsi, karena setia unsure dari A dipasangkan dengan tepat satu anggota dari B
Ahmad
Badu
Eny
37
38
39
40
41
Gambar – 1
Definisi : Relasi R dengan suatu kalimat terbuka dari himpunan A ke
himpunan B adalah sebuah himpunan yang anggota-anggotanya semua
pasangan terurut (x,y) dengan x Є A dan y Є B sedemikian rupa sehingga
kalimat terbukanya menjadi bernilai benar
Definisi : Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi
yang memasangkan setiap anggota dari A dengan tepat satu anggota dari B.
Hal ini ditulis :
f : A B
Gambar – 2
Latihan – 3
1. Lanjutkan pola bilangan berikut sampai suku ke 10 : (indikator 4.3.1)
a. 1, 4, 9, 16, …………
b. 8, 4, 2, 1, …………
c. 1, 1, 2, 3, 5, 8, ………….
2. Tentukan relasi dari pasangan terurut berikut : {(1,1),(2,4),(3,9)}
3. Berikan contoh relasi dan fungsi yang menyatakan kejadian dalam kehidupan sehari-hari
(minimal 3 contoh) (4.3.2 belum ada)
Materi Pelatihan – 4
PENGUKURAN dan GEOMETRI
(TEORI 4.4)
Hasil dari pengukuran bukan merupakan sesuatu yang tepat, melainkan hanya suatu
pendekatan. Misalkan. Rina berdiri di depan kelas dan Ibu guru akan mengukur tinggi badan
Rina. Pada saat Ibu guru mengukur dengan menggunakan penggaris kayu tinggi badan Rina
adalah 150 cm, tetapi setelah diukur dengan menggunakan pengukur tinggi badan ternyata
tinggi badan Rina adalah 148 cm. Kegiatan mengukur yang dilakukan Ibu guru pada Rina selain
menggunakan penggaris kayu, pengukur tinggi badan dapat juga menggunakan jengkal tangan.
Pada dasarnya banyak sekali pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran panjang,
pengukuran berat, pengukuran waktu, pengukuran luas, pengukuran keliling dan lain-lain.
Dalam modul ini hanya akan dibahas 2 pengukuran saja yaitu pengukuran panjang dan
pengukuran luas.
4.1. Pengukuran Panjang
Panjang suatu benda adalah banyak satuan panjang yang terdapat pada benda tersebut.
Jadi untuk menyatakan panjang diperlukan satuan panjang. Satuan panjang ada yang tidak
baku dan ada yang baku. Contoh satuan panjang yang tidak baku adalah: jengkal, depa, hasta,
kaki, langkah, set ik, dan manik-manik. Contoh satuan panjang yang baku adalah: cm, m, dan
km.
Penggunaan satuan panjang tersebut sangat bergantung pada keperluan, misal: seseorang
yang mengukur meja. Bila dia mengukur dengan satuan tidak baku, mungkin akan
menggunakan depa, jengkal, atau langkah. Jarang orang yang mengukur panjang meja dengan
hasta, j ika orang tersebut mengukur panjang meja dengan satuan baku maka dia akan
menggunakan satuan cm atau m, bukan km.
Dengan pertolongan satuan panjang, baik pengukuran dalam bentuk baku maupun tidak baku,
bila dua benda yang dibandingkan panjangnya tidak dapat diimpitkan, orang akan mengukur
panjang kedua benda tersebut menggunakan satuan panjang. Satuan panjang yang digunakan
dapat berupa satuan panjang yang tidak baku maupun yang baku. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dari kegiatan mengukur, orang membandingkan panjang kedua benda.
Berikut disajikan beberapa hal yang terkait dengan panjang
4.1.1. Dony ingin berlibur ke Malang dengan menggunakan kereta api. Jarak kota Surabaya ke
Malang adalah 134 km
Gambar 1
4.1.2. Agus mempunyai hobby bermain layang-layang. Setiap akan memainkan layangannya,
dia memperhitungkan panjang benang yang dibutuhkan supaya tinggi layang-layang
maksimal. Agus memperhitungkan, dia membutuhkan 20 meter
Jika seseorang akan membandingkan panjang dua benda, ada beberapa cara yang dapat
digunakannya. Berikut disajikan cara-cara yang mungkin digunakan orang untuk
membandingkan tinggi dua benda.
Gambar 3.a Gambar 3.b
Gambar 2.a adalah membandingkan tinggi tabung dengan cara melihat. Sedangkan
gambar 2.b adalah membandingkan tinggi tabung dengan cara disejajarkan.
Anda dapat mengatakan bahwa keliling suatu bangun datar adalah jarak yang anda
tempuh bila anda mengitari bangun tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keliling
suatu bangun datar yang tertutup merupakan jumlah panjang sisi-sisinya.
Contoh 1:
Perhatikan gambar bangun datar berikut ini!
Sekarang marilah kita mengingat kembali rumus keliling bangun-bangun datar, yang telah anda
kenal.
4.1.1. SEGITIGA
Gambar – 2.a
Gambar – 2b
Amatilah sifat-sifat bangun datar
disamping
Sifat-sifat bangun datar di samping adalah
sbb;
- Bangun ABCD adalah persegi panjang
- Mempunyai empat buah sisi
- Sisi-sisinya yang berhadapan sama
panjang, yaitu AD=BC, AB = DC
- Keempat pojoknya berbentuk siku-siku
A B
D C
Amatilah sifat-sifat bangun datar
disamping
- Bangun KLMN adalah persegi
- Keempat sisinya sama panjang
yaitu KL = LM = MN = NK
- Keempat pojoknya berbentuk siku-siku
K L
N M
Gambar di samping adalah gambar segiliga yang panjang
sisi-sisinya berturut-turut a satuan panjang, b satuan panjang,
dan r satuan panjang. Jika K satuan panjang menyalakan
keliling segiliga, maka:
4.1.2. PERSEGIPANJANG
Misalkan kita mengukur keliling dari sebuah foto. Kita bisa mengukur dengan menggunakan
penggaris pada tiap sisinya.
Foto diatas berbentuk persegipanjang. Gambar 5, menunjukkan foto yang digambar menurut
sisi-sisinya.
atau
Jika K menyatakan keliling persegipanjang, p menyatakan panjang persegipanjang dan l
adalah lebar persegi panjang maka keliling persegi panjang dapat dinyatakan:
4.1.3. PERSEGI
Gambar 6 dibawah ini menunjukkan gambar ubin yang berbentuk persegi.
Gambar 6
Gambar 7 menunjukkan ubin yang digambar menurut sisinya
Panjang setiap sisi persegi adalah sama. Jika K menyatakan keliling persegi, s adalah panjang
sisi persegi, maka keliling persegi dapat dinyatakan:
l
l
p
K = 2 (p + l )
s
K = 4 x s
K = a + b + c
Gambar – 4
Gambar – 5
Gambar – 6 Gambar – 7
p
4.1.3. LINGKARAN
Gambar 8 adalah gambar lingkaran dengan panjang jari-jari r satuan panjang.
Misal K adalah keliling lingkaran, dan r adalah jari-jari lingkaran, maka:
Karena diameter (garis tengah) lingkaran, d, sama dengan 2 r maka K dapat juga dinyatakan
sebagai:
Nilai diperoleh dari pembagian keliling lingkaran dengan diameter atau jari-jari lingkaran. Nilai
yang diperoleh masing-masing siswa pasti tidak sama. Tapi telah disepakati bahwa nilai =
3.14 atau =
4.2. Pengukuran Luas
Luas suatu benda adalah banyak satuan luas yang "tepat" dapat menutup benda tersebut.
Jadi untuk menyatakan luas diperlukan satuan luas. Seperti halnya satuan panjang, satuan
luas juga ada yang tidak baku dan ada yang baku. Contoh satuan luas yang tidak baku
adalah: buku, eternit, dan tegel. Contoh satuan luas yang baku adalah: cm2, m2, dan are.
Pada matematika, yang dimaksud luas suatu bangun datar adalah luas daerah yang
dibatasi oleh bangun datar tersebut. Contoh: yang dimaksud dengan luas segitiga adalah luas
daerah yang dibatasi oleh bangun segitiga. Sedangkan luas bangun ruang adalah luas
seluruh permukaan bangun ruang tersebut. Contoh: luas kubus adalah jumlah luas seluruh
persegi yang menjadi sisi kubus. Karena luas bangun ruang terkait dengan luas bangun datar,
maka pada kesempatan kali ini yang akan dibahas adalah luas bangun datar saja.
Ada beberapa bangun datar yang kita kenal, di antaranya adalah: segitiga, persegi,
persegipanjang, trapesium. Setiap bangun tersebut mempunyai rumus luas sendiri-sendiri.
Pada kesempatan kali ini tidak semua rumus luas bangun datar dibahas. Luas bangun datar
yang dibahas hanya luas persegi panjang, karena luas bangun datar yang lain dapat
ditentukan berdasarkan luas persegi panjang.
Untuk itu, perhatikan gambar berikut:
K = 2 x x r
K = x d
Gambar – 8
.
r
Berapa luas persegi panjang tersebut? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini bergantung pada
satuan luas yang dipakai. Bila satuan luas yang dipakai untuk menentukan luas persegi panjang
tersebut adalah persegi panjang berikut
Maka luas persegipanjang pada Gambar 9 diperoleh dengan membilang banyak persegipanjang
pada Gambar 10 yang tepat dapat menutup seluruh permukaan yang dibatasi oleh
persegipanjang di Gambar 9. Untuk itu dapat dilihat Gambar 11.
Dari Gambar 11 terlihat bahwa ada 40 persegipanjang pada Gambar 10 yang "tepat" menutup
seluruh permukaan yang dibatasi oleh persegi panjang pada (gambar 9. Hal ini dikatakan bahwa
luas persegipanjang di Gambar 9 sama dengan 40 persegipanjang di Gambar 10. Dalam hal ini
persegi-panjang di Gambar 10 merupakan satuan luas yang digunakan untuk menentukan luas
persegipanjang di Gambar 9.
Jika kita menggunakan satuan luas yang baku, maka luas persegipanjang didapatkan rumus
Luas lingkaran dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
4.3. Pengukuran Volume
Volum suatu benda adalah banyak satuan volum yang "tepat" terdapat dalam benda
tersebut, jadi untuk menyatakan volum diperlukan satuan volum. Volum bangun ruang adalah
volum ruang yang dibatasi oleh bangun ruang tersebut. Contoh: volum kubus adalah volum
ruang yang dibatasi oleh sisi-sisi kubus. Seperti halnya luas, satuan volum juga ada yang tidak
baku dan ada yang baku. Contoh satuan volum yang tidak baku adalah: gelas, cangkir, dan
botol. Contoh satuan volum yang baku adalah: cm3, m3 dan liter.
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam persegi yang kongruen.
L = l x p
K =
E
D
A
C
B
H G
F
Gambar – 9
Gambar – 10
Gambar – 12
Gambar – 11
Kubus pada gambar 12 diberi nama ABCD. EFGH atau
EFGH
ABCD
.
Volume Kubus
(a) (b)
Pada gambar (13a), tampak kubus satuan. Pada gambar (13b) tampak kubus yang memiliki
panjang rusuk 3 satuan panjang. Volume kubus (13b) = ( 3x3x3 ) satuan volume = 27 satuan
volume.
Dengan demikian, volume kubus (V) yang memiliki panjang rusuk a dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan:
V = volume kubus
a = panjang rusuk kubus
Jadi volumen kubus sama dengan panjang rusuknya dipangkatkan tiga
Balok pada gambar 14 diberi nama KLMN.PQRS atau
PQRS
KLMN
.
Volume Balok
V = a x a x a = 3 a
K L
M
N
P Q
S
R
(a)
(b)
Gambar – 13
Gambar – 14
Gambar – 15
Pada gambar (15a), tampak kubus satuan, Pada gambar (15b) tampak balok yang memiliki
panjang 4 satuan panjang, lebar 3 satuan panjang, dan tinggi 2 satuan panjang. Volume balok
(15b) = ( 4 x 3 x 2 ) satuan volume = 24 satuan volume.
Dengan demikian, volume balok (V) yang panjangnya p satuan panjang, lebarnya l satuan
panjang, dan tingginya t satuan panjang, dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
V = volume balok
p = panjang balok
l = lebar balok
t = tinggi balok
Jadi volume balok sama dengan perkalian panjang, lebar, dan tinggi balok.
Selain kubus dan balok, bangun ruang yang dipelajari adalah prisma, limas, kerucut, tabung,
dan bola. Buatlah kegiatan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai kompetensi
tersebut.
4.4 Kecepatan
Contoh : ( terapan 4.3.3)
Karin pergi dari kota A ke kota B dengan sepeda motor berkecepatan 60 km/jam. Jarak kedua
kota tersebut adalah 150 km. Waktu yang diperlukan Karin untuk tiba di kota Badalah..........
Jawaban :
Kecepatan = 60 km/jam
Jarak = 150 km
Waktu = jarak : kecepatan
= (150 : 60) jam
= 2,5 jam
V = p x l x t
Jarak
Kecepatan Waktu
Jarak = kecepatan x waktu
Kecepatan = Jarak : waktu
Waktu = Jarak : kecepatan
Satuan kecepatan = km/jam
Satuan waktu = jam
Satuan jarak = km
Latihan – 4 (Kurang 4.3.3)
1. Buatlah persegipanjang dengan keliling 30 satuan panjang. Bilangan yang
menyatakan panjang sisi persegipanjang adalah bilangan asli. Berapakah luas
terkecil dari persegipanjang yang dapat Anda buat? Berapakah luas terbesar dari
persegipanjang yang dapat Anda buat?
2. Buatlah persegi panjang dengan luas 24 satuan luas. Bilangan yang menyatakan panjang
sisi persegi panjang adalah bilangan asli. Berapakah keliling terpanjang dari persegi
panjang yang Anda buat? Berapakah keliling terpendek dari persegi panjang yang Anda
buat?
3. Apakah Anda dapat menentukan rumus luas segitiga, persegi, jajargenjang, dan trapesium
dari luas persegipanjang? Jika Anda tidak dapat menentukannya, jelaskan mengapa. Jika
Anda dapat menentukannya, tunjukkan bagaimana Anda memperolehnya. Berikut adalah
gambar bangun yang dimaksud.
Segitiga Persegi Jajar Genjang Trapesium
4. Pada materi pengukuran volum hanya dibahas tentang volum balok. Apakah Anda dapat
menentukan volum kubus, prisma, dan limas berdasarkan volum balok? Jika Anda tidak
dapat menentukannya, jelaskan mengapa. Jika Anda dapat menentukannya, tunjukkan
bagaimana Anda memperolehnya.
Materi Pelatihan – 5
PELUANG DAN PENGOLAHAN DATA
1. Peluang TEORI 4.5
Peluang merupakan bagian matematika yang membahas pengukuran tingkat keyakinan
orang akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian atau peritiwa. Oleh karena itu, untuk
mendiskusikannya dimulai dengan suatu pengamatan.
Contoh :
Percobaan melempar satu mata uang logam (Rp 500 )
Hasil yang mungkin:
1.1. Tampak sisi belakang (B), yaitu nilai Rp 500, dan
1.2. Tampak sisi depan (D), yaitu gambar burung garuda
Percobaan melempar satu mata dadu
Hasil yang mungkin; sisi-sisi dadu yang menunjukkan jumlah bulatan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak, manusia juga
melakukan percobaan. Nenek yang menunggu kelahiran cucunya tanpa sadar melakukan suatu
percobaan, Nenek tersebut melakukan suatu pengamatan, cucunya akan lahir laki-laki atau
perempuan.
1.1. Ruang Sampel
Ruang sampel adalah himpunan yang berisi semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan.
Ruang sampel dinotasikan dengan “S”.
Contoh : Percobaan pelemparan satu mata uang logam sebanyak dua kali berurutan, maka
ruang sampelnya; S = {BB, BD, DB, DD}
1.2. Kejadian
Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
Contoh : Percobaan pelemparan satu mata uang logam sebanyak dua kali berurutan, ruang
sampelnya; S = {BB, BD, DB, DD}. Kejadian munculnya paling sedikit satu sisi belakang adalah
{BB, BD, DB}
Karena kejadian merupakan suatu himpunan, maka himpunan kosong { } merupakan kejadian
yang tidak mungkin terjadi (kemustahilan)
1.3. Peluang suatu Kejadian
Misalnya, S mewakili suatu ruang sampel dengan n(s) banyaknya hasil yang mungkin yang
mempunyai kesempatan sama untuk muncul (equally likely), dan missal A suatu kejadian pada
ruang sampel S yang berisi n(A) hasil, A Í S, peluang kejadian A didefinisikan dengan :
( )
n(S)
n A
R(A) =
Contoh : Pada percobaan pelemparan satu mata uang logam tersebut diatas, berapa peluang
kejadian munculnya paling sedikit satu sisi belakang ?
Jawab : S = {BB, BD, DB, DD}, maka n(S) = 4
Kejadian munculnya paling sedikit satu sisi belakang, A = {BB, BD, DB}, maka n(A) = 3
Jadi
( )
n(S)
n A
R(A) = =
4
3
1.4. Sifat-sifat Peluang
Misal, S suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel S.
1.4.1. Jika A = ø maka p(A) = 0
1.4.2. Nilai peluang kejadian A, yaitu p(A) berkisar pada 0 ≤ p(A) ≤ 1
1.4.3. Jumlah nilai peluang semua hasil dari suatu percobaan sama dengan 1 (p(S) = 1)
(Probabilitas teori saja, tanpa indikator esensial)
2. Penyajian Data (teori 4.4.1)
2.1. Tabel
Dalam kehidupan sehari-hari orang sering memerlukan berbagai informasi untuk suatu
keperluan tertentu. Perhatikan informasi tentang pengurusan Surat Ijin Mengemudi (SIM)
berikut ini:
Seseorang yang mengurus Surat Ijin Mengemudi (SIM) lewat calo harus mengeluarkan
uang lebih banyak dan memerlukan waktu lebih cepat daripada mengurus sendiri. Bila orang
mengurus sendiri Surat Ijin Mengemudi (SIM) dari berapa tipe SIM yaitu SIM A, SIM B, SIM C
mengeluarkan uang masing2 Rp 125.000,00, Rp 175.000,00 dan Rp 100.000,00. Kalau
pengurusan melalui calo biaya yang dikeluarkan berturut-turut adalah: Rp 250.000,00, Rp.
375.000,00 dan Rp 300.000,00. Berdasarkan waktu pengurusan, waktu yang diperlukan
bila mengurus sendiri berturut-turut adalah: 2 hari, sebulan, dan 1 minggu. Kalau pengurusan
melalui calo, waktu yang diperlukan berturut-turut adalah: 1 hari, 1 minggu, dan 2 hari .
Untuk memahami informasi tersebut di atas cukup sulit, karena disajikan dalam bentuk
narasi. Sekarang informasi tersebut disajikan dalam bentuk tabel.
No. Yang mengurus Jenis SIM Biaya Lama Pengurusan
1. Sendiri
SIM A Rp 125.000,00 2 hari
SIM B Rp 175.000,00 1 bulan
SIM C Rp 100.000,00 1 minggu
2 Calo SIM A Rp 250.000,00 1 hari
SIM B Rp. 375.000,00 1 minggu
SIM C Rp 300.000,00 2 hari
2.2. Diagram Batang
Data dapat disajikan dalam bentuk diagram batang. Jika data di atas disajikan dalam bentuk
diagram batang, maka diagramnya sebagai berikut :
Keterangan :
= mengurus sendiri
= mengurus dengan calo Contoh 4.4.1
PERBANDINGAN MENGURUS SENDIRI DENGAN
CALO
0
50
100
150
200
250
300
350
400
SIM A SIM B SIM C
dalam ribuan
Series1
Series2
2.3. Diagram Lingkaran
Data ada pula yang disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Berikut adalah contoh
diagram lingkaran tentang film kartun kesukaan siswa. Setengah dari seluruh siswa menyukai
film naruto, seperempat dari mereka menyukai film conan, dan sisanya menyukai doraemon.
Data tersebut dapat disajikan dalam diagram lingkaran berikut.
3. Pemusatan Data (Teori 4.5.2)
3.1. Modus
Kelas V sekolah A di daerah Surabaya mempunyai 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa lakilaki
dan 11 siswa perempuan. Dari kalimat ini dapat diketahui bahwa siswa perempuan kelas V
sekolah A di daerah Surabaya lebih banyak dibanding anak laki-laki. Jadi anak perempuan
merupakan modus dalam sekolah A kelas V di daerah Surabaya.
Ketika diadakan ulangan matematika, ke 20 siswa Kelas V sekolah A di daerah Surabaya
mendapat nilai sebagai berikut : 7, 6, 5, 8, 7, 7, 7, 7, 8, 9, 9, 10, 5, 8, 8, 9, 7, 7, 6, 6. Dari data
tersebut terlihat bahwa banyak siswa Kelas V sekolah A yang mendapat nilai 7. Dalam hal ini 7
adalah modusnya.
Pekerjaan orang tua di Kelas V sekolah A di daerah Surabaya dari masing-masing siswa
adalah: PNS, Petani, PNS, Polisi, Tentara, Wiraswasta, Petani, PNS, Karyawan Swasta,
Wiraswasta, PNS, Petani, Petani, Wiraswasta, PNS, Petani, Wiraswasta, Polisi, Tentara,
Petani. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pekerjaan Petani dan PNS muncul 5 kali dan
nilai yang lain muncul dibawah 5. Jadi ada 2 modus pada kumpulan data tersebut. Kedua
modus itu adalah Petani dan PNS.
Dari dua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa modus merupakan suatu kejadian yang
sering muncul dalam suatu data
3.2. Rata-rata
Marilah kita perhatikan nilai ulangan Matematika dari Kelas V sekolah A di daerah
Surabaya. Dari data tersebut dapat dihitung rata-rata nilai siswa Kelas V sekolah A di daerah
Surabaya. Rata-rata tersebut adalah (7 + 6 + 5 + 8 + 7+ 7 + 7 + 7 + 8 + 9 + 9 + 10 + 5 + 8 + 8 +
9 + 7 + 7 + 6 + 6) : 20 = 7,3. Jadi nilai rata-rata matematika siswa kelas V sekolah A di
Surabaya adalah 7,3. Contoh 4.4.2
Doraemon
Sincan
Naruto Gambar 3 Contoh 4.4.1
3.3. Median
Kalau nilai ulangan dari Kelas V sekolah A di daerah Surabaya diurutkan dari nilai
terendah ke nilai tertinggi adalah: 5, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 10 Dalam hal
ini nilai tengahnya adalah 7. Jadi mediannya adalah 7.
Latihan – 5 (Soal 4.4.1 + 4.4.2)
Buatlah data dalam bentuk tabel, tentang nilai matematika di kelas yang selama ini saudara
pegang !
Setelah itu sajikan data tersebut ke dalam:
1. Diagram Batang
2. Diagram Garis
3. Diagram Lingkaran
Lalu carilah modus, median, dan rata-ratanya.
TUGAS
1. Carilah luas bangun berikut!
2. Hanim memiliki sebuah cokelat tobleron yang bungkus kardusnya berbentuk prisma tegak
segitiga dan memiliki sisi alas segitiga sama kaki dengan alas 6 cm dan tinggi 4 cm.
sedangkan tinggi bungkus cokelat tersebut adalah 20 cm. tentukan luas sisi cokelat
tersebut ?
3. Carilah penggunaan bilangan untuk berbagai keperluan yang dapat Anda jumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Setelah diadakan ulangan matematika 20 siswa Kelas V sekolah A di daerah Surabaya
mendapat nilai sebagai berikut : 7, 8, 5, 8, 7, 9, 7, 9, 8, 9, 9, 10, 5, 8, 8, 9, 5, 7, 6, 6.
Carilah: (a) Modus (b) Median (c) Mean (d) Buatlah diagram lingkarannya
20cm
15cm
10cm
8cm
13cm
5cm
Hakikat IPA adalah menyangkut tiga aspek pokok, dimana yang satu tidak dapat dipisahkan
dari yang lainnya, yaitu :
1. IPA sebagai produk/hasil yang berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum
IPA.
