:

Minggu, 29 Juli 2012

Materi Persiapan UKG (Uji Kompetensi Guru) Kelas SD

MATERI PEMBELAJARAN GURU KELAS SD
Teori Nativisme Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama, kanakkanak (manusia) sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetik telah diprogramkan. Menurut Chomsky anak dilahirkan dengan dibekali “alat pemerolehan bahasa” language acquisition device (LAD). Alat ini merupakan pemberian biologis yang sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang khusus untuk memproses bahasa, dan tidak punya kaitan dengan kemampuan kognitif lainnya. Teori Behaviorisme Kaum behavioris menekankan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui lingkungan. Oleh karena bahasa itu merupakan salah satu perilaku manusia, maka istilah yang tepat adalah perilaku verbal (verbal behavior). Kaum behavioris berpendapat bahwa rangsangan (stimulus) dari lingkungan tertentu memperkuat kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa mereka pandang sebagai suatu kemajuan dari pengungkapan verbal yang berlaku secara acak sampai ke kemampuan yang sebenarnya untuk berkomunikasi melalui prinsip pertalian S – R (stimulus – respon) dan proses peniruan-peniruan. Teori Kognitivisme Jean Piaget menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar, maka perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, uruturutan perkembangan kognitif menemukan urutan perkembangan bahasa. Menurut pandangan kognitivisme, perkembangan kognitif harus tercapai lebih dahulu; dan baru sesudah itu pengetahuan itu dapat keluar dalam bentuk keterampilan berbahasa. Perkembangan Keterampilan Berbahasa Perkembangan keterampilan berbahasa pada individu dapat dibagi ke dalam empat komponen, yaitu: fonologi, semantik, tata bahasa, dan pragmatik. Fonologi berkenaan dengan bagaimana individu memahami dan menghasilkan bunyi bahasa. Semantik merujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep yang ekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata. Tata bahasa merujuk kepada penguasaan kosa kata dan memodifikasikan cara-cara yang bermakna. Pengetahuan tata bahasa meliputi dua aspek utama, yaitu sintaksis dan morfologi. Pragmatik merujuk kepada sisi komunikatif dari bahasa. Ini berkenaan dengan bagaimana menggunakan bahasa dengan baik ketika berkomunikasi dengan orang lain. Urutan Perkembangan Bahasa Pralingustik: Pralinguistik I (tahap meraban pertama 0-6 bulan) Pralinguistik II (tahap meraban kedua 6-12 bulan) Tahap Linguistik Tahap Linguistik I : Tahap Ujaran Satu Kata/Holofrastik (1 - 2 Tahun) Tahap Linguistik II : Tahap Ujaran Dua Kata (2 – 3 Tahun) Tahap Linguistik III : Tahap Pengemb. Tatabahasa/Telegrafik (2,5 -3 thn) Tahap Linguistik IV : Tahap Tatabahasa Menjelang Dewasa Tahap Linguistik V : Tahap Kompetensi Penuh (5 – 7 tahun) PERIODE USIA SEKOLAH DASAR Perkembangan bahasa anak pada periode usia sekolah dasar meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. Kemampuan mereka menggunakan bahasa berkembang dengan adanya pemerolehan bahasa tulis atau written language acquisition BAHASA INDONESIA Periode Usia Remaja Periode ini merupakan umur yang sensitif untuk belajar bahasa. Remaja menggunakan gaya bahasa yang khas dalam berbahasa, sebagai bagian dari terbentuknya identitas diri. Akhirnya pada usia dewasa terjadi perbedaan-perbedaan yang sangat besar antara individu yang satu dan lain dalam hal perkembangan bahasanya. Hal itu tergantung pada tingkat pendidikan, peranan dalam masyarakat, dan jenis pekerjaan. Kebahasaan Bahasa Indonesia Aspek kebahasaan bahasa Indonesia meliputi, aspek bunyi, bentukan kata, kalimat, dan makna. Aspek kebahasaan tidak secara eksplisit dituangkan di dalam KTSP, namun dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek kebahasaan tidak dapat dipisahkan dari komponen keterampilan berbahasa dan bersastra. Aspek kebahasaan merupakan unsur pembentuk bahasa yang dipakai dalam kegiatan berbahasa. Pembelajaran aspek kebahasaan bukan hal yang dapat begitu saja ditinggalkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, namun juga bukan berarti dominasi pembelajaran bahasa dilakukan pada aspek kebahasaan. Pembelajaran bahasa di SD dilakukan untuk memberikan keterampilan dasar berkomunikasi kepada siswa dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun dan efektif. Pembelajaran bahasa hendaknya dilakukan dalam bentuk sinergi antara pembelajaran keterampilan berbahasa dan pembelajaran kebahasaan. Kemampuan kebahasaan seseorang jangan menjadi penghalang atau penghambat dalam kegiatan berbahasa, namun dapat menjadi bagian yang berkontribusi besar terhadap efisiensi, efektivitas, dan kebermaknaan kegiatan berbahasa. Pembelajaran aspek kebahasaan di SD dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa siswa. Materi pembelajaran kebahasaan, meliputi bunyi atau huruf, lafal, intonasi, kata, kalimat, dan makna. Materi pembelajaran kebahasaan di kelas awal SD meliputi pengenalan bunyi atau huruf, lafal, intonasi, kata, dan kalimat sederhana. Materi pembelajaran kebahasaan di kelas tinggi SD, meliputi merangkai kata menjadi kalimat dengan bahasa yang baik dan benar (ejaan yang tepat dan pilihan kata yang tepat dan santun). Keterampilan berbahasa Indonesia: keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Karakteristik Empat Keterampilan Berbahasa KARAKTERISTIK Lisan Tulis Reseptif Menyimak Membaca Produktif Berbicara Menulis Keterampilan Menyimak di SD Menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif lisan. Menyimak dapat diartikan sebagai aktivitas penggunaan alat pendengaran secara sengaja yang bertujuan untuk memperoleh pesan atau makna dari apa yang disimak. Dalam KTSP SD dirumuskan standar kompetensi lulusan untuk keterampilan menyimak adalah memahami wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat. Dalam pembelajaran menyimak, hal-hal yang penting diperhatikan guru antara lain: Upayakan kegiatan berbahasa yang dilakukan bersifat alamiah dan kontekstual. Pastikan pembelajaran menyimak dilakukan dalam bentuk aktivitas berbahasa reseptif lisan oleh siswa. Pembelajaran menyimak di SD ditujukan untuk melatih konsentrasi dan daya simak siswa, serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan menyimak siswa. Untuk itu, evaluasi menyimak upayakan dirancang oleh guru untuk mengetahui peningkatan konsentrasi dan efektivitas menyimaknya. Pastikan bahwa sebelum melakukan kegiatan penyimakan, siswa dalam keadaan siap fisik dan mental untuk melakukan penyimakan. Pastikan bahwa bunyi yang disimak siswa tidak banyak mendapat gangguan, baik yang bersifat kebahasaaan maupun nonkebahasaan. Upayakan semaksimal mungkin meminimalkan gangguan yang menyebabkan kurang efektifnya proses penyimakan yang dilakukan siswa. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman komprehensif, pembelajaran menyimak disarankan dilakukan secara terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa yang lain, intra maupun antarbidang studi. Keterampilan Berbicara di SD Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk produktif lisan. Keterampilan berbicara merupakan modal dasar yang sangat penting bagi seorang pebelajar untuk melakukan kegiatan komunikasi lisan secara santun dan efektif. Pembelajaran keterampilan berbicara di SD bertujuan agar siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi sesuai dengan konteks peristiwa tutur secara efektif dan santun. Dalam KTSP SD dirumuskan standar kompetensi lulusan untuk keterampilan berbicara adalah menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa dan benda di sekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama, dan puisi. Dalam pembelajaran berbicara, hal-hal yang penting diperhatikan guru antara lain: Upayakan kegiatan berbahasa yang dilakukan bersifat alamiah dan kontekstual. Pastikan pembelajaran berbicara dilakukan dalam bentuk aktivitas berbicara atau mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan (kegiatan berbahasa produktif lisan) oleh siswa. Kegiatan berbicara mensyaratkan siswa untuk berani mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan. Sebelum penugasan kegiatan berbicara, pastikan bahwa siswa yang bersangkutan telah memiliki keberanian untuk berbicara. Jika belum, guru dapat melatih keberanian berbicara dulu melalui berbagai metode dan strategi pembelajaran. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman komprehensif, pembelajaran berbicara disarankan dilakukan secara terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa yang lain, intra maupun antarbidang studi. Keterampilan Membaca di SD Membaca merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif tulis. Keterampilan membaca merupakan modal dasar yang sangat krusial untuk menunjang keberhasilan belajar siswa. Kurang terampilnya siswa dalam membaca dapat menyebabkan terhambatnya siswa untuk mempelajari bidang studi lain. No. Jenis Membaca Kelas/ semester Keterangan 1. Membaca nyaring I/1-2 suku kata, kata, kalimat sederhana II/2 teks (15-20 kalimat) III/1 teks (20-25 kalimat) IV/2 pengumuman V/1 teks percakapan 2. Membaca lancar I/2 kalimat sederhana: 3-5 kata II/1 Teks pendek (01-15 kata) 3. Membaca eksprsif I/2 2-4 baris II/1 puisi II/2 puisi III/1 dongeng IV/2 pantun V/1 puisi V/2 menyimpulkan teks cerita anak VI/2 mengidentifikasi berbagai unsur teks drama 4. Membaca pemahaman (dalam hati) II/2 teks agak panjang (20-25 kalimat) 5. Membaca intensif III/1 teks (100-150 kata) III/2 teks agak panjang (150-200 kata) IV/2 menemukan kalimat utama VI/1 mendeskripsikan isi dan teknik penyajian laporan VI/2 menemukan makna tersirat teks 6. Membaca sekilas IV/1 teks agak panjang (150-200 kata) V/2 membandingkan isi dua teks VI/1 Infoemasi dari kolom/rubrik khusus 7. Membaca memindai IV/1 kamus/ensiklopedi V/2 teks khusus (buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll.) 8. Membaca cepat V/1 75 kata per menit Dalam pembelajaran membaca, hal-hal yang penting diperhatikan guru antara lain: Upayakan pembelajaran membaca nyaring berakhir pada saat siswa memasuki kelas III semester 1. Jika membaca pemahaman yang dilakukan secara membaca nyaring masih dilakukan ketika siswa sudah memasuki kelas III, maka akan dapat menghambat upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan membaca lanjut. Hambatan dalam keterampilan membaca lanjut dapat berdampak pada terhambatnya siswa dalam mempelajari materi bidang studi lain. Membaca nyaring di kelas III ke atas dilakukan jika ada tujuan tertentu, misalnya membacakan puisi, membaca teks/naskah drama, atau membaca nyaring untuk tujuan mengecek pelafalan dan intonasi siswa. Perhatikan perkembangan keterampilan membaca siswa sesuai dengan standar kompetensi minimal dalam kurikulum, agar perkembangannya dapat berlangsung secara maksimal. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman komprehensif, pembelajaran membaca disarankan dilakukan secara terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa yang lain, intra maupun antarbidang studi. Keterampilan Menulis di SD Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk kegiatan produktif tulis. Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk tulis. Keterampilan menulis juga memegang peranan penting bagi keberhasilan belajar siswa. Dalam KTSP SD dirumuskan standar kompetensi lulusan untuk keterampilan menulis adalah melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun. Dalam pembelajaran menulis, hal-hal yang penting diperhatikan guru antara lain: Menulis merupakan bentuk keterampilan berbahasa tulis yang tidak bisa dilakukan secara instan. Untuk terampil menulis diperlukan proses yang panjang yang menuntut siswa untuk selalu menulis dan menulis. Dalam hal ini, guru dapat menyeimbangkan penggunaan pendekatan proses dan hasil, yang dalam pembelajarannya siswa tidak dituntut untuk menulis sekali jadi, namun melalui tahapan panjang, mulai dari tahap pramenulis, menulis draf, merevisi, mengedit, sampai dengan mempublikasikan (keseimbangan antara proses dan hasil menulis). Untuk meningkatkan minat siswa dalam menulis, berilah mereka kesempatan memilih topik atau materi tulisan yang mereka sukai. Mengekang minat siswa dapat menjadi hambatan utama dan dapat menyebabkan minat siswa pupus di tengah jalan. Namun, kebebasan sepenuhnya bagi siswa sering menyebabkan kebingungan siswa untuk menentukan topik tulisan, terutama terjadi di kelas-kelas awal. Untuk itu, guru dapat mengatasinya melalui teknik-teknik tertentu dalam pembelajaran menulis, misalnya teknik menulis terbimbing. Teknik ini dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya adalah guru menyajikan beberapa pilihan gambar yang dapat dipilih oleh siswa. Pilihan gambar yang digunakan guru didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan, antara lain konteks gambar sudah dikenal anak, kerumitan gambar disesuaikan dengan tingkat perkembangan atau tingkatan kelas siswa, gambar menarik yang dapat memotivasi siswa untuk menarik, dan pilihan gambar tersebut dapat mewadahi keberagaman minat siswa pada topik tulisan. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman komprehensif, pembelajaran menulis disarankan dilakukan secara terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa yang lain, intra maupun antar bidang studi. Apresiasi Sastra Indonesia Pembelajaran sastra di SD ditekankan pada apresiasi sastra Indonesia, khususnya pada apresiasi sastra anak. Yang dimaksud dengan sastra anak adalah karya sastra untuk konsumsi anak, yang dapat ditulis oleh orang dewasa maupun oleh anak. Seperti halnya karya sastra secara umum, sastra anak juga meliputi puisi anak, cerita anak, dan drama anak Karakteristik karya sastra anak untuk konsumsi siswa SD antara lain: (1) sesuai dengan perkembangan bahasa siswa SD, (2) dapat mengembangkan daya imajinatif siswa SD, (3) dapat menjadi media pendidikan bagi anak, (4) bernilai estetis, sehingga dapat membangkitkan nilai estetis siswa dalam berbahasa, (5) tokoh ceritanya tidak harus tokoh manusia, namun bisa berupa hewan atau tumbuhan, bahkan benda-benda mati yang dikisahkan dapat berbicara dan berperilaku seperti halnya manusia. Ciri Sastra Anak 1. unsur pantangan, 2. penyajian dengan gaya secara langsung, 3. fungsi terapan Unsur pantangan: masalah seks, cinta yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian, kekejaman, prasangka buruk, kecurangan yang jahat, dan masalah kematian. Ciri penyajian dengan gaya langsung deskripsi secara singkat dan langsung menuju sasarannya, mengetengahkan gerak yang dinamis, jelas sebab-sebabnya. Fungsi terapan sajian cerita harus bersifat informatif mengandung unsur-unsur yang bermanfaat, baik pengetahuan umum, keterampilan khusus, maupun untuk pertumbuhan anak. Fungsi Sastra Anak Pembelajaran sastra anak selain berfungsi untuk meningkatkan daya apresiasi anak terhadap karya sastra, juga memiliki fungsi lain yang penting bagi perkembangan anak, yaitu: (1) bernilai estetis, (2) bernilai pendidikan, (3) meningkatkan kepekaan batin dan sosial anak, (4) menambah pengetahuan dan wawasan anak, (5) pengembangan jiwa kemanusiaan. Pembelajaran Sastra Anak Pembelajaran apresiasi sastra anak dapat dilakukan melalui kegiatan apresiasi sastra secara langsung maupun tidak langsung. Apresiasi sastra secara langsung dilakukan dengan cara menghadapkan langsung para siswa dengan karya sastra. Kegiatan secara langsung tersebut dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan menyimak, membaca, berbicara, maupun menulis karya sastra. Apresiasi sastra tak langsung adalah suatu kegiatan apresiasi yang menunjang pemahaman terhadap karya sastra anak. Kegiatan ini meliputi mempelajari teori sastra, kritik sastra dan esai sastra, serta mempelajari sejarah sastra. Materi Bidang Studi Bahasa Indonesia di SD Dalam KTSP, ruang lingkup bidang studi Bahasa Indonesia meliputi: • aspek kebahasaan (bunyi atau huruf, lafal, dan intonasi) • keterampilan berbahasa Indonesia (keterampilan menyimak, berbicara, membaca,dan menulis) • kemampuan bersastra (puisi, cerita anak, dan drama anak) Kebahasaan • Materi kebahasaan yang merupakan dasar-dasar bagi siswa untuk dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar, meliputi bunyi atau huruf, lafal, intonasi, kata (bentuk dan kosa kata), kalimat, dan makna. • Kompetensi dasar dalam KTSP untuk pembelajaran berbahasa di kelas I SD yang di dalamnya memuat aspek kebahasaan, yang meliputi pengenalan bunyi, lafal, intonasi, kata (bentuk dan kosa kata), kalimat sederhana dapat diperiksa sebagai berikut. Wacana Deskripsi • Untuk mendeskripsikan benda-benda yang ada di sekitarnya siswa kelas awal menggunakan wacana deskripsi sederhana. • Wacana deskripsi berisi gambaran atau lukisan tentang sesuatu. • Mendengar atau membaca wacana deskripsi seakan-akan seperti melihat atau menikmati sebuah gambar atau lukisan sesuatu. Puisi Salah satu materi karya sastra anak adalah puisi. Karakteristik puisi adalah adanya baris, bait, dan penggunaan bahasa yang indah. Dalam pembelajarannya, puisi dapat dipakai sebagai media apresiasi reseptif maupun produktif. Cerita atau Dongeng • Dongeng, pertama-tama muncul sebagai sebuah gerakan budaya. Sebuah budaya tanding (counter culture) terhadap dominasi kesusasteraan yang kala itu sedemikian berkiblat kepada kehidupan istana. • Melalui dongeng, hendak dikatakan bahwa kehidupan yang baik bukannya kehidupan yang berkiblat pada dunia lain, dunia “para dewa”, melainkan kehidupan yang baik ialah kehidupan yang membumi, yang dibangun atas kesadaran harga diri dan potensi diri (Kompas, 30 Agustus 1997). • Sebagai bentuk tradisi lisan yang selalu berkembang di masyarakat, ibu-ibu sering melakukan kegiatan mendongeng untuk anak-anaknya sebagai kegiatan pengantar tidur, baik dilakukan dengan membacakan buku-buku dongeng maupun tanpa buku (cerita lisan). Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral, atau bahkan sindiran) (Danandjaya, 1994:83). • Unsur-unsur dongeng atau cerita meliputi penokohan, latar, alur, tema, dan amanat cerita. Tokoh cerita adalah orang atau pelaku dalam cerita, adapun penokohan adalah pelukisan sifat dan perilaku tokoh cerita. Alur adalah rangkaian peristiwa yang membangun sebuah cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan suasana. Tema adalah pesan-pesan yang mendasari dan menjiwai penciptaan sebuah karya cerita. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya. • Dalam pembelajaran keterampilan berbahasa dan bersastra, pengenalan unsur-unsur tersebut perlu diberikan kepada siswa. Dalam pembelajaran keterampilan berbahasa dongeng atau cerita dapat digunakan sebagai media pembelajaran; Dalam pembelajaran bersastra, dongeng atau cerita dapat digunakan sebagai bagian dari pengenalan maupun peningkatan kemampuan apresiatif siswa terhadap karya sastra dan transfer nilai. Dalam kenyataannya, dongeng atau cerita sering digunakan sebagai materi atau media pembelajaran terpadu, baik intra maupun antarbidang studi. Hal itu didasarkan pada harapan akan dihasilkannya pengetahuan, pengalaman, wawasan yang komprehensif pada siswa. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA • Pendekatan Komunikatif • Pendekatan Whole Language • Pendekatan Integratif MEMBACA MENULIS PERMULAAN Metode Bunyi Metode Eja Metode Suku Kata Metode Kata Metode Global Metode SAS HAKIKAT MEMBACA Menurut Tarigan (2008:7), membaca sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan (2008:9), secara singkat mengatakan bahwa membaca adalah memetik serta me-mahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis. Lado masih dalam Tarigan (2008:9) mengartikan membaca sebagai proses memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Wiryodijoyo (1989:1-2) mengungkapkan pengertian membaca sebagai pengucapan katakata dan perolehan arti dari barang cetakan. Kegiatan itu melibatkan analisis dan pengorganisasian berbagai keteram-pilan yang kompleks. Termasuk di dalamnya, pelajaran, pemikiran, per-timbangan, perpaduan, pemecahan masalah, yang berarti menimbulkan kejelasan informasi (bagi pembaca). KESIMPULAN : Membaca merupakan suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Bukan itu saja, membaca juga dianggap sebagai kegiatan yang kompleks dan rumit karena memerlukan beberapa keterampilan khusus. TUJUAN DAN MANFAAT MEMBACA : Menurut Nurhadi (1987:11), tujuan membaca umumnya adalah untuk mendapatkan informasi, memperoleh pemahaman, memperoleh kesenangan. Menurut Tarigan (2008:9), tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berdasarkan tujuan membaca yang telah dikemukakan maka manfaat utama dari membaca adalah mendapatkan informasi minimal sesuai dengan apa yang dibacanya. Jenis-jenis membaca : Membaca Membaca Nyaring Membaca Ekstensif 1. Membaca Survei 2. Membaca Sekilas 3. Membaca Dangkal Membaca dlm hati 1. Membaca Telaah Isi terbagi : a. Membaca teliti b. Membaca pemahaman c. Membaca kritis Membaca d. Membaca ide-ide Intensif 2. Membaca Telaah Bahasa a. Membaca bahasa b. Membaca sastra HAKIKAT MENULIS : Menurut Tarigan (2008: 21), menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang meng-gambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Webb (1975) dalam Tarigan (2008: 18-19), menulis secara luas merupakan cara berkomunikasi yaitu suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia ingin berkenalan dan berhu-bungan satu sama lain. Akhadiah, dkk (1994: 2) menyatakan bahwa kita dapat melakukan kegiatan penulisan itu sebagai satu kegiatan tunggal jika yang ditulis ialah sebuah karangan yang sederhana, pendek, dan bahannya sudah siap di kepala (terkonsep). KESIMPULAN : menulis merupakan kegiatan berkomunikasi melalui lambang-lambang grafik (lambang bahasa) untuk menyampai-kan pesan-pesan yang dapat dipahami oleh seseorang (pembaca) dalam berhubunguan antara satu dengan yang lainnya. Tujuh jenis tujuan menulis menurut Tarigan (2008: 26) sebagai berikut : 1. Tujuan penugasaan (assignment purpose) 2. Tujuan altruistik (altruistic purpose) 3. Tujuan persuasif (persuasive purpose) 4. Tujuan penerangan (informational purpose) 5. Tujuan pernyataan (self-expressive purpose) 6. Tujuan kreatif (creative purpose) 7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose) Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan tujuan menulis adalah alat komunikasi untuk mencari informasi tidak lang-sung serta mengajarkan berpikir dengan cara tertentu. Dengan demikian manfaat menulis untuk memperoleh informasi, memberikan kesenang-an, dan memberikan keyakinan pada pembaca terhadap suatu gagasan. Jenis-jenis menulis : Berdasarkan tujuan dan manfaat menulis, Salisbury dalam Tarigan (2008: 26-27) membagi jenis-jenis menulis berdasarkan bentuknya sebagai berikut. a. Bentuk-bentuk obyektif, yang mencakup: penjelasan yang terperinci mengenai proses, batasan, laporan, dan dokumen. b. Bentuk-bentuk subyektif, yang mencakup: otobiografi, surat-surat, penilaian pribadi, esai informal, potret/gambaran, dan satire. Langkah-langkah menemukan ide atau pesan wacana lisan : a. Mencatat isi atau pesan pokok-pokok informasi yang disampaikan. b. Menyimpulkan isi atau pesan informasi dengan urutan yang runtun dan mudah dipahami. Langkah-langkah menemukan ide atau pesan wacana naratif : a. Bacalah wacana naratif yang telah dipilih dengan cermat. b. Tentukan ide pokok atau gagasan utama (kata kunci) wacana naratif. c. Menyimpulkan ide pokok atau gagasan utama wacana naratif secara runtun. Wacana Deskripsi Deskripsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu verb to describe artinya menguraikan, memerikan, atau melukisakan. Bertujuan memberikan kesan pembaca terhadap objek, gagasan tempat, atau peristiwa yang ingin disampaikan penulis. Ciri dari paragraf deskripsi adalah objek yang diceritakannya digambarkan secara objektif dan terurai dengan rinci. Pengertian paragraf deskripsi menurut Kosasih (2003: 29), paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Wacana Narasi Narasi merupakan karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun secara kronologis (tempat dan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Oleh sebab itu ciri utama dari karangan narasi ialah cerita yang disajikan berdasarkan urutan peristiwa (kronologis). Kosasih (2003: 28), paragraf narasi adalah paragraf yang mencerita-kan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca se-olah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Macam-macam bentuk surat : a. Surat Pribadi, yaitu surat yang ditulis atas nama pribadi atau perorangan. Fungsinya, bisa ditujukan kepada perorangan atau intansi yang termasuk ke dalam surat pribadi, antara lain surat undangan pernikahan, surat perkenalan, dan surat lamaran. b. Surat dagang atau niaga adalah surat yang ditulis untuk kepentinga-kepentingan bisnis. Contohnya surat penaran, surat pemintaan, surat penagihan, surat pengiriman barang, dan surat kuasa. c. Surat dinas, yaitu surat yang menyangkut persoalan-persoalan kedinasan. Surat ini dibuat atas nama suatu intansi, baik pemerintahan maupun swasta, dan ditujukan kepada intansi lain ataupun perorangan. Contohnya surat tugas, surat pengantar, surat keputusan, dan sebagainya. Unsur intrinsik karya sastra secara umum, sebagai berikut. Tema, Penokohan, Alur (plot), Latar (Setting), Amanat, Sudut pandang, dan Gaya bahasa Unsur intrinsik karya sastra, meliputi: Biografi pengarang dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, yaitu nilai pendidikan, nilai sosial budaya, nilai ekonomi, dan nilai politik. Pengertian Parafrase : • Menurut Kridalaksana (1993:154) parafrase adalah pengungkapan kembali konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama tanpa mengubah maknanya dengan memberi kemungkinan penekanan agak berlainan. • Menurut Eti Hayati (2007:12) parafrase yaitu penguraian kembali isi sebuah kalimat atau penggalan teks dengan cara menggunakan kata-kata lain yang bermaksud memperjelas isi teks. Langkah-langkah menulis parafrase : a. Ubahlah puisi (beserta kata-kata dan tanda baca yang telah kamu tambahkan tadi) ke dalam bentuk prosa. b. Tambahkan kata-kata atau tanda-tanda baca yang sengaja dihilangkan penyairnya. Ingat, penambahan kata-kata atau tanda baca harus sesuai dengan pemahamanmu terhadap isi puisi. Penambahan kata-kata atau tanda baca ditulis dalam tanda kurung. Mengapresiasi Naskah Drama : Mengapresiasikan naskah drama berarti memberi-kan penilaian atau menilai sebuah karya sastra dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam terhadap karya ter-sebut. Langkah-langkah menilai naskah drama menurut Somad, dkk (2008: 268) sebagai berikut. a. Membaca naskah drama dengan saksama. b. Mencatat hal-hal penting dan menarik dalam naskah drama tersebut. c. Menentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. d. Memberikan tanggapan dan penilaian terhadap unsur-unsur yang terkandung dalam drama tersebut. e. Membuat simpulan mengenai hasil penelitian. Menganalisis karakteristik perkembangan bahasa usia anak SD Menurut Tarigan (2011: 28), perkembangan bahasa pada anak-anak sekolah dasar dibagi atas: a. Sekolah dasar awal (early elemerntary) usia 6-8 tahun b. Sekolah dasar pertengahan (middle elementary) usia 8-10 tahun c. Sekolah dasar akhir (upper elementary) usia 10-12 tahun Memilih materi ajar aspek membaca di kelas rendah SD dan aspek menulis di kelas tinggi SD Materi pelajaran berada dalam lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan materi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran (kriteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Menurut Harjanto (2006: 222-224), ada 7 kriteria pemilihan materi pelajaran, yaitu: 1. kriteria tujuan instruksional, 2. materi pelajar supaya terjabar, 3. relevan dengan kebutuhan siswa, 4. kesesuaian dengan kondisi masyarakat, 5. materi pelajaran mengandung segi-segi etik, 6. materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis, dan 7. materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat. Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 219-220) bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, yaitu: 1. materi pelajaran hendaknya sesuai dengan kurikulum sehingga dapat menunjang tercapainya tujuan intruksional, 2. materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan peserta didik pada umumnya, 3. materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan, dan 4. materi pelajaran handaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual. Berdasarkan pendapat di atas, menunjukan bahwa materi dan bahan pengajaran hendaknya ditetapkan berdasarkan rujukan pada tujuan-tujuan intruksional yang ingin dicapai. Materi yang diberikan bermakna bagi para peserta didik, dan merupakan bahan yang betul-betul penting, baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya. Dengan demikian guru hendaknya mampu mempertimbangkan materi membaca dan menulis, baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kurikulum. Memilih Berbagai Metode Pembelajaran Menulis Permulaan Pembelajaran menulis pemulaan yang baik dapat dilakukan dengan latihan secara intensif dan menyenangkan, langkah-langkah menerapkan metode menulis yang menyenangkan sebagai berikut : 1. Sebelum anak berlatih membuat garis, sebaiknya dilatih cara memegang alat tulis dengan baik dan benar sehingga goresan dapat dilakukan dengan tekaan yang sedang. Sebab, cara memegang alat yang salah akan berpengaruh terhadap kecepatan dan keindahan tulisan. 2. Untuk menghilangkan keraguan anak dibantu dengan ekspresi suara yang dilakukan secara bersamaan dengan goresan alat tulis. Untuk membuat garis lurus (tegak miring, dan mendatar) disertai dengan suara: sst sst sst; dan untuk membuat garis lengkung hung. . .tiung tiung. (Ekspresi suara hendaknya disesuaikan dengan dialek daerah masing-masing yang dianggap cocok. Untuk yang berbahasa Inggris, Jerman, ekspresi suara untuk garis lurus seperti zing ... zing . . .zing ... dan untuk garis lengkung seperti: miow ... miow ... miow...) 3. Setelah anak berlatih membuat semua bentuk garis, otot jarinya menjadi lentur, kemudian diperkenalkan dengan berlatih menulis bentuk huruf cetak besar. Menulis/merangkai huruf dan membaca suku kata huruf cetak kecil dengan cara menyalin. Selanjutnya berlatih menulis, membaca dan menyalin huruf sambung. 4. Suasana belajar dan kreatifitas pengajar yang menyenangkan akan sangat membantu mempercepat anak belajar menulis ataupun menggambar. Penggunaan alat bantu seperti berbagai bentuk huruf dan gambar tempel yang menarik akan membantu proses belajar. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan yang menyenangkan, berikut contoh langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan yang dapat digunakan pada kelas 1 semester 1 SD, sebagai berikut : a. menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf. b. menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf . c. mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar. d. melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar. e. menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas. PKn SD MAKNA NASIONALISME Kata “nasionalisme” secara etimologis berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa, memelihara kehormatan bangsa Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme di artikan sebagai sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian, merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu ikatan antar manusia yang didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan, dan kekuasaan. Nasionalisme dalam arti sempit Nasionalisme dalam arti sempit diartikan sebagai perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang tinggi atau berlebih-lebihan, sehingga memandang bangsa lain lebih rendah (Chauvinisme). Nasionaisme dalam arti luas Adalah perasan cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsanya dengan tetap menghormati bangsa lain karena merasa sebagai bagian dari bangsa lain di dunia. Dengan prinsip : kebersamaan, persatuan, dan kesatuan, demokrasi atau demokratis. MAKNA NASIONALISME Norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah. Norma yang berlaku dimasyarakat Indonesia, yaitu (1) norma agama, (2) norma susila, (3) norma kesopanan, dan (4) norma hukum 1. Norma Agama : Ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintahperintah, larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. 2. Norma Kesusilaan : Ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. 3. Norma Kesopanan : Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati. 4. Norma Hukum : Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. MAKNA DEMOKRASI Demokrasi berasal dari istilah Yunani yakni “demokratie” yang berasal dari kata “demos” (rakyat) dan “kratein” (memerintah), “cratos” (pemerintahan). Kata demokrasi ini bermakna sebagai “cara memerintah negara oleh rakyat”. Dalam makna yang sesungguhnya, bentuk demokrasi tidak akan pernah ada dan tidak akan mungkin ada. (Maurice Duverger:1954), sebab pada kenyatannya senantiasa jumlah sebagian kecil orang yang memerintah jumlah mayoritas dalam negara. George Vedel, …… mengakui hak yang sama bagi semua penduduk negara, tidak berarti bahwa semua orang memiliki kecakapan yang sama untuk diserahi memikul pemerintahan negara. Jika itu terjadi, maka tidak mungkin semua orang menjalankan pemerintahan negara secara teratur dan beres. PRINSIP – PRINSIP NEGARA DEMOKRASI: 1. Pemerintah berdasarkan konstitusi. 2. Adanya pemilu yang bebas, jujur, dan adil. 3. Adanya jaminan hak asasi manusia (ham). 4. Adanya persamaan kedudukan di depan hukum. 5. Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak. 6. Adanya kebebasan berserikat / berorganisasi dan berpendapat. 7. Adanya kebebasan pers atau media massa. SISTEM PEMILU DAN PILKADA DI INDONESIA Pemilu dan sistem demokrasi di Indonesia Pemilu di Indonesia telah mempraktikkan beberapa sistem politik atas nama demokrasi. Pemilu di Indonesia mengikut system demokrasi yang berbeda dari sejak Indonesia merdeka sampai masa reformasi. Demokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti ‘rakyat’ dan kratos yang berarti ‘pemerintahan’. Jadi, bisa diartikan bahwa dekorasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi tersebut mau tidak mau membawa pengaruh terhadap system pemerintahan dan system pemilu di Indonesia. Sistem pemilihan dan pilkada di Indonesia Praktik penyelenggaraan pemerintahan lokal di Indonesia telah mengalami kemajuan sejak masa reformasi, ini dapat dilihat dari diberlakukannya undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan diberlakukannya undang -undang ini, hubungan antara pemerintah pusat dan daerah menjadi lebih desentralistis, dalam arti sebagian besar wewenang dibidang pemerintahan diserahkan kepada daerah. Secara umum undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ini telah banyak membawa kemajuan bagi daerah dan juga bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian disisi lain, undang-undang ini dalam pelaksanaannya juga telah menimbulkan dampak negatif, antara lain tampilnya kepala daerah sebagai raja-raja kecil didaerah karena luasnya wewenang yang dimiliki, tidak jelasnya hubungan hierarkis dengan pemerintahan diatasnya, tumbuhnya peluang korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di daerah-daerah akibat wewenang yang luas dalam pengelolaan kekayaan dan keuangan daerah serta “money politic” yang terjadi dalam pemilihan kepala daerah (Abdullah, 2005: 3). “Pentingnya PILKADA secara langsung membuat semua daerah harus mempersiapkan diri mereka sebaik-baiknya dan berusaha bagaimana dapat berlangsung demokratis dan berkualitas sehingga benar-benar mendapatkan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dapat membawa kemajuan bagi daerah sekaligus memberdayakan masyarakat daerahnya. Selain itu, salah satu tujuan diselenggarakannya pilkada secara langsung ini juga dapat memberikan pendidikan politik bagi masyarakat didaerah, dimana nantinya mereka menjadi lebih pengalaman dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik. “ PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Berdasarkan TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan, tata urutan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah: 1. Undang-Undang Dasar 1945 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia 3. Undang-Undang 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) 5. Peraturan Pemerintah 6. Keputusan Presiden 7. Peraturan Daerah SEJARAH TERBENTUKNYA PANCASILA Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944. Lalu, pemerintah Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)]] pada tanggal 29 April 1945 (2605, tahun Showa 20) yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka. Sejarah Perumusan Pancasila : • Secara Etimologis • Secara Historis • Secara Sosiologis • Idiologis • Secara Etimologis Sejak zaman Majapahit yaitu pada sekitar abad ke XIV, dalam buku Nagarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular telah disebut-sebut istilah Pancasila. Istilah Pancasila dalam kitab Sutasoma mempunyai arti berbatu sendi yang kelima (dari bahasa Sansekerta) juga memiliki arti pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila krama), yaitu; 1) tidak boleh melakukan kekerasan, 2) tidak boleh mencuri, 3) tidak boleh berjiwa dengki, 4) tidak boleh berbohong, 5) tidak boleh mabuk minuman keras. (Mateni, Maling, Madon, Mabok, Main). Secara Historis Secara Historis istilah Pancasila pertama kali dikemukakan yaitu pada tanggal 1 Juni 1945 (dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) oleh Ir. Soekarno yang memberikan nama “Pancasila” sebagai lima dasar dan pada saat itu beliau mengusulkan agar dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Pada sidang Pertama tgl 29 Mei 1945, Mr. M. Yamin mengemukakan lima asas dasar sebagai berikut. 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat Di dalam pembukaan UUD tercantum rumusan lima dasar negara yang rumusannya sebagai berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia 3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Kemudian pada 31 Mei 1945, Mr. Soepomo mengemukakan lima asas sebagai dasar Negara, yaitu. 1. Persatuan 2. Kekeluargaan 3. Keseimbangan lahir dan Batin 4. Musyawarah 5. Keadilan Rakyat. Pada Sidang 1 Juni 1945, Ir Soekarno mengucapkan pidato mengenai dasar Negara Indonesia Merdeka (Philosopische Grondslag), yaitu. 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan yang berbudaya Piagam Jakarta (22 Juni 1945), Adapun rumusan Pancasila yang terdapat dalam Piagam Jakarta sebagai berikut : 1. Ketuhanan dan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya 2. Kemanusiaan yang adil dan beradap 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Dalam konstitusi RIS yang berlakuk Tanggal 29 september 1949 sampai dengan 17 agustus 1950 , rumusan Pancasila sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri Kemanusian 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan sosial Dalam UUDS 1950 yang mulai berlaku tanggal 17 agustus 1950 sampai dengan 5 juli 1959, terdapat rumusan pancasila seperti rumusan Konstitusi RIS sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri Kemanusian 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan sosial Rumusan Pancasila di kalangan Masyarakat 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri Kemanusian 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan sosial FUNGSI PANCASILA DLM KEHIDUPAN KENEGARAAN & KEMASYARAKATAN 1. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia. Pancasila mempunyai kedudukan sebagai pokok kaidah negara yg fundamental. Dlm hal ini pancasila merupakan sumber dr segala sumber hukum / sumber dr tertib hukum ketatanegaraan di Indonesia. 2. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP. Pancasila megandung nilai-nilai & norma-norma yg diyakini akan kebenarannya, dianggap paling baik dan paling layak unt dipergunakan sbg pedoman hidup dan acuan tindakan. Ps sbg pandangan hidup memiliki 2 fungsi sbg ukuran baik buruk, benar salah dan sbg pengarah, pedoman, petunjuk arah, bimbingan dan tuntunan bagi setiap tindakan yang akan dilakukan. 3. PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA. berperan dlm menunjukkan adanya kepribadian bgs ind yg dpt dibedakan dengan kepribadian bgs lain, yaitu berupa sikap, tingkah laku dan perbuatannya yang senantiasa selaras, serasi dan seimbang sesuai dgn penghayatan & pengamalan sila sila pancasila scr bulat dan utuh. 4. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL bersumber pada pandangan hidup bangsa indonesia, hasil pemikiran yang sedalam dalamnya tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diinginkan serta akan digunakan untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan. 5. PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA berfungsi dan berperan memberikan semangat, mendorong dinamika masyarakat, serta membimbing bangsa kearah tujuan nas unt mewujudkan masy yg adil dan makmur berdsrkan pancasila dan uud 1945. 6. PANCASILA SEBAGAI TUJUAN BANGSA INDONESIA tujuan yg akan dicapai oleh bangsa ind, suatu masyarakat adil dan makmur yg merata materiil dan spirituil, didlm wadah nkri yg merdeka berkedaulatan rakyat, bersatu, aman, tertib dan damai, dlm kawasan nasional dan internasional. 7. PANCASILA SEBAGAI PERJANJIAN LUHUR perjanjian luhur rakyat ind yg disetujui oleh wakil rakyat ind menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan yg kita junjung tinggi, bukan sekedar krn ia ditemukan kembali dr kepribadian & cita cita bgs ind, melainkan krn pancasila mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa. 8. PANCASILA SEBAGAI MORAL PERJUANGAN/ PEMBANGUNAN a) sebagainilai pengukur baik buruknya kebijaksanaan& pelaks pembangunan di segala bidang. b) sebagai nilai pengukur bagi cara2 dlm melaks pemb c) sumber inspirasi perjuangan pembangunan d) sbg kekuatan pendorong & penggerak pemb nasional e) pengarah & sumber cita2 bgs dan sasaran2 pemb nasional f) sumber ketahanan nas yg mrpn modal perjuangan unt mencapai sasaran pemb nasional. g) sebagai pembimbing moral dlm pelaksanaan &pengawasan pembangunan pd tingkat operasional unit2 pemb nasional. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham. Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, cita-cita itu berkembang menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh seseorang atau sekelompok orang menjadi suatu pegangan hidup. Beberapa pengertian ideologi: A.S. Hornby mengatakan bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekelompok orang. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara umum ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan agama. Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ciri-cirinya: merupakan citacita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbarui masyarakat; atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat; isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak. Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri-cirinya: bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional. Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua, yaitu: sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat, dan sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat. Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafat bangsa. Dengan demikian memenuhi syarat sebagai suatu ideologi terbuka. Sumber semangat yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat dalam penjelasan UUD 1945: “terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturanaturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan mencabutnya Sifat Ideologi Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas. 1. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betulbetul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya. 2. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas. 3. Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis, demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa. Makna Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber- Kemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-Keadilan. Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat memparsatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia. MENGANALISIS PENTINGNYA KEUTUHAN NKRI Pengertian Negara menurut beberapa ahli : Prof. Mr. Kranenburg: “Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa.” Prof. Miriam Budiardjo: Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah. Dr. Wiryono Prodjodikoro, SH: Negara adalah suatu organisasi di antara kelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia itu. LEMAGA-LEMBAGA PEMERINTAH TINGKAT DESA, KABUPATEN/KOTA, PROVINSI DAN PUSAT Perangkat Desa Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Lainnya. Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil. Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. perangkat desa juga mempunyai tugas untuk mengayomi kepentingan masyarakatnya. Lembaga Tingkat Kabupaten/Kota 1. Bupati/walikota 2. DPRD 3. Kepolisian resort (polres) 4. Komando distrik militer (kodim) 5. Pengadilan negeri 6. Kejaksaan negeri HUKUM peraturan-peraturan yg bersifat memaksa, yg menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yg di buat oleh badan resmi yg berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan hukuman tertentu (simorangkir). Unsur Hukum : a. Peraturan tingkah laku manusia. b. Peraturan Tersebut diadakan oleh Badan resmi yang berwajib. c. Peraturan bersifat memaksa. d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan nyata dan langsung Fungsi Hukum : 1. Alat ketertiban dan keteraturan masyarakat. 2. Sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin. 3. Alat penggerak pembangunan karena mempunyai daya pengikat dan memaksa maka dapat dimanfaatkan sebagai alat otoritas untuk mengarahkan masyarakat kearah yang lebih maju. 4. Alat untuk mengkritisi. 5. Sarana untuk menyelesaikan pertikaian. Ciri Hukum : 1. Adanya perintah dan/larangan. 2. Larangan dan/perintah tsb harus dipatuhi orang. 3. Adanya sanksi hukum yang tegas. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran : Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.. Berdasarkan jenisnya, media dibedakan atas (1) media audiktif, (2) media visual, dan (3) media audio visual. Media audiktif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Yang termasuk jenis media ini antara lain meliputi tape recorder dan radio. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan. Yang temasuk jenis ini antara lain meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang tidak bersuara. Adapun media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Beberapa contoh media audiovisual meliputi televisi, video, film, atau demonstrasi langsung. 1. Pengukuran/Meassurement►membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Pengukuran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : a. Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu. b. Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu. c. Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu 2. Penilaian ►mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif a. Evaluasi meliputi kegiatan pengukuran dan penilaian. b. Tujuan evaluasi ►untuk memotivasi peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi serta untuk mencari dan menemukan faktor-faktora penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik Sejalan dengan tujuan evaluasi maka evaluasi yang dilakukan juga memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah fungsi: 1. Selektif 2. Diagnostik 3. Penempatan 4. Pengukur keberhasilan Pengembangan model Penilaian PKn SD mengembangkan model-model penilaian matapelajaran PKn SD dengan memperhatikan tiga domain dari taksonomi Bloom. Masih ingatkah apa tiga domain tersebut? Tiga domain dari taksonomi Bloom itu adalah (1) pengetahuan (kognitif), (2) sikap (afektif), dan (3) ketrampilan (psikomotor). Di samping tiga taksonomi Bloom, penilaian PKn untuk anak usia sekolah dasar perlu memperhatikan aspek psikologis, sosiokultural, spiritual. Bahkan, menurut Lickona (1996), evaluasi pembelajaran terhadap nilai moral hendaknya mencakup dimensi-dimensi moral knowing, moral feeling, dan moral action (Akbar, dkk,2002) Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Tes • Teknik tes merupakan salah satu alat, cara, dan langkah-langkah yang sistematik untuk digunakan dalam mengukur sejumlah perilaku tertentu siswa. Berdasarkan cara pelaksanaannya, teknik tes dikelompokkan sebagai berikut. • Tes Tertulis alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan secara tertulis. Tes ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara lebih cermat dan mendalam karena secara prosedural tes tertulis tidak memerlukan jawaban secara langsung (spontan). • Tes Lisan alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan secara lisan. Dalam tes lisan seperti ini, semua pertanyaan guru maupun jawaban siswa dilaksanakan secara lisan. Tes lisan menuntut siswa untuk menjawab secara langsung (spontan), tetapi hendaknya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir. Kelemahannya, kadang-kadang tes lisan dapat menimbulkan grogi/cemas, sehingga dapat mempengaruhi kualitas jawaban siswa. • Tes Perbuatan alat penilaian yang baik pertanyaan maupun jawabannya dilakukan secara tertulis maupun lisan, seperti praktek di laboratorium, praktik kesenian, simulasi, dan deklamasi. Tes perbuatan ini selain dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan intelektual anak, dapat juga digunakan untuk mengetahui kemampuan gerakan fisik/psikomotor. Misalnya, pada tes berdeklamasi penilaian dilakukan terhadap kelancaran olah vokal dan penjiwaan dalam olah fisiknya. Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Tes Teknik non-tes adalah alat penilaian yang prosedurnya tidak sistematis sebagaimana teknik tes. Akan tetapi, teknik non tes ini dapat dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sikap, atau kepribadian siswa. Berdasarkan cara pelaksanaannya, teknik non-tes dikelompokkan sebagai berikut. • Skala Sikap alat penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan sikap siswa melalui tugas tertulis. Sikap artinya pendirian seseorang terhadap suatu peristiwa atas obyek. Skala sikap alat penialain yang mengukur pendirian seseorang seperti sangat setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat tidak setuju • Check List alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa. Dalam tes pengamatan, siswa tidak perlu selalu diberitahu sebelumnya bahwa perilaku mereka sedang diamati. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kealamiahan perilaku siswa. Namun, pada hal-hal tertentu siswa memang perlu diberitahu sebelumnya agar siswa menjaga perilakunya. • Quesioner alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dengan cara tertulis. Penyusunan angket diarahkan untuk menyaring infomasi mengenai berbagai faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. • Catatan Harian suatu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan kepribadiannya. Misalnya, catatan mengenai siswa yang memperlihatkan perilaku khusus seperti, suka terlambat, mengambil milik teman, suka mengganggu, atau membuat gaduh. Perilaku khusus yang dicatat tidak selalu berupa perilaku negatif. Perilaku positif yang tidak biasa dilakukan siswa pun perlu ditulis dalam catatan harian, misalnya siswa yang biasanya suka mengganggu teman tiba-tiba menjadi suka menolong teman, atau siswa yang biasanya sering membuat gaduh tiba-tiba menjadi pendiam di kelas. • Portofolio penilaian berdasarkan koleksi atau kumpulan bahan pilihan yang dikembangkan oleh siswa/guru, berfungsi untuk menelaah proses, usaha, perbaikan, dan pencapaian kinerja siswa secara objektif. Ada beberapa prinsip yang perlu Anda perhatikan dalam penggunaan portofolio, yaitu (1) saling percaya antara guru dan siswa (mutual trust), (2) milik bersama antara guru dan siswa (joint ownership), (3) keberhasilan bersama antara guru dan siswa (confidentiality), (4) kepuasan (satisfaction), serta (5) kesesuaian (relevance). HUKUM peraturan-peraturan yg bersifat memaksa, yg menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yg di buat oleh badan resmi yg berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan hukuman tertentu (simorangkir). Unsur Hukum : 1. Peraturan tingkah laku manusia. 2. Peraturan tersebut diadakan oleh badan resmi yang berwajib. 3. Peraturan bersifat memaksa. 4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan nyata dan langsung Fungsi Hukum : 1. Alat ketertiban dan keteraturan masyarakat. 2. Sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin. 3. Alat penggerak pembangunan karena mempunyai daya pengikat dan memaksa maka dapat dimanfaatkan sebagai alat otoritas untuk mengarahkan masyarakat kearah yang lebih maju. 4. Alat untuk mengkritisi. 5. Sarana untuk menyelesaikan pertikaian. Ciri Hukum : 1. Adanya perintah dan/larangan. 2. Larangan dan/perintah tsb harus dipatuhi orang. 3. Adanya sanksi hukum yang tegas. MATEMATIKA SD Materi Pelatihan – 1 DASAR DAN KONSEP TEORI BELAJAR 1. TEORI DAN KONSEP BELAJAR BRUNER (teori dukung 3.1.1+2) Sebagai guru kelas di sekolah dasar di suatu sekolah, Saudara akan selalu terkait dan terlibat dalam pembelajaran matematika sekolah. Keterlibatan ini menjadikan pembelajaran matematika sekolah begitu penting bagi Anda. Karena matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Untuk menguasai dan mencipta teknologi dan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif di masa depan, maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang membuat siswa belajar dan menjadi bermakna. Adapun tujuan matematika sekolah, khusus di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidiyah (MI) agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1.1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 1.2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 1.3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 1.4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 1.5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Bruner, mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotakatik oleh siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Melalui alat peraga yang ditelitinya itu, anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya itu. Keteraturan tersebut kemudian oleh anak dihubungkan dengan intuitif yang telah melekat pada dirinya. Peran guru dalam penyelenggaraan pelajaran tersebut, (a) perlu memahami sturktur mata pelajaran, (b) pentingnya belajar aktif supaya seorang dapat menemukan sendiri konsep-konsep sebagai dasar untuk memahami dengan benar, (c) pentingnya nilai berfikir induktif. Dengan demikian agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/ pengetahuan anak agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar terjadi secara optimal) jika pengetahuan yang dipelajari itu dipelajari dalam tiga tahapan yaitu tahap enaktif, ikonik dan tahap simbolik. 1.1.Tahap Enaktif Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek. Pada tahap ini anak belajar sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan situasi yang nyata, pada penyajian ini anak tanpa menggunakan imajinasinya atau kata-kata. Ia akan memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan sesuatu. 1.2. Tahap Ikonik Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imaginery), gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi kongkret yang terdapat pada tahap enaktif tersebut di atas (butir a). Bahasa menjadi lebih penting sebagai suatu media berpikir. Kemudian seseorang mencapai masa transisi dan menggunakan penyajian ikonik yang didasarkan pada pengindraan kepenyajian simbolik yang didasarkan pada berpikir abstrak. 1.3.Tahap Simbolis Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi simbul-simbul atau lambang-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek seperti pada tahap sebelumnya. Anak pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil. Pada tahap simbolik ini, pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (abstract symbols), yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol-simbol verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika, maupun lambang-lambang abstrak yang lain. Contoh (3.1.2) Dalam mempelajari penjumlahan dua bilangan cacah, pembelajaran akan terjadi secara optimal jika mula-mula siswa mempelajari hal itu dengan menggunakan benda-benda konkret (misalnya menggabungkan 3 kelereng dengan 2 kelereng, dan kemudian menghitung banyaknya kelereng semuanya ini merupakan tahap enaktif. Kemudian, kegiatan belajar dilanjutkan dengan menggunakan gambar atau diagram yang mewakili 3 kelereng dan 2 kelereng yang digabungkan tersebut (dan kemudian dihitung banyaknya kelereng semuanya, dengan menggunakan gambar atau diagram tersebut/ tahap yang kedua ikonik, siswa bisa melakukan penjumlahan itu dengan menggunakan pembayangan visual (visual imagenary) dari kelereng tersebut. Pada tahap berikutnya yaitu tahap simbolis, siswa melakukan penjumlahan kedua bilangan itu dengan menggunakan lambang-lambang bilangan, yaitu : 3 + 2 = 5. Dengan cara yang sama dapat dilanjutkan dengan perkalian fakta dasar lainnya. Selain mengembangkan teori perkembangan kognitif, Bruner mengemukakan teorema atau dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran matematika. Berdasarkan hasil-hasil eksperimen dan observasi yang dilakukan oleh Bruner dan Kenney, pada tahun 1963 kedua pakar tersebut mengemukakan empat teorema/dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran matematika. Keempat dalil tersebut adalah : 1.1. Dalil Konstruksi / Penyusunan (Contruction Theorem) Di dalam teorema kontruksi dikatakan bahwa cara yang terbaik bagi seseorang siswa untuk mempelajari sesuatu atau prinsip dalam Matematika adalah dengan mengkontruksi atau melakukan penyusunan sebagai sebuah representasi dari konsep atau prinsip tersebut. Alasannya, jika para siswa bisa mengkontuksi sendiri representasi tersebut mereka akan lebih mudah menemukan sendiri konsep atau prinsip yang terkandung dalam representasi tersebut, sehingga untuk selanjutnya mereka juga mudah untuk mengingat hal-hal tesebut dan dapat mengaplikasikan dalam situasi-situasi yang sesuai. Dalam proses perumusan dan mengkonstruksi atau penyusunan ide-ide, apabila disertai dengan bantuan benda-benda konkret mereka lebih mudah mengingat ide-ide tersebut. Dengan demikian, anak lebih mudah menerapkan ide dalam situasi nyata secara tepat. Seperti yang diuraikan pada penjelasan tentang modus-modus representasi, akan lebih baik jika para siswa mula-mula menggunakan representasi kongkret yang memungkinkan siswa untuk aktif, tidak hanya aktif secara intelektual (mental) tetapi juga secara fisik. Contoh (3.1.5) untuk memahami konsep penjumlahan misalnya 5 + 4 = 9, siswa bisa melakukan dua langkah berurutan, yaitu 5 kotak dan 4 kotak, cara lain dapat direpresentasikan dengan garis bilangan. Dengan mengulang hal yang sama untuk dua bilangan yang lainnya anak-anak akan memahami konsep penjumlahan dengan pengertian yang mendalam. Contoh lain (3.1.3), anak mempelajari konsep perkalian yang didasarkan pada prinsip penjumlahan berulang, akan lebih memahami konsep tersebut. Jika anak tersebut mencoba sendiri menggunakan garis bilangan untuk memperlihatkan proses perkalian tersebut. Misalnya 3 x 5, ini berarti pada garis bilangan meloncat 3x dengan loncatan sejauh 5 satuan, hasil loncatan tersebut kita periksa ternyata hasilnya 15. Dengan mengulangi hasil percobaan seperti ini, anak akan benar-benar memahami dengan pengertian yang mendalam, bahwa perkalian pada dasarnya merupakan penjumlahan berulang. 1.2. Dalil Notasi (Notation Theorem) Menurut apa yang dikatakan dalam terorema notasi, representasi dari sesuatu materi matematika akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila di dalam representasi itu digunakan notasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Sebagai contoh, untuk siswa sekolah dasar, yang pada umumnya masih berada pada tahap operasi kongkret, soal berbunyi; ”Tentukanlah sebuah bilangan yang jika ditambah 3 akan menjadi 8”, akan lebih sesuai jika direpresentasikan dalam diberikan bentuk ... + 3 = 8 atau □ + 3 = 8 atau a + 3 = 8 1.3. Dalil Kekontrasan dan Variasi (Contrast and Variation Theorem) Di dalam teorema kekontrasan dan variasi dikemukakan bahwa sesuatu konsep Matematika akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila konsep itu dikontraskan dengan konsep-konsep yang lain, sehingga perbedaan antara konsep itu dengan konsep-konsep yang lain menjadi jelas. Sebagai contoh, pemahaman siswa tentang konsep bilangan prima akan menjadi lebih baik bila bilangan prima dibandingkan dengan bilangan yang bukan prima, menjadi jelas. Demikian pula, pemahaman siswa tentang konsep persegi dalam geometri akan menjadi lebih baik jika konsep persegi dibandingkan dengan konsep-konsep geometri yang lain, misalnya persegipanjang, jajarangenjang, belahketupat, dan lain-lain. Dengan membandingkan konsep yang satu dengan konsep yang lain, perbedaan dan hubungan (jika ada) antara konsep yang satu dengan konsep yang lain menjadi jelas. 1.4. Dalil Konektivitas atau Pengaitan (Connectivity Theorem) Di dalam teorema konektivitas disebutkan bahwa setiap konsep, setiap prinsip, dan setiap ketrampilan dalam matematika berhubungan dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan ketrampilan-ketrampilan yang lain. Adanya hubungan antara konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan ketrampilan-ketrampilan itu menyebabkan struktur dari setiap cabang matematika menjadi jelas. Adanya hubungan-hubungan itu juga membantu guru dan pihak-pihak lain (misalnya penyusun kurikulum, penulis buku, dan lain-lain) dalam upaya untuk menyusun program pembelajaran bagi siswa. Dalam pembelajaran matematika, tugas guru bukan hanya membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip serta memiliki ketrampilan-ketrampilan tertentu, tetapi juga membantu siswa dalam memahami hubungan antara konsep-konsep, prinsipprinsip, dan ketrampilan-ketrampilan tersebut. Dengan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dari matematika, pemahaman siswa terhadap struktur dan isi matematika menjadi lebih utuh. Perlu dijelaskan bahwa keempat dalil tersebut di atas tidak dimaksudkan untuk diterapkan satu per satu seperti di atas. Dalam penerapan (implementasi), dua dalil atau lebih dapat diterapkan secara bersama dalam proses pembelajaran sesuatu materi matematika tertentu. Metode Penemuan Satu hal menjadikan Bruner terkenal karena dia lebih peduli terhadap proses belajar dari pada hasil belajar. Oleh karena itu, menurut Bruner metode belajar merupakan faktor yang menentukan dalam pembelajaran dibandingkan dengan pemerolehan khusus. Metode yang sangat didukungnya yaitu metode penemuan (discovery). Discovery learning dari Bruner, merupakan model pengajaran yang dikembangkan berdasarkan pada pandangan kognitif tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis. Di dalam discovery learning siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah, dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, bukan memberi tahu tetapi memberikan kesempatan atau dengan berdialog agar siswa menemukan sendiri. Pembelajaran tersebut membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi siswa untuk bekerja sampai menemukan jawabannya. Siswa belajar memecahkan secara mandiri dengan keterampilan berpikir sebab mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi. Penemuan yang dimaksud disini bukan penemuan sungguh-sungguh, sebab apa yang ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang. Jadi penemuan di sini ialah penemuan purapura, atau penemuan bagi siswa yang bersangkutan saja. Nampaklah, bahwa Bruner sangat menyarankan keaktifan anak dalam proses belajar secara penuh. Lebih disukai lagi bila proses ini berlangsung di tempat yang khusus, yang dilengkapi dengan objek-objek untuk dimanipulasi anak, misalnya laboratorium. Dengan metode tersebut anak didorong untuk memahami suatu fakta dan hubungannya yang belum dia pahami sebelumnya, dan yang belum diberikan kepadanya secara langsung oleh orang lain. Adapun tahap-tahap Penerapan Belajar Penemuan adalah sabagai berikut: 1.1. Stimulus ( pemberian perangsang/simuli); kegiatan belajar di mulai dengan memberikan pertanyaan yang merangsang berpikir siswa, menganjurkan dan mendorongnya untuk membaca buku dan aktivitas belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah; 1.2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran kemudian memilih dan merumuskan dalam bentuk hipotesa (jawaban sementara dari masalah tersebut); 1.3. Data collecton ( pengumpulan data); memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesa tersebut; 1.4. Data Prosessing (pengolahan data); yakni mengolah data yang telah diperoleh siswa melalui kegiatan wawancara, observasi dll. Kemudian data tersebut ditafsirkan; 1.5. Verifikasi, mengadakan pemerksaan secara cermat untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis yang ditetapkan dan dihubungkan dengan hasil dan processing; 1.6. Generalisasi, mengadakan penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verivikasi. (Muhibbin Syah,1995) dalam Paulina Panen (2003; Hal.3.16). Bagi guru matematika perlu mengetahui bahwa dalam metode penemuan. 1.1. Yang dimaksud dengan ”penemuan sesuatu”, pada metode penemuan, hanya belaku bagi yang bersangkutan; 1.2. Pikirkan dengan mantap, konsep apa yang akan ditemukan itu; 1.3. Tidak semua materi matematika dapat disajikan dengan metode penemuan secara baik; 1.4. Metode penemuan memerlukan waktu relatif lebih banyak; 1.5. Supaya tidak mengambil kesimpulan terlalu pagi, berilah banyak contoh-contohnya sebelum siswa membuat kesimpulan; 1.6. Bila siswa mendapat kesukaran membuat generalisasinya (kesimpulan), bantulah mereka. Ingat pula bahwa mampu merumuskan sesuatu dengan bahasa yang baik dalam matematika memerlukan penguasaan bahasa yang tinggi. Bila siswa tidak dapat mengerti dengan salah satu penyajian penampilan penemuan gunakan teknik lain; 1.7. Jangan mengharapkan semua siswa mampu menemukan setiap konsep yang kita minta untuk mencarinya; 1.8. Memperoleh generalisasi atau kesimpulan yang benar pada metode penemuan ini adalah hasil yang paling akhir; untuk mengetahui bahwa kesimpulan kita itu benar kita harus melakukan pemeriksaan/pengecekan; 1.9. Buatlah kegiatan sebagai aplikasi penemuan. Langkah Penerapan Teori Belajar Bruner Sebelum kita mengimplementasikan teori belajar Bruner dalam pembelajaran matematika, marilah kita terlebih dahulu mengetahui bagaimana langkah-langkah penerapan dapat dilakukan yaitu: (3.1.6) 1.1. Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan. Misal : untuk contoh mau mengajarkan bentuk bangun datar segiempat, sedangkan bukan contoh adalah berikan bangun datar segitiga, segi lima atau lingkaran. 1.2. Bantu siswa untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep. Misalnya berikan pertanyaan kepada siswa seperti berikut ini ” apakah nama bentuk ubin yang sering digunakan untuk menutupi lantai rumah? Berapa cm ukuran ubin-ubin yang dapat digunakan? 1.3. Berikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Misalnya Jelaskan ciri-ciri/ sifat-sifat dari bangun Ubin tersebut? 1.4. Ajak dan beri semangat siswa untuk memberikan pendapat berdasarkan intuisinya. Jangan dikomentari dahulu jawaban siswa, gunakan pertanyaan yang dapat memandu siswa untuk berpikir dan mencari jawaban yang sebenarnya. (Anita dalam Panen, 2003) 2. TEORI PERKEMABANGAN INTELEKTUAL PIAGET (teori dukung 3.1.1+2) Jean Piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkret ke abstrak berurutan melalui empat periode. Urutan periode itu tetap bagi setiap orang, namun usia atau kronologis pada setiap orang yang memasuki setiap periode berpikir yang lebih tinggi berbeda-beda tergantung kepada masingmasing individu. Piaget adalah orang pertama yang menggunakan filsafat konstruktivis dalam proses belajar mengajar. Piaget (dalam Bell, 1981), berpendapat bahwa proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual kongkret ke abstrak berurutan melalui empat tahap perkembangan, sebagai berikut: 2.1. Periode Sensori Motor (0 – 2) tahun. Karateristik periode ini merupakan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung dari rangsangan. Rangsangan itu timbul karena anak melihat dan merab-raba objek. Anak itu belum mempunyai kesadaran adanya konsep objek yang tetap. Bila objek itu disembunyikan, anak itu tidak akan mencarinya lagi. Namun karena pengalamannya terhadap lingkungannya, pada akhir periode ini, anak menyadari bahwa objek yang disembunyikan tadi masih ada dan ia akan mencarinya. 2.2. Periode Pra-operasional (2 – 7) tahun. Operasi yang dimaksud di sini adalah suatu proses berpikir atau logik, dan merupakan aktivitas mental, bukan aktivitas sensori motor. Pada periode ini anak di dalam berpikirnya tidak didasarkan kepada keputusan yang logis melainkan didasarkan kepada keputusan yang dapat dilihat seketika. Periode ini sering disebut juga periode pemberian simbol, misalnya suatu benda diberi nama (simbol). Pada periode ini anak terpaku kepada kontak langsung dengan lingkungannya, tetapi anak itu mulai memanipulasi simbol dari benda-benda sekitarnya. Walaupun pada periode permulaan pra-operasional ini anak mampu menggunakan simbol-simbol, ia masih sulit melihat hubungan-hubungan dan mengambil kesimpulan secara taat asas. 3.3. Periode operasi kongkret (7 – 12) tahun. Periode ini disebut operasi kongkret sebab berpikir logiknya didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek. Operasi kongkret hanyalah menunjukkan kenyataan adanya hubungan dengan pengalaman empirik-kongkret yang lampau dan masih mendapat kesulitan dalam mengambil kesimpulan yang logis dari pengalaman-pengamanan yang khusus. Pengerjaanpengerjaan logika dapat dilakukan dengan berorientasi ke objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang langsung dialami anak. Dalam periode operasi kongkret, karakteristik berpikir anak adalah sebagai berikut: Kombinasivitas atau klasifikasi adalah suatu operasi dua kelas atau lebih yang dikombinasikan ke dalam suatu kelas yang lebih besar. Anak dapat membentuk variasi relasi kelas dan mengerti bahwa beberapa kelas dapat dimasukkan ke kelas lain. Misalnya semua manusia lelaki dan semua manusia wanita adalah semua manusia. Hubungan A > B dan B > C menjadi A > C. Reversibilitas adalah operasi kebalikan. Setiap operasi logik atau matematik dapat dikerjakan dengan operasi kebalikan. Misalnya, 5 + ? = 9 sama dengan 9 – 5 = ? Reversibilitas ini merupakan karakteristik utama untuk berpikir operasional di dalam teori Piaget Asosiasivitas adalah suatu operasi terhadap beberapa kelas yang dikombinasikan menurut sebarang urutan. Misalnya himpunan bilangan bulat, operasi ”+”, berlaku hukum asosiatif terhadap penjumlahan. Identitas adalah suatu operasi yang menunjukkan adanya unsur nol yang bila dikombinasikan dengan unsur atau kelas hasilnya tidak berubah. Misalnya dalam himpunan bilangan bulat dengan operasi ”+”, unsur nol adalah 0 sehingga 8 + 0 = 8. Demikian juga suatu jumlah dapat dinolkan dengan mengkombinasikan lawannya, misalnya 4 – 4 = 0. Korespondensi satu – satu antara objek-objek dari dua kelas. Misalnya unsur dari suatu himpunan berkawan dengan satu unsur dari himpunan kedua dan sebaliknya. Kesadaran adanya prinsip-prinsip konservasi. Konservasi berkenaan dengan kesadaran bahwa satu aspek dari benda, tetap sama sementara itu aspek lainnya berubah. Namun prinsip konservasi yang dimiliki anak pada periode ini masih belum penuh. Anak pada periode ini dilandasi oleh observasi dari pengalaman dengan objek nyata, tetapi ia sudah mulai menggeneralisasi objek-objek tadi. 3.4. Periode Operasi Formal (> 12) tahun. Periode operasi formal ini disebut juga periode operasi hipotetik-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual. Anak-anak pada periode ini sudah memberikan alasan dengan menggunakan lebih banyak simbul atau gagasan dalam cara berpikir. Anak sudah dapat mengoperasikan argumen-argumen tanpa dikaitkan dengan benda-benda empirik. Ia mampu menggunakan prosedur seorang ilmuwan, yaitu menggunakan posedur hipotetikdeduktif. Anak mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan kompleks dari pada anak yang masih dalam tahap periode operasi kongkret. Konsep konservasi telah tercapai sepenuhnya. Anak sudah mampu menggunakan hubungan-hubungan di antara objek-objek apabila ternyata manipulasi objek-objek tidak memungkinkan. Anak telah mampu melihat hubungan-hubungan abstrak dan menggunakan proposisi-proposisi logik-formal termasuk aksioma dan definisi-definisi verbal. Anak juga sudah dapat berpikir kombinatorik, artinya bila anak dihadapkan kepada suatu masalah, ia dapat mengisolasi faktor-faktor tersendiri atau mengkombinasikan faktor-faktor itu sehingga menuju penyelesaian masalah tadi. Menurut Piaget, tahap-tahap berpikir itu adalah pasti dan spontan namun umur kronolois yang diberikan itu adalah fleksibel, terutama selama transisi dari periode yang satu ke periode berikutnya. Umur kronologis itu dapat saling tindih bergantung kepada individu. Piaget berpendapat, tidak ada gunanya bila kita memaksa anak untuk cepat berpindah ke periode berikutnya. 