2. IPA sebagai proses yang berupa cara-cara bagaimana memperoleh, mengembangkan,
merumuskan, memecahkan, dan mempublikasikan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
hukum-hukum IPA.
3. IPA sebagai pengembangan sikap ilmiah, maksudnya melalui IPA mampu membangun
sikap-sikap ilmiah siswa.
FOTOSINTESIS
Tumbuhan hijau melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. “Foto” berarti
cahaya dan “sintesis” berarti membuat. Jadi, fotosintesis adalah peristiwa penggunaan energi
cahaya matahari untuk membentuk senyawa dasar dalam hal ini adalah karbohidrat.
Fotosintesis memerlukan air, karbon dioksida, dan sinar matahari, serta menghasilkan
karbohidrat (glukosa) dan oksigen. Fotosintesis berlangsung di kloroplas.
6Air (H
2
O) + 6 (CO
2
)
Matahari
Klorofil
Glukosa (C
6
H
12
O
6
) + 6Oksigen (O
2
)
PENGANGKUTAN ZAT PADA TUMBUHAN DIBEDAKAN MENJADI :
Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) : pengangkutan melalui berkas pembuluh
pengangkut.
Pengangkutan ekstravaskuler : pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas
pembuluh pengangkut. Pengangkutan ektravasikuler dapat berlangsung secara apopalas
dan simplas
JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN
Pembuluh kayu (Xylem), yang terdiri atas buluh kayu, trakeid dan serabut xilem. Fungsinya
untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun dan ke bagian tubuh tumbuhan
lainnya.
Pembuluh tapis (Floem), yang terdiri atas parenkim floem, serabut floem, buluh floem, dan
sel pengiring. Fungsinya untuk mengangkut hasil fotosintesis (fotosintat) dari daun ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan.
IPA SD
LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. (UU No. 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Konferensi pertama PBB tentang lingkungan hidup dilaksanakan di Stockholm (Swedia)
pada tanggal 5 – 16 juni 1972. Dalam konferensi tersebut ditetapkan tanggal 5 juni sebagai Hari
Lingkungan Hidup se Dunia.
Semua organisme yang hidup di alam tidak dapat hidup sendiri, melainkan harus selalu
berinteraksi, baik dengan kelompoknya atau kelompok lainnya serta interaksi dengan alam
(lingkungan)
Perubahan pada lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang
terjadi pada lingkungan menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan
lingkungan itu sendiri
PERUBAHAN LINGKUNGAN
1. Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia
Perubahan yang terjadi di lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai bentuk aktifitas
manusia
2. Perubahan Lingkungan secara alami
Perubahan yang terjadi pada lingkungan karena peristiwa yang terjadi karena peristiwa
alam: gunung meletus, bencana alam dan peristiwa lainnya
PEMANFAATAN LIMBAH
Limbah merupakan sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya. Keberadaannya di
lingkungan dapat mengganggu baik dalam hal keindahan, kenyamanan, maupun
kesehatan
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan efek
negatif dari limbah tersebut mulai dari dari upaya daur ulang limbah sampai pemanfaatan
limbah menjadi barang yang berguna
GANGGUAN PADA SISTEM PERNAPASAN
• TBC (Tuberkulosis), yaitu infeksi kronis pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri
Tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis). Bakteri tersebut menyerang alveolus pada paruparu.
Penyakit ini ditandai dengan batuk-batuk disertai dengan adanya dahak yang
berdarah. Penyakit TBC dapat menular melalui udara. Vaksin yang digunakan untuk
mencegah TBC adalah vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin)
• Asma, yaitu terjadinya penyempitan pada saluran pernapasan sehingga oksigen susah
dihirup. Penyakit asma bisa disebabkan oleh berbagai macam pencetus, seperti debu,
dingin, beban pikiran, dll.
• Pneumonia adalah infeksi atau peradangan pada paru-paru sehingga alveolus berisi
cairan atau eritrosit yang berlebihan. Jenis pneumonia yang umum adalah pneumonia akibat
bakteri.
• Faringitis adalah peradangan pada faring sehingga timbul rasa sakit ketika menelan.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan oleh rokok.
ALAT PENCERNAAN
1. Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat
pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut
terdapat :
a. Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang
kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
b. Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c. Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan
ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia
adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi
rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
2. Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada
ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring
terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea
(tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar
makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga
makanan dapat berjalan menuju lambung
3. Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat
menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otototot
polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot
tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot
melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan
senyawa kimia yang dihasilkan lambung, adalah :
a) Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta
merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
b) Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang
dihasilkan sangat sedikit
c) Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki
oleh bayi.
d) Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan
makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu
mengeluarkan getahnya.
4. Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8
meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m),
serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja,
dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari
kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
a) Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
b) Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin
mengubah pepton menjadi asam amino.
c) Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang
dihasilkan ke usus halus
d) Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu
ke dalam usus halus.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
a) Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
b) Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan
tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
c) Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
d) Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
e) Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
f) Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
g) Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
h) Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal
i) Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa.
Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh
bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya.
Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi
disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida,
yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan
ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka
pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino.
Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran
darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh
cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak).
Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol.
Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh
pembuluh limfe.
5. Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5
meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu :
Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan
bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran
feses dari tubuh ddefekasi.
6. Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus,
feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang
maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang
menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Gangguan Sistem Pencernaan
− Apendikitis-Radang usus buntu.
− Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
− Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
− Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
− Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
− Tukak Lambung/Maag-”Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi
Helicobacter pylori
− Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah,
infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare,
sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering
dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab
diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai
dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam
mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu
banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena
kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak
mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika
pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari
lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak
lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di
rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis
tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis;
merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung,
seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan
produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding
lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan
akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang
pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.
Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula
apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
Besaran Fisika : segala sesuatu yang dapat dinyatakan dengan angka atau nilai dan
memiliki satuan
Besaran pokok : Besaran yang satuannya telah ditetapkan dahulu dan tidak dapat
dijabarkan dari besaran lain.
Besaran turunan : Besaran yang satuannya diturunkan dari satuan-satuan besaran pokok
Satuan : Satuan adalah suatu ukuran standar dari suatu besaran fisika
Adapun standar dari satuan internasional adalah:
1. Mempunyai nilai tetap.
2. Bersifat umum.
3. Dapat dikonversi ke dalam sistem satuan lain.
Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter Alat Ukur Listrik
Seorang teknisi elektronik biasanya memiliki alat pengukur wajib yang mereka gunakan untuk
berbagai keperluan teknis yaitu avometer yang merupakan gabungan dari fungsi alat ukur
amperemeter untuk mengukur ampere (kuat arus listrik), voltmeter untuk mengukur volt (besar
tegangan listrik) dan ohmmeter untuk mengukur ohm (hambatan listrik).
Mari kita lihat arti definisi dan fungsi masing-masing alat :
A. Amperemeter / Ampere Meter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini
dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan
dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk
deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan
dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada
kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar
pula simpangannya.
B. Voltmeter / Volt Meter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah
alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali
lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic
tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik.
Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang
terjadi.
C. Ohmmeter / Ohm Meter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan
suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan
galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm.
ALAT UKUR BERAT
Alat Ukur Besaran Dan Ketelitiannya
Pengukuran
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan pengamatan
yang disertai dengan pengukuran. Anda mengukur lebar meja belajar dengan menggunakan
meteran, dan mendapatkan bahwa panjang meja adalah 1,5 meter. Dalam pengukuran di atas
Anda telah mengambil meter sebagai satuan panjang.
Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan pengukuran terhadap besaran
tertentu menggunakan alat ukur yang telah ditetapkan. Misalnya, kita menggunakan mistar
untuk mengukur panjang.
Pengukuran sebenarnya merupakan proses pembandingan nilai besaran yang belum diketahui
dengan nilai standar yang sudah ditetapkan.
ALAT UKUR BESARAN
Alat Ukur Besaran Pokok
a. Panjang ( Mistar, Jangka Sorong & Mikrometer Sekrup)
b. Massa ( Neraca )
c. Waktu ( Stopwatch, Arloji )
d. Kuat Arus Listrik ( Amperemeter )
e. Jumlah Zat ( Pengukuran Tdk Langsung)
f. Intensitas Cahaya ( Lightmeter )
1. ALAT UKUR PANJANG DAN KETELITIANNYA
a. Mistar
Pada mistar 30 cm terdapat dua gores/strip pendek berdekatan yang merupakan skala terkecil
dengan jarak 1mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar tersebut adalah setengah dari skala
terkecilnya.
Jadi ketelitian atau ketidakpastian mistar adalah (½ x 1 mm ) = 0,5 mm atau 0,05 cm
b. Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua rahang, yang pertama adalah rahang tetap yang tertera skala
utama dimana 10 skala utama panjangnya 1 cm. Kedua rahang geser dimana skala nonius
berada. 10 skala nonius panjangnya 0,9 cm sehingga beda panjang skala utama dan nonius
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jadi skala terkecil pada jangka sorong 0,1 mm atau 0,01 sm sehingga ketelitiannya adalah ( ½
x 0,1 mm ) = 0,05 mm atau 0,005 cm.
c. Mikrometer Sekrup
Skala utama micrometer sekrup pada selubung kecil dan skala nonius pada selubung luar yang
berputar maju dan mundur. 1 putaran lengkap skala utama maju/mundur 0,5 mm karena
selubung luar terdiri 50 skala maka 1 skala selubung luar = 0,5 mm/50 = 0,01 mm sebagai
skala terkecilnya.
Jadi ketelitian atau ketidakpastian micrometer sekrup adalah ( ½ x 0,01 mm ) = 0,005 mm
atau 0,0005 cm
2. ALAT UKUR WAKTU DAN KETELITIANNYA
Alat ukur waktu yang umum digunakan adalah stopwatch. Pada stopwatch analog jarak antara
dua gores panjang yang ada angkanya adalah 2 sekon. Jarak itu dibagi atas 20 skala. Dengan
demikian, skala terkecil adalah 2/20 sekon = 0,1 sekon.
Jadi ketelitian stopwatch tersebut ( ½ x 0,1 sekon ) = 0,05 sekon
Alat Ukur Besaran Turunan
• Speedometer : mengukur kelajuan
• Dinamometer : mengukur besarnya gaya.
• Higrometer : mengukur kelembaban udara.
• Ohm meter : mengukur tahanan ( hambatan ) listrik
• Volt meter : mengukur tegangan listrik.
• AVOmeter : mengukur kuat arus, tegangan dan hambatan listrik
• Barometer : mengukur tekanan udara luar.
• Hidrometer : mengukur berat jenis larutan.
• Manometer : mengukur tekanan udara tertutup.
• Kalorimeter : mengukur besarnya kalor jenis zat.
Besaran Satuan Alat Ukur
Panjang Meter (m) Mistar, Jangka Sorong, Milimeter Sekrup
Massa Kilogram (kg) Neraca Pasar, Neraca Elektronik,
Neraca Lengan,
Waktu Sekon (s) Jam Pasir, Arloji, Stopwatch
Suhu Kelvin (K) Termometer
Kuat Arus Listrik Ampere (A) Amperemeter
Intensitas Cahaya Candela (Cd) Lux meter
Kecepatan Meter/sekon (m/s) Speedometer
Hambatan Listrik Ohm ( ) Ohmmeter
Tekanan Udara Pascal (Pa) Barometer
Potensial Listrik Volt (V) Voltmeter
Daya Listrik Watt (W) Wattmeter
Pengertian Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda
tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda
menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah.
BEBERAPA PENGERTIAN KALOR
1 kalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1ºC.
1 kalori = 4.18 joule
1 joule = 0.24 kalori
Kapasitas kalor (H) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk
menaikkan suhunya 1ºC (satuan kalori/ºC).
Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram
atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC).
Kalor yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan suhu tanpa mengubah wujud zat:
Q = H .ııt
Q = m . c .ııt
H = m . c
Q = kalor yang di lepas/diterima
H = kapasitas kalor
t = kenaikan/penurunan suhu
m = massa benda
c= kalor jenis
Kalor yang diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud benda:
Q = m . L
m = massa benda kg
L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap,kalor embun, kalor sublim, kalor lenyap)
/kg
Jadi kalor yang diserap ( ) atau yang dilepas ( ) pada saat terjadi perubahan wujud benda
tidak menyebabkan perubahan suhu benda (suhu benda konstan ).
Diagram Perubahan Wujud Benda karena Pengaruh Kalor Laten
Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Bagaimanakah cara kalor itu berpindah?
Kalor dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu konduksi atau hantaran, konveksi atau aliran,
dan radiasi atau pancaran.
1. Konduksi
Bagaimanakah perpindahan kalor secara konduksi? Lakukan kegiatan berikut!
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikelpartikel
zat tersebut.
Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Konduktor
Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik. Contoh : besi, baja, tembaga,
aluminium, dll
2) Isolator
Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik. Contoh : kayu, plastik,
kertas, kaca, air, dll
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kamu jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip kerjanya
memanfaatkan konsep perpindahan kalor secara konduksi, antara lain : setrika listrik, solder.
Mengapa alat-alat rumah tangga seperti setrika, solder, panci, wajan terdapat pegangan dari
bahan isolator? Hal ini bertujuan untuk menghambat konduksi panas supaya tidak sampai ke
tangan kita.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel
zat tersebut.
Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Kamu dapat memahami peristiwa konveksi,
antara lain:
1) Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air, sistem aliran
air panas.
2) Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat dan angin laut,
sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin dalam ruangan dipasang
AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik.
Dari kegiatan yang kamu lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa, aliran di dalam gelas
disebabkan karena perbedaan massa jenis zat. Air yang menyentuh bagian bawah gelas kimia
tersebut dipanasi dengan cara konduksi. Akibat air menerima kalor, maka air akan memuai dan
menjadi kurang rapat. Air yang lebih rapat pada bagian atas itu turun mendorong air panas
menuju ke atas. Gerakan ini menimbulkan arus kon-veksi. Pada bagian zat cair yang
dipanaskan akan memiliki massa jenis menurun sehingga mengalir naik ke atas. Pada bagian
tepi zat cair yang dipanaskan konveksi yang terjadi seperti ditunjukkan pada gambar di bawah
ini.
Pada bagian tengah zat cair yang dipanaskan, konveksi yang terjadi seperti ditunjukkan pada
gambar berikut.
Dari kegiatan yang kamu lakukan terlihat bahwa asap turun di dalam cerobong yang tidak
dipanaskan. Pada cerobong yang dipanaskan tekanan udara kecil sehingga asap akan
bergerak naik ke atas. Aliran udara yang terlihat itulah yang menunjukkan konveksi pada zat
gas. Tahukah kamu mengapa cerobong asap pabrik di buat tinggi? Coba kamu cari tahu
alasannya! Angin laut dan angin darat merupakan contoh peristiwa alam yang melibatkan arus
konveksi pada zat gas. Tahukah kamu bagaimana terjadinya angin laut dan angin darat? Coba
perhatikan gambar di bawah ini!
Pada siang hari daratan lebih cepat
panas daripada lautan. Hal ini
mengakibatkan udara panas di
daratan akan naik dan tempat
tersebut diisi oleh udara dingin dari
permukaan laut, sehingga terjadi
gerakan udara dari laut menuju ke darat yang biasa disebut angin laut. Angin laut terjadi pada
siang hari, biasa digunakan oleh nelayan
tradisional untuk pulang ke daratan.
Bagaimanakah angin darat terjadi?
Pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada lautan. Hal ini mengakibatkan udara
panas di permukaan air laut akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari daratan,
sehingga terjadi gerakan udara dari darat menuju ke laut yang biasa disebut angin darat. Angin
darat terjadi pada malam hari, biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk melaut mencari
ikan.
3. Radiasi atau pancaran
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Saat acara api unggun pada
kegiatan Pramuka di sekolahmu, apa yang dapat kamu rasakan saat kamu berada di sekitar
nyala api unggun? Kamu akan merasakan hangatnya api unggun dari jarak berjauhan.
Bagaimanakah panas api unggun dapat sampai ke badanmu? Kalor yang kamu terima dari
nyala api unggun disebabkan oleh energi pancaran. Alat yang digunakan untuk mengetahui
adanya radiasi kalor atau energi pancaran kalor disebut termoskop. Termoskop terdiri dari dua
buah bola kaca yang dihubungkan dengan pipa U berisi air alkohol yang diberi pewarna.
Perhatikan gambar!
Salah satu bola lampu dicat hitam, sedangkan yang lain dicat putih. Apabila pancaran kalor
mengenai bola A, hal ini mengakibatkan tekanan gas pada bola A menjadi besar. Hal ini
mengakibatkan turunnya permukaan zat cair yang ada di bawahnya. Bagaimanakah sifat
radiasi dari berbagai permukaan? Sifat radiasi berbagai permukaan dapat diselidiki dengan
menggunakan alat termoskop diferensial. Alat yang digunakan untuk menyelidiki sifat radiasi
berbagai permukaan disebut termoskop diferensial. Kedua bola lampu dicat dengan warna
yang sama, tetapi di antara bola tersebut diletakkan bejana kubus yang salah satu sisinya
permukaannya hitam kusam dan sisi lainnya mengkilap. Jika bejana kubus diisi dengan air
panas, akan terlihat permukaan alkohol di bawah bola B turun. Perbedaan ini disebabkan
karena kalor yang diserap bola B lebih besar daripada bola A. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1) Permukaan benda hitam, kusam, dan kasar merupakan pemancar dan penyerap kalor yang
baik.
2) Permukaan benda putih, mengkilap dan halus merupakan pemancar dan penyerap kalor
yang buruk
Sifat Materi Secara Kimia
Sifat Materi Secara Fisika
Faktor Penyebab Perubahan Sifat Benda
SIFAT MATERI SECARA KIMIA
Unsur:
zat tunggal yang menyusun materi
Senyawa :
zat-zat yang terbentuk dari unsur-unsur karena adanya reaksi kimia
Campuran :
gabungan zat-zat yang masih memiliki sifat yang sama dengan zat pembentuknya
Larutan :
campuran dua zat atau lebih yang homogen
SIFAT MATERI SECARA FISIKA
• Padat
• Menempati Ruang
• Memiliki Massa
• Bentuk dan Volume Tetap
• Cair
• Menempati Ruang Menekan ke segala arah
• Memiliki massa Mengalir ke tempat yang lebih rendah
• Bentuk berubah sesuai wadah
• Volume tetap
• Gas
• Menempati Ruang
• Memiliki massa
• Bentuk berubah sesuai wadah
• Volume tetap
PENYEBAB PERUBAHAN SIFAT BENDA
a. Pelapukan
b. Perkaratan
c. Pembakaran
d. Pemanasan
e. Pembusukan
f. Pendinginan
MACAM-MACAM GAYA
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang diberikan pada suatu benda sehingga benda
tersebut mengalami perubahan, baik itu perubahan arah, keadaan, maupun bentuk benda.
• Gaya Gravitasi
• Gaya Magnet
• Gaya Gesek
• Gaya Berat
• Gaya Normal
SIFAT-SIFAT CAHAYA
• Merambat Lurus
• Dapat Dibiaskan
• Dapat Menembus Benda Bening
• Dapat terdispersi
• Dapat Dipantulkan
• Memancarkan Radiasi
• Dapat terinterferensi
• Dapat terpolarisasi
• Dapat terdifraksi
6. Dapat terdispersiberarti cahaya putih bila melalui prisma bisa terurai menjadi sinar warna
warni (me-ji-ku-hi-bi-ni-u)
7. Dapat terinterferensi. Interferensi adalah suatu bentuk interaksi antar gelombang dalam
suatu tempat. Interferensi ini dapat menguatkan atau melemahkan.
8. Dapat terpolarisasi. Polarisasi adalah gerak oscilasi cahaya menuju arah tertentu dimana
medan magnet dan medan listriknya bergerak oscilasi saling tegak lurus.
9. Dapat terdispersi atau mengalami penyebaran gelombang cahaya dikarenakan adanya
celah-celah kecil.
Berikut contohnya.
Beberapa komponen listrik yang biasa kita temui diantaranya :
1. Kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere
2. Potensial listrik (V) dengan satuan volt
3. Hambatan listrik (R) dengan satuan ohm
4. Daya listrik (P) dengan satuan watt
Beberapa hubungan matematis besaran-besaran dalam listrik
Dengan
V = Potensial Listrik (V)
I = Kuat arus Listrik (A)
R = Hambatan Listrik (ohm)
P = Daya Listrik (watt)
W = Energi listrik (joule)
t= waktu (sekon)
Sebuah lampu berkapasitas daya 10 watt dialiri arus listrik sebesar 10 ampere dalam waktu 30
menit. Berapakah energi yang dibutuhkan lampu tersebut?
Jawab :
W = P.t = 10 . (30 x 60 sekon) = 10.1800 = 18.000
joule atau 18 kJ
Suatu rangkaian terdiri dari 1 buah lampu dan 1 buah baterei berpotensial listrik 12 V.
Rangkaian tersebut dialiri arus listrik sebesar 6 ampere selama 15 detik.
Hambatan dalam baterei dan kabel dianggap 0. Berapakah energi listrik yang dibutuhkan dalam
rangkaian tersebut?
Jawab :
W = V.I.t = 12.6.15 = 1080 Joule
Sebuah lampu memiliki daya 20 watt. Lampu tersebut dialiri arus listrik sebesar 5 A dalam
waktu 2 detik. Berapakah potensial listriknya?
Jawab :
V = W / I.t = 20 / 5.2 = 20/ 10 = 2 V
Energi kalor atau energi panas adalah energi yang dihasilkan dari gerakan-gerakan antar
partikel saat suhu suatu zat dinaikkan
Energi kalor dapat menyebabkan kenaikkan suhu pada suatu zat dan juga pemuaian. Contoh
pemuaian seperti di bawah ini :
• Prinsip Termometer
• Pengelingan
• Pemasangan Kaca Jendela
• Pemasangan Rel Kereta Api
• Keping Bimetal
Secara matematis , hubungan yang terjadi dalam energi kalor dapat dituliskan seperti
berikut :
Q = Kalor (joule)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis
= Perubahan suhu
Sebuah larutan bermassa 200 gram memiliki suhu 24 derajat celcius dan kalor jenis 3200 J kg-
1 C-1. Berapakah kalor yang diperlukan larutan tersebut untuk memanaskan hingga mencapai
suhu 64 derajat celcius?
Jawab :
Q = m.c. = 0,2.3200.(64-24) = 0,2.3200.40
= 25.600 joule
• Bumi Sebagai Pembatas
• Planet Inferior (Merkurius dan Venus)
• Planet Superior (Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus)
• Sabuk Asteroid sebagai pembatas
• Planet Dalam (Merkurius, Venus, Bumi, Mars)
• Planet Luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus)
• Berdasarkan Materi Penyusun
• Planet Jovian (tersusun dari gas) yaitu :jupiter, saturnus, uranus, neptunus
• Planet Terrestrial (tersusun dari batu silikat) yaitu: merkurius,venus, bumi, mars
TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA
• Teori Nebula (Immanuel Kant)
• Teori Awan Debu (Von Weizsaecker dan G.P. Kuiper)
• Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys)
• Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlein)
• Teori Bintang Kembar (Lyttleton)
1. Teori Nebula
Dikemukakan oleh Imannuel Kant. Kant mengatakan bahwa alam semesta ini berasal
dari sebuah nebula atau awan tipis yang menyebar, bersuhu tinggi, tetapi berputar sangat
lambat. Perputaran yang lambat ini menyebabkan adanya gumpalan-gumpalan di beberapa
daerah pada nebula tersebut. Gumpalan tersebut disebut inti massa. Inti massa yang terbesar
ada di tengah sedangkan yang lainnya tersebar. Seiring berjalannya waktu nebula tersebut
mengalami pendinginan. Gumpalan-gumpalan yang menyebar berubah menjadi planet
sedangkan gumpalan terbesar yang terletak ditengah tetap menjadi bola pijar yaitu matahari.
2. Teori Awan Debu
Dikemukakan oleh Von Weizsaecker dan G.P. Kuiper. Menurut mereka, tata surya
terbentuk dari awan yang luas yang menyebar di luar angkasa. Awan tersebut tersusun dari gas
hidrogen dan helium. Dikarenakan ketidak stabilan kondisi pada awan itu dan perputaran yang
sangat cepat terjadilah penyusutan awan menjadi cakram yang menggelembung tengahnya.
Bagian menggelembung ditengah adalah yang kita kenal dengan matahari sedangkan cakram
disekelilingnya adalah planet-planet.
3. Teori Pasang Surut
Dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys. Menurut mereka pada awal pembentukan tata
surya, hanyalahnmatahari yang menjadi anggota tata surya kita. Kemudian pada suatu saat
ada bintang yang melintas dekat matahari. Gravitasi bintang ini menyebabkan materi dari
matahari tertarik keluar sebagian menyerupai bentuk cerutu, yaitu menggembung di tengah dan
mengecil di ujung. Bagian cerutu itulah yang kemudian terus berputar-putar mengelilingi
matahari. Kemudian bagian matahari yang mencuat tersebut lama kelamaan menjadi planet.
4. Teori Planetesimal
Dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlein. Pada teori ini, sebagian materi matahari
yang mencuat keluar akibat gravitasi bintang yang melintas di dekatnya tidak lantas menjadi
planet, melainkan membeku menjadi batu-batu kecil cikal bakal planet yang disebut
planetesimal. Planetesimal tersebut kemudian berputar mengelilingi matahari. Planetesimal
yang besar menyapu planetesimal yang kecil yang akhirnya saling bergerumul membentuk
planet.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh Lyttleton. Teori ini mengatakan bahwa asalnya matahari itu
berupa bintang kembar. Kedua bintang ini saling mengitari satu sama lain. Pada suatu saat ada
bintang lain yang menabrak salah satu bintang ini. Bintang yang tertabrak pun hancur dan
materi-materi dari bintang tersebut berputar mengelilingi kembarannya. Serpihan-serpihan kecil
inilah yang kemudian akan membentuk planet, sedangkan bintang yang tidak tertabrak disebut
matahari.
Bumi tidak benar-benar bulat seperti bola, tetapi pepat pada kedua kutubnya dan agak
menggelembung di sekitar khatulistiwa, oleh sebab itu diameter bumi di kutub lebih pendek
dibandingkan dengan diameter bumi di khatulistiwa.
Diameter bumi di kutub ±12. 714 km.
Diameter bumi di khatulistiwa ±12.757 km
Lapisan bumi berturut-turut mulai dari lapisan yang paling luar adalah : kerak bumi ( ±50 km),
mantel/selubung bumi (±3000 km), inti cair /inti luar ( ±2.000 km), dan inti padat/inti dalam
(±1.000 km)
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
1. FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI
1.1. Fakta
Fakta adalah kenyataan yang ada di sekitar kita yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta adalah
ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep. Ciri khas fakta adalah ”buntu” tidak
lebih daripada apa yang tampak.
Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada atau terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ilmu sosial yang terjamin kebenarannya.
Fakta juga dapat diartikan sebagai apa yang benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real,
benar dan juga merupakan kejadian yang nyata. Fakta menunjuk pada kondisi yang khusus dan
keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum). Fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan
memiliki peranan yang penting karena fakta dapat membentuk konsep dan generalisasi. Selain itu,
fakta juga merupakan hasil observasi yang bisa dibuktikan secara empiris. Oleh karena itu, fakta
bukan merupakan hasil perolehan secara acak, tetapi memiliki relevansi dan berkaitan dengan teori.
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk
menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang
sudah ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan prinsip-prinsip
agar fakta lebih mudah dapat dipahami.
Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan bahwa fakta merupakan pernyataan positif dan
rumusannya sederhana. Ada kalanya guru juga perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan
pengertian fakta ini dengan cara yang sederhana misalnya dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa, seperti :
~ Coba kamu hitung jumlah teman satu kelas kalian yang hadir hari ini !
~ Siapakah nama kepala sekolah kita?
~ Ada berapa ruangan belajar yang dimiliki sekolah kita?
Jawaban yang dikemukakan siswa atas pertanyaan di atas merupakan fakta. Dengan
demikian, anak akan menyadari bahwa fakta itu amat banyak dan tak terhitung jumlahnya. Namun,
perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya
bertumpu pada fakta akan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan oleh :
a. Kemampuan kita untuk mengingat fakta sangat terbatas
b. Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim di suatu kota,
perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya
c. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS.
Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan faktafakta
yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta
merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan
kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian
dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami siswa.
1.2. Konsep
Konsep adalah kesan indrawi yang mempunyai makna tertentu. Konsep adalah suatu kesatuan
atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek, peristiwa atau proses.
Konsep dapat dipahami bila dibahas berhubungan tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol.
- Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Dari pengertian
tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsep mengandung atribut. Atribut adalah ciri
yang membedakan tabel objek atau peristiwa atau proses dari obyek, peristiwa atau proses
lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat dibuktikan
melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar,
chart yang berisi data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Misalnya jika kita
memperoleh sesuatu bahwa ada sebuah benda yang terbuat dari kayu, memiliki empat buah
kaki, ada bidang datar di atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis. Maka dengan
kemampuan mental kita, informasi yang berupa fakta tersebut kita sederhanakan dengan cara
memberi nama atau label yaitu ”meja tulis”.
- Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan
mengklasifikasikan atau mengkategorikan satu kelompok dari suatu (benda), gagasan atau
peristiwa. Misalnya jika disebutkan kata “keluarga”, maka dalam konsep keluarga itu pasti ada
bapak, ibu, anak, saudara.
- More mengemukakan konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam benak atau pikiran manusia
berupa sebuah ide atau sebuah gagasan. Sedangkan
- Parker menyatakan bahwa konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu. Konsep dapat
dikatakan sebagai gagasan yang ada melalui contoh. Dari contoh di atas menggambarkan
bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berfikir, karena ia sedang memikirkan tentang
contoh-contoh konsep. Proses berfikir tersebut sering disebut dengan istilah ”konseptualisasi”.
Oleh karena itu, kesan mental (mental image) dari seseorang tentang suatu konsep akan
berbeda karena tergantung kepada latar belakang pengetahuan, ilmu yang dimiliki, dan budaya
orang yang melakukan konseptualisasi. Karena setiap orang membangun konsepnya sendiri
berdasarkan pengalaman, dalam membaca buku, diskusi dan sebagainya sehingga ia menangkap
sesuatu bahwa:
- Konsep bukan suatu verbalisasi/tidak spesifik.
- Konsep adalah kesadaran mental yang bersifat internal yang mempengaruhi perilaku.
Menurut Womack (1970), selain memahami konsep yang dibangun berdasarkan pengenalan
kita terhadap atribut kelas (penggolongan) dan simbol, juga penting memahami tingkat arti (level of
meaning) dari sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep studi sosial merupakan kata
atau sekumpulan kata (prosa) yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan
bersifat tetap (Certain, vakint, inalienable, features = tetap, menonjol, tak dapat dicabut).
Konsep sangat penting bagi kehidupan manusia karena konsep dapat membantu seseorang
untuk mengorganisasikan informasi atau data yang mereka terima. Konsep dapat menempatkan
informasi dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar
data. Berbeda dengan fakta yang terbatas pada situasi khusus, konsep mempunyai penerapan yang
luas dan memiliki banyak penafsiran.
Konsep dapat diperoleh di mana seseorang harus mengenal, memahami, dan merumuskan
data-data yang menjadi ciri atau atribut dari suatu konsep. Pengalaman sebelumnya sangat
diperlukan untuk menghadapi bermacam konsep dalam situasi yang berbeda.
Konsep, generalisasi memegang peranan penting dalam mengajar IPS. Pada tingkat SD lebih
ditekankan pada pemahaman konsep, dan pada tingkat sekolah menengah ke atas lebih ditekankan
kepada generalisasi. Untuk membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah. Konsep dapat
dipelajari dengan efektif dengan mengemukakan sejumlah contoh yang positif. Hasil penelitian telah
membuktikan bahwa konsep efektif diajarkan jika sejumlah contoh positif dikemukakan, sehingga
dapat dibentuk karakteristik dari konsep yang di ajarkan, diikuti dengan contoh negatif yang
menggambarkan karakteristik yang membedakannya.
IPS sebagai bidang kajian terdiri dari beberapa bidang ilmu-ilmu sosial seperti sejarah,
geografi, antropologi, ekonomi, dan sebagainya. Masing-masing ilmu sosial terdiri dari berbagai
macam konsep. Misalnya sejarah, terdiri dari konsep peristiwa, kejadian waktu, dan tempat.
Setelah dikemukakan sejumlah konsep dasar ilmu sosial yang membangun bahan kajian IPS,
maka jelas bagi kita bahwa kedudukan konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk
menelaah berbagai masalah sosial yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
1.3. Generalisasi dan Teori
Generalisasi adalah hubungan atau beberapa konsep atau adalah rangkaian atau hubungan
antarkonsep-konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens,
kesimpulan, pemahaman, atau prinsip.
1.3.1. Ciri-ciri generalisasi
- Menunjukkan hubungan dua konsep atau lebih.
- Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan bagian
atau contoh.
- Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep.
- Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya
berdasarkan pengamatan semata.
- Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji
berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan mengguna- kan sistem penalaran dan equity.
1.3.2. Fungsi generalisasi.
- Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran.
- Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar.
- Membantu dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan pengajar an dalam kurikulum
studi IPS.
Perbedaan antara konsep dan generalisasi.
- Generalisasi adalah dasar-dasar atau aturan-aturan yang dituangkan dalam kalimat yang
kompleks. Konsep adalah suatu kesatuan atribut berkaitan.
- Generalisasi memiliki tesis yang menunjukkan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak
memiliki tesis.
- Generalisasi bersifat objektif dan impersonal/tidak satu/umum konsep amat subjektif dan
personal yang memiliki konotatif yang berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain.
- Generalisasi memiliki aplikasi yang universal. Konsep hanya terbatas pada orang-orang tertentu.
- Untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf awal harus didukung oleh sejumlah besar fakta
yang membawakan sejumlah konsep untuk mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta memiliki
keberlakuan atau penerapan yang sangat terbatas kea rah waktu, tempat, dan ruang, atau
kejadian lain. Sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang
membantu seseorang untuk membentuk dan memahami suatu generalisasi. Dengan generalisasi
kita dapat memperkirakan kejadian-kejadian yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan
yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan
fakta.
Proses terbentuknya generalisasi.
Contoh : Generalisasi
Dalam contoh generalisasi tersebut di atas konsep-konsep tentang tanah, tenaga kerja, modal
dan produksi membentuk sebuah generalisasi.
Fakta
- Objek (benda, orang)
- Peristiwa
- Prosedur
Banyak di sekitar
a kita
Konsep
- Tergantung pada subjek A
- Tergantung pada subjek B
- Tergantung pada subjek C
Subjek
b
Generalisasi
- Konsep A
- Konsep B
- Konsep C
Aplikasi secara universal
c
- Tanah
- Tenaga Kerja
- Modal
Digunakan dalam
setiap produksi
Satu Generalisasi
Ilmu pengetahuan tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi,
maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang
ada. Peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk
suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep,
dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat
dipisahkan dalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS
2. SEJARAH KENAMPAKAN ALAM, SERTA HUBUNGANNYA DENGAN KERAGAMAN
SOSIAL BUDAYA
Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau,
yang membentang sepanjang 5.120 km dari timur ke barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km dari
utara ke selatan. Luas wilayah daratan negara Indonesia mencapai 1,9 juta km² dan luas perairan
laut tercatat sekitar 7,9 juta km². Panjang garis pantai sekitar 81,791 km, merupakan pantai tropik
terpanjang di dunia. Bentuk fisik wilayah kepulauan, dan posisi geografis Indonesia di antara dua
benua dan dua samudera merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap
terciptanya pluralistik suku bangsa di Indonesia.
Pada wilayah darat, ada keanekaragaman morfologi, seperti pegunungan, perbukitan,
gunung api, bukit, dan sebagainya. Demikian pula di dasar laut, memiliki paparan (shelf), lereng
kontinen (continental slope), kaki benua (continental rise), basin, palung laut (trough), parit laut
(trench), gunung api laut (sea mount) dan sebagainya. Keanekaragaman morfologi daratan dan
dasar laut tersebut merupakan produk adanya interaksi tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu
Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah Barat-Baratlaut, dengan kecepatan 9 cm/tahun,
Lempeng Samudera Hindia-Benua Australia yang bergerak ke Utara dengan kecepatan 7 cm/tahun,
dan Lempeng Benua Eurasia yang bergerak ke arah Timur-Tenggara dengan kecepatan 1
cm/tahun.
Dari segi jumlah penduduk, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dan
menduduki urutan ke-4 di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Secara horisontal, terlihat
adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan etnik, agama, ras, golongan
dan perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh
adanya perbedaan-perbedaan antara strata atas dan strata bawah, semakin tumbuhnya polarisasi
sosial berdasarkan kekuatan politik dan ekonomi.
Indonesia berada pada pertemuan berbagai macam kebudayaan dunia, yang berjalin satu
dengan yang lain. Bila diteliti dalam perjalanan sejarah, kebudayaan yang masuk ke Indonesia
adalah kebudayaan Cina, Hindu, Islam, dan Eropa.
2.1. Sejarah Kenampakan Alam Indonesia
2.1.1. Aspek Fisik Wilayah
2.1.1.1. Topologi
Aspek topologi meliputi letak, luas, batas, dan bentuk fisik wilayah. Aspek ini terkait dengan
kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik dan sistem pertahanan dan keamanan. Secara
astronomis, wilayah Indonesia terletak pada 6º LU-11º LS dan 95º BT-141º BT. Berdasarkan posisi
busurnya, wilayah Indonesia berada di belahan timur, sedangkan berdasarkan posisi lintangnya,
sebagian besarnya berada di belahan bumi selatan. Apabila diperhatikan pada Peta NKRI, batas
paling utara 6º LU tepat melewati Pulau Weh di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, batas paling
Selatan 11º LS tepat melewati Pulau Rote di Provinsi Nusa Tenggara Timur, batas sebelah barat
95º BT melewati Pulau Breueh di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dan batas sebelah timur 141º
BT melewati Merauke di Provinsi Papua.
Memperhatikan letak astronomi tersebut, berarti Indonesia berada di daerah tropik, dimana
jalur khatulistiwa melintasinya. Indonesia termasuk iklim tropik basah. Daerah-daerah di khatulistiwa
mempunyai suhu tinggi, karena matahari bersinar 12 jam atau antara siang dan malam relatif sama
panjangnya. Hal ini bermakna, Indonesia tidak mengenal empat musim seperti halnya daerah
lintang tengah. Pada daerah-daerah khatulistiwa, curah hujan cukup banyak dan merata sepanjang
tahun seperti di Pulau sumatera, Kalimantan, dan Papua, sehingga daerah ini tertutup hutan
belantara dan terdapat beberapa sungai besar, dapat merupakan jalur transportasi yang penting.
Indonesia terletak memanjang menurut garis lintang, ini berarti diperlukan beberapa daerah
waktu. Perbedaan garis bujur Indonesia sebesar 46º (141º-95º), terdapat selisih waktu ± tiga jam.
Berdasarkan Kepres RI Nomor 41 Tahun 1987, wilayah NKRI dipenggal menjadi tiga daerah waktu
yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB) yang meliputi seluruh Provinsi di Pulau Sumatera, Jawa-Madura,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah; Waktu Indonesia Tengah (WITENG): GMT + 8 jam yang
meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur. Bali, NTB, NTT serta seluruh Provinsi di Pulau
Sulawesi; dan Waktu Indonesia Timur (WIT): GMT + 9 jam dengan derajat tolok 135º BT, meliputi
Maluku, dan Papua.
Kedudukan suatu tempat terhadap daerah-daerah lain di sekitarnya, dinamakan letak
geografis. Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua ( Benua Asia dan Benua Australia) dan
dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Posisi Indonesia sangat strategis, berada
di jalur perdagangan, lalu lintas laut, wisata dari barat ke timur.
Posisi silang demikian, memberi ciri keterbukaan, membuka peluang menyusupnya unsurunsur
dari luar dengan segala macam pahamnya yang dapat mempengaruhi dan menipiskan
identitas nasional dan integritas bangsa. Kita harus tetap waspada terhadap pengaruh dari luar yang
tidak sesuai dengan ideologi NKRI, yaitu Pancasila. Berdasarkan posisi tersebut, juga dapat
mempengaruhi iklim Indonesia. Indonesia beriklim musim, ditandai angin musim barat dan angin
musim timur, yang menimbulkan musim hujan dan musim kemarau. Iklim semacam sesuai untuk
tumbuhnya keanekaragaman tetumbuhan.
Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga deretan pegunungan di dunia. Pertama,
deretan pegunungan Alpen-Banda atau Pegunungan Mediteran. Deretan pegunungan ini terbentang
dari pegunungan Alpen di Eropa Barat melalui Pegunungan Himalaya, Arakan Yoma di Birma,
Kepulauan Andaman, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Wetar, Damar, dan
berakhir di Laut Banda. Kedua, deretan pegunungan Asia Timur. Pegunungan ini merupakan bagian
dari Pegunungan Lingkar Pasifik. Deretan Pegunungan Asia Timur terbentang dari Jepang, Taiwan,
Filipina, kemudian bercabang di Kalimantan (Pegunungan Muller dan Schwaner) dan Sulawesi
(sepanjang Sulawesi Utara). Ketiga, deretan Pegunungan Lingkar Australia. Pegunungan ini
terbentang dari Selandia Baru, melalui Pulau Kaledonia di sebelah timur Australia, bagian utara
Papua Nugini dan Papua, berakhir di Pulau Halmahera.
1.1.1.2. Geologi
Adanya interaksi tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik,
Lempeng Samudera Hindia-Lempeng Benua Australia, serta Lempeng Benua-Eurasia,
menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa geologi yang spektakuler, seperti kegiatan magmatik
dan terbentuknya zona-zona kegempaan yang tinggi, terbentuknya banyak pulau, dan pembentukan
cekungan-cekungan sedimenter yang kaya akan berbagai potensi sumber daya mineral, serta
pembentukan keanekaragaman bentuk lahan serta berkembangnya berbagai jenis tanah.
Dunia telah terwujud sejak 4.500 tahun silam. Namun kepulauan Indonesia sudah terwujud
kurang lebih 500.000 juta tahun yang lalu, setelah zaman es terakhir. Pada waktu itu Pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan masih menjadi satu dengan Asia, dan Pulau Papua menjadi satu
dengan daratan Australia. Setelah zaman es itu berakhir, es meleleh secara banyak di kedua kutub
bumi. Permukaan air laut di seluruh dunia naik kurang lebih 60 meter. Sebagian daratan Asia bagian
tenggara seakan-akan tenggelam dan terbentuklah Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
Sebagaian benua Australia bagian utara juga seakan-akan tenggelam dan terbentuklah Pulau
Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Ditengah-tengah, antara kedua kelompok pulau yang baru
terbentuk itu, terdapat Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara.
Rangkaian pulau-pulau dari Sumatera hingga ke Papua sekarang menjadi Kepulauan Indonesia.
Bumi terdiri dari lempeng-lempeng tektonik yang selalu bergerak. Pergerakan lempeng
memungkinkan adanya pergeseran. Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik
utama dunia, yaitu Eurasia (Asia), Hindia Australia dan lempeng Pasifik. Indonesia berada pada
busur kepulauan (Santoso, 1993). Suatu busur kepulauan aktif merupakan suatu anomali di
permukaan bumi, dengan ciri-ciri bentuk rangkaian kepulauan yang menerus, rangkaian gunung api
aktif, palung laut pada arah lautan dan bentuk cawan mendatar pada arah kontinen, adanya anomali
isostasi gravitasi, aktivitas seismik, pergerakan kerak bumi sedang berjalan. Aktivitas pada busur
kepulauan tadi dengan sendirinya akan memberikan dampak yang positif seperti kesuburan tanah,
kekayaan sumberdaya alam, keindahan alam, wujud pegunungan, gunung api, perbukitan, daratan
dan dampak negatif seperti bencana alam gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, gerak massa
batuan atau tanah kepada manusia.
2.1.1.2. Geomorfologi.
Wilayah darat Nusantara terdiri dari keanekaragaman bentuk lahan. Keanekaragaman
bentuklahan tersebut terbentuk karena adanya proses endogenik, proses eksogenik, proses
biogenik, dan proses antropogenik.
Bentuk lahan struktural di Indonesia menyebabkan keanekaragaman pegunungan, dan
perbukitan. Gunung api adalah suatu bentuk timbulan di permukaan bumi, yang pada umumnya
berupa kerucut raksasa, kerucut terpancung, kubah atau bukit yang diakibatkan oleh penerobosan
magma ke muka bumi. Gunung api Nusantara didominasi oleh gunung api tipe strato, yaitu gunung
api yang berbentuk seperti kerucut, material yang dikeluarkan pada waktu terjadi erupsi berselangseling
antara lava cair encer dan lava cair kental. Gunung api tipe ini makin lama akan makin
bertambah tinggi. Pada waktu gunung api meletus, material yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis,
yaitu material padat meliputi batu-batu besar, batu-batu kecil, kerikil dan pasir, debu atau abu
vulkanis; material cair (lava cair); dan gas.
Tidak selamanya gunung api itu aktif. Suatu ketika aliran magma dari batholith makin
berkurang dan akhirnya terhenti sama sekali. Bila aliran lava terhenti maka gunung api itu dikatakan
telah padam atau mati. Kadang-kadang sebuah gunung api seolah-olah tampak telah padam,
karena kepundannya tersumbat oleh lava yang membeku sehingga fenomena vulkanisme tidak
tampak. Padahal di dalam badan gunung api, aliran magma dan gas dari batolith masih terus
berlangsung. Pada suatu saat bila tekanan gas dan magma sudah sedemikian kuat akan mampu
mendorong dan melontarkan sumbat lava pada kepundan dengan dasyat dan tiba-tiba, sehingga
terjadilah letusan gunung api yang sangat eksplosif.
Letusan gunung api yang akan meletus biasanya mempunyai tanda-tanda alami sebagai
berikut: suhu di sekitar kawah naik, banyak sumber air di sekitar gunung itu mengering. sering
terjadi gempa vulkanik, dan banyak binatang yang menuruni lereng. Gunung api yang sudah kurang
aktif, memiliki tanda-tanda yang disebut gejala post vulkanik yang berupa keluarnya berbagai jenis
gas dan gejala lain.
Daerah kerucut gunung api ditilik dari bahaya gunung api tergolong daerah bahaya I, daerah
yang tidak dapat dihuni. Proses geomorfik pada lereng volkan yang utama adalah masswasting dan
erosi.. Bagian tertentu dari lereng ini merupakan jalan keluar material yang bergerak dari bagian
kerucut. Lereng gunung api sebagian besar termasuk daerah bahaya II, tidak boleh dipergunakan
sebagai permukiman. Sedangkan pada kaki gunung api proses geomorfik yang terjadi adalah erosi,
masswasting seperti aliran lahar. Daerah di sekitar saluran sungai utama merupakan daerah bahaya
III.
Gunung api membawa keuntungan, di samping kerugian. Keuntungan adanya gunung api
antara lain:
- Abu vulkanik yang dikeluarkan gunung api saat terjadi erupsi dapat menyuburkan tanah
pertanian karena banyak mengandung unsur hara tanaman;
- Material yang dikeluarkan gunung api saat terjadi letusan yang berupa pasir, kerikil, batu-batu
besar, kesemuanya merupakan mineral industri yang dapat digunakan untuk bahan bangunan;
- Gunung api terbentuk dari keluarnya magma dari dalam bumi, magma yang menuju permukaan
bumi tersebut banyak membawa mineral logam, dan barang tambang lainnya, oleh karena itu di
daerah pegunungan dan gunung api banyak diketemukan bahan tambang;
- Adanya gunung api yang tinggi menyebabkan terjadinya hujan orografis, sehingga daerah itu
menjadi daerah yang banyak hujan; dan
- daerah yang bergunung api biasanya merupakan daerah tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai daerah hutan, perkebunanan, dan daerah ekowisata.