3. TEORI BELAJAR DIENES (teori dukung 3.1.1 + 2) Dienes (dalam Ruseffendi, 1992) berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur dan mengkategorikan hubungan- hubungan di antara struktur-struktur. Seperti halnya dengan Bruner, Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa jika benda-benda atau objek-objek dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika. Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1992:125-127), konsep-konsep matematika akan berhasil jika dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi tahap, yaitu 3.1. Permainan Bebas (Free Play) Dalam setiap tahap belajar, tahap yang paling awal dari pengembangan konsep bermula dari permainan bebas. Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktivitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kebebasan untuk mengatur benda. Selama permainan pengetahuan anak muncul. Dalam tahap ini anak mulai membentuk struktur mental dan struktur sikap dalam mempersiapkan diri untuk memahami konsep yang sedang dipelajari. Misalnya dengan diberi permainan block logic, anak didik mulai mempelajari konsepkonsep abstrak tentang warna, tebal tipisnya benda yang merupakan ciri/sifat dari benda yang dimanipulasi. 3.2. Permainan yang Menggunakan Aturan (Games) Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Anak yang telah memahami aturan-aturan tadi. Jelaslah, dengan melalui permainan siswa diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika itu. Makin banyak bentuk-bentuk berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang dipahami siswa, karena akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis dalam konsep yang dipelajari itu. 3.3. Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities) Dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifatsifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka dengan menstranslasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan lain. Translasi ini tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam permainan semula. Contoh 3.1.6 kegiatan yang diberikan dengan permainan block logic, anak dihadapkan pada kelompok persegi dan persegi panjang yang tebal, anak diminta mengidentifikasi sifat-sifat yang sama dari benda-benda dalam kelompok tersebut (anggota kelompok). 3.4. Permainan Representasi (Representation) Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Para siswa menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu. Setelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu. Representasi yang diperoleh ini bersifat abstrak, Dengan demikian telah mengarah pada pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak yang terdapat dalam konsep yang sedang dipelajari. Contoh kegiatan anak untuk menemukan banyaknya diagonal. 3.5. Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization) Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol matematika atau melalui perumusan verbal. Sebagai contoh, dari kegiatan mencari banyaknya diagonal dengan pendekatan induktif tersebut, kegiatan berikutnya menentukan rumus banyaknya diagonal suatu poligon yang digeneralisasikan dari pola yang didapat anak. 4. Bahan Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika SD (teori dukung 3.1.3 + 4 + 6) Dalam pembelajaran matematika SD, agar bahan pelajaran yang diberikan lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan bahan-bahan yang perlu disiapkan guru, dari barang-barang yang harganya relatif murah dan mudah diperoleh, misalnya dari karton, kertas, kayu, kawat, kain untuk menanamkan konsep matematika tertentu sesuai dengan keperluan. 4.1. Bahan Manipulatif dari Kertas Manfaat dari bahan manipulatif kertas/karton ini antara lain untuk menjelaskan pecahan (konsep, sama/senilai, operasi). Konsep pecahan m/n sebagai m bagian dari n bagian yang sama. Guru dapat mendemonstrasikan, atau dipraktekkan oleh siswa dengan menggunakan berbagai macam bangun geometri, misalnya persegi, persegi panjang, lingkaran, dll. Contoh 3.1.4 ¼ ½ 1/5 ¼ 4.2. Model Stik Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan konsep satuan, puluhan, dan ratusan untuk siswa SD kelas rendah. Lidi-lidi tersebut dalam bentuk lepas (satuan), bentuk ikatan (sepuluhan) dan bentuk ikatan dari ikatan sepuluhan (seratusan). Model-model stik ini dapat digunakan untuk menjelaskan konsep numeral (lambang bilangan), kesamaan bilangan, dan operasi bilangan bulat. 4.3. Model Persegi dan Strip dari kayu/tripleks Model ini terdiri dari potongan-potongan persegi kayu/tripleks, strip-strip sepanjang sepuluh persegi, dan daerah seluas sepuluh strip. Kegunaan model persegi dan strip serupa dengan kegunaan model stik, yaitu untuk menjelaskan konsep numeral, kesamaan bilangan, dan operasi bilangan bulat. 4.5. Model Kertas bertitik / berpetak Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan banyak hal yang terkait dengan geometri (bangun datar dan sifat-sifatnya, hubungan antar bangun datar, dan luas bangun datar). Berbagai posisi datar, tegak, miring bangun datar ( segitiga, persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, laying-layang dan trapezium) dapat diperagakan dengan kertas bertitik. Dengan perkembangan ketersediaan bahan saat ini, dapat digunakan white board. Latihan – 1 1. Rencanakan pembelajaran suatu konsep matematika dengan menggunakan salah satu teori belajar yang anda ketahui ! (terapan 3.1.1 + 2) 2. Pilih konsep matematika yang anda kuasai, kemudian gunakan bahan manipulative untuk menyampaikan konsep tersebut ! (terapan 3.1.3+4+6) Materi Pelatihan – 2 BILANGAN 1. Konsep Bilangan (teori 4.1) Anggota dari himpunan-himpunan {a}, {1}, {0}, {#}, dan {@}, dapat dikorespondensikan 1 – 1 untuk tiap-tiap pasang himpunan-himpunan itu. Himpunan-himpunan itu dikatakan himpunan yang ekivalen. Banyaknya anggota dalam himpunan itu disebut bilangan kardinal. Selanjutnya konsep bilangan mengacu pada kardinalitas dari suatu himpunan. Misalnya; { }, {a}, {a,b}, {a,b,c}, ….., maka kardinalitas dari himpunan-himpunan tersebut adalah; 0, 1, 2, 3, ……… Pelatihan pada bilangan bulat 1.1.Bahan yang Diperlukan Tali dan alat tulis 1..2. Uraian Kegiatan Gunakan tali untuk meragakan garis bilangan bulat, seperti gambar berikut: Gambar 1 Untuk menandai titik yang terkait dengan suatu bilangan dapat dibuat simpul atau penanda lain. Sedangkan angkanya dapat ditulis atau menggunakan kartu bilangan. Garis bilangan tersebut akan digunakan untuk menentukan jumlah atau selisih dua bilangan bulat. Untuk memaknai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dibuat kesepakatan berikut: + , sebagai operasi penjumlahan, dibaca diteruskan - , sebagai operasi pengurangan, dibaca balik kanan +, sebagai tanda bilangan, dibaca maju. Contoh +3 dibaca maju 3 langkah -, sebagai tanda bilangan, dibaca mundur. Contoh -3 dibaca mundur 3 langkah Berikut disajikan contoh pengoperasian bilangan bulat: Contoh 4.1.1 1.1. 3 + 5 dibaca maju 3 langkah, dimulai dari 0, diteruskan maju 5 langkah. 1.2. 3 + (-7) dibaca maju 3 langkah, dimulai dari 0, diteruskan mundur 7 langkah. - 3 - 2 - 1 0 1 2 3 1.3 -5 + 5 dibaca mundur 5 langkah, dimulai dari 0, diteruskan maju 5 langkah. 1.4. -4 + (-2) dibaca mundur 4 langkah, dimulai dari 0, diteruskan mundur 2 langkah. 1.5. 3-5 dibaca maju 3 langkah, dimulai dari 0, balik kanan maju 5 langkah. 1.6. 3 - (-7) dibaca maju 3 langkah, dimulai dari 0, balik kanan mundur 7 langkah. 1.7. -5-5 dibaca mundur 5 langkah, dimulai dari 0, balik kanan maju 5 langkah. 1.8. -4 - (-2) dibaca mundur 4 langkah, dimulai dari 0, balik kanan mundur 2 langkah. Hasil dari penjumlahan atau pengurangan tersebut adalah bilangan yang ditunjukkan oleh tempat terakhir dari kegiatan tersebut. 2. Berikut akan dibahas tentang operasi bilangan. Teori 4.1.1 Operasi biner, pada himpunan bilangan real adalah fungsi yang memasangkan setiap pasang bilangan real dengan suatu bilangan real, secara tunggal. Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian adalah operasi biner. Jadi untuk melakukan operasioperasi tersebut diperlukan sepasang (dua) bilangan real, sedangkan hasil pengoperasiannya juga bilangan real (tunggal). 2.1. Penjumlahan dan Pengurangan Jumlah dua bilangan real a dan b adalah c dinyatakan dengan a + b = c, dibaca a tambah b sama dengan c. a dan b masing-masing disebut suku (penjumlahan), c disebut jumlah a dan b atau hasil penjumlahan a dan b. Penjumlahan pada himpunan bilangan real mempunyai sifat-sifat berikut; 2.1.1. Untuk setiap a dan b berlaku a + b - b + a (sifat komutatif atau pertukaran) 2.1.2. Ada 0 untuk setiap a, sedemikian hingga a + 0 = a (0 adalah unsur identitas penjumlahan) 2.1.3. Untuk setiap a ada lawan a yaitu -a hingga berlaku u + (-a) = 0 2.1.4. Untuk setiap a, b, dan c berlakulah (a + b) + c = a + (b + c) (sifat asosiatif atau pengelompokan) Selisih dua bilangan real a dan b adalah c dinyatakan dengan a – b = c, dibaca a dikurangi b sama dengan c. Hasil dari a — b sama dengan jumlah a dan lawan b, yang dinyatakan dengan a - b = a + (- b), a adalah bilangan yang dikurangi, b adalah pengurang, c disebut selisih atau hasil pengurangan a oleh b. 2.2. Perkalian dan Pembagian Perhatikan gambar berikut: Berapa banyak gambar bintang pada gambar – 1? Bagaimana cara Anda memperolehnya? Banyak gambar bintang pada gambar– 1 adalah 6 yang dapat diperoleh dari 3 + 3. 3 + 3 dapat ditulis dalam bentuk perkalian, yaitu 2 x3 . Cara lain untuk memperolehnya adalah 2 + 2 + 2+ 2 + 2 + 2 dapat ditulis dalam bentuk perkalian, yaitu 3 * 2. Secara umum dapat ditulis : Gambar – 1 a x b = b + b + b + … + b a Pada a*b = c, a dan b disebut faktor sedangkan c disebut hasil kali a dan b. Perkalian pada himpunan bilangan real mempunyai sifat-sifat berikut; 2..2.1. Untuk setiap a dan b berlaku a* b = b* a (sifat komutatif atau pertukaran) 2.2.2. Ada 1 untuk setiap a, sedemikian hingga a x 1 = a (1 adalah unsur identitas perkalian) 2..2.3. Untuk setiap a ada kebalikan a yaitu 1/a hingga berlaku a x 1/a = 1 2.2.4. Untuk setiap a, b, dan c berlaku ( a*b)*c = a*(b*c) (sifat asosiatif atau pengelompokan) 2.2.5 Untuk setiap a, b, dan c berlaku a*(b + c) = (a * b) + (a * c) (sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan) (teori 4.1.2) 3. Representasi Bilangan 1.1. Desimal Kata desimal berasal dari Bahasa Latin decem yang artinya sepuluh. Sistem numerasi desimal adalah sistem numerasi yang berbasis sepuluh, artinya bilangan 10 dipakai sebagai acuan pokok dalam melambangkan dan menyebut bilangan. Beberapa sifat sistem decimal : 1.1.1. Menggunakan 10 digit, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 1.1.2. Lambang bilangan 0 – 9 mempunyai lambing yang sama dengan lambang angka 1.1.3. Bilangan-bilangan yang lebih dari 9 dinyatakan sebagai suku-suku penjumlahan perpangkatan dari 10. 1.1.4. Bersifat aditif 1.1.5. Bersifat posisional Contoh : 356 = 3x100 + 5x10 + 6 2749 = 2x106 + 7x102 + 4x10 + 9 ¼ = 0,25 atau 0,2500….. ⅓ = 0,333…… atau 0,3 0,016 = 1,6 x 10–2 1.2. Persen Persen adalah nama lain dari perseratusan, sehingga kata persen dapat digunakan untuk mengganti kata perseratus. Misalnya pecahan ¼ dapat dinyatakan 25/100, dan dalam bentuk desimal ditulis 0,25, keduanya dibaca yaitu dua puluh lima perseratus atau 25 persen ditulis 25%. 2. Membandingkan Bilangan Bulat Untuk membandingkan bilangan bulat digunakan tanda = (sama dengan), < (kurang dari), > (lebih dari). Jika suatu bilangan sama dengan bilangan lain, maka pada garis bilangan letaknya berimpit dengan bilangan lain. Jika suatu bilangan lebih dari bilangan lain, maka bilangan tersebut berada di sebelah kanan bilangan lain. Jika suatu bilangan kurang dari bilangan lain,maka bilangan tersebut berada di sebeleh kiri bialangan lain. Latihan – 2 (contoh ini kurang 4.1.1) Kerjakan soal berikut dengan cermat. 1. Ambilah 3 sembarang bilangan bulat ! dari bilangan-bilangan itu kemudian ; a. Bandingkan bilangan yang satu dengan yang lainnya, serta gambarkan pada garis bilangan ! (contoh 4.2.3) b. Buatlah masing-masing 2 contoh sifat asosiatif perkalian dan pembagian! c. Buatlah masing-masing 2 contoh sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan distributif perkalian terhadap pengurangan! (4.1.2) 2. Ambillah beberapa bilangan pecahan, kemudian nyatakan dalam bentuk desimal dan pecahan ! 3. Buatlah contoh masalah yang menunjukkan pembagian pecahan oleh pecahan ! (contoh 4.2.2) Materi Pelatihan – 3 POLA, RELASI, DAN FUNGSI 1. Pola Bilangan (teori 4.3) Pada bahasan ini, saudara diajak untuk memahami berbagai macam pola bilangan, serta cara mengenalkannya kepada siswa. 1.1. Pola bilangan ganjil Bilangan ganjil adalah bilangan asli yang tidak habis dibagi dua. Contoh : 3,5,7,9,11,…..adalah bilangan ganjil, sebab tidak habis dibagi dua, karena jika dibagi dua menghasilkan sisa satu. Dengan kata lain bilangan ganjil dapat ditulis dalam bentuk 2k + 1, dimana k adalah bilangan cacah. 1.2. Pola bilangan genap Bilangan genap adalah bilangan asli yang habis dibagi dua Contoh : 4,6,8,10,…….adalah bilangan genap, sebaba habis dibagi dua, atau jika dibagi dua sisanya nol. Dengan kata lain bilangan genap dapat ditulis dalam bentuk 2k, dimana k adalah bilangan cacah 1.3. Pola barisan bilangan Deretan bilangan-bilangan dikatakan mempunyai pola barisan bilangan jika tiga bilangan yang berurutan mempunyai selisih atau rasio yang sama antara dua bilangan yang berdekatan. Contoh : 1, 4, 7, 10, 13, …. dan 2, 4, 8, 16, 32, ……merupakan pola barisan bilangan, karena 1, 4, 7, 10, 13, ……mempunyai selisih yang sama antara dua bilangan yang berdekatan. Sedangkan 2, 4, 8,16, 32, …. mempunyai rasio yang sama. 2. Relasi Istilah “relasi” dapat diartikan “hubungan” yang sering kita dengar, misalnya hubungan “ayah” dengan “anak”, hubungan “guru” dengan “murid”, dan sebagainya. Untuk mendefinisikan suatu relasi R diperlukan : (1) suatu himpunan A, (2) suatu himpunan B, dan (3) suatu aturan atau kalimat matematika terbuka. Relasi dapat disajikan dalam diagram panah. Contoh : digram panah relasi “nomor sepatunya” Relasi, selain dinyatakan dalam diagram panah juga dapat disajikan dalam bentuk pasangan terurut, seperti berikut ini : 2.1. R = {(1,2),(2,4),(3,6)} merupakan relasi “setengah dari” 2.2. T = {(2,4), (3,9), (4,16)} merupakan relasi “akar dari” Elemen-elemen pertama dari pasangan terurut R disebut domain (daerah asal), sedangkan elemen-elemen kedua dari pasangan terurut R disebut range (daerah hasil) 3. Fungsi Seperti halnya relasi maka untuk mendefinisikan suatu fungsi diperlukan tiga hal pula, yaitu; (1) himpunan A, (2) himpunan B, dan (3) suatu kalimat terbuka yang juga disebut aturan yang mengaitkan tiap elemen x Є A dengan suatu elemen tunggal y Є B Contoh : (a) (b) (c) (d) Dari gambar -2 diatas terlihat bahwa, gambar : (a) Bukan fungsi, karena ada sebuah unsur dari A yang tidak mempunyai pasangan pada B (b) Bukan fungsi, karena ada sebuah unsur dari A yang berpasangan dengan dua unsur dari B (c) Fungsi, karena setia unsure dari A dipasangkan dengan tepat satu anggota dari B (d) Fungsi, karena setia unsure dari A dipasangkan dengan tepat satu anggota dari B Ahmad Badu Eny 37 38 39 40 41 Gambar – 1 Definisi : Relasi R dengan suatu kalimat terbuka dari himpunan A ke himpunan B adalah sebuah himpunan yang anggota-anggotanya semua pasangan terurut (x,y) dengan x Є A dan y Є B sedemikian rupa sehingga kalimat terbukanya menjadi bernilai benar Definisi : Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi yang memasangkan setiap anggota dari A dengan tepat satu anggota dari B. Hal ini ditulis : f : A B Gambar – 2 Latihan – 3 1. Lanjutkan pola bilangan berikut sampai suku ke 10 : (indikator 4.3.1) a. 1, 4, 9, 16, ………… b. 8, 4, 2, 1, ………… c. 1, 1, 2, 3, 5, 8, …………. 2. Tentukan relasi dari pasangan terurut berikut : {(1,1),(2,4),(3,9)} 3. Berikan contoh relasi dan fungsi yang menyatakan kejadian dalam kehidupan sehari-hari (minimal 3 contoh) (4.3.2 belum ada) Materi Pelatihan – 4 PENGUKURAN dan GEOMETRI (TEORI 4.4) Hasil dari pengukuran bukan merupakan sesuatu yang tepat, melainkan hanya suatu pendekatan. Misalkan. Rina berdiri di depan kelas dan Ibu guru akan mengukur tinggi badan Rina. Pada saat Ibu guru mengukur dengan menggunakan penggaris kayu tinggi badan Rina adalah 150 cm, tetapi setelah diukur dengan menggunakan pengukur tinggi badan ternyata tinggi badan Rina adalah 148 cm. Kegiatan mengukur yang dilakukan Ibu guru pada Rina selain menggunakan penggaris kayu, pengukur tinggi badan dapat juga menggunakan jengkal tangan. Pada dasarnya banyak sekali pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran panjang, pengukuran berat, pengukuran waktu, pengukuran luas, pengukuran keliling dan lain-lain. Dalam modul ini hanya akan dibahas 2 pengukuran saja yaitu pengukuran panjang dan pengukuran luas. 4.1. Pengukuran Panjang Panjang suatu benda adalah banyak satuan panjang yang terdapat pada benda tersebut. Jadi untuk menyatakan panjang diperlukan satuan panjang. Satuan panjang ada yang tidak baku dan ada yang baku. Contoh satuan panjang yang tidak baku adalah: jengkal, depa, hasta, kaki, langkah, set ik, dan manik-manik. Contoh satuan panjang yang baku adalah: cm, m, dan km. Penggunaan satuan panjang tersebut sangat bergantung pada keperluan, misal: seseorang yang mengukur meja. Bila dia mengukur dengan satuan tidak baku, mungkin akan menggunakan depa, jengkal, atau langkah. Jarang orang yang mengukur panjang meja dengan hasta, j ika orang tersebut mengukur panjang meja dengan satuan baku maka dia akan menggunakan satuan cm atau m, bukan km. Dengan pertolongan satuan panjang, baik pengukuran dalam bentuk baku maupun tidak baku, bila dua benda yang dibandingkan panjangnya tidak dapat diimpitkan, orang akan mengukur panjang kedua benda tersebut menggunakan satuan panjang. Satuan panjang yang digunakan dapat berupa satuan panjang yang tidak baku maupun yang baku. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan mengukur, orang membandingkan panjang kedua benda. Berikut disajikan beberapa hal yang terkait dengan panjang 4.1.1. Dony ingin berlibur ke Malang dengan menggunakan kereta api. Jarak kota Surabaya ke Malang adalah 134 km Gambar 1 4.1.2. Agus mempunyai hobby bermain layang-layang. Setiap akan memainkan layangannya, dia memperhitungkan panjang benang yang dibutuhkan supaya tinggi layang-layang maksimal. Agus memperhitungkan, dia membutuhkan 20 meter Jika seseorang akan membandingkan panjang dua benda, ada beberapa cara yang dapat digunakannya. Berikut disajikan cara-cara yang mungkin digunakan orang untuk membandingkan tinggi dua benda. Gambar 3.a Gambar 3.b Gambar 2.a adalah membandingkan tinggi tabung dengan cara melihat. Sedangkan gambar 2.b adalah membandingkan tinggi tabung dengan cara disejajarkan. Anda dapat mengatakan bahwa keliling suatu bangun datar adalah jarak yang anda tempuh bila anda mengitari bangun tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keliling suatu bangun datar yang tertutup merupakan jumlah panjang sisi-sisinya. Contoh 1: Perhatikan gambar bangun datar berikut ini! Sekarang marilah kita mengingat kembali rumus keliling bangun-bangun datar, yang telah anda kenal. 4.1.1. SEGITIGA Gambar – 2.a Gambar – 2b Amatilah sifat-sifat bangun datar disamping Sifat-sifat bangun datar di samping adalah sbb; - Bangun ABCD adalah persegi panjang - Mempunyai empat buah sisi - Sisi-sisinya yang berhadapan sama panjang, yaitu AD=BC, AB = DC - Keempat pojoknya berbentuk siku-siku A B D C Amatilah sifat-sifat bangun datar disamping - Bangun KLMN adalah persegi - Keempat sisinya sama panjang yaitu KL = LM = MN = NK - Keempat pojoknya berbentuk siku-siku K L N M Gambar di samping adalah gambar segiliga yang panjang sisi-sisinya berturut-turut a satuan panjang, b satuan panjang, dan r satuan panjang. Jika K satuan panjang menyalakan keliling segiliga, maka: 4.1.2. PERSEGIPANJANG Misalkan kita mengukur keliling dari sebuah foto. Kita bisa mengukur dengan menggunakan penggaris pada tiap sisinya. Foto diatas berbentuk persegipanjang. Gambar 5, menunjukkan foto yang digambar menurut sisi-sisinya. atau Jika K menyatakan keliling persegipanjang, p menyatakan panjang persegipanjang dan l adalah lebar persegi panjang maka keliling persegi panjang dapat dinyatakan: 4.1.3. PERSEGI Gambar 6 dibawah ini menunjukkan gambar ubin yang berbentuk persegi. Gambar 6 Gambar 7 menunjukkan ubin yang digambar menurut sisinya Panjang setiap sisi persegi adalah sama. Jika K menyatakan keliling persegi, s adalah panjang sisi persegi, maka keliling persegi dapat dinyatakan: l l p K = 2 (p + l ) s K = 4 x s K = a + b + c Gambar – 4 Gambar – 5 Gambar – 6 Gambar – 7 p 4.1.3. LINGKARAN Gambar 8 adalah gambar lingkaran dengan panjang jari-jari r satuan panjang. Misal K adalah keliling lingkaran, dan r adalah jari-jari lingkaran, maka: Karena diameter (garis tengah) lingkaran, d, sama dengan 2 r maka K dapat juga dinyatakan sebagai: Nilai diperoleh dari pembagian keliling lingkaran dengan diameter atau jari-jari lingkaran. Nilai yang diperoleh masing-masing siswa pasti tidak sama. Tapi telah disepakati bahwa nilai = 3.14 atau = 4.2. Pengukuran Luas Luas suatu benda adalah banyak satuan luas yang "tepat" dapat menutup benda tersebut. Jadi untuk menyatakan luas diperlukan satuan luas. Seperti halnya satuan panjang, satuan luas juga ada yang tidak baku dan ada yang baku. Contoh satuan luas yang tidak baku adalah: buku, eternit, dan tegel. Contoh satuan luas yang baku adalah: cm2, m2, dan are. Pada matematika, yang dimaksud luas suatu bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh bangun datar tersebut. Contoh: yang dimaksud dengan luas segitiga adalah luas daerah yang dibatasi oleh bangun segitiga. Sedangkan luas bangun ruang adalah luas seluruh permukaan bangun ruang tersebut. Contoh: luas kubus adalah jumlah luas seluruh persegi yang menjadi sisi kubus. Karena luas bangun ruang terkait dengan luas bangun datar, maka pada kesempatan kali ini yang akan dibahas adalah luas bangun datar saja. Ada beberapa bangun datar yang kita kenal, di antaranya adalah: segitiga, persegi, persegipanjang, trapesium. Setiap bangun tersebut mempunyai rumus luas sendiri-sendiri. Pada kesempatan kali ini tidak semua rumus luas bangun datar dibahas. Luas bangun datar yang dibahas hanya luas persegi panjang, karena luas bangun datar yang lain dapat ditentukan berdasarkan luas persegi panjang. Untuk itu, perhatikan gambar berikut: K = 2 x x r K = x d Gambar – 8 . r Berapa luas persegi panjang tersebut? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini bergantung pada satuan luas yang dipakai. Bila satuan luas yang dipakai untuk menentukan luas persegi panjang tersebut adalah persegi panjang berikut Maka luas persegipanjang pada Gambar 9 diperoleh dengan membilang banyak persegipanjang pada Gambar 10 yang tepat dapat menutup seluruh permukaan yang dibatasi oleh persegipanjang di Gambar 9. Untuk itu dapat dilihat Gambar 11. Dari Gambar 11 terlihat bahwa ada 40 persegipanjang pada Gambar 10 yang "tepat" menutup seluruh permukaan yang dibatasi oleh persegi panjang pada (gambar 9. Hal ini dikatakan bahwa luas persegipanjang di Gambar 9 sama dengan 40 persegipanjang di Gambar 10. Dalam hal ini persegi-panjang di Gambar 10 merupakan satuan luas yang digunakan untuk menentukan luas persegipanjang di Gambar 9. Jika kita menggunakan satuan luas yang baku, maka luas persegipanjang didapatkan rumus Luas lingkaran dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: 4.3. Pengukuran Volume Volum suatu benda adalah banyak satuan volum yang "tepat" terdapat dalam benda tersebut, jadi untuk menyatakan volum diperlukan satuan volum. Volum bangun ruang adalah volum ruang yang dibatasi oleh bangun ruang tersebut. Contoh: volum kubus adalah volum ruang yang dibatasi oleh sisi-sisi kubus. Seperti halnya luas, satuan volum juga ada yang tidak baku dan ada yang baku. Contoh satuan volum yang tidak baku adalah: gelas, cangkir, dan botol. Contoh satuan volum yang baku adalah: cm3, m3 dan liter. Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam persegi yang kongruen. L = l x p K = E D A C B H G F Gambar – 9 Gambar – 10 Gambar – 12 Gambar – 11 Kubus pada gambar 12 diberi nama ABCD. EFGH atau EFGH ABCD . Volume Kubus (a) (b) Pada gambar (13a), tampak kubus satuan. Pada gambar (13b) tampak kubus yang memiliki panjang rusuk 3 satuan panjang. Volume kubus (13b) = ( 3x3x3 ) satuan volume = 27 satuan volume. Dengan demikian, volume kubus (V) yang memiliki panjang rusuk a dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: V = volume kubus a = panjang rusuk kubus Jadi volumen kubus sama dengan panjang rusuknya dipangkatkan tiga Balok pada gambar 14 diberi nama KLMN.PQRS atau PQRS KLMN . Volume Balok V = a x a x a = 3 a K L M N P Q S R (a) (b) Gambar – 13 Gambar – 14 Gambar – 15 Pada gambar (15a), tampak kubus satuan, Pada gambar (15b) tampak balok yang memiliki panjang 4 satuan panjang, lebar 3 satuan panjang, dan tinggi 2 satuan panjang. Volume balok (15b) = ( 4 x 3 x 2 ) satuan volume = 24 satuan volume. Dengan demikian, volume balok (V) yang panjangnya p satuan panjang, lebarnya l satuan panjang, dan tingginya t satuan panjang, dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: V = volume balok p = panjang balok l = lebar balok t = tinggi balok Jadi volume balok sama dengan perkalian panjang, lebar, dan tinggi balok. Selain kubus dan balok, bangun ruang yang dipelajari adalah prisma, limas, kerucut, tabung, dan bola. Buatlah kegiatan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai kompetensi tersebut. 4.4 Kecepatan Contoh : ( terapan 4.3.3) Karin pergi dari kota A ke kota B dengan sepeda motor berkecepatan 60 km/jam. Jarak kedua kota tersebut adalah 150 km. Waktu yang diperlukan Karin untuk tiba di kota Badalah.......... Jawaban : Kecepatan = 60 km/jam Jarak = 150 km Waktu = jarak : kecepatan = (150 : 60) jam = 2,5 jam V = p x l x t Jarak Kecepatan Waktu Jarak = kecepatan x waktu Kecepatan = Jarak : waktu Waktu = Jarak : kecepatan Satuan kecepatan = km/jam Satuan waktu = jam Satuan jarak = km Latihan – 4 (Kurang 4.3.3) 1. Buatlah persegipanjang dengan keliling 30 satuan panjang. Bilangan yang menyatakan panjang sisi persegipanjang adalah bilangan asli. Berapakah luas terkecil dari persegipanjang yang dapat Anda buat? Berapakah luas terbesar dari persegipanjang yang dapat Anda buat? 2. Buatlah persegi panjang dengan luas 24 satuan luas. Bilangan yang menyatakan panjang sisi persegi panjang adalah bilangan asli. Berapakah keliling terpanjang dari persegi panjang yang Anda buat? Berapakah keliling terpendek dari persegi panjang yang Anda buat? 3. Apakah Anda dapat menentukan rumus luas segitiga, persegi, jajargenjang, dan trapesium dari luas persegipanjang? Jika Anda tidak dapat menentukannya, jelaskan mengapa. Jika Anda dapat menentukannya, tunjukkan bagaimana Anda memperolehnya. Berikut adalah gambar bangun yang dimaksud. Segitiga Persegi Jajar Genjang Trapesium 4. Pada materi pengukuran volum hanya dibahas tentang volum balok. Apakah Anda dapat menentukan volum kubus, prisma, dan limas berdasarkan volum balok? Jika Anda tidak dapat menentukannya, jelaskan mengapa. Jika Anda dapat menentukannya, tunjukkan bagaimana Anda memperolehnya. Materi Pelatihan – 5 PELUANG DAN PENGOLAHAN DATA 1. Peluang TEORI 4.5 Peluang merupakan bagian matematika yang membahas pengukuran tingkat keyakinan orang akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian atau peritiwa. Oleh karena itu, untuk mendiskusikannya dimulai dengan suatu pengamatan. Contoh : Percobaan melempar satu mata uang logam (Rp 500 ) Hasil yang mungkin: 1.1. Tampak sisi belakang (B), yaitu nilai Rp 500, dan 1.2. Tampak sisi depan (D), yaitu gambar burung garuda Percobaan melempar satu mata dadu Hasil yang mungkin; sisi-sisi dadu yang menunjukkan jumlah bulatan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak, manusia juga melakukan percobaan. Nenek yang menunggu kelahiran cucunya tanpa sadar melakukan suatu percobaan, Nenek tersebut melakukan suatu pengamatan, cucunya akan lahir laki-laki atau perempuan. 1.1. Ruang Sampel Ruang sampel adalah himpunan yang berisi semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Ruang sampel dinotasikan dengan “S”. Contoh : Percobaan pelemparan satu mata uang logam sebanyak dua kali berurutan, maka ruang sampelnya; S = {BB, BD, DB, DD} 1.2. Kejadian Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Contoh : Percobaan pelemparan satu mata uang logam sebanyak dua kali berurutan, ruang sampelnya; S = {BB, BD, DB, DD}. Kejadian munculnya paling sedikit satu sisi belakang adalah {BB, BD, DB} Karena kejadian merupakan suatu himpunan, maka himpunan kosong { } merupakan kejadian yang tidak mungkin terjadi (kemustahilan) 1.3. Peluang suatu Kejadian Misalnya, S mewakili suatu ruang sampel dengan n(s) banyaknya hasil yang mungkin yang mempunyai kesempatan sama untuk muncul (equally likely), dan missal A suatu kejadian pada ruang sampel S yang berisi n(A) hasil, A Í S, peluang kejadian A didefinisikan dengan : ( ) n(S) n A R(A) = Contoh : Pada percobaan pelemparan satu mata uang logam tersebut diatas, berapa peluang kejadian munculnya paling sedikit satu sisi belakang ? Jawab : S = {BB, BD, DB, DD}, maka n(S) = 4 Kejadian munculnya paling sedikit satu sisi belakang, A = {BB, BD, DB}, maka n(A) = 3 Jadi ( ) n(S) n A R(A) = = 4 3 1.4. Sifat-sifat Peluang Misal, S suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel S. 1.4.1. Jika A = ø maka p(A) = 0 1.4.2. Nilai peluang kejadian A, yaitu p(A) berkisar pada 0 ≤ p(A) ≤ 1 1.4.3. Jumlah nilai peluang semua hasil dari suatu percobaan sama dengan 1 (p(S) = 1) (Probabilitas teori saja, tanpa indikator esensial) 2. Penyajian Data (teori 4.4.1) 2.1. Tabel Dalam kehidupan sehari-hari orang sering memerlukan berbagai informasi untuk suatu keperluan tertentu. Perhatikan informasi tentang pengurusan Surat Ijin Mengemudi (SIM) berikut ini: Seseorang yang mengurus Surat Ijin Mengemudi (SIM) lewat calo harus mengeluarkan uang lebih banyak dan memerlukan waktu lebih cepat daripada mengurus sendiri. Bila orang mengurus sendiri Surat Ijin Mengemudi (SIM) dari berapa tipe SIM yaitu SIM A, SIM B, SIM C mengeluarkan uang masing2 Rp 125.000,00, Rp 175.000,00 dan Rp 100.000,00. Kalau pengurusan melalui calo biaya yang dikeluarkan berturut-turut adalah: Rp 250.000,00, Rp. 375.000,00 dan Rp 300.000,00. Berdasarkan waktu pengurusan, waktu yang diperlukan bila mengurus sendiri berturut-turut adalah: 2 hari, sebulan, dan 1 minggu. Kalau pengurusan melalui calo, waktu yang diperlukan berturut-turut adalah: 1 hari, 1 minggu, dan 2 hari . Untuk memahami informasi tersebut di atas cukup sulit, karena disajikan dalam bentuk narasi. Sekarang informasi tersebut disajikan dalam bentuk tabel. No. Yang mengurus Jenis SIM Biaya Lama Pengurusan 1. Sendiri SIM A Rp 125.000,00 2 hari SIM B Rp 175.000,00 1 bulan SIM C Rp 100.000,00 1 minggu 2 Calo SIM A Rp 250.000,00 1 hari SIM B Rp. 375.000,00 1 minggu SIM C Rp 300.000,00 2 hari 2.2. Diagram Batang Data dapat disajikan dalam bentuk diagram batang. Jika data di atas disajikan dalam bentuk diagram batang, maka diagramnya sebagai berikut : Keterangan : = mengurus sendiri = mengurus dengan calo Contoh 4.4.1 PERBANDINGAN MENGURUS SENDIRI DENGAN CALO 0 50 100 150 200 250 300 350 400 SIM A SIM B SIM C dalam ribuan Series1 Series2 2.3. Diagram Lingkaran Data ada pula yang disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Berikut adalah contoh diagram lingkaran tentang film kartun kesukaan siswa. Setengah dari seluruh siswa menyukai film naruto, seperempat dari mereka menyukai film conan, dan sisanya menyukai doraemon. Data tersebut dapat disajikan dalam diagram lingkaran berikut. 3. Pemusatan Data (Teori 4.5.2) 3.1. Modus Kelas V sekolah A di daerah Surabaya mempunyai 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa lakilaki dan 11 siswa perempuan. Dari kalimat ini dapat diketahui bahwa siswa perempuan kelas V sekolah A di daerah Surabaya lebih banyak dibanding anak laki-laki. Jadi anak perempuan merupakan modus dalam sekolah A kelas V di daerah Surabaya. Ketika diadakan ulangan matematika, ke 20 siswa Kelas V sekolah A di daerah Surabaya mendapat nilai sebagai berikut : 7, 6, 5, 8, 7, 7, 7, 7, 8, 9, 9, 10, 5, 8, 8, 9, 7, 7, 6, 6. Dari data tersebut terlihat bahwa banyak siswa Kelas V sekolah A yang mendapat nilai 7. Dalam hal ini 7 adalah modusnya. Pekerjaan orang tua di Kelas V sekolah A di daerah Surabaya dari masing-masing siswa adalah: PNS, Petani, PNS, Polisi, Tentara, Wiraswasta, Petani, PNS, Karyawan Swasta, Wiraswasta, PNS, Petani, Petani, Wiraswasta, PNS, Petani, Wiraswasta, Polisi, Tentara, Petani. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pekerjaan Petani dan PNS muncul 5 kali dan nilai yang lain muncul dibawah 5. Jadi ada 2 modus pada kumpulan data tersebut. Kedua modus itu adalah Petani dan PNS. Dari dua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa modus merupakan suatu kejadian yang sering muncul dalam suatu data 3.2. Rata-rata Marilah kita perhatikan nilai ulangan Matematika dari Kelas V sekolah A di daerah Surabaya. Dari data tersebut dapat dihitung rata-rata nilai siswa Kelas V sekolah A di daerah Surabaya. Rata-rata tersebut adalah (7 + 6 + 5 + 8 + 7+ 7 + 7 + 7 + 8 + 9 + 9 + 10 + 5 + 8 + 8 + 9 + 7 + 7 + 6 + 6) : 20 = 7,3. Jadi nilai rata-rata matematika siswa kelas V sekolah A di Surabaya adalah 7,3. Contoh 4.4.2 Doraemon Sincan Naruto Gambar 3 Contoh 4.4.1 3.3. Median Kalau nilai ulangan dari Kelas V sekolah A di daerah Surabaya diurutkan dari nilai terendah ke nilai tertinggi adalah: 5, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 10 Dalam hal ini nilai tengahnya adalah 7. Jadi mediannya adalah 7. Latihan – 5 (Soal 4.4.1 + 4.4.2) Buatlah data dalam bentuk tabel, tentang nilai matematika di kelas yang selama ini saudara pegang ! Setelah itu sajikan data tersebut ke dalam: 1. Diagram Batang 2. Diagram Garis 3. Diagram Lingkaran Lalu carilah modus, median, dan rata-ratanya. TUGAS 1. Carilah luas bangun berikut! 2. Hanim memiliki sebuah cokelat tobleron yang bungkus kardusnya berbentuk prisma tegak segitiga dan memiliki sisi alas segitiga sama kaki dengan alas 6 cm dan tinggi 4 cm. sedangkan tinggi bungkus cokelat tersebut adalah 20 cm. tentukan luas sisi cokelat tersebut ? 3. Carilah penggunaan bilangan untuk berbagai keperluan yang dapat Anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. 4. Setelah diadakan ulangan matematika 20 siswa Kelas V sekolah A di daerah Surabaya mendapat nilai sebagai berikut : 7, 8, 5, 8, 7, 9, 7, 9, 8, 9, 9, 10, 5, 8, 8, 9, 5, 7, 6, 6. Carilah: (a) Modus (b) Median (c) Mean (d) Buatlah diagram lingkarannya 20cm 15cm 10cm 8cm 13cm 5cm Hakikat IPA adalah menyangkut tiga aspek pokok, dimana yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lainnya, yaitu : 1. IPA sebagai produk/hasil yang berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum IPA. 2. IPA sebagai proses yang berupa cara-cara bagaimana memperoleh, mengembangkan, merumuskan, memecahkan, dan mempublikasikan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum IPA. 3. IPA sebagai pengembangan sikap ilmiah, maksudnya melalui IPA mampu membangun sikap-sikap ilmiah siswa. FOTOSINTESIS Tumbuhan hijau melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. “Foto” berarti cahaya dan “sintesis” berarti membuat. Jadi, fotosintesis adalah peristiwa penggunaan energi cahaya matahari untuk membentuk senyawa dasar dalam hal ini adalah karbohidrat. Fotosintesis memerlukan air, karbon dioksida, dan sinar matahari, serta menghasilkan karbohidrat (glukosa) dan oksigen. Fotosintesis berlangsung di kloroplas. 6Air (H 2 O) + 6 (CO 2 ) Matahari Klorofil Glukosa (C 6 H 12 O 6 ) + 6Oksigen (O 2 ) PENGANGKUTAN ZAT PADA TUMBUHAN DIBEDAKAN MENJADI : Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) : pengangkutan melalui berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan ekstravaskuler : pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan ektravasikuler dapat berlangsung secara apopalas dan simplas JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN Pembuluh kayu (Xylem), yang terdiri atas buluh kayu, trakeid dan serabut xilem. Fungsinya untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun dan ke bagian tubuh tumbuhan lainnya. Pembuluh tapis (Floem), yang terdiri atas parenkim floem, serabut floem, buluh floem, dan sel pengiring. Fungsinya untuk mengangkut hasil fotosintesis (fotosintat) dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. IPA SD LINGKUNGAN HIDUP Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. (UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup). Konferensi pertama PBB tentang lingkungan hidup dilaksanakan di Stockholm (Swedia) pada tanggal 5 – 16 juni 1972. Dalam konferensi tersebut ditetapkan tanggal 5 juni sebagai Hari Lingkungan Hidup se Dunia. Semua organisme yang hidup di alam tidak dapat hidup sendiri, melainkan harus selalu berinteraksi, baik dengan kelompoknya atau kelompok lainnya serta interaksi dengan alam (lingkungan) Perubahan pada lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan lingkungan itu sendiri PERUBAHAN LINGKUNGAN 1. Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia Perubahan yang terjadi di lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai bentuk aktifitas manusia 2. Perubahan Lingkungan secara alami Perubahan yang terjadi pada lingkungan karena peristiwa yang terjadi karena peristiwa alam: gunung meletus, bencana alam dan peristiwa lainnya PEMANFAATAN LIMBAH Limbah merupakan sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya. Keberadaannya di lingkungan dapat mengganggu baik dalam hal keindahan, kenyamanan, maupun kesehatan Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan efek negatif dari limbah tersebut mulai dari dari upaya daur ulang limbah sampai pemanfaatan limbah menjadi barang yang berguna GANGGUAN PADA SISTEM PERNAPASAN • TBC (Tuberkulosis), yaitu infeksi kronis pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis). Bakteri tersebut menyerang alveolus pada paruparu. Penyakit ini ditandai dengan batuk-batuk disertai dengan adanya dahak yang berdarah. Penyakit TBC dapat menular melalui udara. Vaksin yang digunakan untuk mencegah TBC adalah vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin) • Asma, yaitu terjadinya penyempitan pada saluran pernapasan sehingga oksigen susah dihirup. Penyakit asma bisa disebabkan oleh berbagai macam pencetus, seperti debu, dingin, beban pikiran, dll. • Pneumonia adalah infeksi atau peradangan pada paru-paru sehingga alveolus berisi cairan atau eritrosit yang berlebihan. Jenis pneumonia yang umum adalah pneumonia akibat bakteri. • Faringitis adalah peradangan pada faring sehingga timbul rasa sakit ketika menelan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan oleh rokok. ALAT PENCERNAAN 1. Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat : a. Gigi Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping. b. Lidah Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan. c. Kelenjar Ludah Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida. 2. Esofagus (Kerongkongan) Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung 3. Lambung Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otototot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung, adalah : a) Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus b) Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit c) Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi. d) Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl. Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim. Fungsi HCI Lambung : 1. Merangsang keluamya sekretin 2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein. 3. Desinfektan 4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya. 4. Usus Halus Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus. Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah : a) Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida b) Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino. c) Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus d) Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus. Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah : a) Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung b) Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino. c) Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida d) Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol e) Tripsinogen Tripsin yang belum aktif. f) Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino g) Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat h) Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal i) Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut : a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas. b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah. c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah. d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe. 5. Usus Besar (Kolon) Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah : a. Menyerap air selama proses pencernaan. b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli. c. Membentuk massa feses d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi. 6. Rektum dan Anus Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Gangguan Sistem Pencernaan − Apendikitis-Radang usus buntu. − Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat. − Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar) − Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung. − Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong − Tukak Lambung/Maag-”Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori − Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis). Diare Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi. Konstipasi (Sembelit) Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging. Tukak Lambung (Ulkus) Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu. Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis. Besaran Fisika : segala sesuatu yang dapat dinyatakan dengan angka atau nilai dan memiliki satuan Besaran pokok : Besaran yang satuannya telah ditetapkan dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain. Besaran turunan : Besaran yang satuannya diturunkan dari satuan-satuan besaran pokok Satuan : Satuan adalah suatu ukuran standar dari suatu besaran fisika Adapun standar dari satuan internasional adalah: 1. Mempunyai nilai tetap. 2. Bersifat umum. 3. Dapat dikonversi ke dalam sistem satuan lain. Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter Alat Ukur Listrik Seorang teknisi elektronik biasanya memiliki alat pengukur wajib yang mereka gunakan untuk berbagai keperluan teknis yaitu avometer yang merupakan gabungan dari fungsi alat ukur amperemeter untuk mengukur ampere (kuat arus listrik), voltmeter untuk mengukur volt (besar tegangan listrik) dan ohmmeter untuk mengukur ohm (hambatan listrik). Mari kita lihat arti definisi dan fungsi masing-masing alat : A. Amperemeter / Ampere Meter Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter. Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt. Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya. B. Voltmeter / Volt Meter Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi. C. Ohmmeter / Ohm Meter Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm. ALAT UKUR BERAT Alat Ukur Besaran Dan Ketelitiannya Pengukuran Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Anda mengukur lebar meja belajar dengan menggunakan meteran, dan mendapatkan bahwa panjang meja adalah 1,5 meter. Dalam pengukuran di atas Anda telah mengambil meter sebagai satuan panjang. Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan pengukuran terhadap besaran tertentu menggunakan alat ukur yang telah ditetapkan. Misalnya, kita menggunakan mistar untuk mengukur panjang. Pengukuran sebenarnya merupakan proses pembandingan nilai besaran yang belum diketahui dengan nilai standar yang sudah ditetapkan. ALAT UKUR BESARAN Alat Ukur Besaran Pokok a. Panjang ( Mistar, Jangka Sorong & Mikrometer Sekrup) b. Massa ( Neraca ) c. Waktu ( Stopwatch, Arloji ) d. Kuat Arus Listrik ( Amperemeter ) e. Jumlah Zat ( Pengukuran Tdk Langsung) f. Intensitas Cahaya ( Lightmeter ) 1. ALAT UKUR PANJANG DAN KETELITIANNYA a. Mistar Pada mistar 30 cm terdapat dua gores/strip pendek berdekatan yang merupakan skala terkecil dengan jarak 1mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar tersebut adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi ketelitian atau ketidakpastian mistar adalah (½ x 1 mm ) = 0,5 mm atau 0,05 cm b. Jangka Sorong Jangka sorong terdiri atas dua rahang, yang pertama adalah rahang tetap yang tertera skala utama dimana 10 skala utama panjangnya 1 cm. Kedua rahang geser dimana skala nonius berada. 10 skala nonius panjangnya 0,9 cm sehingga beda panjang skala utama dan nonius adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi skala terkecil pada jangka sorong 0,1 mm atau 0,01 sm sehingga ketelitiannya adalah ( ½ x 0,1 mm ) = 0,05 mm atau 0,005 cm. c. Mikrometer Sekrup Skala utama micrometer sekrup pada selubung kecil dan skala nonius pada selubung luar yang berputar maju dan mundur. 1 putaran lengkap skala utama maju/mundur 0,5 mm karena selubung luar terdiri 50 skala maka 1 skala selubung luar = 0,5 mm/50 = 0,01 mm sebagai skala terkecilnya. Jadi ketelitian atau ketidakpastian micrometer sekrup adalah ( ½ x 0,01 mm ) = 0,005 mm atau 0,0005 cm 2. ALAT UKUR WAKTU DAN KETELITIANNYA Alat ukur waktu yang umum digunakan adalah stopwatch. Pada stopwatch analog jarak antara dua gores panjang yang ada angkanya adalah 2 sekon. Jarak itu dibagi atas 20 skala. Dengan demikian, skala terkecil adalah 2/20 sekon = 0,1 sekon. Jadi ketelitian stopwatch tersebut ( ½ x 0,1 sekon ) = 0,05 sekon Alat Ukur Besaran Turunan • Speedometer : mengukur kelajuan • Dinamometer : mengukur besarnya gaya. • Higrometer : mengukur kelembaban udara. • Ohm meter : mengukur tahanan ( hambatan ) listrik • Volt meter : mengukur tegangan listrik. • AVOmeter : mengukur kuat arus, tegangan dan hambatan listrik • Barometer : mengukur tekanan udara luar. • Hidrometer : mengukur berat jenis larutan. • Manometer : mengukur tekanan udara tertutup. • Kalorimeter : mengukur besarnya kalor jenis zat. Besaran Satuan Alat Ukur Panjang Meter (m) Mistar, Jangka Sorong, Milimeter Sekrup Massa Kilogram (kg) Neraca Pasar, Neraca Elektronik, Neraca Lengan, Waktu Sekon (s) Jam Pasir, Arloji, Stopwatch Suhu Kelvin (K) Termometer Kuat Arus Listrik Ampere (A) Amperemeter Intensitas Cahaya Candela (Cd) Lux meter Kecepatan Meter/sekon (m/s) Speedometer Hambatan Listrik Ohm ( ) Ohmmeter Tekanan Udara Pascal (Pa) Barometer Potensial Listrik Volt (V) Voltmeter Daya Listrik Watt (W) Wattmeter Pengertian Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. BEBERAPA PENGERTIAN KALOR 1 kalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1ºC. 