Kerugian adanya gunung api:
- Gunung api pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar, lava ini selanjutnya bergerak turun
dari puncak gunung menuruni lereng dalam keadaan suhu yang sangat tinggi, sehingga lava
pijar ini dapat menghanguskan apa saja yang dilaluinya baik manusia, hewan, dan tumbuhan;
- Gunung api yang meletus juga mengeluarkan gas yang sangat panas, yang juga bergerak
menuruni lereng, gas yang panas ini dapat membentuk awan panas, dan dapat
menghanguskan apa saja yang dilaluinya, awan panas ini justru bergerak lebih cepat dari
gerakan lava pijar, seperti awan panas Gunung Merapi;
- pada gunung api yang puncaknya tidak ada danau kawah, pada saat terjadi letusan, lava pijar
yang akan keluar akan bercampur dengan air yang terdapat di danau kawah, dan terbentuklah
lahar panas. Bila lahar panas ini meluncur ke bawah menuruni lereng dengan cepat maka akan
menghancurkan makhluk hidup yang dilaluinya;
gudi-wiyono.blogspot.com
- Pada gunung api yang puncaknya tidak ada danau kawah, sering terjadi lava yang keluar dari
lubang kepundan akan tertumpuk di puncak gunung, setelah selang beberapa waktu lava
tersebut telah menjadi dingin tiba-tiba terguyur air hujan, lava yang telah dingin dan jenuh
dengan air hujan tersebut akhirnya akan meluncur ke bawah berupa lahar dingin , yang
berwujud aliran batu, kerikil dan pasir yang jenuh air meluncur ke bawah menuruni lereng akan
merusak rumah, jembatan, manusia, hewan, tanaman dan sebagainya;
- Gunung api yang tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan hujan, daerah
semacam ini curah hujannya sedikit dan bersifat lebih kering, seperti Lembah Palu, Sulawesi
Tengah;
- Bila gunung api yang meletus itu terletak di bawah permukaan air laut, maka pada waktu terjadi
letusan dapat menimbulkan tsunami yang menimbulkan gelombang hempasan pantai , akan
menyeret penduduk yang ada di pantai , sepereti gelombang tsunami di Banten dan Lampung
akibat letusan Gunung Krakatau (1883); dan
- Abu vulkanik di udara dari letusan gunung api dapat mengganggu penerbangan.
Selain memiliki gunung api, Indonesia juga memiliki pantai.Pantai di Indonesia terdiri dari
berbagai tipe, ada tipe pantai berundak, pantai struktural, pantai landai, pantai pulau-pulau karang,
pantai berbatu dan pantai vulkanik. Wilayah daratan Indonesia juga tersusun dari bentuk lahan
karst (pelarutan) yang terdiri dari batu gamping dan dolomit seluas 154.032 km², tersebar di
beberapa pulau besar (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua Barat serta Kepulauan Nusa Tenggara,
Bali dan Maluku).
Pada DAS di Indonesia berkembang keanekaragaman bentuk lahan asal proses fluvial, yaitu
dasar sungai, erosi sungai, teras sungai, dataran alluvial, danau tapal kuda, tanggul alam sepanjang
sungai, dataran banjir, kipas alluvial, delta, rawa air tawar, endapan danau, dan sebagainya. Selain
bentuklahan asal proses fluvial wilayah daratan Indonesia dibentuk oleh proses denudasi
(bentuklahan denudasional), meliput permukaan planasi (surface of planation), bukit sisa (residual
hill), tekuk pada lereng (break of slope), kipas perombakan lereng (scree fan), tanah mengalir (earth
flow), lumpur mengalir (mud flow), longsoran (landslides), penendatan (slumping), erosi lembar
(sheet erosion), erosi alur (rill erosion), erosi lembar kecil (gully erosion).
Keanekaragaman morfologi daratan Nusantara akan mempengaruhi pola pemukiman
penduduk, ada yang mengikuti garis pantai, DAS, terpencar-pencar (daerah karst), sepanjang kaki
gunung api, dan sebagainya. Pola permukiman tersebut masing-masing mempunyai masalah
lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan yang beranekaragam.
2.1.1.4. Pedologi dan Edapologi.
Kajian mengenai proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya,
klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara pengamatan tanah, dinamakan pedologi. Apabila
tanah dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman disebut edapologi.
Tanah merupakan tubuh alam, sebagai materi, dan sebagai faktor produksi. Sebagai tubuh
alam, tanah dibentuk oleh proses-proses dan faktor-faktor pembentuk tertentu. Sebagai bahan atau
materi tanah memiliki sifat-sifat tertentu (sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi). Sebagai faktor
produksi tanah memiliki produktivitas tertentu,nilai tertentu untuk kesejahteraan & kelangsungan
hidup umat manusia.
2.1.1.5. Hidrologi
Hidrologi mempelajari seluk beluk air, kejadian dan distribusinya, sifat alami, dan sifat
kimiawinya, serta reaksinya terhadap kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya (Sri Harto,
1993). Aliran air tawar atau payau yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya
dibatasi oleh tanggul-tanggul alam selanjutnya bermuara di laut, danau atau saluran lainnya,
dinamakan sungai. Sedangkan, sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografik (punggung
bukit) yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke sungai
utama yang bermuara di danau, atau laut, dinamakan daerah aliran sungai, disingkat DAS.
Sungai-sungai besar di Indonesia banyak terdapat di pulau-pulau besar, yaitu Sumatera,
Kalimantan, Jawa, dan Papua. Sungai-sungai ini bermata air di pegunungan dan mengalir ke laut
sepanjang ratusan kilometer. Di Sulawesi, Maluku, Bali, NTB, NTT sungai-sungai pada umumnya
pendek. Wilayah daratan pulau-pulau ini sempit dan tidak memiliki dataran rendah yang luas. Hanya
sungai Konoweha di Sulawesi Tengah merupakan sungai yang agak panjang. Sumber air sungai di
Indonesia umumnya adalah air hujan dan air tanah yang keluar sebagai mata air. Ada pula
beberapa sungai yang bermata air pada danau, seperti sungai Asahan yang bersumber pada danau
Toba dan sungai Komering pada danau Ranau.
Cekungan luas di daratan yang kemudian digenangi air, dinamakan danau. Air danau
umumnya berasal dari air hujan atau air tanah. Danau-danau di Indonesia terbentuk karena kegiatan
gunung api, gerakan tektonik, dan dibuat manusia. Kegiatan gunung api di Indonesia menyebabkan
terjadinya danau kawah (danau Kaldera dan danau maar). Danau kawah terbentuk apabila kawah
gunung api yang mati terisi air hujan kemudian menjadi danau, karena batuan di dasar kawah tidak
dapat ditembusi air. Danau kawah terdapat pada Gunung Kelud. Kawah yang sangat luas dan
dalam disebut kaldera. Danau Batur di Bali dan Segara Anak di Lombok adalah contoh danau
kaldera. Danau maar berasal dari lubang besar yang timbul akibat letusan gas yang hebat di dalam
bumi. Bila lubang atau maar ini memotong permukaan tanah, maka ia terisi air dan terbentuk danau
maar. Danau maar terdapat di sekitar gunung Lamongan, yaitu ranu Klakah, dan gunung Simeru,
yaitu ranu Bendali dan ranu Gumbolo. Gerakan tektonik dapat mengakibatkan sebagian permukaan
bumi mengalami penurunan atau terban, sehingga terbentuk cekungan, yang kemudian dan menjadi
danau. Danau tektonik banyak dijumpai di Sumatera (Toba, Singkarak, Ranau) dan Sulawesi
(Towuti, Matana, Poso).
Di Jawa dan Kalimantan banyak dibuat danau buatan atau waduk dengan tujuan untuk
menampung air sungai yang sering banjir, irigasi, pembangkit tenaga listrik atau untuk kebutuhan air
domestik. Waduk-waduk yang besar antara lain waduk Jatiluhur, Gadjahmungkur, Karangkates, dan
Riam Kanan. Danau dimanfaatkan juga sebagai tempat pemeliharaan ikan, mempertahankan air
tanah sekitarnya, wisata, olahraga dan lalu lintas.
Pada beberapa muara sungai besar di Sumatera, Papua, Kalimantan, dan beberapa tempat
di Sulawesi banyak dijumpai rawa-rawa luas. Sebagian rawa-rawa ini terpengaruh oleh pasangsurut
air sungai terdekat, sehingga air tawar itu bergerak, dan terjadi pergantian air, tetapi ada juga
rawa yang tergenang. Air rawa yang tergenang umumnya masam, dasarnya terdiri dari lapisan
gambut yang tebal. Pada bagian rawa yang mendapat pengaruh pasut derajat keasamannya lebih
rendah.
Biogeografi mempelajari pola-pola persebaran hewan dan tumbuhan pada permukaan
bumi serta proses-proses yang menyebabkannya. Biogeografi meliputi Fitogeografi (Geografi
Tumbuhan), mempelajari pola-pola persebaran tetumbuhan pada permukaan bumi serta prosesproses
yang menyebabkannya; dan Zoogeografi (Geografi Hewan), mempelajari pola-pola
persebaran hewan pada permukaan bumi serta proses-proses yang menyebabkannya.
Persebaran flora Nusantara dapat diklasifikasikan ke dalam Tiga Kawasan, yaitu Kawasan
Barat Nusantara, Kawasan Tengah Nusantara, dan Kawasan Timur Nusantara (Ruhimat, 2006).
Flora Kawasan Barat Nusantara memiliki banyak persamaan dengan keadaan flora Asia pada
umumnya. Oleh karena itu, Flora Kawasan Barat Nusantara sering pula dinamakan Flora Asiatis.
Faktor terjadinya kesamaan tersebut disebabkan oleh proses geologi, di mana pada masa lalu
wilayah barat Nusantara pernah besatu dengan benua Asia. Fauna yang terdapat di kwasan barat
Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali) memperlihatkan kesamaan dengan fauna Asia
(Asiatis). Pada kawasan banyak terdapat hewan menyusui yang besar seperti gajah, harimau ,
banteng, badak, tapir dan sebagainya.
Flora Kawasan Tengah Nusantara, merupakan flora khas Indonesia. Pada kawasan tengah
Indonesia yaitu Sulawesi, Maluku dan seluruh Nusa Tenggara, terdapat jenis-jenis hewan yang tidak
dijumpai di kawasan barat maupun di kawasan timur Indonesia. Anoa dan babi rusa hanya tersebar
di Sulawesi, dan biawak Komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur.
Flora Kawasan Timur Nusantara memiliki persamaan dengan wilayah Australia sehingga
sering dinamakan flora Australis. Sebagian besar flora kawasan timur Indonesia terdapat di Pulau
Papua. Jenis-jenis hewan berkantung, seperti kanguru, dan aneka jenis burung dijumpai di daerah
ini. Kanguru pohon yang terdapat di Irian Jaya terdapat juga di Australia. Burung cendrawasih
dijumpai di Irian Jaya, Papua Nugini dan Australia. Daerah fauna bagian timur ini dipisahkan dari
bagian tengah dengan garis Weber.
Umumnya hewan tersebar secara terbatas pada daerah tertentu karena adanya berbagai
barrier dan atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu. Unit atau satuan terbesar
distribusi hewan secara spasial, disebut wilayah penyebaran hewan. Wilayah penyebaran
merupakan daerah terutama ditentukan kondisi zaman lalu dan hubungannya masa kini dengan
benua satu dengan lainnya. Setiap wilayah penyebaran dibagi lagi menjadi wilayah-wilayah
penyebaran yang lebih sempit lagi, yang disebut subwilayah.
2.1.1.6. Oseanografi
Oseanografi memfokuskan diri dalam kajian aspek geologi, fisika, kimia, dan biologi
kelautan. Paparan Sunda merupakan paparan benua dengan luas 1,8 juta km², paparan terluas di
dunia. Paparan ini menghubungkan pulau-pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera dengan daratan
Asia, dan meliputi antara lain Laut Cina, Teluk Thailand, selat Malaka dan Laut Jawa. Dahulu kala
paparan Sunda yang dangkal itu merupakan daratan yang utuh menyatu dengan Jawa, Kalimantan,
Sumatera dan daratan Asia. Bekas-bekasnya masih bisa ditelusuri di dasar laut dengan
menggunakan alat perum gema (echo sounder). Pada paparan ini misalnya terdapat jejak dua
sistem aliran sungai yang kini terbenam dalam laut (drowned river system), masing-masing disebut
sungai Sunda Utara dan sungai Sunda Selatan (Sistem Sungai Molenggraf). Sungai Sunda Utara
daerah hulunya di Sumatera dan Kalimantan Barat dan Kalimantan selatan dengan muara di Selat
Makasar. Lembah sungai yang terbenam ini sebagian sudah terimbun dengan muara di Selat
Makasar. Bukti lain adalah adanya persamaan jenis ikan air tawar di sungai-sungai pesisir timur
Sumatera dengan yang ada di pesisir barat Kalimantan sekarang. Padahal antara pesisir barat timur
Kalimantan tidak dijumpai hal demikian.
Sebelah utara Australia terhampar paparan Sahul, dengan luas 1,5 juta km², dirinci Paparan
Arafura 930.000 km², dan paparan Sahul dan paparan Rowley masing-masing 300.000 km².
Paparan Arafuru mempunyai kedalaman 30-90 m. Pada paparan ini terdapat Kepulauan Aru, terdiri
dari lima pulau yang masing-masing disatukan oleh selat-selat sempit seperti sungai, dengan dasar
lebih dalam dari dasar paparan sekitarnya. Sebuah punggung yang tak terlampaui jelas terdapat
memanjang mulai dari Aru ke arah timur yang dikenal sebagai Punggung Marauke (Marauke Rise).
Agak ke selatannya terdapat suatu saluran yang agak dalam dengan arah barat-timur menuju Selat
Torres. Selat ini banyak ditumbuhi karang dengan perairan dangkal di sekitarnya (sampai 12 m)
hingga pertukaran massa air dengan Samudera Pasifik lewat selat ini kurang berarti. Pada kala
Plistosin, ketika permukaan laut masih rendah. Kepulauan Aru dan Kepulauan Kai tidak pernah ada
hubungan semacam ini meskipun jaraknya lebih dekat. Ini disebabkan karena di antara kedua
Kepulauan ini terdapat pengahalang berupa basin Aru (> 3.000 m).
Perairan laut dalam yang terletak di antara Paparan Sunda dan Paparan Sahul, mempunyai
topografi yang kompleks dengan berbagai bentuk basin dan palung. Basin Banda Selatan
merupakan cekungan dengan dasar yang mendatar dan luas pada kedalaman kira-kira 4.700 m,
dan sisinya curam. Pada basin ini, hanya ada satu elevasi yang menonjol yakni palung Gunung api.
Pulau kecil ini, yang tingginya hanya 288 m dpa,merupakan puncak dari sebuah gunung api besar
yang duduk di dasar laut pada kedalaman 4.000-5.000 m.
Palung Weber merupakan bagian terdalam di perairan Indonesia. Kedalaman maksimumnya
7.440 m yang berarti ± 1,5 kali puncak gunung tertinggi di Indonesia (Puncak Jaya Wijaya di Papua
5.030 m). Dasar palung ini luas dan hampir mendatar serta dibatsi oleh lereng yang curam. Palung
Weber diapit oleh dua punggung dan deretan pulau-pulau yang letaknya merupakan busur dan
dikenal sebagai Busur Banda Luar. Busur Banda Dalam merupakan lanjutan rangkaian pulau-pulau
dari Sumatera-Jawa-Bali-NTB-sebagian NTT yang kemudian melengkung berupa busur melewati
pulau-pulau Wetar, Damar, Manuk, Banda hingga ke Seram. Sedangkan Busur Banda Luar
merupakan lanjutan dari suatu punggung bawah laut yang memisahkan Palung Bali dengan Palung
Jawa (di Selatan Jawa) yang melanjut melalui pulau-pulau Sawu, Rote, Timor, dan dari sini
membentuk busur luar yang kurang lebih sejajar dengan busur dalam. Pada busur luar inilah
terdapat deretan pulau-pulau Babar, Tanimbar, Kai, dan berakhir di Seram. Dengan adanya sistem
dua busur ganda ini yang diselang-selingi oleh palung-palung dalam maka relief dasar laut akan
memberikan gambaran yang bergelombang.
Sedimen marin pada dasar Laut Banda umumnya terdiri dari endapan-endapan Lumpur asal
daratan (terrigenous mud), Lumpur vulkanik, dan selut (ooze) Globigerina, sedimen lembut terdiri
dari kerangka-kerangka hewan Globigerina (bangsa Foraminifera) yang mengandung kapur. Pada
basin Banda Selatan selut Globigerina ini terdapat pada kedalaman < 3.000 m.
Basin besar Indo-Australia terletak di sebelah barat dan selatan Sumatera dan Jawa. Basin
besar ini dibagi atas beberapa basin yang lebih kecil. Bentuk tertentu di dekat Perairan Indonesia
yang erat hubungannya dengan formasi daratan ialah adanya dua palung memanjang dan sejajar
pantai barat Sumatera, melanjut ke pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara. Palung yang terletak
sebelah luar dengan kedalaman maksimum 7.450 m dikenal sebagai palung Jawa, sedangkan
palung yang terletak lebih dekat ke pantai dan lebih dangkal (kedalaman maksimum 5.100 m)
disebut Palung Bali. Kedua system palung ini sering disebut Palung Ganda Sunda (Sunda Double
Trench). Sistem ganda ini tidak hanya terbatas di sebelah selatan Sumbawa, Bali, dan Jawa saja
melainkan terus melanjut hingga ke sebelah barat daya Sumatera. Ada beberapa pulau, beberapa
diantaranya cukup besar (Kepulauan Mentawai), terdapat pada punggung yang memisahkan kedua
palung ini. Palung-palung ini menjadi makin dangkal ke arah utara, yang sebelah dalam disebut juga
Palung Mentawai. Sebelah utara Aceh terdapat Laut Andaman yang dasarnya berupa basin dengan
kedalaman maksimum 4.360 m. Basin ini di sebelah baratnya dibatasi oleh sebuah punggung yang
di beberapa tempat mencuat membentuk rangkaian pulau-pula Nikobar dan Andaman dengan
Samudera Hindia terletak antara Sumatera dan Nikobar dengan kedalaman 1.800-2.000 m.
Suhu air laut pada permukaan perairan laut di Indonesia umumnya berkisar antara 28º-31º
C. Pada lokasi umbalan (upwelling) misalnya di Laut Banda suhu air permukan bisa turun sampai
25º C. Suhu dekat pantai biasanya sedikit lebih tinggi daripada didaerah lepas pantai. Pada goba
(lagoon) yang dangkal atau dikobakan air yang terperangkap karena air surut, terjadi suhu panas
disiang hari, kadang-kadang dapat mencapai lebih dari 35°C. suhu air cukup panas tentu bisa
dijumpai didepan pelimbahan industri atau pembangkit listrik yang membuang bekas air
pendinginnya ke laut. Di depan intalasi LNG Bontang ( Kaltim ), bisa keluar kelaut lidah air dengan
suhu sekitar 37°C. Sebaran suhu secara vertikal diperairan laut Indonesia terdiri dari lapisan hangat,
lapisan termoklin, dan lapisan dingin.
Arus laut di perairan Indonesia dipengaruhi oleh angin musim (arus musim). Arus musim ini
berganti arahnya tiap setengah tahun. Pasang dan surutnya air laut dapat menimbulkan arus pada
selat-selat yang sempit sepeti di selat Sape, Alas, Lombok dan sebagainya.
Pasang surut (pasut) adalah proses naik turunnya paras laut secara hampir periodik atau
berkala karena gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap bumi. Naik
turunnya paras laut terjadi sekali sehari (pasut tunggal), atau dua kali sehari (pasut ganda).
Sedangkan pasut yang berperilaku diantara keduanya disebut sebagai pasut campuran.
Wilayah perairan laut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut seperti berbagai jenis
terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, padang lamun, berbagai jenis ikan (demersal dan
pelagik). Perairan laut Indonesia kaya akan udang dan kelomang, moluska, teritp, kepiting,
echinodermata, cucut dan pari, banding, lemuru, teri, sembilang, julung-julung, pisau-pisau dan
tangkur, kakap, kerapu, ikan merah, giru, betook laut, ikan sumpit, ikan leweri, kepe-kepe, beronang
dan butane, lepu, gelodok, kuro, alu-alu, belanak, laying, selar, kuweh, bawal dan aji-aji, peperek,
tuna, cakalang, tongkol, kembung, tenggiri, gemih, dan layur, setuhuk, ikan layar, todak, ikan
sebelah, dan ikan lidah, buntel dan kebeku, penyu, ular laut, burung laut, duyung, lumba-lumba, dan
ikan paus. Perairan laut Indonesia juga kaya sumberdaya mineral, logam, minyak lepas pantai dan
sebagainya.
2.1.2. Aspek Manusia
2.1.2.1. Kependudukan
Menurut Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 179.321.641
jiwa, meningkat menjadi 203.456.005 jiwa pada Sensus Penduduk tahun 2000. Pada tahun 2005
jumlah penduduk Indonesia mencapai 225,7 juta jiwa. Pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk
Indonesia selama periode 1990-2000 adalah 1,61 %, kemudian periode 2000-2005 turun menjadi
1,40 %. Diproyeksikan periode 2005-2010 pertumbuhan penduduk Indonesia akan turun menjadi
1,07 persen dan 2010-2020 akan turun lagi menjadi 0,68 persen. Penurunan pertumbuhan
penduduk dalam dasawarsa terakhir berkaitan dengan penurunan angka fertilitas, maka terjadinya
penurunan mortalitas di Indonesia tidak akan memberikan dampak pada pertumbuhan penduduk.
Persebaran dan kepadatan penduduk secara spasial tidak merata dan tidak sama.
Konsentrasi penduduk hinga saat ini masih di Pulau Jawa. Hal ini terkait dengan aspek fisik wilayah,
ekonomi, dan politik. Kepadatan penduduk Pulau Jawa tahun 2000 adalah 904 orang per kilometer
persegi. Kepadatan penduduk yang tinggi akan berpengaruh terhadap lingkungan fisik, sosial dan
lingkungan binaan. Pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, misalnya akan menimbulkan kesulitan
memenuhi kebutuhan hidup, terjadinya kerawanan sosial, lunturnya nilai-nilai sosial, munculnya
masalah-masalah pendidikan, kesehatan masyarakat, dan rasa aman. Pengaruhnya terhadap
lingkungan fisik antara lain makin sempinya lahan produktif untuk pertanian, terjadinya banjir pada
musim hujan, kerusan hutan, kekeringan pada musim kemarau, terjadi pencemaran lingkungan.
Angka kematian bayi di Indonesia mengalami penurunan dari 142 per 1.000 kelahiran
menjelang tahun 1971 menjadi 70 per 1.000 kelahiran menjelang tahun 1990, dan menjelang tahun
2000 turun menjadi 66 per 1.000 kelahiran.
Angka urbanisasi (proporsi yang tinggal di perkotaan) terus meningkat. Penduduk yang
tinggal di daerah perkotaan naik dari 22,4 % pada tahun 1980 menjadi 30,9 % tahun 1990 dan
meningkat lagi menjadi 35 % pada tahun 1995 (Tjiptoherijanto, 1998). Ananta (1997)
memproyeksikan bahwa penduduk Indonesia tinggal di perkotaan meningkat menjadi 46 % pada
tahun 2005 dan 55,2 % pada tahun 2020. Perekonomian Indonesia akan makin diwarnai dengan
perekonomian perkotaan.
Tjiptoherijanto (1998) berpendapat, pola migrasi di Indonesia belum mengalami perubahan
dengan arus migrasi masih berada di sekitar Pulau Jawa dan Sumatera. Migrasi keluar dari Pulau
Jawa terbanyak masuk ke Pulau Sumatera. Demikian juga migrasi keluar dari Pulau Sumatera
terbanyak masuk ke Pulau Jawa. Demikian juga migrasi keluar dari pulau-pulau di Kawasan Timur
Indonesia seperti Kalimantan, Papua, Maluku, kebanyakan masuk ke Pulau Jawa.
Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa pola migrasi di Indonesia belum mampu
mendorong pembangunan sumberdaya manusia secara merata di seluruh kawasan Indonesia. Ada
kecenderungan migrasi internal yang terjadi justru berdampak negatif pada pembangunan daerah di
luar Pulau Jawa. Tenaga kerja terdidik dari luar Pulau Jawa pada umumnya pindah ke Pulau Jawa
terutama ke DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sebaliknya penduduk yang pindah ke luar Pulau Jawa
pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih rendah. Kurangnya kesempatan kerja
terdidik dari Pulau Jawa enggan pindah ke luar Pulau Jawa. Selain itu terpusatnya kegiatan
ekonomi, pendidikanm dan politik di Pulau Jawa juga memberikan pengaruh pada pola perpindahan
penduduk tersebut.
Pada umumnya migran di Indonesia yang berasal dari daerah pedesaan dan bekerja di
daerah perkotaan tidak memanfaatkan hasil kerja mereka di daerah tujuan, namun dikembalikan ke
daerah asal dalam bentuk pengiriman uang. Oleh karena itu, jika dilihat sepintas maka tingkat
kehidupan mereka di daerah perkotaan dapat dikatakan berada pada garis batas kemiskinan.
Sedangkan sebenarnya pendapatan yang mereka peroleh tersebut dikirimkan ke kampung
halaman. Hal yang hampir sama juga dilakukan oleh para tenaga kerja Indonesia yang mencari
nafkah di luar negeri.
Selain keuntungan secara ekonomis, migrasi penduduk juga berperan meningkatkan
kemampuan dan mutu sumber daya manusia. Umumnya migrasi berasal dari daerah yang kurang
berkembang menuju ke daerah yang lebih berkembang. Pengalihan pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh di daerah tujuan dapat dimanfaatkan jika migran tersebut kembali ke daerah asalnya.
Telah terjadi pengalihan keterampilan secara langsung dan tanpa pengeluaran biaya. Secara
teoritis, para pekerja di luar negeri (TKI) dapat memberikan sumbangan positif pada pengembangan
teknologi di Negara asalnya, paling tidak karena tiga alasan utama. Pertama, mereka memperoleh
pengalaman baru mengenai cara pengelolaan organisasi dan disiplin kerja. Kedua, memperoleh
pengalaman, keterampilan penggunaan teknologi baru, dan biasanya canggih yang belum tersedia
di Negara asalnya. Ketiga, semua pengalaman itu gratis, artinya justru negara penerima yang
membayar proses belajar itu dan bahkan masih ditambah balas jasa yang diterima pekerja migran
tersebut.
2.1.2.2. Aktivitas Ekonomi
Sebagian besar penduduk Indonesia pada tahun 2005 berdiam di daerah pedesaan,
dengan menggantungkan hidup pada sektor pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan,
perikanan, peternakan, dan kehutanan). Usaha tani tanaman pangan dikembangkan dalam bentuk
ladang, tegalan, sawah. Jenis tanaman yang dibudidayakan pada usaha tani tanaman pangan
adalah padi dan nonpadi. Dalam rangka mengimbangi pertambahan penduduk, dan mengimbangi
kebutuhan masyarakat akan pangan, dilakukan usaha peningkatan produksi usahatani tanaman
pangan melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi usaha tani tanaman
pangan dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata disesuaikan dengan kondisi tanah, air,
iklim, dengan tetap memelihara kelestarian kemampuan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
serta memperhatikan pola kehidupan masyarakat setempat yang terus berubah.
Aktivitas subsektor perkebunan mencakup perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta,
dan perebunan besar diusahakan oleh Perusahan Negara Pekebunan (PNK). Usaha perikanan dan
peternakan juga dinggap cocok dilakukan di Indonesia dan dapat meningkatkan ekonomi penduduk
Indonesia.
2.1.2.3. Aktivitas Sosial
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Manusia harus berusaha untuk ikut
bertanggung jawab atas kehidupan orang lain. Masyarakat Indonesia dipandang sebagai sistem
sosial yang terpadu dan utuh, masing-masing komponen yang ada di dalamnya saling
mempengaruhi dan menununjukkan fungsi yang saling terkait. Dalam kehidupan bersama, manusia
Indonesia selalu berupaya menciptakan relasi sosial yang harmonis dan human dalam jaringan
struktur sosio-kultural yang ada. Dalam interaksi sosial manusia Indonesia melakukan hubungan
sosial yang dinamis, baik hubungan antarindividu, antarkelompok dan hubungan antara individu
dengan kelompok.
Dalam aktivitas sosial manusia Indonesia selalu mengakomodasi pranata-pranata sosial dan
lembaga-lembaga sosial. Organisasi yang bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai
aspek kehidupan, disebut pranata sosial, yang meliputi pranata yang bertujuan memenuhi
kebutuhan kehidupan kekerabatan, pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ekonomi, pranata
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, pranata yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan ilmiah manusia, pranata untuk memenuhi kebutuhan keagamaan, pranata yang bertujuan
memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan bernegara, pranata yang bertujuan
mengurus kebutuhan jasmaniah manusia. Bentuk badan-badan yang mengorganisasi yang
melakukan aktivitas-aktivitas kemasyarakatan, disebut lembaga sosial atau lembaga
kemasyarakatan. Kelembagaan di Indonesia meliputi lembaga kenegaraan, lembaga keagamaan,
lembaga swadaya masyarakat, lembaga kesenian dan sebaginya.
2.1.2.4. Aktivitas Budaya
Manusia Indonesia mempunyai referensi yang dibanggakan, yaitu kebudayaan nasional
Indonesia. Kebudayaan Nasional Indonesia adalah totalitas nilai-nilai, gagasan-gagasan, dan
perilaku manusia Indonesia serta hasil fisiknya, baik yang tradisional maupun ciptaan masa kini,
yang semuanya terintegrasi secara selaras dan bermakna dalam nasional Indonesia yang dinamis
(Koentjaraningrat, 1992). Ada tiga hal dalam kebudayaan nasional yang dibanggakan, yaitu: (1)
adanya satu bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia yang jarang dimiliki Negara multietnik lain,
(2). adanya toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan suku bangsa lain, yang memudahkan
bangsa Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa, dengan kebudayaan, bahasa, agama dan
kepercayaan yang berbeda dapat bersatu, (3). Hasil-hasil karya seni, terutama yang tradisional,
banyak yang indah dan bermutu tinggi.
Selain kebudayaan nasional Indonesia, ada kebudayaan-kebudayaan daerah yang
dibanggakan masing-masing anggota pendukung kebudayaan daerah tersebut. Ada kebudayaan
Papua, Ambon, Minang, Aceh, Jawa, Sunda, Batak, Toraja, Bugis, Makassar, Madura, Dayak,
Sasak, Bali, dan kebudayaan daerah lainnya.
2.2. Hubungan Sejarah Kenampakan Alam dengan Keragaman Sosial Budaya
Kebudayaan seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat merupakan keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil
budi dan karyanya itu. Oleh karena itu, kebudayaan menyangkut hal yang sangat luas, antara lain
bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem
pengetahuan, kesenian, dan religi. Keragaman sosial budaya mencakup keragaman RAS, Etnik,
dan Agama Nusantara.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan terbentuknya kemajemukan masyarakat Indonesia. Pertama, faktor bentuk fisik
wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan. Seperti yang telah dikemukakan pada paparan
sebelumnya, faktor ini merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya
pluralitas etnik di Indonesia. Ketika nenek moyang bangsa kita yang sekarang ini mula-mula sekali
datang secara bergelombang sebagai emigran dari daerah Yunan pada kira-kira 2.000 tahun
Sebelum Masehi, bentuk kepulauan ini memaksa mereka untuk harus tinggal menetap di daerah
yang terpisah-pisah satu dengan yang lain. Isolasi yang demikian kemudian hari mengakibatkan
penduduk yang menempati setiap pulau atau sebagian dari suatu pulau di Nusantara ini tumbuh
menjadi kesatuan etnik yang sedikit banyak terisoalasi dari kesatuan etnik yang lain. Tiap kesatuan
etnik ini terdiri dari sejumlah orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan emosional, serta
memandang diri mereka masing-masing sebagai suatu jenis tersendiri.
Dengan perkecualian yang sangat kecil mereka pada umumnya memiliki bahasa dan
warisan kebudayaan yang sama. Lebih dari pada itu, mereka biasanya mengembangkan
kepercayaan bahwa mereka memiliki asal-usul dan keturunan yang sama, suatu kepercayaan yang
sering kali didukung oleh mitos-mitos yang hidup dalam masyarakat.
Hildred Geertz, misalnya menyebutkan ada lebih dari 300 suku bangsa di Indonesia,
masing-masing dengan bahasa dan identitas kultur yang berbeda-beda. Skiner menyebut ada lebih
dari 35 suku bangsa di Indonesia, masing-masing dengan bahasa dan adat yang tidak sama. Faktor
kedua yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah kenyataan bahwa Indonesia
terletak di antara samudera Hindia dan samudera Pasifik. Karena Indonesia terletak di tengahtengah
lalu lintas perdagangan laut melalui para pedagang asing. Pengaruh yang pertama kali
menyentuh masyarakat Indonesia yaitu berupa pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha dari India
sejak 400 tahun sebelum Masehi. Hindunisme dan Budhanisme, pada waktu itu tersebar meliputi
daerah yang cukup luas di Indonesia, serta lebur bersama-sama dengan kebudayaan asli yang telah
hidup sebelum itu. Namun demikian terutama di pulau Jawa dan pulau Bali pengaruh agama Hindu
dan Budha itu tertanam dengan kuatnya hingga saat ini.
Pengaruh kebudayaan Islam mulai memasuki masyarakat Indonesia sejak abad ke-13 akan
tetapi baru benar-benar mengalami proses penyebaran yang meluas sepanjang abad ke-15.
Pengaruh agama Islam terutama memperoleh tanah tempat berpijak yang kokoh di daerah-daerah
dimana pengaruh agama Hindu dan Budha tidak cukup kuat. Di daerah Jawa tengah dan Jawa
Timur dimana pengaruh agama Hindu dan Budha telah tertanam kuat, sesuatu kepercayaan
keagamaan yang bersifat syncretic dianut oleh sejumlah besar penduduk di kedua daerah tersebut,
dimana kepercayaan animisme dan dinamisme bercampur dengan kepercayaan agama Hindu,
Budha dan Islam. Pengaruh reformasi agama Islam yang memasuki Indonesia pada permulaan
abad ke-17 dan terutama pada akhir abad ke-19 itupun berhasil merubah keadaan tersebut, kecuali
memperkuat pengaruh agam Islam di daerah-daerah yang sebelumnya memang telah merupakan
daerah pengaruh agama Islam. Sementara itu, Bali masih tetap merupakan daerah pengaruh
agama Hindu.
Pengaruh kebudayaan barat mulai memasuki masyarakat kita melalui kedatangan bangsa
Portugis pada permulaan abad ke-16. kedatangan mereka ke Indonesia terarik oleh kekayaan
rempah-rempah di Kepulauaan Maluku, suatu jenis komoditas perdagangan yang sedang laku keras
di Eropa pada waktu itu. Kegiatan missionaris yang menyertai kegitan perdagangan mereka,
dengan segera berhasil menanamkan agama Katholik di daerah tersebut. Ketika bangsa Belanda
berhasil mendesak bangsa Portugis keluar dari daerah tersebut pada kira-kira tahun 1.600-an, maka
pengaruh agama Katholikpun segera digantikan pula oleh pengaruh Protestan. Namun demikian,
sikap bangsa Belanda yang lebih lunak didalam soal agama jikalau dibandingkan dengan bangsa
Portugis telah mengakibatkan pengaruh agama Protestan hanya mampu memasuki daerah-daerah
sebelumnya tidak cukup kuat dipengaruhi oleh agama Islam dan agama Hindu, sekalipun bangsa
Belanda berhasil menanamkan kekusaan politiknya tidak kurang dari 350 tahun lamanya di
Indonesia.
Kondisi iklim yang berbeda-beda dan struktur tanah yang tidak sama di antara berbagai
daerah di kepulauan Nusantara ini, merupakan faktor yang menciptakan pluralitas regional di
Indonesia. perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah merupakan kondisi yang menciptakan dua
macam lingkungan ekologis yang berbeda di Indonesia, yaitu daerah pertanian sawah yang
terutama banyak dijumpai di pulau Jawa dan Bali dan masyarakat pertanian lahan kering yang
banyak kita jumpai di luar pulau Jawa. Perbedaan lingkungan ekologis tersebut menjadi sebab bagi
terjadinya kontras antara Jawa dan luar Jawa di dalam bidang kependudukan, ekonomi, sosial dan
budaya serta politik.
Sementara itu dimensi vertikal struktur masyarakat Indonesia yang semakin penting artinya
dari waktu ke waktu, dapat kita saksikan dalam bentuk semakin tumbuhnya polarisasi sosial
berdasarkan kekuatan politik dan kekayaan. Dengan semakin meluasnya pertumbuhan sektor
ekonomi modern beserta organisasi administrasi nasional yang mengikutinya, maka kontras
pelapisan sosial antara sejumlah besar orang-orang secara ekonomis dan politis berposisi lemah
pada lapisan bawah, dan sejumlah kecil orang-orang yang relatif kaya dan berkuasa pada lapisan
atas menjadi semakin mengeras.
Pengelompokan masyarakat yang demikian membawa akibat yang luas dan mendalam di
dalam seluruh pola hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat Indonesia seperti di dalam
hubungan politik, ekonomi, hukum, kekeluargaan dan sebagainya. Struktur masyarakat Indonesia
sebagaimana yang diuraikan menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia
terintegrasi pada tingkat nasional. Persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintrgrasi
secara horizontal, sementara stratifikasi sosial sebagaimana yang diwujudkan oleh masyarakat
Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi nasioanal yang bersifat vertikal.
Manusia Indonesia mempunyai referensi yang dibanggakan, yaitu kebudayaan nasional
Indonesia. Kebudayaan dari berbagai suku bangsa di Indonesia menjadi sub-sub kebudayaan atau
bagian-bagian dari kebudayaan nasional Indonesia. Fakta menunjukan bahwa bangsa Indonesia
mempunyai penduduk yang terdiri dari banyak suku bangsa (etnik), bahasa, dan kebudayaan serta
agama berbeda yang tersebar di hamparan kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat beragama. Beragama berarti berusaha terus-menerus untuk
menyempurnakan diri, menghindari segala yang tidak harmonis dengan cinta kasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan kepada sesama serta kepada alam lingkungan sekitarnya.
Kebinekaan agama (Islam, Protestan, Hindu, Budha, Katolik, Konghuchu dan Aliran
Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa) merupakan kenyataan hidup dalam masyarakat
Indonesia. Setiap agama itu mempunyai ajaran dan cara mengungkapkan diri yang berbeda dalam
kehidupan konkret, namun semuanya mempunyai satu tujuan, yakni mau membimbing dan
menuntun manusia kepada keselamatan, lewat ajarannya tentang kebenaran, keadilan dan cinta
kasih. Setiap agama melalui doktrin imannya, tidak pernah membenarkan dan mengamini setiap
perbuatan dan tindakan manusia yang dapat merugikan dan menghancurkan kehidupan sesama
dan lingkungannya. Dalam hubungan dengan lingkungan sekitar, setiap agama mengajarkan agar
manusia senantiasa berusaha mengolah, menjaga, dan memelihara kelestariannya, bukan
mengeksploitasi dan merusakannya.
Di tengah kemajemukan kehidupan beragama di tanah air tercinta ini, para warga negara
dituntut untuk terlibat secara aktif dalam setiap kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnik, seperti Papua, Maluku, Toraja,
Bugis, Makasar, Dayak, Madura, Jawa, Sunda, Betawi, Batak, Aceh, Minang, Bali, Sasak, Bima,
Timor, Flores, dan sebagainya. Masing-masing etnik tersebut memiliki dimensi wujud dan isi
kebudayaan yang berbeda. Masing-masing etnik memiliki sistem budaya, sistem sosial, dan
kebudayaan fisik yang tidak sama. Demikian pula dimensi isi kebudayaan, yang berupa bahasa,
sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem
pengetahuan, kesenian, dan religi.
Walaupun semangat persatuan dari hari ke hari semakin meningkat akan tetapi faktor-faktor
penghambat masih tetap muncul. Sejak pembentukan negara Indonesia masalah penduduk, warga
negara, sudah menjadi perhatian seperti yang tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Bukankah suatu ironi jika di negara yang dengan tegas menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, masih sering meledak peristiwa-peristiwa
yang beraroma agama, etnik atau sara.
3. PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN SDA UNTUK MENCIPTAKAN KEHIDUPAN YANG
SEJAHTERA DAN HARMONIS
Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan
bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan
kemampuannya agar dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa
Indonesia serta makhluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu
sendiri. Pancasila, sebagai dasar dan falsafah Negara, merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
yang memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia bahwa kebahagian hidup akan
tercapai jika didasarkan atas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, baik dalam hubungan
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia dengan alam,
dan manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai kemajuan lahir dan kebahagiaan batin.
Antara manusia, masyarakat, dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik, yang selalu
haris dibina dan dikembangkan agar dapat tetap dalam keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan.
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional mewajibkan agar sumberdaya
alam dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat tersebut
haruslah dapat dinikmati generasi masa kini dan generasi masa depan secara berkelanjutan.
Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Manusia dapat
mempengaruhi lingkungan, demikian sebaliknya lingkungan mempengaruhi kehidupan manusia.
Perubahan lingkungan akan mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung. Daya dukung lingkungan hidup sangat terbatas, oleh karena itu dalam pengelolaan
lingkungan hidup harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan dengan berpedoman pada
konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.
Unsur atau komponen lingkungan hidup terdiri atas komponen lingkungan fisik seperti tanah,
batuan, dan iklim; komponen biologi seperti tumbuhan, hewan, dan jasad renik; dan sumber daya
manusia dan sumber daya buatan sebagai hasil karya manusia sebagai lingkungan budaya. Ketika
unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berkaitan antara satu komponen dengan
komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada salah satu komponen akan mempengaruhi
komponen lainnya.
Hubungan antara makhluk hidup, terutama manusia dengan lingkungannya sangat
berlangsung secara erat. Ketika manusia hadir untuk pertama kalinya di permukaan bumi, maka
pada saat itulah manusia sudah membutuhkan bantuan lingkunga. Misalnya manusia membutuhkan
udara untuk bernafas dan sebagainya. Ketika awal pertumbuhan penduduk masih sedikit, hubungan
manusia dengan lingkungan masih seimbang. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan
semakin meningkatnya jumlah manusia di muka bumi ini yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan
dan perkembangan sumber daya alam, maka kelangsungan hidup manusia mulai mengalami
ancaman. Hal ini dikarenakan jumlah sumber daya alam semakin menipis, sementara yang
membutuhkan sumber daya alam semakin banyak.
Berdasarkan berbagai fenomena dan permasalahan yang muncul akibat kelangkaan sumber
daya alam, akhirnya muncullah berbagai anjuran dan himbauan untuk mulai menghemat dan
mengkonservasi sumber daya alam. Diperlukan adanya pengelolaan sumber daya alam secara
bijaksana untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup (Mitra Info, 2000). Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk
sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
4. PENYEBAB TERJADINYA GEJALA-GEJALA ALAM, DAN BENTUK-BENTUK BENCANA
ALAM, SERTA USAHA-USAHA UNTUK MENANGGULANGINYA.
4.1. Penyebab terjadinya gejala-gejala alam
Gejala (peristiwa) alam merupakan kejadian yang terjadi di alam yang berhubungan erat
dengan kenampakan alam. Gejala (peristiwa) alam dapat terjadi karena faktor alami yang murni
disebabkan oleh alam tanpa campur tangan manusia dan faktor tindakan manusia yang disengaja
maupun tidak disengaja. Gejala (peristiwa) alam yang terjadi akan menimbulkan dampak, baik
positif maupun negatif bagi manusia.
Gejala alam yang terjadi di Indonesia dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor keadaan
atau kenampakan alam Indonesia dan faktor perilaku manusia. Faktor kenampakan alam Indonesia
disebabkan oleh adanya pengaruh topologi, geologi, geomorfologi, pedologi dan edapologi,
hidrologi, dan oceanografi Indonesia seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Selain
itu gejala alam juga dapat disebabkan karena pengaruh perilaku manusia. Seringkali, manusia
kurang menyadari arti pentingnya alam bagi kehidupannya. Pengelolaan alam yang kurang tepat,
dapat menyebabkan terjadinya gejala (peristiwa) alam. Pada dasarnya perilaku manusia yang
kurang bertanggung jawab, menyebabkan terjadinya gejala (peristiwa) alam yang dapat merugikan
kehidupan manusia. Salah satu contohnya ialah kebiasaan manusia yang suka membuang sampah
sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan ketika musim hujan dapat terbawa masuk ke
dalam selokan. Sampah yang menumpuk ini dapat menyebabkan aliran air menjadi tersumbat.
Tersumbatnya aliran air ini menyebabkan air meluap sehingga terjadilah banjir. Oleh karena itulah,
perilaku manusia dalam mengelola alam sebaiknya juga memperhatikan keadaan alam itu sendiri,
sehingga kemungkinan terjadinya gejala alam yang dapat merugikan manusia dapat dicegah.
4.2. Bentuk-Bentuk Gejala Alam
4.2.1. Gunung Meletus
Penyebab gunung meletus ialah adanya gunung berapi. Gunung berapi itu sendiri ialah
gunung yang di dalamnya terdapat magma yang masih aktif. Magma adalah cairan yang sangat
panas dengan suhu 9000C sampai dengan 1.4000C yang berada di dalam perut bumi. Sedangkan
magma yang keluar dari perut bumi disebut lava. Sewaktu-waktu magma dari perut bumi akan
keluar melalui kawah gunung api. Pada saat keluar, magma bertumbukan dengan batu-batuan di
dinding gunung yang disertai dengan tekanan gas dari dalam bumi. Tekanan gas itu akan
menimbulkan letusan gunung api. Letusan gunung api inilah yang disebut dengan gunung meletus.
Ketika meletus, gunung api juga mengeluarkan lahar. Lahar adalah sejenis lumpur yang
menuruni lereng. Lahar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lahar panas dan lahar dingin. Lahar
panas terjadi apabila di puncak gunung terdapat kawah yang berisi lava panas, kemudian meluap
dan menuruni lereng gunung. Sedangkan lahar dingin terjadi apabila ada endapan di kawah atau di
sekitar puncak gunung yang bercampur dengan air hujan dan berubah menjadi lumpur. Lumpur
dingin yang mengalir dan menuruni gunung inilah yang disebut lahar dingin.
Sebelum terjadinya gunung meletus, biasanya terdapat tanda – tanda yang muncul. Tanda –
tanda tersebut antara lain terjadinya gempa bumi, naiknya suhu udara di sekitar gunung, dan
terjadinya semburan lahar panas. Suhu udara yang naik, menyebabkan banyak binatang lari dan
berpindah ke daerah yang lebih rendah untuk mencari suhu yang lebih hangat.
Untuk mengamati aktivitas gunung berapi, biasanya disekitar gunung berapi dibangun pos
pengamatan gunung berapi. Pos ini dijaga oleh petugas. Jika aktivitas gunung meningkat, petugas
dari pos pengamatan tersebut akan melaporkan kepada pemerintah setempat. Selanjutnya,
pemerintah tersebut akan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, agar masyarakat sekitar
dapat waspada dan bersiap – siap mengungsi jika kondisi cukup membahayakan. Keadaan atau
aktivitas gunung berapi dapat dibedakan menjadi empat status, yaitu:
- Normal : status tersebut berarti tidak ada gejala aktivitas magma
- Waspada : status tersebut berarti ada aktivitas gunung api dalam berbagai bentuk dan di atas
tingkat normal.