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Kapasitas kalor (H) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk menaikkan suhunya 1ºC (satuan kalori/ºC). Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC). Kalor yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan suhu tanpa mengubah wujud zat: Q = H .ııt Q = m . c .ııt H = m . c Q = kalor yang di lepas/diterima H = kapasitas kalor t = kenaikan/penurunan suhu m = massa benda c= kalor jenis Kalor yang diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud benda: Q = m . L m = massa benda kg L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap,kalor embun, kalor sublim, kalor lenyap)  /kg Jadi kalor yang diserap (  ) atau yang dilepas (  ) pada saat terjadi perubahan wujud benda tidak menyebabkan perubahan suhu benda (suhu benda konstan ). Diagram Perubahan Wujud Benda karena Pengaruh Kalor Laten Perpindahan Kalor Kalor dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Bagaimanakah cara kalor itu berpindah? Kalor dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu konduksi atau hantaran, konveksi atau aliran, dan radiasi atau pancaran. 1. Konduksi Bagaimanakah perpindahan kalor secara konduksi? Lakukan kegiatan berikut! Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikelpartikel zat tersebut. Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Konduktor Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik. Contoh : besi, baja, tembaga, aluminium, dll 2) Isolator Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik. Contoh : kayu, plastik, kertas, kaca, air, dll Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kamu jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip kerjanya memanfaatkan konsep perpindahan kalor secara konduksi, antara lain : setrika listrik, solder. Mengapa alat-alat rumah tangga seperti setrika, solder, panci, wajan terdapat pegangan dari bahan isolator? Hal ini bertujuan untuk menghambat konduksi panas supaya tidak sampai ke tangan kita. 2. Konveksi Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Kamu dapat memahami peristiwa konveksi, antara lain: 1) Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air, sistem aliran air panas. 2) Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat dan angin laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin dalam ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik. Dari kegiatan yang kamu lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa, aliran di dalam gelas disebabkan karena perbedaan massa jenis zat. Air yang menyentuh bagian bawah gelas kimia tersebut dipanasi dengan cara konduksi. Akibat air menerima kalor, maka air akan memuai dan menjadi kurang rapat. Air yang lebih rapat pada bagian atas itu turun mendorong air panas menuju ke atas. Gerakan ini menimbulkan arus kon-veksi. Pada bagian zat cair yang dipanaskan akan memiliki massa jenis menurun sehingga mengalir naik ke atas. Pada bagian tepi zat cair yang dipanaskan konveksi yang terjadi seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Pada bagian tengah zat cair yang dipanaskan, konveksi yang terjadi seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Dari kegiatan yang kamu lakukan terlihat bahwa asap turun di dalam cerobong yang tidak dipanaskan. Pada cerobong yang dipanaskan tekanan udara kecil sehingga asap akan bergerak naik ke atas. Aliran udara yang terlihat itulah yang menunjukkan konveksi pada zat gas. Tahukah kamu mengapa cerobong asap pabrik di buat tinggi? Coba kamu cari tahu alasannya! Angin laut dan angin darat merupakan contoh peristiwa alam yang melibatkan arus konveksi pada zat gas. Tahukah kamu bagaimana terjadinya angin laut dan angin darat? Coba perhatikan gambar di bawah ini! Pada siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan. Hal ini mengakibatkan udara panas di daratan akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari permukaan laut, sehingga terjadi gerakan udara dari laut menuju ke darat yang biasa disebut angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari, biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk pulang ke daratan. Bagaimanakah angin darat terjadi? Pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada lautan. Hal ini mengakibatkan udara panas di permukaan air laut akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari daratan, sehingga terjadi gerakan udara dari darat menuju ke laut yang biasa disebut angin darat. Angin darat terjadi pada malam hari, biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk melaut mencari ikan. 3. Radiasi atau pancaran Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Saat acara api unggun pada kegiatan Pramuka di sekolahmu, apa yang dapat kamu rasakan saat kamu berada di sekitar nyala api unggun? Kamu akan merasakan hangatnya api unggun dari jarak berjauhan. Bagaimanakah panas api unggun dapat sampai ke badanmu? Kalor yang kamu terima dari nyala api unggun disebabkan oleh energi pancaran. Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya radiasi kalor atau energi pancaran kalor disebut termoskop. Termoskop terdiri dari dua buah bola kaca yang dihubungkan dengan pipa U berisi air alkohol yang diberi pewarna. Perhatikan gambar! Salah satu bola lampu dicat hitam, sedangkan yang lain dicat putih. Apabila pancaran kalor mengenai bola A, hal ini mengakibatkan tekanan gas pada bola A menjadi besar. Hal ini mengakibatkan turunnya permukaan zat cair yang ada di bawahnya. Bagaimanakah sifat radiasi dari berbagai permukaan? Sifat radiasi berbagai permukaan dapat diselidiki dengan menggunakan alat termoskop diferensial. Alat yang digunakan untuk menyelidiki sifat radiasi berbagai permukaan disebut termoskop diferensial. Kedua bola lampu dicat dengan warna yang sama, tetapi di antara bola tersebut diletakkan bejana kubus yang salah satu sisinya permukaannya hitam kusam dan sisi lainnya mengkilap. Jika bejana kubus diisi dengan air panas, akan terlihat permukaan alkohol di bawah bola B turun. Perbedaan ini disebabkan karena kalor yang diserap bola B lebih besar daripada bola A. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Permukaan benda hitam, kusam, dan kasar merupakan pemancar dan penyerap kalor yang baik. 2) Permukaan benda putih, mengkilap dan halus merupakan pemancar dan penyerap kalor yang buruk Sifat Materi Secara Kimia Sifat Materi Secara Fisika Faktor Penyebab Perubahan Sifat Benda SIFAT MATERI SECARA KIMIA Unsur: zat tunggal yang menyusun materi Senyawa : zat-zat yang terbentuk dari unsur-unsur karena adanya reaksi kimia Campuran : gabungan zat-zat yang masih memiliki sifat yang sama dengan zat pembentuknya Larutan : campuran dua zat atau lebih yang homogen SIFAT MATERI SECARA FISIKA • Padat • Menempati Ruang • Memiliki Massa • Bentuk dan Volume Tetap • Cair • Menempati Ruang Menekan ke segala arah • Memiliki massa Mengalir ke tempat yang lebih rendah • Bentuk berubah sesuai wadah • Volume tetap • Gas • Menempati Ruang • Memiliki massa • Bentuk berubah sesuai wadah • Volume tetap PENYEBAB PERUBAHAN SIFAT BENDA a. Pelapukan b. Perkaratan c. Pembakaran d. Pemanasan e. Pembusukan f. Pendinginan MACAM-MACAM GAYA Gaya adalah tarikan atau dorongan yang diberikan pada suatu benda sehingga benda tersebut mengalami perubahan, baik itu perubahan arah, keadaan, maupun bentuk benda. • Gaya Gravitasi • Gaya Magnet • Gaya Gesek • Gaya Berat • Gaya Normal SIFAT-SIFAT CAHAYA • Merambat Lurus • Dapat Dibiaskan • Dapat Menembus Benda Bening • Dapat terdispersi • Dapat Dipantulkan • Memancarkan Radiasi • Dapat terinterferensi • Dapat terpolarisasi • Dapat terdifraksi 6. Dapat terdispersiberarti cahaya putih bila melalui prisma bisa terurai menjadi sinar warna warni (me-ji-ku-hi-bi-ni-u) 7. Dapat terinterferensi. Interferensi adalah suatu bentuk interaksi antar gelombang dalam suatu tempat. Interferensi ini dapat menguatkan atau melemahkan. 8. Dapat terpolarisasi. Polarisasi adalah gerak oscilasi cahaya menuju arah tertentu dimana medan magnet dan medan listriknya bergerak oscilasi saling tegak lurus. 9. Dapat terdispersi atau mengalami penyebaran gelombang cahaya dikarenakan adanya celah-celah kecil. Berikut contohnya. Beberapa komponen listrik yang biasa kita temui diantaranya : 1. Kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere 2. Potensial listrik (V) dengan satuan volt 3. Hambatan listrik (R) dengan satuan ohm 4. Daya listrik (P) dengan satuan watt Beberapa hubungan matematis besaran-besaran dalam listrik Dengan V = Potensial Listrik (V) I = Kuat arus Listrik (A) R = Hambatan Listrik (ohm) P = Daya Listrik (watt) W = Energi listrik (joule) t= waktu (sekon) Sebuah lampu berkapasitas daya 10 watt dialiri arus listrik sebesar 10 ampere dalam waktu 30 menit. Berapakah energi yang dibutuhkan lampu tersebut? Jawab : W = P.t = 10 . (30 x 60 sekon) = 10.1800 = 18.000 joule atau 18 kJ Suatu rangkaian terdiri dari 1 buah lampu dan 1 buah baterei berpotensial listrik 12 V. Rangkaian tersebut dialiri arus listrik sebesar 6 ampere selama 15 detik. Hambatan dalam baterei dan kabel dianggap 0. Berapakah energi listrik yang dibutuhkan dalam rangkaian tersebut? Jawab : W = V.I.t = 12.6.15 = 1080 Joule Sebuah lampu memiliki daya 20 watt. Lampu tersebut dialiri arus listrik sebesar 5 A dalam waktu 2 detik. Berapakah potensial listriknya? Jawab : V = W / I.t = 20 / 5.2 = 20/ 10 = 2 V Energi kalor atau energi panas adalah energi yang dihasilkan dari gerakan-gerakan antar partikel saat suhu suatu zat dinaikkan Energi kalor dapat menyebabkan kenaikkan suhu pada suatu zat dan juga pemuaian. Contoh pemuaian seperti di bawah ini : • Prinsip Termometer • Pengelingan • Pemasangan Kaca Jendela • Pemasangan Rel Kereta Api • Keping Bimetal Secara matematis , hubungan yang terjadi dalam energi kalor dapat dituliskan seperti berikut : Q = Kalor (joule) m = massa zat (kg) c = kalor jenis = Perubahan suhu Sebuah larutan bermassa 200 gram memiliki suhu 24 derajat celcius dan kalor jenis 3200 J kg- 1 C-1. Berapakah kalor yang diperlukan larutan tersebut untuk memanaskan hingga mencapai suhu 64 derajat celcius? Jawab : Q = m.c. = 0,2.3200.(64-24) = 0,2.3200.40 = 25.600 joule • Bumi Sebagai Pembatas • Planet Inferior (Merkurius dan Venus) • Planet Superior (Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus) • Sabuk Asteroid sebagai pembatas • Planet Dalam (Merkurius, Venus, Bumi, Mars) • Planet Luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus) • Berdasarkan Materi Penyusun • Planet Jovian (tersusun dari gas) yaitu :jupiter, saturnus, uranus, neptunus • Planet Terrestrial (tersusun dari batu silikat) yaitu: merkurius,venus, bumi, mars TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA • Teori Nebula (Immanuel Kant) • Teori Awan Debu (Von Weizsaecker dan G.P. Kuiper) • Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys) • Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlein) • Teori Bintang Kembar (Lyttleton) 1. Teori Nebula Dikemukakan oleh Imannuel Kant. Kant mengatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sebuah nebula atau awan tipis yang menyebar, bersuhu tinggi, tetapi berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat ini menyebabkan adanya gumpalan-gumpalan di beberapa daerah pada nebula tersebut. Gumpalan tersebut disebut inti massa. Inti massa yang terbesar ada di tengah sedangkan yang lainnya tersebar. Seiring berjalannya waktu nebula tersebut mengalami pendinginan. Gumpalan-gumpalan yang menyebar berubah menjadi planet sedangkan gumpalan terbesar yang terletak ditengah tetap menjadi bola pijar yaitu matahari. 2. Teori Awan Debu Dikemukakan oleh Von Weizsaecker dan G.P. Kuiper. Menurut mereka, tata surya terbentuk dari awan yang luas yang menyebar di luar angkasa. Awan tersebut tersusun dari gas hidrogen dan helium. Dikarenakan ketidak stabilan kondisi pada awan itu dan perputaran yang sangat cepat terjadilah penyusutan awan menjadi cakram yang menggelembung tengahnya. Bagian menggelembung ditengah adalah yang kita kenal dengan matahari sedangkan cakram disekelilingnya adalah planet-planet. 3. Teori Pasang Surut Dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys. Menurut mereka pada awal pembentukan tata surya, hanyalahnmatahari yang menjadi anggota tata surya kita. Kemudian pada suatu saat ada bintang yang melintas dekat matahari. Gravitasi bintang ini menyebabkan materi dari matahari tertarik keluar sebagian menyerupai bentuk cerutu, yaitu menggembung di tengah dan mengecil di ujung. Bagian cerutu itulah yang kemudian terus berputar-putar mengelilingi matahari. Kemudian bagian matahari yang mencuat tersebut lama kelamaan menjadi planet. 4. Teori Planetesimal Dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlein. Pada teori ini, sebagian materi matahari yang mencuat keluar akibat gravitasi bintang yang melintas di dekatnya tidak lantas menjadi planet, melainkan membeku menjadi batu-batu kecil cikal bakal planet yang disebut planetesimal. Planetesimal tersebut kemudian berputar mengelilingi matahari. Planetesimal yang besar menyapu planetesimal yang kecil yang akhirnya saling bergerumul membentuk planet. 5. Teori Bintang Kembar Teori ini dikemukakan oleh Lyttleton. Teori ini mengatakan bahwa asalnya matahari itu berupa bintang kembar. Kedua bintang ini saling mengitari satu sama lain. Pada suatu saat ada bintang lain yang menabrak salah satu bintang ini. Bintang yang tertabrak pun hancur dan materi-materi dari bintang tersebut berputar mengelilingi kembarannya. Serpihan-serpihan kecil inilah yang kemudian akan membentuk planet, sedangkan bintang yang tidak tertabrak disebut matahari. Bumi tidak benar-benar bulat seperti bola, tetapi pepat pada kedua kutubnya dan agak menggelembung di sekitar khatulistiwa, oleh sebab itu diameter bumi di kutub lebih pendek dibandingkan dengan diameter bumi di khatulistiwa. Diameter bumi di kutub ±12. 714 km. Diameter bumi di khatulistiwa ±12.757 km Lapisan bumi berturut-turut mulai dari lapisan yang paling luar adalah : kerak bumi ( ±50 km), mantel/selubung bumi (±3000 km), inti cair /inti luar ( ±2.000 km), dan inti padat/inti dalam (±1.000 km) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI 1.1. Fakta Fakta adalah kenyataan yang ada di sekitar kita yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta adalah ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep. Ciri khas fakta adalah ”buntu” tidak lebih daripada apa yang tampak. Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada atau terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Fakta juga dapat diartikan sebagai apa yang benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga merupakan kejadian yang nyata. Fakta menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum). Fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan memiliki peranan yang penting karena fakta dapat membentuk konsep dan generalisasi. Selain itu, fakta juga merupakan hasil observasi yang bisa dibuktikan secara empiris. Oleh karena itu, fakta bukan merupakan hasil perolehan secara acak, tetapi memiliki relevansi dan berkaitan dengan teori. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang sudah ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami. Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan bahwa fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya sederhana. Ada kalanya guru juga perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan pengertian fakta ini dengan cara yang sederhana misalnya dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, seperti : ~ Coba kamu hitung jumlah teman satu kelas kalian yang hadir hari ini ! ~ Siapakah nama kepala sekolah kita? ~ Ada berapa ruangan belajar yang dimiliki sekolah kita? Jawaban yang dikemukakan siswa atas pertanyaan di atas merupakan fakta. Dengan demikian, anak akan menyadari bahwa fakta itu amat banyak dan tak terhitung jumlahnya. Namun, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu pada fakta akan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan oleh : a. Kemampuan kita untuk mengingat fakta sangat terbatas b. Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim di suatu kota, perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya c. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus. Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan faktafakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami siswa. 1.2. Konsep Konsep adalah kesan indrawi yang mempunyai makna tertentu. Konsep adalah suatu kesatuan atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek, peristiwa atau proses. Konsep dapat dipahami bila dibahas berhubungan tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol. - Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Dari pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsep mengandung atribut. Atribut adalah ciri yang membedakan tabel objek atau peristiwa atau proses dari obyek, peristiwa atau proses lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat dibuktikan melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Misalnya jika kita memperoleh sesuatu bahwa ada sebuah benda yang terbuat dari kayu, memiliki empat buah kaki, ada bidang datar di atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis. Maka dengan kemampuan mental kita, informasi yang berupa fakta tersebut kita sederhanakan dengan cara memberi nama atau label yaitu ”meja tulis”. - Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan satu kelompok dari suatu (benda), gagasan atau peristiwa. Misalnya jika disebutkan kata “keluarga”, maka dalam konsep keluarga itu pasti ada bapak, ibu, anak, saudara. - More mengemukakan konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam benak atau pikiran manusia berupa sebuah ide atau sebuah gagasan. Sedangkan - Parker menyatakan bahwa konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu. Konsep dapat dikatakan sebagai gagasan yang ada melalui contoh. Dari contoh di atas menggambarkan bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berfikir, karena ia sedang memikirkan tentang contoh-contoh konsep. Proses berfikir tersebut sering disebut dengan istilah ”konseptualisasi”. Oleh karena itu, kesan mental (mental image) dari seseorang tentang suatu konsep akan berbeda karena tergantung kepada latar belakang pengetahuan, ilmu yang dimiliki, dan budaya orang yang melakukan konseptualisasi. Karena setiap orang membangun konsepnya sendiri berdasarkan pengalaman, dalam membaca buku, diskusi dan sebagainya sehingga ia menangkap sesuatu bahwa: - Konsep bukan suatu verbalisasi/tidak spesifik. - Konsep adalah kesadaran mental yang bersifat internal yang mempengaruhi perilaku. Menurut Womack (1970), selain memahami konsep yang dibangun berdasarkan pengenalan kita terhadap atribut kelas (penggolongan) dan simbol, juga penting memahami tingkat arti (level of meaning) dari sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep studi sosial merupakan kata atau sekumpulan kata (prosa) yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat tetap (Certain, vakint, inalienable, features = tetap, menonjol, tak dapat dicabut). Konsep sangat penting bagi kehidupan manusia karena konsep dapat membantu seseorang untuk mengorganisasikan informasi atau data yang mereka terima. Konsep dapat menempatkan informasi dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar data. Berbeda dengan fakta yang terbatas pada situasi khusus, konsep mempunyai penerapan yang luas dan memiliki banyak penafsiran. Konsep dapat diperoleh di mana seseorang harus mengenal, memahami, dan merumuskan data-data yang menjadi ciri atau atribut dari suatu konsep. Pengalaman sebelumnya sangat diperlukan untuk menghadapi bermacam konsep dalam situasi yang berbeda. Konsep, generalisasi memegang peranan penting dalam mengajar IPS. Pada tingkat SD lebih ditekankan pada pemahaman konsep, dan pada tingkat sekolah menengah ke atas lebih ditekankan kepada generalisasi. Untuk membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah. Konsep dapat dipelajari dengan efektif dengan mengemukakan sejumlah contoh yang positif. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa konsep efektif diajarkan jika sejumlah contoh positif dikemukakan, sehingga dapat dibentuk karakteristik dari konsep yang di ajarkan, diikuti dengan contoh negatif yang menggambarkan karakteristik yang membedakannya. IPS sebagai bidang kajian terdiri dari beberapa bidang ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, antropologi, ekonomi, dan sebagainya. Masing-masing ilmu sosial terdiri dari berbagai macam konsep. Misalnya sejarah, terdiri dari konsep peristiwa, kejadian waktu, dan tempat. Setelah dikemukakan sejumlah konsep dasar ilmu sosial yang membangun bahan kajian IPS, maka jelas bagi kita bahwa kedudukan konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk menelaah berbagai masalah sosial yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. 1.3. Generalisasi dan Teori Generalisasi adalah hubungan atau beberapa konsep atau adalah rangkaian atau hubungan antarkonsep-konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan, pemahaman, atau prinsip. 1.3.1. Ciri-ciri generalisasi - Menunjukkan hubungan dua konsep atau lebih. - Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan bagian atau contoh. - Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep. - Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata. - Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan mengguna- kan sistem penalaran dan equity. 