- Siaga : hal ini berarti bahwa gunung api sedang bergerak kea rah letusan atau menimbulkan
bencana. Aktivitasnya dapat berlanjut kea rah letusan.
- Awas : artinya, gunung api akan segera meletus, sedang meletus, atau dalam keadaan kritis
yang menimbulkan bencana.
Kejadian gunung meletus yang pernah terjadi di Indonesia dan di Negara Tetangga
Indonesia antara lain :
- Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tahun 1815
- Gunung Krakatau di Jawa Barat pada tahun 1883
- Gunung Batur di Bali pada tahun 1917 dan 1926
- Gunung Rokatenda di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1964
- Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1971
- Gunung Talang di Sumatera Barat tahun 2005
- Gunung Merapi di Jawa Tengah dan DIY pada tahun 1930, 1994, 1998, 2006 dan 2010
- Gunung Bromo di Jawa Timur pada tahun yang terbaru tahun 2010 sampai sekarang
- Gunung Mayon di Provinsi Albay, Filipina pada tahun 1616, 1814, dan letusan terbaru terjadi
pada tahun 2006
4.2.2. Gempa Bumi
Adanya tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia di bagian utara, lempeng Indo-Australia di
bagian selatan, dan lempeng Pasifik di bagian timur, menyebabkan Indonesia dan negara tetangga
Indonesia sebagai daerah yang rawan terjadi gempa bumi. Gempa bumi merupakan getaran pada
permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi.
Berdasarkan faktor penyebab terjadinya gempa, gempa bumi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu gempa bumi vulkanik dan gempa bumi tektonik. Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi
yang disebabkan oleh adanya letusan gunung berapi. Magma yang keluar ke permukaan akan
bertumbukan dengan bebatuan di dinding gunung sebagai akibat dari tekanan gas pada letusan
gunung berapi. Gempa bumi vulkanik bisanya terjadi sebelum dan sesudah terjadinya letusan
gunung berapi.
Sedangkan gempa bumi vulkanik terjadi sebagai akibat dari pergeseran lempeng di dalam
kulit bumi. Gempa ini dapat terjadi karena adanya patahan yang baru terbentuk sehingga
menyebabkan adanya pergeseran di dalam kerak bumi.
Gempa bumi merupakan gejala alam yang menimbulkan bencana di berbagai Negara di
dunia. Banyak kerugian yang timbul seperti adanya korban jiwa, kerusakan rumah, kerusakan jalan,
dan kerusakan gedung akibat gempa bumi yang terjadi. Untuk mencegah terjadinya gempa, ada alat
yang dirancang secara khusus untuk mencatat kekuatan gempa yaitu seismograf. Dengan
menggunakan alat ini, maka dapat diketahui kekuatan gempa yang terjadi. Gempa bumi yang
berskala besar dapat berakibat terjadinya tsunami.
Berikut ini adalah beberapa kejadian gempa tektonik yang pernah terjadi di dunia, antara lain
sebagai berikut :
- Gempa bumi di Jepang pada tanggal 1 September 1933. Gempa ini menimbulkan gelombang
laut yang sangat besar yang disebut tsunami. Bencana alam ini mengakibatkan jatuhnya
korban jiwa mencapai 35.000 dan hilang 59.065 jiwa.
- Gempa bumi di Iran pada bulan Desember 2003. Gempa ini menyebabkan kerugian, antara lain
adanya kerusakan dan menelan korban jiwa. Gempa bumi di Iran ini menelan korban mencapai
20.000 jiwa.
- Gempa bumi di Aceh dan Nias pada tanggal 26 Desember 2004. Pusat gempa di Aceh dan
Nias terdapat di dasar laut yang berjarak 160 km sebelah barat Aceh dan di kedalaman 20 km.
Kekuatan gempa mencapai 9,0 skala richter. Gempa ini menimbulkan terjadinya gelombang
tsunami yang sangat besar di pantai barat Aceh dan sebagian pantai timurnya. Gelombang
tsunami juga terjadi di pantai Pulau Nias, Sumatra Utara. Jumlah korban jiwa mencapai lebih
dari 200.000. Rumahrumah, gedung, jembatan, dan fasilitas umum hancur akibat gempa yang
terjadi. Bencana gempa dan tsunami itu menjadi bencana nasional bahkan menjadi bencana
internasional.
- Gempa Bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi di
Yogyakarta dan Jawa Tengah berlangsung selama 57 detik dengan kekuatan 5,9 skala richter.
Gempa ini menelan korban jiwa sebanyak 6.234 orang. Ribuan orang mengalami luka-luka dan
lebih dari 7.075 bangunan roboh.
- Gempa di Pangandaran Jawa Barat pada Tanggal 17 Juli 2006. Gempa terjadi di pantai selatan
Jawa Barat di daerah Pangandaran. Pusat gempa terletak pada jarak 286 km di sebelah selatan
Kota Bandung, pada kedalaman 33 km di bawah permukaan air laut. Gempa ini
menimbulkan tsunami setinggi 5 m. Gelombang tsunami menghancurkan rumah-rumah di
sekitar pantai. Korban jiwa mencapai 658 orang, 83 orang hilang, dan sejumlah orang
mengalami luka-luka.
- Gempa bumi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 yang terjadi dengan
kekuatan 7,6 skala richter di lepas pantai Sumatera Barat. Gempa ini terjadi sekitar pukul 17:16
WIB. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa
menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten
Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi,
Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Gempa
ini mengakibatkan sedikitnya 1.117 orang tewas, 1.214 orang mengalami luka berat, 1.688
orang megalami luka ringan, dan korban hilang sebanyak 1 orang. Ratusan ribu rumah juga
mengalami kerusakan akibat bencana yang terjadi.
- Gempa bumi terjadi di Sendai Jepang pada tanggal 11 Maret 2011, yang mengakibatkan
terjadinya tsunami. 15.000 orang meninggal dunia dan 9.000 orang dinyatakan hilang dalam
peristiwa gempa bumi di Jepang ini.
4.2.3. Tsunami
Tsunami dapat terjadi karena adanya gempa bumi, namun tidak semua gempa bumi dapat
menimbulkan tsunami. Tsunami berasal dari dua kata, yaitu tsu dan Nami. Dalam bahasa Jepang,
Tsu berarti pelabuhan dan name berarti gelombang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tsunami
berarti gelombang di pelabuhan. Tsunami mempunyai panjang gelombang mencapai 200 kilometer.
Tsunami dapat terjadi apabila terjadi gempa yang berpusat di dasar laut dengan kedalaman
antara 20 – 30 km. Kekuatan gempa juga dapat membawa dampak terjadinya tsunami. Semakin
besar kekuatan gempa, maka semakin besar pula gelombang tsunami yang ditimbulkan. Kekuatan
gempa yang dapat membawa dampak terjadinya tsunami minimal berkisar 6,5 skala richter.
Kita dapat melakukan upaya penyelamatan sebelum terjadinya tsunami, dengan melihat
tanda – tanda yang muncul. Salah satu tanda yang muncul ialah apabila ada air laut yang secara
tiba – tiba surut. Surutnya air laut ini berbeda dengan keadaan pasang surut air laut normal.
Surutnya air laut ini menyebabkan banyak ikan yang terdampar di dasar pantai. Setelah air laut
surut, secara tiba – tiba akan muncul gelombang besar dari arah pantai.
Berikut ini adalah bencana tsunami yang pernah terjadi di Indonesia dan di negara – negara
di dunia :
- di Kepulauan Mentawai pada tanggal 26 Oktober 2010
- di Bengkulu pada tanggal 12 September 2007
- di Pangandaran dan sekitarnya, di wilayah selatan pulau Jawa tanggal 17 juli 2006
- di Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004
- di pantai barat Sulawesi pada tanggal 23 Februari 1969
- di pantai Sumba pada tanggal 19 Agustus 1977
- di pantai Flores pada tanggal 18 Juli 1979
- Tsunami di Sendai Jepang pada tanggal 11 Maret 2011.
4.2.4. Banjir
Banjir merupakan gelaja alam yang umumnya terjadi ketika musim hujan tiba. Hampir setiap
tahun wilayah Indonesia dilanda banjir, seperti wilayah Jakarta, Gresik, dan Lamongan. Banjir dapat
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
- Curah hujan yang sangat tinggi, sehingga sungai dan daerah resapan air tidak dapat
menampung air hujan.
- Aliran air, seperti selokan dan sungai tersumbat akibat adanya sampah yang menumpuk. Air
tidak bisa mengalir sehingga air meluap ke daratan dan terjadilah banjir.
- Hutan gundul akibat penebangan liar yang dilakukan manusia. Hutan dapat menyerap dan
menampung air hujan. Karena hutan gundul, maka hutan tidak dapat menampung air hujan.
Akibatnya, air hujan akan turun ke tempat yang lebih rendah sehingga menyebabkan banjir dan
erosi.
- Mulai berkurangnya kawasan resapan air akibat adanya proses pembangunan fisik di daerah
perkotaan yang dilakukan tanpa perhitungan dan pertimbangan yang baik. Karena daerah
resapan air telah dialih fungsikan menjadi daerah perumahan, maka air hujan tidak bisa
meresap masuk ke dalam tanah, sehingga air mengalir di atas permukaan tanah dan tidak bisa
ditampung oleh selokan. Hal inilah yang mengakibatkan banjir melanda wilayah perkotaan.
Beberapa kejadian banjir yang pernah terjadi di Indonesia dan negara tetangga, antara lain
sebagai berikut :
- Di Bukit Lawang, Sumatera Utara pada bulan November 2003. Banjir ini menyebabkan 80
orang menjadi korban dan merusakkan fasilitas pariwisata yang ada.
- Di Trenggalek, Jawa Timur pada bulan April 2006, ratusan rumah terendam banjir.
- Di Ngada dan Nageko, Kupang, NTT pada bulan Juli 2007. Banjir ini menyebabkan 4 jembatan
roboh, 44 rusak berat, dan 5 hektar sawah rusak berat.
- Di Gresik Jawa Timur pada bulan Maret 2011. Banjir ini menyebabkan kelumpuhan total di
sektor transportasi darat.
- Di Lamongan Jawa Timur pada bulan Maret 2011. Banjir menggenangi 7 Kecamatan, dan
menggenangi semua lahan pertanian siap panen.
- Di Kuala Lumpur Malaysia pada tahun 2006 yang mengakibatkan sekitar 30.000 warga negara
Malaysia harus mengungsi
4.2.5. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan kejadian pergerakan tanah dari atas ke bawah, dapat berupa
bebatuan atau gumpalan tanah dari lereng gunung atau bukit. Tanah longsor rawan terjadi di daerah
lereng gunung yang memiliki kemiringan yang cukup tajam. Indonesia memiliki banyak pegunungan
dan tanah yang berbukit – bukit. Adanya pegunungan dan perbukitan ini menyebabkan Indonesia
memiliki banyak lereng yang tajam dan landai. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia merupakan
daerah yang rawan terjadi tanah longsor.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor. Faktor tersebut antara
lain :
Curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan keadaan tanah lereng menjadi lemah dan
berlumpur. Tanah yang lemah dan berlumpur ini dapat mengurangi kekuatan lereng, sehingga
terjadilah tanah longsor.
Adanya gempa bumi sehingga menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi tidak stabil.
Kondisi hutan yang gundul akibat adanya penebangan hutan secara liar. Keadaan hutan yang
gundul ini menyebabkan ketika hujan turun, air tidak dapat meresap ke dalam tanah tetapi
meluncur ke daerah yang lebih rendah, sehingga menyebabkan terjadinya tanah longsor.
Getaran yang kuat misalnya dari mesin, bahan peledak, lalu lintas, atau petir yang keras juga
dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor.
Ketidakseimbangan antara berat beban yang ada di atas lereng dengan kekuatan lereng.
Misalnya, banyaknya bangunan – bangunan seperti villa atau penginapan yang dibangun di
lereng gunung. Banyaknya bangunan ini menyebabkab lereng tidak kuat menahan beban berat
sehingga mengakibatkan terjadinya tanah longsor.
Berikut ini adalah beberapa gejala alam tanah longsor yang pernah terjadi di Indonesia dan
di negara tetangga :
- Di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara pada bulan Desember 2006 Bencana ini
terjadi akibat longsornya Bukit Godang. Tanah longsor menyebabkan ratusan rumah rusak dan
menewaskan 33 orang korban.
- Di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2004 Longsoran tanah terjadi
saat hujan lebat. Bencana ini mengakibatkan 33 jiwa meninggal dunia, 800 ternak mati, serta
ratusan rumah dan fasilitas umum rusak parah.
- Di Kebumen, Jawa Tengah pada bulan November 2003 Beberapa desa di Kecamatan Ayah
dan Kecamatan Buayan memang merupakan daerah bergunung-gunung dan banyak rumah
terletak di tebing. Ratusan rumah mengalami kerusakan dan tiga jembatan mengalami
kerusakan.
- Di desa Guinsaigon Saint Bernard, Filipina
4.2.6. Puting Beliung
Puting beliung merupakan gejala alam yang disebabkan oleh adanya hembusan angin yang
sangat kencang, dengan kekuatan yang besar, dan pusaran angin yang berbentuk melingkar. Angin
adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Letak suatu
daerah juga mempengaruhi hembusan anginnya. Misalnya saja, angin akan berhembus lebih cepat
pada daerah yang terletak di wilayah dekat khatulistiwa dibandingkan pada daerah yang jauh dari
khatulistiwa. Angin juga berhembus lebih cepat di daerah yang lebih tinggi.
Puting beliung terjadi karena udara panas dari bumi naik dengan membawa uap air dan
membentuk awan kumulonimbus, sedangkan hujan membawa udara dingin kebawah di tempat
yang sama. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suhu yang besar. Perbedaan suhu inilah yang
akhirnya menimbulkan terjadinya puting beliung.
Angin puting beliung memiliki kecepatan antara 20 sampai 50 knot dengan pusaran angin
berbentuk melingkar dengan radius 5 sampai 10 kilometer. Kecepatan angin kencang biasa dengan
angin puting beliung sama, namu pada angin kencang biasa tidak ada pusaran angin yang
melingkar. Angin puting beliung ini sering terjadi ketika hujan deras yang disertai petir.
Tanda-tanda terjadinya angin puting beliung sulit diketahui. Dampak yang terjadi akibat
adanya angin puting beliung antara lain dapat menyebabkan pohon tumbang, rumah hancur, bendabenda
beterbangan, bahkan dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
Karena terjadinya angin puting beliung sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, maka
diperlukan sebuah badan yang dapat mengetahui kondisi cuaca di suatu tempat. Badan yang
bertugas memantau iklim dan cuaca di Indonesia adalah BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika).
BMG dapat mengetahui keadaan cuaca di suatu tempat dengan melakukan pengamatan melalui
satelit.
Berikut ini adalah kejadian angin puting beliung yang terjadi di Indonesia, antara lain sebagai
berikut :
- Angin puting beliung yang terjadi pada bulan November tahun 2004 di Kecamatan Purwodadi,
Grobogan Jawa Tengah. Angin ini menyebabkan beberapa rumah rusak dan pohon-pohon
tumbang.
- Angin puting beliung yang terjadi pada bulan Februari tahun 2007 di Yogyakarta. Angin puting
beliung ini menyebabkan beberapa pohon tumbang dan atap rumah berterbangan ke udara.
- Angin puting beliung di Sampang, Madura, Jawa Timur pada bulan April 2007. Angin puting
beliung ini menyebabkan puluhan rumah mengalami rusak berat.
4.2.7. Badai/ Angin Topan
Angin atau Badai Topan merupakan gejala alam yang juga disebabkan oleh angin. Angin
topan terjadi karena udara bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum
dengan pergerakan yang sangat kencang. Angin atau Badai Topan sering terjadi di daerah tropis
kecuali di daerah yang sangat berdekatan dengan garus khatulistiwa dengan radius ratusan
kilometer di sekitar daerah yang bertekanan rendah dengan kecepatan 20 km/jam. Angin atau Badai
Topan dapat memporakporandakan benda yang dilewatinya seperti pepohonan dan rumah-rumah
penduduk.
Berikut ini adalah peristiwa angina tau badai topan yang pernah melanda wilayah Negara
tetangga Indonesia
- Di Filipina pada tanggal 1 Desember 2006. Peristiwa ini menghantam wilayah gunung berapi
Mayon. Gejala alam ini menyebabkan kerusakan rumah dan beberapa pohon tumbang.
- Di Cina pada tanggal 11 Agustus 2006. Gejala alam ini terjadi di Provinsi Fujian yang
menyebabkan 1.000 kapal nelayan tenggelam di laut.
- Di Vietnam pada tanggal 5 Desember 2006. Gejala alam ini mengakibatkan banyak orang
meninggal dunia dan ratusan kapal tenggelam dan merusak ratusan rumah penduduk. Badai
dan angin topan ini juga diiringi dengan hujan deras sehingga menyebabkan banjir bandang di
wilayah tersebut.
4.2.8. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dapat terjadi di alam dan memusnahkan rumah-rumah serta lahan
pertanian. Indonesia merupakan Negara yang sering mengalami peristiwa kebakaran hutan.
Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :
- Sambaran petir pada hutan kering pada saat musim kemarau yang panjang.
- Tindakan manusia secara sengaja, misalnya membakar hutan untuk membuka lahan pertanian.
- Kecerobohan manusia, misalnya dengan membuang puntung rokok sembarangan di dalam
hutan atau lupa mematikan api ketika berkemah.
Kebakaran hutan dapat membawa dampak terhadap kehidupan manusia. Dampak yang
terjadi akibat adanya kebakaran hutan, antara lain sebagai berikut :
- Terbunuhnya satwa liar yang hidup di dalam hutan
- Terjadinya banjir pada saat musim hujan karena hutan menjadi gundul
- Terjadinya kekeringan pada saat musim kemarau yang berdampak pada keringnya sungai
sehingga mengganggu jalur transportasi melalui sungai
- Terjadinya kekeringan akan mengurangi volume air pada waduk sehingga mengganggu
aktivitas PLTA pada musim kemarau
- Musnahnya atau rusaknya kayu sebagai bahan baku dalam industri mebel
- Terganggunya kesehatan akibat asap pekat yang dapat menyebabkan penyakit ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Atas) dan paru-paru
- Terganggunya berbagai aspek kehidupan akibat asap tebal misalnya penduduk dihimbau tidak
bepergian jika tidak ada keperluan penting, dan sekolah-sekolah terpaksa diliburkan
- Terganggunya dunia penerbangan akibat asap tebal yang sangat membahayakan bagi dunia
penerbangan;
- Terjadinya kecelakaan berupa tabrakan, baik di darat maupun di sungai akibat terbatasnya
jarak pandang;
- Terganggunya hubungan dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura akibat asap
kebakaran hutan yang sampai ke negara tetangga tersebut.
4.3. Usaha-usaha untuk menanggulangi Gejala Alam
Usaha untuk menanggulangi gejala alam dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu
4.3.1. Upaya Pencegahan sebelum terjadinya gejala alam
4.3.1.1. Mengelola Sumber Daya Alam (SDA) secara Bijaksana
Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala potensi Sumber Daya yang terkandung di dalam
bumi yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Karena manusia
memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk memenuhi kebutuhannya, maka manusia tidak boleh
bersikap sewenang – wenang terhadap kelestarian Sumber Daya Alam.
Jika pemanfaatan Sumber Daya Alam dilakukan secara berlebihan, maka akan berdampak
kerusakan pada alam. Oleh karena itu, Sumber Daya Alam harus dikelola dan dimanfaatkan secara
bijaksana. Berikut ini adalah tindakan yang dapat dilakukan untuk mengelola Sumber Daya Alam
secara bijaksana :
- Tidak membuang sampah di saluran air atau sungai. Sampah yang menumpuk dapat
menyebabkan aliran air menjadi tersumbat. Maka, jika musim penghujan datang dapat
menyebabkan banjir.
- Tidak melakukan penebangan hutan secara liar. Penebangan hutan secara liar dapat membuat
hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul dapat menyebabkan erosi, tanah longsor, dan banjir.
Untuk itu kita perlu melakukan reboisasi atau penghijauan hutan. Dengan melakukan upaya
reboisasi, maka hutan menjadi tidak gundul. Hutan yang tidak gundul akan dapat mencegah
terjadinya tanah longsor, erosi, dan banjir.
- Tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar hutan secara sengaja. Pada musim
kemarau yang panjang, hutan yang kering akan mudah terbakar. Kebakaran hutan ini akan
membawa dampak bagi kehidupan manusia. Asap tebal yang terjadi akibat kebakaran hutan
dapat menyebabkan terganggunya system pernafasan manusia.
- Melakukan penanaman hutan bakau di pinggir pantai. Selain dapat mencegah terjadinya abrasi
air laut, hutan bakau juga dapat berfungsi sebagai benteng untuk menghalangi hantaman
gelombang tsunami ke daratan.
4.3.1.2. Membuat Sistem Peringatan Dini
Bencana alam dapat datang kapan saja tanpa diduga sebelumnya. Tidak ada satupun
manusia dimuka bumi ini yang mengetahui kapan dan dimana bencana alam terjadi. Untuk
mencegah kerugian yang besar akibat bencana alam yang terjadi, maka manusia harus mengetahui
tanda-tanda yang muncul sebelum bencana alam terjadi. Ada beberapa macam bencana alam yang
dapat diketahui kedatangannya dari tanda-tanda yang muncul.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan merancang sebuah sistem yang
disebut sistem peringatan dini. Sistem peringatan dini adalah sebuah sistem yang dirancang untuk
mendeteksi datangnya suatu bencana alam dengan memberikan peringatan kepada masyarakat
untuk mencegah jatuhnya korban jiwa.
Salah satu contoh sistem peringatan dini ini ialah sistem peringatan dini yang digunakan
untuk mendeteksi datanganya bencana tsunami. Sistem peringatan dini ini terdiri atas dua bagian
yaitu peralatan sensor yang dipasang di pantai untuk mendeteksi kedatangan tsunami dan jaringan
komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang ancaman
tsunami.
Selain membangun sistem peringatan dini terhadap datangnya bencana alam, Negara
Indonesia juga memiliki suatu Badan yang bertugas untuk melakukan pengamatan cuaca di wilayah
Indonesia. Badan tersebut bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). BMG adalah salah
satu lembaga pemerintah non-departemen yang berfungsi untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintah di bidang meteorology, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. BMG dapat membuat
prakiraan cuaca pada suatu hari berdasarkan data yang diperoleh dari satelit. Prakiraan cuaca ini
dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat untuk menetukan tindakan apabila cuaca dianggap dapat
menimbulkan bencana alam.
Indonesia merupakan Negara yang terletak di wilayah yang rawan terjadi bencana. Oleh
karena itu, masyarakat Indonesia harus mengetahu informasi dan pengetahuan yang benar tentang
bencana alam dan langkah-langkah penyelamatannya. Apabila masyarakat sudah mengetahui
informasi dan pengetahuan tentang bencana alam, maka kerugian akibat bencana alam dapat
diminimalisir. Untuk itulah, pemerintah perlu melakukan upaya penyuluhan dan penyebarluasan
informasi. Upaya penyuluhan dan penyebarluasan informasi ini dapat dilakukan di desa atau
kelurahan dan dapat juga melalui media massa seperti koran, televisi, radio, dan lain sebagainya.
4.3.1.3. Melakukan Pembangunan Fisik yang Direncanakan dengan Baik dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Upaya pembangunan harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan alamnya. Pembangunan yang dilakukan tanpa disertai upaya
pelestarian lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Untuk itulah, perlu dilakukan
upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya pembangunan yang
dilakukan dan direncanakan secara baik dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam serta
dampak yang ditimbulkan dari pembangunan itu. Usaha yang dapat dilakukan antara lain, dengan
melakukan upaya penataan bangunan perumahan atau villa di daerah pegunungan secara baik
sehingga tidak menimbulkan tanah longsor.
4.3.2. Upaya Penyelamatan Ketika terjadi gejala alam
4.3.2.1. Tindakan Penyelamatan
Jika bencana alam sudah terjadi, maka tindakan pertama yang harus dilakukan adalah
tindakan untuk menyelamatkan diri. Tindakan menyelamatkan diri dapat kita lakukan sesuai dengan
karakteristik bencana alam yang terjadi. Tindakan penyelamatan pada bencana gempa bumi akan
berbeda dengan tindakan penyelamatan pada bencana tsunami.
Berikut ini adalah salah satu contoh tindakan yang dapat kita lakukan ketika terjadi gempa
bumi, tindakan pertama yang harus kita lakukan adalah bersikap tidak panik kemudian segera
keluar rumah untuk mencari tempat yang agak lapang agar tidak tertimpa pohon dan bangunan
yang mungkin runtuh. Ketika kita berada di dalam gedung, maka tindakan yang harus kita ambil
adalah mencari tempat perlindungan misalnya di bawah meja atau temoat lain yang dapat menahan
diri kita dari reruntuhan benda yang jatuh.
Ketika terjadi bencana banjir, maka tindakan penyelamatan yang harus kita lakukan berbeda
dengan tindakan penyelamatan ketika terjadi gempa bumi. Ketika banjir datang, maka tindakan
penyelamatan yang harus kita lakukan adalah mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu,
kita harus waspada terhadap lingkungan sekitar. Air yang tergenang akan sangat mudah
menyambar aliran listrik. Untuk itu, kita harus berhati – hati agar tidak terkena sengatan listrik.
4.3.2.2. Evakuasi Korban Luka-luka ke Rumah Sakit
Bencana alam yang terjadi akan menimbulkan korban luka – luka bahkan korban meninggal
dunia. Korban yang luka – luka harus segera dievakuasi ke rumah sakit agar segera mendapatkan
perawatan kesehatan.
Bagi korban yang selamat harus segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Sedangkan
untuk korban yang meninggal dunia harus dievakuasi dan dimakamkan. Upaya evakuasi korban
dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar yang tidak terkena bencana, sukarelawan, Tim SAR, dan
TNI
4.3.2.3. Pemberian Bantuan yang Dibutuhkan Korban
Bencana alam yang terjadi dapat merenggut harta yang dimiliki oleh manusia. Oleh karena
itu, korban bencana alam sangat membutuhkan bantuan. Bantuan yang dibutuhkan antara lain
berupa makanan, minuman, pakaian, selimut, tenda, alat-alat sekolah, dan obat-obatan. Bantuan
tersebut berasal dari pemerintah (pusat dan daerah), masyarakat yang tidak terkena bencana,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga sosial, dan bantuan dari negara lain.
Bencana alam yang terjadi di suatu daerah seringkali menimbulkan rasa simpatik dari
masyarakat di daerah lain yang tidak terkena bencana. Oleh karena itu, ketika terjadi bencana alam,
maka bantuan akan mengalir dari manapun. Bantuan yang diberikan kepada korban bencana alam
ini bertujuan untuk meringankan beban korban yang terkena bencana.
4.3.3. Upaya Pemulihan Pasca Terjadinya Gejala Alam
Bencana alam yang terjadi akan membawa dampak bagi kelangsungan hidup manusia.
Bencana alam membuat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat menjadi kacau. Bencana alam
yang terjadi dapat merenggut korban jiwa, sehingga menyebabkan kita kehilangan sanak saudara
kita. Kehilangan sanak saudara ini akan membawa dampak psikologis bagi manusia. Bencana alam
yang terjadi dapat mengguncang kondisi psikologis korbannya. Oleh karena itu, korban bencana
alam, tidak hanya membutuhkan bantuan berupa barang. Korban bencana alam juga membutuhkan
bantuan kejiawaan atau mental agar dapat menghadapi bencana tersebut dengan tegar, sabar, dan
ikhlas. Bantuan mental dengan cara memberikan bimbingan kepada korban bencana ini, dapat
membantu memulihkan kondisi psikologis korban bencana sehingga mereka dapat kembali bangkit
untuk menata hidupnya pasca berakhirnya bencana tersebut.
Kerusakan rumah maupun fasilitas umum akibat bencana yang terjadi dapat mengganggu
aktifitas perekonomian warga sekitar dan aktifitas belajar para siswa. Oleh karena itu, setelah
berakhirnya bencana bantuan dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk memulihkan
kondisi kembali seperti semula, sehingga fasilitas umum dapat segera diperbaiki dan dipergunakan
kembali.
5. CIRI-CIRI KEHIDUPAN YANG SEJAHTERA DAN HARMONIS
Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai cita-cita untuk dapat hidup damai dan sejahter di dunia
ini. Untuk mewujudkan keinginannya itu maka manusia tidak dapat mengusahakannya sendiri.
Dapat kita bayangkan bagaimana manusia hidup menyendiri, karena sifat manusia yang dinamis,
manusia lahir, tumbuh dan berkembang selanjutnya mencapai titik optimum, tu, jompo, dan akhirnya
meninggal.
Manusia sebagai makhluk social terdapat pula kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk pribadi.
Setiap manusia mempunyai sifat, watak, kehendak dan kepentingannya masing-masing. Kehendak
dan kepentingan tiap-tiap manudsia sejlan dengan kehendak kepentingan orang disekitarnya.
Namun, kenyataannya tidak arang kehendak dan keinginan serta kepentingan manusia yang lainnya
itu saling bertabrakan maka akibatnya akan terjadi konflik diantara manusia itu.
Koentjaraningrat (1993:384), menyatakan, bahwa sumber-sumber konflik antar suku-suku bangsa
atau golongan pada umumnya dalam Negara-negara sedang berkembang, seperti Indonesia, ada
paling sedikit 5 maca, yaitu sebagai berikut:
- Konflik bisa terjadi, kalau warga Negara dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam
hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama.
- Konflik bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan unsur-unsur dari
kebudayaak kepada warga dari suku bangsa lain.
- Konflik yang sama dasarya tetapi ebih fanatic dalam wujudnya, bisa terjadai kalau warga dari
satu bangsa mencoba emaksakan konsep-konseo agamanya terhadap warga dari suku bangsa
lain yang berbbed agama.
- Konflik akan terjadi kalau satu suku bangsa berusaha mendomiasi suatu suku bangsa lain
secara politis.
- Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku bangsa yang telah
bermusuhan secara adat.
6. MENGANALISIS PERAN BANGSA INDONESIA PADA ERA GLOBAL
Globalisasi telah menjadi istilah yang popular saat ini. Konsep globalisasi masuk ke segenap
ruang-ruang kehidupan manusia dan mempengaruhi perilaku, sikap hidup, dan nilai-nilai kehidupan
manusia. Globalisasi adalah sebuah ideolog yang tampaknya sudah disiapkan oleh negara-negara
industry maju agar semua Negara-negara di dunia masuk ke dalam masyarakat dunia yang tunggal
sebagai masyarakat global dengan kapitalisme dan liberalism sebagai pahamnya.
Tahap-tahap adanya globalisasi terdiri atas tiga fase. Fase pertama, globalisasi dimulai
sejak abad ke-15 yang ditandai dengan ekspansi bangsa-bangsa Eropa ke beberapa wilayah
Negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin serta penduduk kulit kulit putih atas tanah Amerika Utara dan
Australia. Pada masa ini, negara-negara Eropa menyebarkan kekuasaan mereka hampir di seluruh
dunia. Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol, Portugal, Jerman, dan Amerika Serikat, mengambil
banyak barang dari apa yang kemudian disebut Dunia Ketiga. Pada saat yang sama, ekspansi
perdagangan global yang pesat selama periode ini, para penguasa Eropa juga menguasai bahan
baku dari wilayah penjajahannya, seperti mengambil bulu binatang dan kayu gelondongan dari
Kanada, dan sebagainya.
Fase kedua, dikenal sebagai era pembangunan. Pada periode ini ditandai dengan masa
kemerdekaan dunia ketiga secara fisik. Pada fase kedua ini kolonisasi tidak terjadi secara fisik,
artinya penjajahan sudah diakhiri di sebagian besar negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Tetapi penjajahan secara ideology, konsep dan ekonomi telah ditanamkan melalui teori-teori
pembangunan, sehingga hampir semua Negara-negara Dunia Ketiga melaksanakan pembangunan
nasionalnya. Meskipun pada akhirnya fase pembangunan ini berakhir dengan krisis di sebagian
besar Negara-negara berkembang.
Fase ketika, terjadi menjelang abad 21 atau penghujung abad 20, yang ditandai dengan
liberalisasi di segala bidang. Sejak saat itulah suatu era baru telah muncul menggantikan era
sebelumnya dan dunia memasuki era globalisasi. Globalisasi yaitu suatu proses pengintegrasian
ekonomi nasional kepada sistem ekonomi dunia berdasarkan keyakinan pada perdagangan bebas
yang sesungguhnya telah dirancang sejak zaman kolonialisme.
Arus globalisasi yang terjadi sekarang ini merupakan sebuah fenomena dalah bidang
teknologi, ekonomi, politik, dan budaya. Sebagai bagian dari komunitas global, bangsa Indonesia
tidak bisa menghindari kenyataan bahwa apa yang terjadi di rumah kita tidak terlepas dari dinamikan
global. Seiring dengan bergulirnya arus globalisasi, bangsa Indonesia dihadapkan kepada banyak
persoalan dengan isu-isu yang berdimensi universal.
Kita tidak bisa menyikapi isu-isu tersebut dalam kerangka berpikir yang sempit.
Perkembangan memaksa kita untuk menerima bahwa cara kita untuk mengatasi masalah-masalah
universal selalu mendapat sorotan dari dunia luar. Tampaknya sulit untuk menentukan suatu batas
yang tegas kapan sebenarnya Indonesia mulai ikut serta dalam trend global. Tapi jika yang dijadikan
acuan adalah integrasi yang makin tinggi terhadap ekonomi dunia, maka dapat dikatakan bahwa
keikutsertaan Indonesia dalam globalisasi dimulai pada decade 1980-an.
Langkah untuk memasuki globalisasi juga dapat dilihat sebagai kelanjutan dari rangkaian
kebijakan dari liberalisasi ekonomi yang merupakan orientasi kebijakan ekonomi sejak pertengahan
1980-an sampai 1990-an. Selama dekade 1980-an sampai 1990-an Indonesia relatif berhasil dalam
menjalankan penyesuaian tahap pertama terhadap globalisasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
pertumbuhan ekonomi seperti arus perdagangan barang dan jasa serta modal. Namun, globalisasi
juga membawa dampak antara lain meningkatnya kesenjangan antara kelompok masyarakat yang
lebih punya akses terhadap globalisasi dengan yang tidak.
Selain mengakibatkan kesenjangan ekonomi, globalisasi juga membawa dampak, antara
lain meningkatnya resiko kehidupan, menjadi penetrasi budaya yang menghasilkan ancaman
terhadap identitas kultural dan nilai-nilai lokal, juga persepsi atas kedaulatan politik nasional. Abad
industrialiasasi atau yang sering disebut sebagai era modernisasi secara perlahan-lahan mulai surut
dan digantikan oleh masyarakat informasi yang baru. Pola perubahan masyarakat Indonesia yang
berlangsung secara cepat menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat.
Meskipun globalisasi mendapatkan reaksi keras, terutama dari kalangan akademisi kritis,
penganut sosialisme maupun dari masyarakat di negara-negara dunia ketiga, tetapi rupanya sistem
ini harus menancapkan pengaruhnya ke berbagai pelosok dunia melalui produk-produk global, isuisu
global, maupun ide-ide perdagangan bebas dan liberalisasi. Namun demikian, semua komponen
bangsa harus tetap bersikap obyektif karena era globalisasi pasti akan datang dan akan terus
berjalan, meski disana-sini mendapatkan kritik sekalipun. Berpikir positif dan realistis adalah sikap
yang obyektif dalam memandang proses globalisasi dan liberalisasi.
Pada akhirnya era globalisasi sangat membutuhkan kearifan visi global yaitu sebuah visi
bahwa proses globalisasi tidak mungkin dapat dihindari. Oleh karenanya, sikap yang paling
bijaksana adalah menjawab tantangan global dengan selalu meningkatkan kemampuan diri,
bersikap kritis serta senantiasa mengikuti setiap perkembangan yang terjadi di sekitar kehidupan
kita dengan berpikir global dan bertindak lokal.
Dalam konteks nasional perlu dirumuskan kebijakan-kebijakan nasional secara konkrit agar
mampu bersaing dan ikut berlaga dalam arena pasar bebas sehingga diharapkan kekuatankekuatan
lokal dan sektoral dapat bersinergi, dan menopang kekuatan-kekuatan nasional, baik
swasta maupun pemerintah untuk bertarung di pasar global. Dengan demikian, kita tidak menjadi
penonton, tetapi menjadi pelaku utama dari seluruh proses perdagangan bebas dan globalisasi
dalam semua bidang kehidupan.
7. PERAN INDONESIA DALAM KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dunia dan perkembangan ilmu
pengetahuan serta teknologi, terutama perkembangan teknologi informasi mengantarkan
masyarakat dunia pada sistem ekonomi global. Pada proses globalisasi ekonomi, sebagian besar
penduduk yang tersebar di dunia ke tiga mengalami proses peralihan. Proses peralihan ini terjadi
dari kehidupan tradisional yang terisolasi menuju kehidupan yang modern dan terbuka.
Proses globalisasi dalam dunia ekonomi, antara lain melalui investasi dan alih teknologi
antar Negara yang berdimensi ganda. Globalisasi mendorong adanya kemajuan, kemakmuran, dan
modernisasi yang berbasis investasi pada teknologi dan komunikasi di seluruh belahan dunia.
Namun pada sisi lain, dapat pula berdampak negatif yaitu dapat menimbulkan gangguan terhadap
tatanan sosial dan politik serta prasarana kebudayaan pada komunitas masyarakat.
Dalam prakteknya, memang terjadi ketidak seimbangan antara kepentingan-kepentingan
negara kaya dan industri besar di satu fihak dan kepentingan negara berkembang dan rakyatnya.
Hal ini menyebabkan munculnya berbagai permasalahan. Perusahaan-perusahaan negara industri
yang beroperasi di dunia ketiga yang seharusnya memikul tanggung jawab mendidik, melatih
penduduk setempat untuk meningkatkan daya kerja dan pengetahuan yang terkait dengan produksi
pada kenyataannya perusahaan-perusahaan tersebut hanya mengeruk kekayaan, memanfaatkan
fasilitas dan tidak memperhatikan tanggung jawab dan nasib buruh Negara berkembang.
Adanya globalisasi ekonomi, dunia dihadapkan pada perdagangan pasar bebas (WTO)
sebagai dampak lanjutan proses globalisasi. Dalam dimensi pasar bebas, globalisasi dianggap
sebagai suatu proses strukturisasi dunia sebagai suatu keseluruhan yang menghadirkan dua
kecenderungan yang saling bertentangan sekaligus, yaitu proses penyeragaman dan
pemberagaman, sehingga membuat interaksi rumit antara lokalisme dan globalisasi.
Dalam perdagangan bebas, perusahaan-perusahaan asing seperti Indonesia, akan dengan
bebasnya masuk ke dalam negeri tanpa proteksi sesuai dengan perjanjian dalam WTO. Sebagai
negara yang telah meratifikasi kesepakatan WTO, Indonesia seyogyanya dapat memanfaatkan
peluang tersebut dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan daya saing dan penerobosan pasar
luar negeri.Namun demikian, kita masih ragu karena belum memiliki kemampuan daya saing dalam
pergerakan pasar bebas tersebut. Kekalahan pada pasar bebas yang akan banyak dirasakan oleh
Indonesia, adalah menjadikan masyarakat negeri ini sebagai masyarakat pembeli dan konsumen
produk Negara lain sementara produk dalam negeri tidak dapat dijual karena ditolak pasar. Langkah
yang strategis untuk mengimbangi dan mengungguli pasar bebas tersebut satu-satu jalan adalah
meningkatkan daya saing produk barang dan jasa, melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai subjek dalam persaingan tersebut.
8. AKTIVITAS EKONOMI DALAM MASYARAKAT
Aktifitas masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sangat beragam. Ada
yang bekerja di sawah, berjualan di pasar, bekerja di kantor, bekerja di pabrik, pengemudi
kendaraan dan pekerja di bidang jasa. Semua bentuk kegiatan merupakan kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi di bagi menjad tiga, yaitu:
8.1. Produksi
8.1.1. Pengertian produksi
Pengertian produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Dalam arti sempit yang dimaksud produksi adalah setiap kegiatan atau usaha untuk menghasilkan
barang, sehingga jika tidak ada wujud barang yang dihasilkan, maka kegiatan itu tidak termasuk
produksi. Sedangkan dalam arti luas yang dimaksud dengan produksi adalah setiap kegiatan atau
usaha untuk menciptakan atau meningkatkan “nilai” kegunaan suatu barang.
8.1.2. Faktor-faktor Produksi
- Sumber daya alam (natural resources)
Yang dimaksud sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang
dapat digunakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam ini dapat berupa
tanah, pasir, hewan, bahan-bahan tambang, dan sebagainya. Sumber daya alam dapat
dikelompokkan menjadi dua macam:
• sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources),
• dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources),
- Sumber Daya Manusia (human resources)
Yang dimaksud sumber daya manusia adalah kemampuan atau usaha manusia baik yang
berupa jasmani maupun rohani, yang digunakan untuk meningkatkan nilai guna suatu barang.
Sumber daya manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja rohani dan tenaga kerja
jasmani.
- Sumber Daya Modal (Capital Resources)
Sumber daya modal di sini adalah segala daya atau barang yang dihasilkan untuk dipakai
menghasilkan barang atau jasa selanjutnya.
- Keterampilan Pengusaha (skill)
Pengusaha adalah orang yang bertanggungjawab terhadap suatu usaha berani mengambil
inisiatif dan yang mengambil keputusan serta berani menanggung segala resiko.Tugas pengusaha
adalah mengatur dan menentu- kan serta mengkombinasikan berbagai faktor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
8.2. Distribusi
8.2.1. Pengertian Distribusi
Distribusi adalah semua kegiatan untuk menyalurkan atau memindahkan barang/jasa dari
produsen ke konsumen. Produsen adalah mereka yang menghasilkan barang/jasa. Sedangkan
konsumen adalah mereka yang menggunakan atau memakai barang/jasa.
8.2.2. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi adalah:
• menyalurkan barang-barang dari produsen ke konsumen; dan
• membantu memperlancar pemasaran, sehingga barang-barang yang dihasilkan produsen
dapat segera terjual kepada konsumen.
8.2.3. Saluran Distribusi
Saluran distribusi yang sekarang ini kita jumpai dapat dibagi menjadi dua, yaitu saluran
langsung dan saluran tidak langsung.
• saluran distribusi langsung dari produsen ke konsumen. Biasanya hanya sedikit barang yang
dipasarkan secara langsung. Misalnya seorang petani menjual berasnya kepada konsumen
dengan cara dibawa sendiri ke pasar, atau peternak penghasil susu menjualnya sendiri
dengan cara pergi kerumah-rumah dengan sepedanya; dan
• saluran tidak langsung, yang dibagi menjadi dua yaitu dari produsen ke pengecer ke
konsumen dan dari produsen ke grosir ke pengecer ke konsumen
8.2.4. Lembaga-Lembaga Distribusi
Adapun lembaga-lembaga distribusi itu adalah sebagai berikut:
• Grosir (wholesaler)
• Pedagang eceran (Retailer)
8.2.5. Alat-Alat Distribusi
Untuk memperlancar pelaksanaan distribusi diperlukan alat-alat yaitu:
• Alat pengangkut
• Alat penyimpanan (Gudang)
• Alat promosi
8.3. Konsumsi
8.3.1. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan manusia untuk mengurangi atau menghabis- kan guna suatu
barang.
• Secara garis besar barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
• Barang konsumsi yang gunanya habis dalam satu kali pemakaian, sehingga setelah
digunakan barang tersebut menjadi tidak berguna lagi.
gudi-wiyono.blogspot.com
• Barang konsumsi yang gunanya akan habis secara berangsur-angsur dan akhirnya akan
rusak atau habis kegunaannya.
8.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orang Melakukan Konsumsi
Ada bebarapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya konsumsi seseorang, antara lain:
- Tersedianya barang-barang yang dibutuhkan
Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi akan mempengaruhi konsumsi seseorang.
- Harga barang
Tinggi rendahnya barang konsumsi akan mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi
seseorang. Jika haraga barang konsumsi tinggi,maka konsumsi akan berkurang dan sebaliknya
jika harga barang rendah maka konsumsi mereka bertambah.
- Penghasilan atau pendapatan
Tinggi rendahnya penghasilan atau pendapatan seseorang akan mempengaruhi banyak
sedikitnya konsumsi. Jika seseorang memiliki penghasilan tinggi artinya orang tersebut memiliki
daya
8.3.3. Nilai Suatu Barang
Nilai suatu barang adalah kemampuan suatu barang untuk ditukarkan dengan barang lain
serta kemampuan barang untuk dapat dipakai memenuhi kebutuhan. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka nilai suatu barang dibedakan menjadi dua, yaitu: nilai tukar dan nilai pakai.
9. PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN
9.1. Pengertian Uang
Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya
uanang kegiatan ekonomi masyarakat akan lebih lancer. Uang digunakan oleh masyarakat untuk
membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan kekayaan dan
untuk membayar hutang. Bahkan dengan danya uang kalian dpat mengatakan bahhawa bukumu
lebih mahal dari pensil temanmu, dan sebagainya. Uang adalah suatu benda yang diterima secara
umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pemilihan
bat=rang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertinda sebagai alat penimbun kekayaan.
9.2. Peranan Uang
Selain sebagai alat tukar menukar, uang juga memiliki fungsi yang lain. Secara garis
besarnya fungsi uang dibagi menjadi dua, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
9.2.1. Fungsi Asli Uang
• Uang sebagai alat tukar umum, uang berfungsi sebagai alat tukar umum apabila uang
dipergunakanuntuk membeli atau mendapatkan barang dan jasa. Contoh: membeli buku
dengan uang
• Uang sebagai satuan hitung
Uang digunakan untuk menentukan besarnya nilai atau harga suatu barang dan jasa,
dengan adaya maka akan mempermudah untuk menentukan nilai suatu barang. Contoh
harga dari suatu buku.
9.2.2. Fungsi Turunan Uang
• Uang sebagai alat pembayaran
• Uang sebagai alat untuk menabung. ditabung terlebih dahulu.
• Uang sebagai pemindah kekkayaan .
• Uang sebagi penimbun kekayaan
• Uang sebgai alat pendorong kegiatan ekonomi.
10. MATERI PEMBELAJARAN IPS
10.1. Hakikat IPS Sebagai Program Pendidikan
Hakikatnya, perkembangan hidup seseorang mulai dari saat lahir sampai dewasa tidak dapat
terlepas dari masyarakat. Oleh karena itu pengetahuan sosial dapat dikatakan tidak asing bagi tiap
orang. Selanjutnya, kenyataan menunjukkan bahwa kehidupan sosial manusia di masyarakat
beraspek majemuk yang meliputi aspek-aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya,
sejarah, geografi, dan politik. Karena tiap aspek kehidupan sosial itu mencakup lingkup yang luas,
maka untuk mempelajari dan mengkajinya menuntut bidang-bidang ilmu yang khusus. Melalui ilmuilmu
sosial dikembang- kan bidang-bidang ilmu tertentu sesuai dengan aspek kehidupan sosial
masing-masing.