1.3.2. Fungsi generalisasi. - Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran. - Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar. - Membantu dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan pengajar an dalam kurikulum studi IPS. Perbedaan antara konsep dan generalisasi. - Generalisasi adalah dasar-dasar atau aturan-aturan yang dituangkan dalam kalimat yang kompleks. Konsep adalah suatu kesatuan atribut berkaitan. - Generalisasi memiliki tesis yang menunjukkan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis. - Generalisasi bersifat objektif dan impersonal/tidak satu/umum konsep amat subjektif dan personal yang memiliki konotatif yang berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. - Generalisasi memiliki aplikasi yang universal. Konsep hanya terbatas pada orang-orang tertentu. - Untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf awal harus didukung oleh sejumlah besar fakta yang membawakan sejumlah konsep untuk mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta memiliki keberlakuan atau penerapan yang sangat terbatas kea rah waktu, tempat, dan ruang, atau kejadian lain. Sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang membantu seseorang untuk membentuk dan memahami suatu generalisasi. Dengan generalisasi kita dapat memperkirakan kejadian-kejadian yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan fakta. Proses terbentuknya generalisasi. Contoh : Generalisasi Dalam contoh generalisasi tersebut di atas konsep-konsep tentang tanah, tenaga kerja, modal dan produksi membentuk sebuah generalisasi. Fakta - Objek (benda, orang) - Peristiwa - Prosedur Banyak di sekitar a kita Konsep - Tergantung pada subjek A - Tergantung pada subjek B - Tergantung pada subjek C Subjek b Generalisasi - Konsep A - Konsep B - Konsep C Aplikasi secara universal c - Tanah - Tenaga Kerja - Modal Digunakan dalam setiap produksi Satu Generalisasi Ilmu pengetahuan tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang ada. Peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep, dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS 2. SEJARAH KENAMPAKAN ALAM, SERTA HUBUNGANNYA DENGAN KERAGAMAN SOSIAL BUDAYA Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, yang membentang sepanjang 5.120 km dari timur ke barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km dari utara ke selatan. Luas wilayah daratan negara Indonesia mencapai 1,9 juta km² dan luas perairan laut tercatat sekitar 7,9 juta km². Panjang garis pantai sekitar 81,791 km, merupakan pantai tropik terpanjang di dunia. Bentuk fisik wilayah kepulauan, dan posisi geografis Indonesia di antara dua benua dan dua samudera merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralistik suku bangsa di Indonesia. Pada wilayah darat, ada keanekaragaman morfologi, seperti pegunungan, perbukitan, gunung api, bukit, dan sebagainya. Demikian pula di dasar laut, memiliki paparan (shelf), lereng kontinen (continental slope), kaki benua (continental rise), basin, palung laut (trough), parit laut (trench), gunung api laut (sea mount) dan sebagainya. Keanekaragaman morfologi daratan dan dasar laut tersebut merupakan produk adanya interaksi tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah Barat-Baratlaut, dengan kecepatan 9 cm/tahun, Lempeng Samudera Hindia-Benua Australia yang bergerak ke Utara dengan kecepatan 7 cm/tahun, dan Lempeng Benua Eurasia yang bergerak ke arah Timur-Tenggara dengan kecepatan 1 cm/tahun. Dari segi jumlah penduduk, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dan menduduki urutan ke-4 di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Secara horisontal, terlihat adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan etnik, agama, ras, golongan dan perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan antara strata atas dan strata bawah, semakin tumbuhnya polarisasi sosial berdasarkan kekuatan politik dan ekonomi. Indonesia berada pada pertemuan berbagai macam kebudayaan dunia, yang berjalin satu dengan yang lain. Bila diteliti dalam perjalanan sejarah, kebudayaan yang masuk ke Indonesia adalah kebudayaan Cina, Hindu, Islam, dan Eropa. 2.1. Sejarah Kenampakan Alam Indonesia 2.1.1. Aspek Fisik Wilayah 2.1.1.1. Topologi Aspek topologi meliputi letak, luas, batas, dan bentuk fisik wilayah. Aspek ini terkait dengan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik dan sistem pertahanan dan keamanan. Secara astronomis, wilayah Indonesia terletak pada 6º LU-11º LS dan 95º BT-141º BT. Berdasarkan posisi busurnya, wilayah Indonesia berada di belahan timur, sedangkan berdasarkan posisi lintangnya, sebagian besarnya berada di belahan bumi selatan. Apabila diperhatikan pada Peta NKRI, batas paling utara 6º LU tepat melewati Pulau Weh di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, batas paling Selatan 11º LS tepat melewati Pulau Rote di Provinsi Nusa Tenggara Timur, batas sebelah barat 95º BT melewati Pulau Breueh di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dan batas sebelah timur 141º BT melewati Merauke di Provinsi Papua. Memperhatikan letak astronomi tersebut, berarti Indonesia berada di daerah tropik, dimana jalur khatulistiwa melintasinya. Indonesia termasuk iklim tropik basah. Daerah-daerah di khatulistiwa mempunyai suhu tinggi, karena matahari bersinar 12 jam atau antara siang dan malam relatif sama panjangnya. Hal ini bermakna, Indonesia tidak mengenal empat musim seperti halnya daerah lintang tengah. Pada daerah-daerah khatulistiwa, curah hujan cukup banyak dan merata sepanjang tahun seperti di Pulau sumatera, Kalimantan, dan Papua, sehingga daerah ini tertutup hutan belantara dan terdapat beberapa sungai besar, dapat merupakan jalur transportasi yang penting. Indonesia terletak memanjang menurut garis lintang, ini berarti diperlukan beberapa daerah waktu. Perbedaan garis bujur Indonesia sebesar 46º (141º-95º), terdapat selisih waktu ± tiga jam. Berdasarkan Kepres RI Nomor 41 Tahun 1987, wilayah NKRI dipenggal menjadi tiga daerah waktu yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB) yang meliputi seluruh Provinsi di Pulau Sumatera, Jawa-Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah; Waktu Indonesia Tengah (WITENG): GMT + 8 jam yang meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur. Bali, NTB, NTT serta seluruh Provinsi di Pulau Sulawesi; dan Waktu Indonesia Timur (WIT): GMT + 9 jam dengan derajat tolok 135º BT, meliputi Maluku, dan Papua. Kedudukan suatu tempat terhadap daerah-daerah lain di sekitarnya, dinamakan letak geografis. Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua ( Benua Asia dan Benua Australia) dan dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Posisi Indonesia sangat strategis, berada di jalur perdagangan, lalu lintas laut, wisata dari barat ke timur. Posisi silang demikian, memberi ciri keterbukaan, membuka peluang menyusupnya unsurunsur dari luar dengan segala macam pahamnya yang dapat mempengaruhi dan menipiskan identitas nasional dan integritas bangsa. Kita harus tetap waspada terhadap pengaruh dari luar yang tidak sesuai dengan ideologi NKRI, yaitu Pancasila. Berdasarkan posisi tersebut, juga dapat mempengaruhi iklim Indonesia. Indonesia beriklim musim, ditandai angin musim barat dan angin musim timur, yang menimbulkan musim hujan dan musim kemarau. Iklim semacam sesuai untuk tumbuhnya keanekaragaman tetumbuhan. Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga deretan pegunungan di dunia. Pertama, deretan pegunungan Alpen-Banda atau Pegunungan Mediteran. Deretan pegunungan ini terbentang dari pegunungan Alpen di Eropa Barat melalui Pegunungan Himalaya, Arakan Yoma di Birma, Kepulauan Andaman, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Wetar, Damar, dan berakhir di Laut Banda. Kedua, deretan pegunungan Asia Timur. Pegunungan ini merupakan bagian dari Pegunungan Lingkar Pasifik. Deretan Pegunungan Asia Timur terbentang dari Jepang, Taiwan, Filipina, kemudian bercabang di Kalimantan (Pegunungan Muller dan Schwaner) dan Sulawesi (sepanjang Sulawesi Utara). Ketiga, deretan Pegunungan Lingkar Australia. Pegunungan ini terbentang dari Selandia Baru, melalui Pulau Kaledonia di sebelah timur Australia, bagian utara Papua Nugini dan Papua, berakhir di Pulau Halmahera. 1.1.1.2. Geologi Adanya interaksi tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik, Lempeng Samudera Hindia-Lempeng Benua Australia, serta Lempeng Benua-Eurasia, menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa geologi yang spektakuler, seperti kegiatan magmatik dan terbentuknya zona-zona kegempaan yang tinggi, terbentuknya banyak pulau, dan pembentukan cekungan-cekungan sedimenter yang kaya akan berbagai potensi sumber daya mineral, serta pembentukan keanekaragaman bentuk lahan serta berkembangnya berbagai jenis tanah. Dunia telah terwujud sejak 4.500 tahun silam. Namun kepulauan Indonesia sudah terwujud kurang lebih 500.000 juta tahun yang lalu, setelah zaman es terakhir. Pada waktu itu Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan masih menjadi satu dengan Asia, dan Pulau Papua menjadi satu dengan daratan Australia. Setelah zaman es itu berakhir, es meleleh secara banyak di kedua kutub bumi. Permukaan air laut di seluruh dunia naik kurang lebih 60 meter. Sebagian daratan Asia bagian tenggara seakan-akan tenggelam dan terbentuklah Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Sebagaian benua Australia bagian utara juga seakan-akan tenggelam dan terbentuklah Pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Ditengah-tengah, antara kedua kelompok pulau yang baru terbentuk itu, terdapat Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara. Rangkaian pulau-pulau dari Sumatera hingga ke Papua sekarang menjadi Kepulauan Indonesia. Bumi terdiri dari lempeng-lempeng tektonik yang selalu bergerak. Pergerakan lempeng memungkinkan adanya pergeseran. Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Eurasia (Asia), Hindia Australia dan lempeng Pasifik. Indonesia berada pada busur kepulauan (Santoso, 1993). Suatu busur kepulauan aktif merupakan suatu anomali di permukaan bumi, dengan ciri-ciri bentuk rangkaian kepulauan yang menerus, rangkaian gunung api aktif, palung laut pada arah lautan dan bentuk cawan mendatar pada arah kontinen, adanya anomali isostasi gravitasi, aktivitas seismik, pergerakan kerak bumi sedang berjalan. Aktivitas pada busur kepulauan tadi dengan sendirinya akan memberikan dampak yang positif seperti kesuburan tanah, kekayaan sumberdaya alam, keindahan alam, wujud pegunungan, gunung api, perbukitan, daratan dan dampak negatif seperti bencana alam gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, gerak massa batuan atau tanah kepada manusia. 2.1.1.2. Geomorfologi. Wilayah darat Nusantara terdiri dari keanekaragaman bentuk lahan. Keanekaragaman bentuklahan tersebut terbentuk karena adanya proses endogenik, proses eksogenik, proses biogenik, dan proses antropogenik. Bentuk lahan struktural di Indonesia menyebabkan keanekaragaman pegunungan, dan perbukitan. Gunung api adalah suatu bentuk timbulan di permukaan bumi, yang pada umumnya berupa kerucut raksasa, kerucut terpancung, kubah atau bukit yang diakibatkan oleh penerobosan magma ke muka bumi. Gunung api Nusantara didominasi oleh gunung api tipe strato, yaitu gunung api yang berbentuk seperti kerucut, material yang dikeluarkan pada waktu terjadi erupsi berselangseling antara lava cair encer dan lava cair kental. Gunung api tipe ini makin lama akan makin bertambah tinggi. Pada waktu gunung api meletus, material yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis, yaitu material padat meliputi batu-batu besar, batu-batu kecil, kerikil dan pasir, debu atau abu vulkanis; material cair (lava cair); dan gas. Tidak selamanya gunung api itu aktif. Suatu ketika aliran magma dari batholith makin berkurang dan akhirnya terhenti sama sekali. Bila aliran lava terhenti maka gunung api itu dikatakan telah padam atau mati. Kadang-kadang sebuah gunung api seolah-olah tampak telah padam, karena kepundannya tersumbat oleh lava yang membeku sehingga fenomena vulkanisme tidak tampak. Padahal di dalam badan gunung api, aliran magma dan gas dari batolith masih terus berlangsung. Pada suatu saat bila tekanan gas dan magma sudah sedemikian kuat akan mampu mendorong dan melontarkan sumbat lava pada kepundan dengan dasyat dan tiba-tiba, sehingga terjadilah letusan gunung api yang sangat eksplosif. Letusan gunung api yang akan meletus biasanya mempunyai tanda-tanda alami sebagai berikut: suhu di sekitar kawah naik, banyak sumber air di sekitar gunung itu mengering. sering terjadi gempa vulkanik, dan banyak binatang yang menuruni lereng. Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki tanda-tanda yang disebut gejala post vulkanik yang berupa keluarnya berbagai jenis gas dan gejala lain. Daerah kerucut gunung api ditilik dari bahaya gunung api tergolong daerah bahaya I, daerah yang tidak dapat dihuni. Proses geomorfik pada lereng volkan yang utama adalah masswasting dan erosi.. Bagian tertentu dari lereng ini merupakan jalan keluar material yang bergerak dari bagian kerucut. Lereng gunung api sebagian besar termasuk daerah bahaya II, tidak boleh dipergunakan sebagai permukiman. Sedangkan pada kaki gunung api proses geomorfik yang terjadi adalah erosi, masswasting seperti aliran lahar. Daerah di sekitar saluran sungai utama merupakan daerah bahaya III. Gunung api membawa keuntungan, di samping kerugian. Keuntungan adanya gunung api antara lain: - Abu vulkanik yang dikeluarkan gunung api saat terjadi erupsi dapat menyuburkan tanah pertanian karena banyak mengandung unsur hara tanaman; - Material yang dikeluarkan gunung api saat terjadi letusan yang berupa pasir, kerikil, batu-batu besar, kesemuanya merupakan mineral industri yang dapat digunakan untuk bahan bangunan; - Gunung api terbentuk dari keluarnya magma dari dalam bumi, magma yang menuju permukaan bumi tersebut banyak membawa mineral logam, dan barang tambang lainnya, oleh karena itu di daerah pegunungan dan gunung api banyak diketemukan bahan tambang; - Adanya gunung api yang tinggi menyebabkan terjadinya hujan orografis, sehingga daerah itu menjadi daerah yang banyak hujan; dan - daerah yang bergunung api biasanya merupakan daerah tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai daerah hutan, perkebunanan, dan daerah ekowisata. Kerugian adanya gunung api: - Gunung api pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar, lava ini selanjutnya bergerak turun dari puncak gunung menuruni lereng dalam keadaan suhu yang sangat tinggi, sehingga lava pijar ini dapat menghanguskan apa saja yang dilaluinya baik manusia, hewan, dan tumbuhan; - Gunung api yang meletus juga mengeluarkan gas yang sangat panas, yang juga bergerak menuruni lereng, gas yang panas ini dapat membentuk awan panas, dan dapat menghanguskan apa saja yang dilaluinya, awan panas ini justru bergerak lebih cepat dari gerakan lava pijar, seperti awan panas Gunung Merapi; - pada gunung api yang puncaknya tidak ada danau kawah, pada saat terjadi letusan, lava pijar yang akan keluar akan bercampur dengan air yang terdapat di danau kawah, dan terbentuklah lahar panas. Bila lahar panas ini meluncur ke bawah menuruni lereng dengan cepat maka akan menghancurkan makhluk hidup yang dilaluinya; gudi-wiyono.blogspot.com - Pada gunung api yang puncaknya tidak ada danau kawah, sering terjadi lava yang keluar dari lubang kepundan akan tertumpuk di puncak gunung, setelah selang beberapa waktu lava tersebut telah menjadi dingin tiba-tiba terguyur air hujan, lava yang telah dingin dan jenuh dengan air hujan tersebut akhirnya akan meluncur ke bawah berupa lahar dingin , yang berwujud aliran batu, kerikil dan pasir yang jenuh air meluncur ke bawah menuruni lereng akan merusak rumah, jembatan, manusia, hewan, tanaman dan sebagainya; - Gunung api yang tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan hujan, daerah semacam ini curah hujannya sedikit dan bersifat lebih kering, seperti Lembah Palu, Sulawesi Tengah; - Bila gunung api yang meletus itu terletak di bawah permukaan air laut, maka pada waktu terjadi letusan dapat menimbulkan tsunami yang menimbulkan gelombang hempasan pantai , akan menyeret penduduk yang ada di pantai , sepereti gelombang tsunami di Banten dan Lampung akibat letusan Gunung Krakatau (1883); dan - Abu vulkanik di udara dari letusan gunung api dapat mengganggu penerbangan. Selain memiliki gunung api, Indonesia juga memiliki pantai.Pantai di Indonesia terdiri dari berbagai tipe, ada tipe pantai berundak, pantai struktural, pantai landai, pantai pulau-pulau karang, pantai berbatu dan pantai vulkanik. Wilayah daratan Indonesia juga tersusun dari bentuk lahan karst (pelarutan) yang terdiri dari batu gamping dan dolomit seluas 154.032 km², tersebar di beberapa pulau besar (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua Barat serta Kepulauan Nusa Tenggara, Bali dan Maluku). Pada DAS di Indonesia berkembang keanekaragaman bentuk lahan asal proses fluvial, yaitu dasar sungai, erosi sungai, teras sungai, dataran alluvial, danau tapal kuda, tanggul alam sepanjang sungai, dataran banjir, kipas alluvial, delta, rawa air tawar, endapan danau, dan sebagainya. Selain bentuklahan asal proses fluvial wilayah daratan Indonesia dibentuk oleh proses denudasi (bentuklahan denudasional), meliput permukaan planasi (surface of planation), bukit sisa (residual hill), tekuk pada lereng (break of slope), kipas perombakan lereng (scree fan), tanah mengalir (earth flow), lumpur mengalir (mud flow), longsoran (landslides), penendatan (slumping), erosi lembar (sheet erosion), erosi alur (rill erosion), erosi lembar kecil (gully erosion). Keanekaragaman morfologi daratan Nusantara akan mempengaruhi pola pemukiman penduduk, ada yang mengikuti garis pantai, DAS, terpencar-pencar (daerah karst), sepanjang kaki gunung api, dan sebagainya. Pola permukiman tersebut masing-masing mempunyai masalah lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan yang beranekaragam. 2.1.1.4. Pedologi dan Edapologi. Kajian mengenai proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara pengamatan tanah, dinamakan pedologi. Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman disebut edapologi. Tanah merupakan tubuh alam, sebagai materi, dan sebagai faktor produksi. Sebagai tubuh alam, tanah dibentuk oleh proses-proses dan faktor-faktor pembentuk tertentu. Sebagai bahan atau materi tanah memiliki sifat-sifat tertentu (sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi). Sebagai faktor produksi tanah memiliki produktivitas tertentu,nilai tertentu untuk kesejahteraan & kelangsungan hidup umat manusia. 2.1.1.5. Hidrologi Hidrologi mempelajari seluk beluk air, kejadian dan distribusinya, sifat alami, dan sifat kimiawinya, serta reaksinya terhadap kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya (Sri Harto, 1993). Aliran air tawar atau payau yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul alam selanjutnya bermuara di laut, danau atau saluran lainnya, dinamakan sungai. Sedangkan, sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografik (punggung bukit) yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang bermuara di danau, atau laut, dinamakan daerah aliran sungai, disingkat DAS. Sungai-sungai besar di Indonesia banyak terdapat di pulau-pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Sungai-sungai ini bermata air di pegunungan dan mengalir ke laut sepanjang ratusan kilometer. Di Sulawesi, Maluku, Bali, NTB, NTT sungai-sungai pada umumnya pendek. Wilayah daratan pulau-pulau ini sempit dan tidak memiliki dataran rendah yang luas. Hanya sungai Konoweha di Sulawesi Tengah merupakan sungai yang agak panjang. Sumber air sungai di Indonesia umumnya adalah air hujan dan air tanah yang keluar sebagai mata air. Ada pula beberapa sungai yang bermata air pada danau, seperti sungai Asahan yang bersumber pada danau Toba dan sungai Komering pada danau Ranau. Cekungan luas di daratan yang kemudian digenangi air, dinamakan danau. Air danau umumnya berasal dari air hujan atau air tanah. Danau-danau di Indonesia terbentuk karena kegiatan gunung api, gerakan tektonik, dan dibuat manusia. Kegiatan gunung api di Indonesia menyebabkan terjadinya danau kawah (danau Kaldera dan danau maar). Danau kawah terbentuk apabila kawah gunung api yang mati terisi air hujan kemudian menjadi danau, karena batuan di dasar kawah tidak dapat ditembusi air. Danau kawah terdapat pada Gunung Kelud. Kawah yang sangat luas dan dalam disebut kaldera. Danau Batur di Bali dan Segara Anak di Lombok adalah contoh danau kaldera. Danau maar berasal dari lubang besar yang timbul akibat letusan gas yang hebat di dalam bumi. Bila lubang atau maar ini memotong permukaan tanah, maka ia terisi air dan terbentuk danau maar. Danau maar terdapat di sekitar gunung Lamongan, yaitu ranu Klakah, dan gunung Simeru, yaitu ranu Bendali dan ranu Gumbolo. Gerakan tektonik dapat mengakibatkan sebagian permukaan bumi mengalami penurunan atau terban, sehingga terbentuk cekungan, yang kemudian dan menjadi danau. Danau tektonik banyak dijumpai di Sumatera (Toba, Singkarak, Ranau) dan Sulawesi (Towuti, Matana, Poso). Di Jawa dan Kalimantan banyak dibuat danau buatan atau waduk dengan tujuan untuk menampung air sungai yang sering banjir, irigasi, pembangkit tenaga listrik atau untuk kebutuhan air domestik. Waduk-waduk yang besar antara lain waduk Jatiluhur, Gadjahmungkur, Karangkates, dan Riam Kanan. Danau dimanfaatkan juga sebagai tempat pemeliharaan ikan, mempertahankan air tanah sekitarnya, wisata, olahraga dan lalu lintas. Pada beberapa muara sungai besar di Sumatera, Papua, Kalimantan, dan beberapa tempat di Sulawesi banyak dijumpai rawa-rawa luas. Sebagian rawa-rawa ini terpengaruh oleh pasangsurut air sungai terdekat, sehingga air tawar itu bergerak, dan terjadi pergantian air, tetapi ada juga rawa yang tergenang. Air rawa yang tergenang umumnya masam, dasarnya terdiri dari lapisan gambut yang tebal. Pada bagian rawa yang mendapat pengaruh pasut derajat keasamannya lebih rendah. Biogeografi mempelajari pola-pola persebaran hewan dan tumbuhan pada permukaan bumi serta proses-proses yang menyebabkannya. Biogeografi meliputi Fitogeografi (Geografi Tumbuhan), mempelajari pola-pola persebaran tetumbuhan pada permukaan bumi serta prosesproses yang menyebabkannya; dan Zoogeografi (Geografi Hewan), mempelajari pola-pola persebaran hewan pada permukaan bumi serta proses-proses yang menyebabkannya. Persebaran flora Nusantara dapat diklasifikasikan ke dalam Tiga Kawasan, yaitu Kawasan Barat Nusantara, Kawasan Tengah Nusantara, dan Kawasan Timur Nusantara (Ruhimat, 2006). Flora Kawasan Barat Nusantara memiliki banyak persamaan dengan keadaan flora Asia pada umumnya. Oleh karena itu, Flora Kawasan Barat Nusantara sering pula dinamakan Flora Asiatis. Faktor terjadinya kesamaan tersebut disebabkan oleh proses geologi, di mana pada masa lalu wilayah barat Nusantara pernah besatu dengan benua Asia. Fauna yang terdapat di kwasan barat Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali) memperlihatkan kesamaan dengan fauna Asia (Asiatis). Pada kawasan banyak terdapat hewan menyusui yang besar seperti gajah, harimau , banteng, badak, tapir dan sebagainya. Flora Kawasan Tengah Nusantara, merupakan flora khas Indonesia. Pada kawasan tengah Indonesia yaitu Sulawesi, Maluku dan seluruh Nusa Tenggara, terdapat jenis-jenis hewan yang tidak dijumpai di kawasan barat maupun di kawasan timur Indonesia. Anoa dan babi rusa hanya tersebar di Sulawesi, dan biawak Komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur. Flora Kawasan Timur Nusantara memiliki persamaan dengan wilayah Australia sehingga sering dinamakan flora Australis. Sebagian besar flora kawasan timur Indonesia terdapat di Pulau Papua. Jenis-jenis hewan berkantung, seperti kanguru, dan aneka jenis burung dijumpai di daerah ini. Kanguru pohon yang terdapat di Irian Jaya terdapat juga di Australia. Burung cendrawasih dijumpai di Irian Jaya, Papua Nugini dan Australia. Daerah fauna bagian timur ini dipisahkan dari bagian tengah dengan garis Weber. Umumnya hewan tersebar secara terbatas pada daerah tertentu karena adanya berbagai barrier dan atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu. Unit atau satuan terbesar distribusi hewan secara spasial, disebut wilayah penyebaran hewan. Wilayah penyebaran merupakan daerah terutama ditentukan kondisi zaman lalu dan hubungannya masa kini dengan benua satu dengan lainnya. Setiap wilayah penyebaran dibagi lagi menjadi wilayah-wilayah penyebaran yang lebih sempit lagi, yang disebut subwilayah. 2.1.1.6. Oseanografi Oseanografi memfokuskan diri dalam kajian aspek geologi, fisika, kimia, dan biologi kelautan. Paparan Sunda merupakan paparan benua dengan luas 1,8 juta km², paparan terluas di dunia. Paparan ini menghubungkan pulau-pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera dengan daratan Asia, dan meliputi antara lain Laut Cina, Teluk Thailand, selat Malaka dan Laut Jawa. Dahulu kala paparan Sunda yang dangkal itu merupakan daratan yang utuh menyatu dengan Jawa, Kalimantan, Sumatera dan daratan Asia. Bekas-bekasnya masih bisa ditelusuri di dasar laut dengan menggunakan alat perum gema (echo sounder). Pada paparan ini misalnya terdapat jejak dua sistem aliran sungai yang kini terbenam dalam laut (drowned river system), masing-masing disebut sungai Sunda Utara dan sungai Sunda Selatan (Sistem Sungai Molenggraf). Sungai Sunda Utara daerah hulunya di Sumatera dan Kalimantan Barat dan Kalimantan selatan dengan muara di Selat Makasar. Lembah sungai yang terbenam ini sebagian sudah terimbun dengan muara di Selat Makasar. Bukti lain adalah adanya persamaan jenis ikan air tawar di sungai-sungai pesisir timur Sumatera dengan yang ada di pesisir barat Kalimantan sekarang. Padahal antara pesisir barat timur Kalimantan tidak dijumpai hal demikian. Sebelah utara Australia terhampar paparan Sahul, dengan luas 1,5 juta km², dirinci Paparan Arafura 930.000 km², dan paparan Sahul dan paparan Rowley masing-masing 300.000 km². Paparan Arafuru mempunyai kedalaman 30-90 m. Pada paparan ini terdapat Kepulauan Aru, terdiri dari lima pulau yang masing-masing disatukan oleh selat-selat sempit seperti sungai, dengan dasar lebih dalam dari dasar paparan sekitarnya. Sebuah punggung yang tak terlampaui jelas terdapat memanjang mulai dari Aru ke arah timur yang dikenal sebagai Punggung Marauke (Marauke Rise). Agak ke selatannya terdapat suatu saluran yang agak dalam dengan arah barat-timur menuju Selat Torres. Selat ini banyak ditumbuhi karang dengan perairan dangkal di sekitarnya (sampai 12 m) hingga pertukaran massa air dengan Samudera Pasifik lewat selat ini kurang berarti. Pada kala Plistosin, ketika permukaan laut masih rendah. Kepulauan Aru dan Kepulauan Kai tidak pernah ada hubungan semacam ini meskipun jaraknya lebih dekat. Ini disebabkan karena di antara kedua Kepulauan ini terdapat pengahalang berupa basin Aru (> 3.000 m). Perairan laut dalam yang terletak di antara Paparan Sunda dan Paparan Sahul, mempunyai topografi yang kompleks dengan berbagai bentuk basin dan palung. Basin Banda Selatan merupakan cekungan dengan dasar yang mendatar dan luas pada kedalaman kira-kira 4.700 m, dan sisinya curam. Pada basin ini, hanya ada satu elevasi yang menonjol yakni palung Gunung api. Pulau kecil ini, yang tingginya hanya 288 m dpa,merupakan puncak dari sebuah gunung api besar yang duduk di dasar laut pada kedalaman 4.000-5.000 m. Palung Weber merupakan bagian terdalam di perairan Indonesia. Kedalaman maksimumnya 7.440 m yang berarti ± 1,5 kali puncak gunung tertinggi di Indonesia (Puncak Jaya Wijaya di Papua 5.030 m). Dasar palung ini luas dan hampir mendatar serta dibatsi oleh lereng yang curam. Palung Weber diapit oleh dua punggung dan deretan pulau-pulau yang letaknya merupakan busur dan dikenal sebagai Busur Banda Luar. Busur Banda Dalam merupakan lanjutan rangkaian pulau-pulau dari Sumatera-Jawa-Bali-NTB-sebagian NTT yang kemudian melengkung berupa busur melewati pulau-pulau Wetar, Damar, Manuk, Banda hingga ke Seram. Sedangkan Busur Banda Luar merupakan lanjutan dari suatu punggung bawah laut yang memisahkan Palung Bali dengan Palung Jawa (di Selatan Jawa) yang melanjut melalui pulau-pulau Sawu, Rote, Timor, dan dari sini membentuk busur luar yang kurang lebih sejajar dengan busur dalam. Pada busur luar inilah terdapat deretan pulau-pulau Babar, Tanimbar, Kai, dan berakhir di Seram. Dengan adanya sistem dua busur ganda ini yang diselang-selingi oleh palung-palung dalam maka relief dasar laut akan memberikan gambaran yang bergelombang. Sedimen marin pada dasar Laut Banda umumnya terdiri dari endapan-endapan Lumpur asal daratan (terrigenous mud), Lumpur vulkanik, dan selut (ooze) Globigerina, sedimen lembut terdiri dari kerangka-kerangka hewan Globigerina (bangsa Foraminifera) yang mengandung kapur. Pada basin Banda Selatan selut Globigerina ini terdapat pada kedalaman < 3.000 m. Basin besar Indo-Australia terletak di sebelah barat dan selatan Sumatera dan Jawa. Basin besar ini dibagi atas beberapa basin yang lebih kecil. Bentuk tertentu di dekat Perairan Indonesia yang erat hubungannya dengan formasi daratan ialah adanya dua palung memanjang dan sejajar pantai barat Sumatera, melanjut ke pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara. Palung yang terletak sebelah luar dengan kedalaman maksimum 7.450 m dikenal sebagai palung Jawa, sedangkan palung yang terletak lebih dekat ke pantai dan lebih dangkal (kedalaman maksimum 5.100 m) disebut Palung Bali. Kedua system palung ini sering disebut Palung Ganda Sunda (Sunda Double Trench). Sistem ganda ini tidak hanya terbatas di sebelah selatan Sumbawa, Bali, dan Jawa saja melainkan terus melanjut hingga ke sebelah barat daya Sumatera. Ada beberapa pulau, beberapa diantaranya cukup besar (Kepulauan Mentawai), terdapat pada punggung yang memisahkan kedua palung ini. Palung-palung ini menjadi makin dangkal ke arah utara, yang sebelah dalam disebut juga Palung Mentawai. Sebelah utara Aceh terdapat Laut Andaman yang dasarnya berupa basin dengan kedalaman maksimum 4.360 m. Basin ini di sebelah baratnya dibatasi oleh sebuah punggung yang di beberapa tempat mencuat membentuk rangkaian pulau-pula Nikobar dan Andaman dengan Samudera Hindia terletak antara Sumatera dan Nikobar dengan kedalaman 1.800-2.000 m. Suhu air laut pada permukaan perairan laut di Indonesia umumnya berkisar antara 28º-31º C. Pada lokasi umbalan (upwelling) misalnya di Laut Banda suhu air permukan bisa turun sampai 25º C. Suhu dekat pantai biasanya sedikit lebih tinggi daripada didaerah lepas pantai. Pada goba (lagoon) yang dangkal atau dikobakan air yang terperangkap karena air surut, terjadi suhu panas disiang hari, kadang-kadang dapat mencapai lebih dari 35°C. suhu air cukup panas tentu bisa dijumpai didepan pelimbahan industri atau pembangkit listrik yang membuang bekas air pendinginnya ke laut. Di depan intalasi LNG Bontang ( Kaltim ), bisa keluar kelaut lidah air dengan suhu sekitar 37°C. Sebaran suhu secara vertikal diperairan laut Indonesia terdiri dari lapisan hangat, lapisan termoklin, dan lapisan dingin. Arus laut di perairan Indonesia dipengaruhi oleh angin musim (arus musim). Arus musim ini berganti arahnya tiap setengah tahun. Pasang dan surutnya air laut dapat menimbulkan arus pada selat-selat yang sempit sepeti di selat Sape, Alas, Lombok dan sebagainya. Pasang surut (pasut) adalah proses naik turunnya paras laut secara hampir periodik atau berkala karena gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap bumi. Naik turunnya paras laut terjadi sekali sehari (pasut tunggal), atau dua kali sehari (pasut ganda). Sedangkan pasut yang berperilaku diantara keduanya disebut sebagai pasut campuran. Wilayah perairan laut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut seperti berbagai jenis terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, padang lamun, berbagai jenis ikan (demersal dan pelagik). Perairan laut Indonesia kaya akan udang dan kelomang, moluska, teritp, kepiting, echinodermata, cucut dan pari, banding, lemuru, teri, sembilang, julung-julung, pisau-pisau dan tangkur, kakap, kerapu, ikan merah, giru, betook laut, ikan sumpit, ikan leweri, kepe-kepe, beronang dan butane, lepu, gelodok, kuro, alu-alu, belanak, laying, selar, kuweh, bawal dan aji-aji, peperek, tuna, cakalang, tongkol, kembung, tenggiri, gemih, dan layur, setuhuk, ikan layar, todak, ikan sebelah, dan ikan lidah, buntel dan kebeku, penyu, ular laut, burung laut, duyung, lumba-lumba, dan ikan paus. Perairan laut Indonesia juga kaya sumberdaya mineral, logam, minyak lepas pantai dan sebagainya. 2.1.2. Aspek Manusia 2.1.2.1. Kependudukan Menurut Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 179.321.641 jiwa, meningkat menjadi 203.456.005 jiwa pada Sensus Penduduk tahun 2000. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia mencapai 225,7 juta jiwa. Pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 1990-2000 adalah 1,61 %, kemudian periode 2000-2005 turun menjadi 1,40 %. Diproyeksikan periode 2005-2010 pertumbuhan penduduk Indonesia akan turun menjadi 1,07 persen dan 2010-2020 akan turun lagi menjadi 0,68 persen. Penurunan pertumbuhan penduduk dalam dasawarsa terakhir berkaitan dengan penurunan angka fertilitas, maka terjadinya penurunan mortalitas di Indonesia tidak akan memberikan dampak pada pertumbuhan penduduk. Persebaran dan kepadatan penduduk secara spasial tidak merata dan tidak sama. Konsentrasi penduduk hinga saat ini masih di Pulau Jawa. Hal ini terkait dengan aspek fisik wilayah, ekonomi, dan politik. Kepadatan penduduk Pulau Jawa tahun 2000 adalah 904 orang per kilometer persegi. Kepadatan penduduk yang tinggi akan berpengaruh terhadap lingkungan fisik, sosial dan lingkungan binaan. Pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, misalnya akan menimbulkan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, terjadinya kerawanan sosial, lunturnya nilai-nilai sosial, munculnya masalah-masalah pendidikan, kesehatan masyarakat, dan rasa aman. Pengaruhnya terhadap lingkungan fisik antara lain makin sempinya lahan produktif untuk pertanian, terjadinya banjir pada musim hujan, kerusan hutan, kekeringan pada musim kemarau, terjadi pencemaran lingkungan. Angka kematian bayi di Indonesia mengalami penurunan dari 142 per 1.000 kelahiran menjelang tahun 1971 menjadi 70 per 1.000 kelahiran menjelang tahun 1990, dan menjelang tahun 2000 turun menjadi 66 per 1.000 kelahiran. Angka urbanisasi (proporsi yang tinggal di perkotaan) terus meningkat. Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan naik dari 22,4 % pada tahun 1980 menjadi 30,9 % tahun 1990 dan meningkat lagi menjadi 35 % pada tahun 1995 (Tjiptoherijanto, 1998). Ananta (1997) memproyeksikan bahwa penduduk Indonesia tinggal di perkotaan meningkat menjadi 46 % pada tahun 2005 dan 55,2 % pada tahun 2020. Perekonomian Indonesia akan makin diwarnai dengan perekonomian perkotaan. Tjiptoherijanto (1998) berpendapat, pola migrasi di Indonesia belum mengalami perubahan dengan arus migrasi masih berada di sekitar Pulau Jawa dan Sumatera. Migrasi keluar dari Pulau Jawa terbanyak masuk ke Pulau Sumatera. Demikian juga migrasi keluar dari Pulau Sumatera terbanyak masuk ke Pulau Jawa. Demikian juga migrasi keluar dari pulau-pulau di Kawasan Timur Indonesia seperti Kalimantan, Papua, Maluku, kebanyakan masuk ke Pulau Jawa. Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa pola migrasi di Indonesia belum mampu mendorong pembangunan sumberdaya manusia secara merata di seluruh kawasan Indonesia. Ada kecenderungan migrasi internal yang terjadi justru berdampak negatif pada pembangunan daerah di luar Pulau Jawa. Tenaga kerja terdidik dari luar Pulau Jawa pada umumnya pindah ke Pulau Jawa terutama ke DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sebaliknya penduduk yang pindah ke luar Pulau Jawa pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih rendah. Kurangnya kesempatan kerja terdidik dari Pulau Jawa enggan pindah ke luar Pulau Jawa. Selain itu terpusatnya kegiatan ekonomi, pendidikanm dan politik di Pulau Jawa juga memberikan pengaruh pada pola perpindahan penduduk tersebut. Pada umumnya migran di Indonesia yang berasal dari daerah pedesaan dan bekerja di daerah perkotaan tidak memanfaatkan hasil kerja mereka di daerah tujuan, namun dikembalikan ke daerah asal dalam bentuk pengiriman uang. Oleh karena itu, jika dilihat sepintas maka tingkat kehidupan mereka di daerah perkotaan dapat dikatakan berada pada garis batas kemiskinan. Sedangkan sebenarnya pendapatan yang mereka peroleh tersebut dikirimkan ke kampung halaman. Hal yang hampir sama juga dilakukan oleh para tenaga kerja Indonesia yang mencari nafkah di luar negeri. Selain keuntungan secara ekonomis, migrasi penduduk juga berperan meningkatkan kemampuan dan mutu sumber daya manusia. Umumnya migrasi berasal dari daerah yang kurang berkembang menuju ke daerah yang lebih berkembang. Pengalihan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di daerah tujuan dapat dimanfaatkan jika migran tersebut kembali ke daerah asalnya. Telah terjadi pengalihan keterampilan secara langsung dan tanpa pengeluaran biaya. Secara teoritis, para pekerja di luar negeri (TKI) dapat memberikan sumbangan positif pada pengembangan teknologi di Negara asalnya, paling tidak karena tiga alasan utama. Pertama, mereka memperoleh pengalaman baru mengenai cara pengelolaan organisasi dan disiplin kerja. Kedua, memperoleh pengalaman, keterampilan penggunaan teknologi baru, dan biasanya canggih yang belum tersedia di Negara asalnya. Ketiga, semua pengalaman itu gratis, artinya justru negara penerima yang membayar proses belajar itu dan bahkan masih ditambah balas jasa yang diterima pekerja migran tersebut. 2.1.2.2. Aktivitas Ekonomi Sebagian besar penduduk Indonesia pada tahun 2005 berdiam di daerah pedesaan, dengan menggantungkan hidup pada sektor pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan). Usaha tani tanaman pangan dikembangkan dalam bentuk ladang, tegalan, sawah. Jenis tanaman yang dibudidayakan pada usaha tani tanaman pangan adalah padi dan nonpadi. Dalam rangka mengimbangi pertambahan penduduk, dan mengimbangi kebutuhan masyarakat akan pangan, dilakukan usaha peningkatan produksi usahatani tanaman pangan melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi usaha tani tanaman pangan dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata disesuaikan dengan kondisi tanah, air, iklim, dengan tetap memelihara kelestarian kemampuan sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta memperhatikan pola kehidupan masyarakat setempat yang terus berubah. Aktivitas subsektor perkebunan mencakup perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan perebunan besar diusahakan oleh Perusahan Negara Pekebunan (PNK). Usaha perikanan dan peternakan juga dinggap cocok dilakukan di Indonesia dan dapat meningkatkan ekonomi penduduk Indonesia. 2.1.2.3. Aktivitas Sosial Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Manusia harus berusaha untuk ikut bertanggung jawab atas kehidupan orang lain. Masyarakat Indonesia dipandang sebagai sistem sosial yang terpadu dan utuh, masing-masing komponen yang ada di dalamnya saling mempengaruhi dan menununjukkan fungsi yang saling terkait. Dalam kehidupan bersama, manusia Indonesia selalu berupaya menciptakan relasi sosial yang harmonis dan human dalam jaringan struktur sosio-kultural yang ada. Dalam interaksi sosial manusia Indonesia melakukan hubungan sosial yang dinamis, baik hubungan antarindividu, antarkelompok dan hubungan antara individu dengan kelompok. Dalam aktivitas sosial manusia Indonesia selalu mengakomodasi pranata-pranata sosial dan lembaga-lembaga sosial. Organisasi yang bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai aspek kehidupan, disebut pranata sosial, yang meliputi pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ekonomi, pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, pranata untuk memenuhi kebutuhan keagamaan, pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan bernegara, pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia. Bentuk badan-badan yang mengorganisasi yang melakukan aktivitas-aktivitas kemasyarakatan, disebut lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan. Kelembagaan di Indonesia meliputi lembaga kenegaraan, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga kesenian dan sebaginya. 2.1.2.4. Aktivitas Budaya Manusia Indonesia mempunyai referensi yang dibanggakan, yaitu kebudayaan nasional Indonesia. Kebudayaan Nasional Indonesia adalah totalitas nilai-nilai, gagasan-gagasan, dan perilaku manusia Indonesia serta hasil fisiknya, baik yang tradisional maupun ciptaan masa kini, yang semuanya terintegrasi secara selaras dan bermakna dalam nasional Indonesia yang dinamis (Koentjaraningrat, 1992). Ada tiga hal dalam kebudayaan nasional yang dibanggakan, yaitu: (1) adanya satu bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia yang jarang dimiliki Negara multietnik lain, (2). adanya toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan suku bangsa lain, yang memudahkan bangsa Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa, dengan kebudayaan, bahasa, agama dan kepercayaan yang berbeda dapat bersatu, (3). Hasil-hasil karya seni, terutama yang tradisional, banyak yang indah dan bermutu tinggi. Selain kebudayaan nasional Indonesia, ada kebudayaan-kebudayaan daerah yang dibanggakan masing-masing anggota pendukung kebudayaan daerah tersebut. Ada kebudayaan Papua, Ambon, Minang, Aceh, Jawa, Sunda, Batak, Toraja, Bugis, Makassar, Madura, Dayak, Sasak, Bali, dan kebudayaan daerah lainnya. 2.2. Hubungan Sejarah Kenampakan Alam dengan Keragaman Sosial Budaya Kebudayaan seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Oleh karena itu, kebudayaan menyangkut hal yang sangat luas, antara lain bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian, dan religi. Keragaman sosial budaya mencakup keragaman RAS, Etnik, dan Agama Nusantara. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya kemajemukan masyarakat Indonesia. Pertama, faktor bentuk fisik wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan. Seperti yang telah dikemukakan pada paparan sebelumnya, faktor ini merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralitas etnik di Indonesia. Ketika nenek moyang bangsa kita yang sekarang ini mula-mula sekali datang secara bergelombang sebagai emigran dari daerah Yunan pada kira-kira 2.000 tahun Sebelum Masehi, bentuk kepulauan ini memaksa mereka untuk harus tinggal menetap di daerah yang terpisah-pisah satu dengan yang lain. Isolasi yang demikian kemudian hari mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau atau sebagian dari suatu pulau di Nusantara ini tumbuh menjadi kesatuan etnik yang sedikit banyak terisoalasi dari kesatuan etnik yang lain. Tiap kesatuan etnik ini terdiri dari sejumlah orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan emosional, serta memandang diri mereka masing-masing sebagai suatu jenis tersendiri. Dengan perkecualian yang sangat kecil mereka pada umumnya memiliki bahasa dan warisan kebudayaan yang sama. Lebih dari pada itu, mereka biasanya mengembangkan kepercayaan bahwa mereka memiliki asal-usul dan keturunan yang sama, suatu kepercayaan yang sering kali didukung oleh mitos-mitos yang hidup dalam masyarakat. Hildred Geertz, misalnya menyebutkan ada lebih dari 300 suku bangsa di Indonesia, masing-masing dengan bahasa dan identitas kultur yang berbeda-beda. Skiner menyebut ada lebih dari 35 suku bangsa di Indonesia, masing-masing dengan bahasa dan adat yang tidak sama. Faktor kedua yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah kenyataan bahwa Indonesia terletak di antara samudera Hindia dan samudera Pasifik. Karena Indonesia terletak di tengahtengah lalu lintas perdagangan laut melalui para pedagang asing. Pengaruh yang pertama kali menyentuh masyarakat Indonesia yaitu berupa pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha dari India sejak 400 tahun sebelum Masehi. Hindunisme dan Budhanisme, pada waktu itu tersebar meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia, serta lebur bersama-sama dengan kebudayaan asli yang telah hidup sebelum itu. Namun demikian terutama di pulau Jawa dan pulau Bali pengaruh agama Hindu dan Budha itu tertanam dengan kuatnya hingga saat ini. Pengaruh kebudayaan Islam mulai memasuki masyarakat Indonesia sejak abad ke-13 akan tetapi baru benar-benar mengalami proses penyebaran yang meluas sepanjang abad ke-15. Pengaruh agama Islam terutama memperoleh tanah tempat berpijak yang kokoh di daerah-daerah dimana pengaruh agama Hindu dan Budha tidak cukup kuat. Di daerah Jawa tengah dan Jawa Timur dimana pengaruh agama Hindu dan Budha telah tertanam kuat, sesuatu kepercayaan keagamaan yang bersifat syncretic dianut oleh sejumlah besar penduduk di kedua daerah tersebut, dimana kepercayaan animisme dan dinamisme bercampur dengan kepercayaan agama Hindu, Budha dan Islam. Pengaruh reformasi agama Islam yang memasuki Indonesia pada permulaan abad ke-17 dan terutama pada akhir abad ke-19 itupun berhasil merubah keadaan tersebut, kecuali memperkuat pengaruh agam Islam di daerah-daerah yang sebelumnya memang telah merupakan daerah pengaruh agama Islam. Sementara itu, Bali masih tetap merupakan daerah pengaruh agama Hindu. Pengaruh kebudayaan barat mulai memasuki masyarakat kita melalui kedatangan bangsa Portugis pada permulaan abad ke-16. kedatangan mereka ke Indonesia terarik oleh kekayaan rempah-rempah di Kepulauaan Maluku, suatu jenis komoditas perdagangan yang sedang laku keras di Eropa pada waktu itu. Kegiatan missionaris yang menyertai kegitan perdagangan mereka, dengan segera berhasil menanamkan agama Katholik di daerah tersebut. Ketika bangsa Belanda berhasil mendesak bangsa Portugis keluar dari daerah tersebut pada kira-kira tahun 1.600-an, maka pengaruh agama Katholikpun segera digantikan pula oleh pengaruh Protestan. Namun demikian, sikap bangsa Belanda yang lebih lunak didalam soal agama jikalau dibandingkan dengan bangsa Portugis telah mengakibatkan pengaruh agama Protestan hanya mampu memasuki daerah-daerah sebelumnya tidak cukup kuat dipengaruhi oleh agama Islam dan agama Hindu, sekalipun bangsa Belanda berhasil menanamkan kekusaan politiknya tidak kurang dari 350 tahun lamanya di Indonesia. Kondisi iklim yang berbeda-beda dan struktur tanah yang tidak sama di antara berbagai daerah di kepulauan Nusantara ini, merupakan faktor yang menciptakan pluralitas regional di Indonesia. perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah merupakan kondisi yang menciptakan dua macam lingkungan ekologis yang berbeda di Indonesia, yaitu daerah pertanian sawah yang terutama banyak dijumpai di pulau Jawa dan Bali dan masyarakat pertanian lahan kering yang banyak kita jumpai di luar pulau Jawa. Perbedaan lingkungan ekologis tersebut menjadi sebab bagi terjadinya kontras antara Jawa dan luar Jawa di dalam bidang kependudukan, ekonomi, sosial dan budaya serta politik. Sementara itu dimensi vertikal struktur masyarakat Indonesia yang semakin penting artinya dari waktu ke waktu, dapat kita saksikan dalam bentuk semakin tumbuhnya polarisasi sosial berdasarkan kekuatan politik dan kekayaan. Dengan semakin meluasnya pertumbuhan sektor ekonomi modern beserta organisasi administrasi nasional yang mengikutinya, maka kontras pelapisan sosial antara sejumlah besar orang-orang secara ekonomis dan politis berposisi lemah pada lapisan bawah, dan sejumlah kecil orang-orang yang relatif kaya dan berkuasa pada lapisan atas menjadi semakin mengeras. Pengelompokan masyarakat yang demikian membawa akibat yang luas dan mendalam di dalam seluruh pola hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat Indonesia seperti di dalam hubungan politik, ekonomi, hukum, kekeluargaan dan sebagainya. Struktur masyarakat Indonesia sebagaimana yang diuraikan menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi pada tingkat nasional. Persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintrgrasi secara horizontal, sementara stratifikasi sosial sebagaimana yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi nasioanal yang bersifat vertikal. Manusia Indonesia mempunyai referensi yang dibanggakan, yaitu kebudayaan nasional Indonesia. Kebudayaan dari berbagai suku bangsa di Indonesia menjadi sub-sub kebudayaan atau bagian-bagian dari kebudayaan nasional Indonesia. Fakta menunjukan bahwa bangsa Indonesia mempunyai penduduk yang terdiri dari banyak suku bangsa (etnik), bahasa, dan kebudayaan serta agama berbeda yang tersebar di hamparan kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Beragama berarti berusaha terus-menerus untuk menyempurnakan diri, menghindari segala yang tidak harmonis dengan cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada sesama serta kepada alam lingkungan sekitarnya. Kebinekaan agama (Islam, Protestan, Hindu, Budha, Katolik, Konghuchu dan Aliran Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa) merupakan kenyataan hidup dalam masyarakat Indonesia. Setiap agama itu mempunyai ajaran dan cara mengungkapkan diri yang berbeda dalam kehidupan konkret, namun semuanya mempunyai satu tujuan, yakni mau membimbing dan menuntun manusia kepada keselamatan, lewat ajarannya tentang kebenaran, keadilan dan cinta kasih. Setiap agama melalui doktrin imannya, tidak pernah membenarkan dan mengamini setiap perbuatan dan tindakan manusia yang dapat merugikan dan menghancurkan kehidupan sesama dan lingkungannya. Dalam hubungan dengan lingkungan sekitar, setiap agama mengajarkan agar manusia senantiasa berusaha mengolah, menjaga, dan memelihara kelestariannya, bukan mengeksploitasi dan merusakannya. Di tengah kemajemukan kehidupan