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang pendidikan, tidak hanya membekali peserta didik
dengan pengetahuan sosial, melainkan lebih jauh dari itu yakni berupaya membina dan
mengembangkan mereka menjadi Sumber Daya Manusia Indonesia yang berketrampilan sosial dan
intelektual sebagai warga Negara yang memiliki perhatian serta kepedulian sosial yang bertanggung
jawab merealisasikan tujuan nasional.
10.2. Rasional Mempelajari IPS
Rasional mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar adalah agar siswa dapat:
- Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia
dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.
- Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung
jawab.
- Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia.
Melalui pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk
menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif. Untuk menjadi warga negara
Indonesia dan warga dunia yang efektif merupakan tantangan berat, karena masyarakat global
selalu mengalami perubahan setiap saat.
10.3. Karakteristik Pendidikan IPS SD
Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu.
Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari Ilmu-ilmu Sosial yang dipadukan dan
tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu (Lili M. Sadeli, 1986 : 21). Karena IPS terdiri dari
disiplin Ilmu-ilmu Sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau
karakterisitik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya.
Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat
dengan lingkungan (fisik dan social-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis
sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai
sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan. (Menurut
Mulyono Tjokrodikaryo, 1986:21).
10.4. Sumber-Sumber Materi IPS
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
- Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah,
desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai
permasalahannya.
- Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi,
transportasi.
- Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat
sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
- Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah
lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang
besar.
- Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.
Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus
juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam
kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di
masyarakat.
10.5. Tujuan pembelajaran IPS di SD
Seperti juga tujuan pendidikan pada umumnya, tujuan utama pengajaran IPS adalah untuk
membentuk dan mengembangkan pribadi “warga negara yang baik” (good citizen). Bagi Indonesia,
karakteristik warga negara yang baik tentu saja harus mengacu kepada Dasar Negara Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 (Pembukaan UUD 1945 alinea 4) dan Undang-Undang tentang
Sisdiknas.
Secara khusus, tujuan pengajaran IPS di sekolah dapat dikelompokkan menjadi empat (4)
komponen:
- Memberikan kepada siswa pengetahuan (knowledge) tentang pengalaman manusia dalam
kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang;
- Menolong siswa untuk mengembangkan ketrampilan (skils) untuk mencari, mengolah dan
memproses informasi;
- Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap (value) demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat;
- Menyediakan kesempatan pada siswa untuk mengambil bagian atau berperan serta dalam
kehidupan sosial (social participation).
Keempat tujuan tersebut tidak dapat terpisah atau berdiri sendiri-sendiri, melainkan
merupakan kesatuan dan saling berhubungan. Keempat tujuan tersebut sesuai dengan
perkembangan pendidikan IPS sampai pada saat sekarang ini.
10.6. Kurikulum Mata Pelajaran IPS SD
Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, dan disebut
Social Studies. Pertama kali Social Studies dimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby
(Inggris) pada tahun 1827. Sejak IPS (social studies) masuk dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia pada tahun 1975, maka mata pelajaran ini secara berturut-turut selalu hadir dalam setiap
perubahan kurikulum sekolah, baik pada kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK)
maupun kurikulum 2006 (KTSP), meskipun pada setiap jenjang pendidikan memiliki perbedaan, baik
dalam pendekatan dan pengorganisasian maupun pada keluasan dan kedalaman materinya.
Di Indonesia, IPS di Sekolah Dasar merupakan program pendidikan yang mengintegrasikan
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan
kewarganegaraan. IPS di SD juga mempelajari aspek-aspek politik, ekonomi, budaya, dan
lingkungan dari masyarakat di masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang dan turut
membantu mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan oleh warga
negara yang baik.
Untuk mengajarkan IPS di SD yang berkualitas dibutuhkan guru SD yang berkualitas pula,
yaitu guru yang mampu memadukan dan mengintegrasikan berbagai materi ilmu sosial dalam
konteks kekinian, mampu menggunakan berbagai sumber belajar, mengevaluasi dan menggunakan
media pembelajar- an, memahami karakteristik dan kemampuan siswa serta kegairahan untuk
mengajarkan IPS di SD yang timbul dari apresiasi dan pemahamannya tentang IPS dan
kegunannya bagi siswa SD. Itulah sebabnya hakikat pengajaran IPS adalah bagaimana
mengajarkan konsep-konsep ilmu sosial, fakta sosial, generalisasi dan teori-teori sosial secara
menarik, integratif, komunikatif, kontekstual dan berpusat pada siswa.
Untuk jenjang SD atau MI pengorganisasian mata pelajaran IPS menganut pendekatan
terpadu (integrated), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada
disiplin ilmu yang terpisah. Melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata (factual/real). Peserta
didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berfikir, dan kebiasaan bersikap dan
berprilakunya. Dalam dokumen Permendiknas tahun 2006 dikemukakan bahwa IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Dari
ketentuan ini maka secara konseptual, materi pembelajaran IPS di SD belum mencakup dan
mengkombinasikan seluruh disiplin ilmu sosial. Namun, ada ketentuan bahwa melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.
Arah mata pelajaran IPS dilatarbelakangi oleh oleh pertimbangan bahwa di masa yang akan
datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Tujuan mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai berikut:
- Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
- Memiliki kemampuan Dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
- Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
- Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.
11. MEDIA PEMBELAJARAN IPS
11.1. Pengertian Media
Secara harafiah kata “media” berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang berarti perantara atau alat (sarana) untuk mencapai sesuatu. Assosistion for
Education and Communication Technology (AECT) mendifinisikan media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Assiciation (NEA)
mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulaksikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
Jadi, media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan siswa, sehingga dapat terjadi proses belajar pada dirinya.
Penggunaan media secara efektif memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Selanjutnya Husein Achmad menyatakan bahwa media pendidikan pengertiannya identik
dengan keperagaan. Pengertian keperagaan berasal dari kata “raga” yang berarti sesuatu benda
yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui indera kita. (Husein Achmad.
1981:102).
Oemar Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa
dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. (Oemar Hamalik. 1977:23). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media adalah alat atau sarana yang digunakan sebagai
perantara (medium) untuk menyampaikan pesan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
11.2. Fungsi Media
Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi, kegiatan di kelas merupakan
tempat guru dan siswa melakukan tukar pikiran dan mengembangkan ide-idenya. Dalam
berkomunikasi sering terjadi penyimpang- an-penyimpangan sehingga komunikasi menjadi tidak
efektif karena adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan, dan kurangnya minat siswa. Salah
satu usaha mengatasinya adalah dengan menggunakan media secara terintegrasi dalam proses
pembelajaran. Hal ini disebabkan fungsi media dalam kegiatan pembelajaran disamping sebagai
penyaji stimulus informasi dan sikap, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan
informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan
serta memberikan umpan balik.
Sejalan dengan perubahan pandangan tentang pengertian belajar mengajar, maka berubah pula
pandangan terhadap media. Dewasa ini media tidak lagi dipandang hanya sebagai alat bantu yang
digunakan jika perlu atau sekedar selingan, melainkan dipandang sebagai komponen dari sistem
instruksional. Oleh karena itu penggunaan media harus dirancang, disiapkan, dipilih dan disusun
secara cermat sesuai dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai. Penggunaan media dalam
proses pembelajaran, menurut Basyaruddin Usman dan H. Asnawir (2002; 13-15) mempunyai nilainilai
praktis sebagai berikut:
- Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa
- Media dapat mengatasi ruang kelas
- Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan
- Media menghasilkan keseragaman pengamatan
- Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
- Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru
- Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar
- Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkrit sampai kepada
sesuatu yang abstrak
11.3. Macam-macam Media dalam Pengajaran IPS
Dalam rangka pengajaran IPS banyak sekali media yang dapat dipakai. Menurut Oemar
Hamalik (1985:63) ada 4 klasifkasi media pengajaran antara lain:
- Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection, gambar,
ilustrasi, chart, grafik, poster, peta, dan globe.
- Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya transkripsi electris, radio,
rekaman pada tape recorder.
- Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, film, televisi, benda-benda tiga dimensi yang
biasanya dipertunjukkan (model, bak pasir, peta elektris, koleksi diorama).
- Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.
11.4. Jenis-jenis Media dalam Pengajaran IPS
11.4.1. Media yang tidak diproyeksikan
Jenis media ini tidak memerlukan proyektor (alat proyeksi) untuk melihatnya. media yang tidak
diproyeksikan ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: gambar diam, bahan-bahan grafis,
serta model dan realita (Mukminan. 2000 :91).
- Gambar diam (still- picture)
Gambar diam adalah gambar fotografik atau menyerupai foto-grafik yang menggambarkan
lokasi atau tempat, benda-benda serta obyek-obyek tertentu. Gambar diam yang paling
banyak digunakan dalam pengajaran IPS adalah peta, gambar obyek-obyek tertentu,
misalnya: gunung, pegunungan, lereng, lembah serta benda-benda bersejarah.
- Bahan-bahan grafis (graphic-materials)
Bahan-bahan grafis adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua dimensi yang
dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada siswa (audience). Bahan
grafis ini umumnya memuat lambang-lambang verbal dan tanda- tanda visual secara simbolis.
Bahan-bahan grafis ini terdiri dari: grafik, diagram, chart, sketsa, poster, kartun, dan komik.
- Model dan realita
Model adalah media yang menyerupai benda yang sebenarnya dan bersifat tiga dimensi. Jadi
benda ini merupakan tiruan dari benda atau obyek sebenarnya yang sudah disederhanakan.
Dengan model ini siswa mendapatkan pengertian yang konkrit tentang benda atau obyek
yang sebenarnya dalam bentuk yang disederhanakan (diperbesar atau diperkecil).
11.4.2. Media visual yang diproyeksikan
Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media yang terdiri dari dua macam yaitu: media
proyeksi yang tidak bergerak dan media proyeksi yang bergerak.
11.4.2.1. Media proyeksi yang tidak bergerak:
- Slide
Slide adalah gambar atau “image” transparan yang diberi bingkai yang diproyeksikan dengan
cahaya melalui sebuah proyektor. Slide dapat ditampilkan satu persatu, sesuai dengan
keinginan. Ada pula yang urutan penampilannya sudah diatur sedemikian rupa dan diberi
suara, sehingga disebut slide suara (sound slide).
- Film strip (film rangkai)
Pada dasarnya film stip ini sama dengan slide. Perbedaan yang prinsip: kalau slide menyajikan
gambarnya secara terpisah atau satu persatu, sedang film strip gambar-gambar itu tidak
terpisah tetapi sudah tersusun secara teratur berdasarkan sequencenya. Seperti slide, film strip
dapat disajikan dalam bentuk bisu (tanpa suara) atau dengan suara (sound-film).
- Overhead Projector (OHP)
OHP adalah alat yang dirancang untuk menayangkan bahan yang berbentuk lembaran
trasparansi berisi tulisan, diagram, atau gambar dan diproyeksikan ke layar yang terletak di
belakang operatornya.
- Opaque Projector
Media ini disebut demikian karena yang diproyeksikan bukan transparansi, tetapi bahan-bahan
sebenarnya, baik benda-benda datar atau tiga dimensi, seperti mata uang dan model-model.
- Micro Projection
Berguna untuk memproyeksikan benda-benda yang terlalu kecil (yang biasanya diamati dengan
microscope), sehingga dapat diamati secara jelas oleh seluruh siswa.
11.4.2.2. Media Proyeksi yang Bergerak
- Film
Sebagai media pengajaran film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, gerakan,
perubahan, atau pengulangan berbagai peristiwa masa lampau. Film dapat berupa visual saja,
apabila film itu tanpa suara, dan dapat bersifat audio-visual, apabila film itu dengan suara.
- Film Loop (Loop-film)
Media ini berbentuk serangkaian film ukuran 8 mm atau 16 mm yang ujung-ujungnya saling
bersambungan, sehingga dapat berputar terus berulang-ulang selama tidak dimatikan.
- Televisi
Sebagai suatu media pendidikan, TV mempunyai beberapa kelebihan antara lain: menarik, up
to date, dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena dapat merupakan bagian dari
kehidupan luar sekolah mereka. Sifatnya langsung dan nyata.
- Video Tape Recorder (VTR)
Walaupun sebagian fungsi film dapat digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video
tape akan menggantikan film, karena masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri.
11.4.3. Media Audio
Media audio adalah berbagai bentuk atau cara perekaman dan transmisi suara (manusia dan suara
lainnya) untuk kepentingan tujuan pembelajaran. Yang termasuk media audio adalah:
- Radio Pendidikan
Media ini dianggap penting dalam dunia pendidikan, sebab dapat berguna bagi semua tingkat
pendidikan. Melalui radio, orang dapat menyampaikan ide-ide baru, kejadian-kejadian dan
peristiwa-peristiwa penting dalam dunia pendidikan. Dibanding media yang lain, radio
mempunyai kelebihan-kelebihan, diantaranya: daya jangkauannya cukup luas, dalam waktu
singkat, radio dapat menjangkau audience yang sangat besar jumlahnya, dan berjauhan
lokasinya. Tetapi karena sifat komunikasinya hanya satu arah menyebabkan hasilnya sulit
untuk dikontrol.
- Rekaman Pendidikan.
Melalui rekaman (recording), dapat direkam kejadian-kejadian penting, seperti: pidato,
ceramah, hasil wawancara, diskusi, dan sebagainya. Selain itu juga dapat digunakan untuk
merekam suara-suara tertentu, seperti: nyanyian, musik, suara orang atau suara binatang
tertentu yang tidak mungkin didengar langsung di ruangan kelas. Kelebihan rekaman ini adalah
“play-back” dapat dilakukan sewaktu-waktu dan berulang-ulang, sehingga bagi guru mudah
melakukan kontrol.
11.4.4. Sistem Multi Media
Sistem multi media adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan visual yang
dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi penggunaan secara kombinasi dua atau lebih media
pengajaran, dikenal dengan sistem multi media.
Bentuk-bentuk sistem multi media yang banyak digunakan di sekolah adalah kombinasi slide suara,
kombinasi sistem audio kaset, dan kit (peralatan) multi media. Satu perangkat (kit) multi media
adalah suatu gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi dari satu jenis media dan disusun
atau digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu. Perangkat (kit) itu dapat mencakup slide,
film rangkai, pita suara, piringan hitam, gambar diam, grafik, transparansi, peta, buku kerja, chart,
model dan benda sebenarnya.
11.4.5. Teknik Pemilihan Media Dalam Pengajaran IPS
Media sebagai salah satu sarana dalam rangka membantu meningkatkan proses
pembelajaran, mempunyai aneka ragam jenis dan karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu
seorang guru professional seharusnya memiliki kemampuan memilih secara cermat dan dapat
menggunakan media pengajaran secara tepat.
Oleh karena itu beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara
lain:
- Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
- Aspek materi, merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media.
- Kondisi siswa, dari segi subyek belajar, guru harus memperhatikan betul-betul tentang kondisi
siswa dalam memilih media.
- Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru untuk mendesain sendiri media
yang akan dipergunakan, merupaka hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru.
12. PRINSIP PENILAIAN DAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS
12.1. Pengertian Penilaian dan Evaluasi
Penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, artinya melalui
data yang dikumpulkan untuk evaluasi, guru dapat mengetahui mengenai tingkat pencapaian
tujuan., kekuatan-kekuatan siswa dalam belajar serta kelemahan-kelemahan siswa dalam proses
pembelajaran yang dikembangkan oleh guru di kelas.
Dalam kegiatan sehari-hari di persekolahan penilaian sering disalah artikan, yaitu hanya
meliputi penilaian proses hasil belajar. Ini mengakibatkan penilaian hanya berfungs sebagai alat
ukur untuk melihat keberhasilan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep atau teori tertentu yang
dilakukan melalui tes pada waktu tertentu di suatu kelas. Pelaksanaan penilaian yang ideal itu harus
meliputi penilaian proses dan penilaian produk.
Penilaian sering disama artikan dengan evaluasi. Sebenarnya penilaian adalah alih-bahasa
dari istilah assessment, bukan alih-bahasa dari istilah evaluation (evaluasi). Kedua istilah ini
(penilaian/ assessment dan evauasi/ evaluation) sebenarnya memiliki kesamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah keduanya memiliki pengerian menilai, atau menentukan nilai sesuatu.
Adapun perbedaanya terletak pada konteks penggunannya. Penilaian (assessment) digunakan
dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang
yang menjadi bagian atau yang terlibat dalam system yang bersangkutan, seperti guru yang menilai
hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baik guru maupun supervisor adalah orang-orang
yang menjadi bagian dari system pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalm konteks yang lebih
luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk
mengevaluasi suatu program baik pada level terbatas maupun pada level yang luas.
Istilah penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik buruk,
efektif tidak efektif, berhasil tidak berhasil dan semacamnya, sesuai dengan criteria atau tolok ukur
yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam melaksanakan penilaian terdapat empat unsure pokok
dalam penilaian yaitu:
- Objek yang akan dinilai
- Kriteria sebagai tolok ukur
- Data tentang obyek yang dinilai
- Pertimbangan keputusan (judgement)
12.2. Bentuk-Bentuk Penilaian
Jika dilihat dari sasaran atau tujuan yang hendak kita capai, terutama jika dihubungkan
dengan domain pendidikan, maka penilaian dibagi ke dalam dua golongan, yaitu:
12.2.1. Tes
Jika dilihat dari sudut pandang teknik pelaksanaannya, maka bentuk-bentuk penilaian tes dapat
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Penilaian Lisan
Bentuk penilaian ini dilaksanakan apabila jawaban atau respn yang kita kehendaki dari testee
berbentuk lisan. Jadi anak akan mengucapkan atau menyampaikan jawaban-jawaban sesuai
dengan apa yang ditanyakan penguji secara lisan. Penilaian ini sangat ampuh untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diujikan, karena amanakala siswa tidak
dapat memberikan jawaban secara baik, maka penguji dapat mengoreksinya secara langsung,
bahkan dapat ditambahkan dengan hal-ha yang bersifat pengayaan. Kelemahan penilaian
dengan bentuk ini adalah bagi siswa yang tidak siap akan merasa grogi, bahkan tidak jarang
siswa yang sudah siappun merasa grogi kalau ditanya secara langsug oleh penguji yang
bersangkutan. Selain itu, bentuk penilaian ini jika dilaksanakan membutuhkan waktu yang tidak
sedikit, sehingga jika pesertanya banyak, maka harus direncanakan secara matang mengenai
alokasi, baik waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan, maupun waktu per orangnya.
- Penilaian Tertulis
Bentuk penilaian tertulis ini dilakukan jika respon atau jawaban yang kita kehendaki berupa
bahasa tulisan. Biasanya dalam pelaksanaan bentuk tertulis ini siswa lebih tenang dan yakin,
karena merasa tidak berhadapan atau tidak ditanya secara langsung oleh guru penguji yang
bersangkutan.
Penilaian tertuis dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
• Uraian :Terbatas/ tertutup/ terstruktur
• Obyektif. : Pilihan ganda, Benar-Salah, Menjodohkan, Isian singkat
- Penilaian Tindakan atau perbuatan
Penilaian dalam bentuk tindakan merupakan jawaban atau respon yang diberikan oleh anak
yang berupa tingkah laku. Anak berbuat sesuai dengan perintah atau pertanyaan yang
diberikan. Tes perbuatan ini sam pentingnya sebagai tes obyektif kalau tidak dapat dikatakan
lebih, dalam menilai hasil pendidikan moral. Tes perbuatan dapat diberikan baik dalam situasi
yang manipulasi maupun dalam situasi yang sebenarnya.
12.2.2. Penilaian Non Tes
Penilaian dengan bentuk seperti ini penting untuk diterapkan, penilaian dengan bentuk ini sabagai
bentuk utuk melegkapi penilaian tes. Secara umum teknik ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
- Teknik observasi
- Teknik kuisioner dan inventori
- Teknik wawancara
- Teknik memeriksa pekerjaan siswa
- Teknik informal lainnya
12.3. Jenis-Jenis Penilaian
Jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial seperti yang dikemukakan oleh
Stiggins (1994) dalam bukunya yang berjudul Student Centered Assesment, sebagai berikut:
- Selected Respone Assesment
Metode assessment klasik yang menghadapkan siswa pada seperangkat pertanyaan dan
sejumlah alternative jawaban. Bentuk assessment ini meliputi:
• Pilihan ganda
• Menjodohkan
• Jawaban singkat
• Benar-Salah
- Essay Assesment
Metode dimana testee diminta untuk memeberikan jawaban yang luas terhadap seperangkat
pertanyaan dan memberikan suatu kesimpulan terhadap kompleksitas permasalahn yang
diajukan.
- Performance Assesment
Bentuk assessment ini didasarkan pada dua aktivitas pokok, yaitu observasi proses saat
berlangsungnya unjuk keterampilan dan Evaluasi hasil cipta atau produk. Metode ini sangat
tepat untuk mencapai target reasoning, skill dan product. Sedangkan afektif sangat penting
untuk persiapan yang cermat dan pengalaman yang banyak serta mendalam dan pemikiran
yang praktis.
- Personal Communication
Bentuk assement dilakukan melalui kegiatan Tanya jawab selama proses pembelajaran
berlangsung, wawancara, pertemuan, percakapan, mendengarkan diskusi kelas, ujian lisan
atau percakapan antara orang tua atau guru tentang prestasi siswa. Bentuk ini merupakan
assessment in a community of learners dan bersifat dari individu ke individu.
- Communication With Report Card Grades
Mengomunikasikan atau melaporkan hasil pencapaian kemajuan belajar siswa yang telah
diakses, baik kepada orang tua, guru, siswa itu sendiri dan lain-lain. Terdapat dua bentuk
pelaporan, yaitu: repord cards yang tradisional dan checklist, narrative report, converence dan
kumpulan karya cipta siswa.
Pelaporan dalam bentu grading harus mencakup indikator-indikator keberhasilan siswa yang
tidak terbebani dengan karakteristik siswa lainnya., seperti bakat, usaha atau sikap. Dalam
sistem Card Grades fokusnya harus jelas dan tepat, karena laporan tersebut bermakna
komunikasi bukan hanya sekedar informasi.
- Innovative Communication: Report, Converence dan Portofolio
Metode ini berbeda dengan Card Grades, jika metode Card Grades bersifat komunikasi yang
berpusat pada guru, akan tetapi pada metode ini komunikasi berpusat pada siswa dan
merupaka bentuk komunikasi alternative yang dapat menggambarkan keberhasilan siswa
secara lebih lengkap dan mendetail.
13. PROSEDUR PENILAIAN DAN EVALUAI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan, maka perlu dilaksanakan evaluasi pembelajaran IPS.
Evaluasi pembelajaran IPS yang baik dilandasi oleh asas-asas yang menjadi persyaratannya. Oleh
karena itu, untuk memperoleh alat evaluasi yang memenuhi syarat, wjib dilakukan melalui
perancangan dan perencanaan dengan kisi-kisinya. Pada hakekatnya evaluasi adalah penilaian
program, proses, dan hasil pendidikan yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Evaluasi
pembelajaran IPS mempunyai beberapa fungsi bermakna, baik bagi guru maupun bagi peserta
didik. Bagi guru, evaluasi berfungsi mengungkap kelemahan proses kegiatan pembelajaran yang
meliputi materi pembelajaran, metode yang diterapkan, media yang digunakan, dan strategi yang
dilaksanakan, sehingga evaluasi dijadikan dasar memperbaiki kelemahan pembelajaran. Oleh
karena itu, dengan evaluasi, guru diharapkan mendapat umpan balik yang berharga bagi perbaikan
pembelajaran selanjut- nya. Bagi peserta didik, evaluasi berfungsi mendorong mereka belajar IPS
sebaik-baiknya agar memperoleh makna yang sebesar-besarnya tentang apa yang telah dipelajari.
Evaluasi sebelum pembelajaran dimulai, berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik. Evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung berfungsi untuk mengecek
apakah pembelajaran yang berlangsung dapat diserap atau tidak oleh peserta didik. Selanjutnya,
evaluasi pada tahap pasca pembelajaran, adalah evaluasi dengan fungsi dan tujuan yang
mengungkapkan keberhasilan pembelajaran IPS.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar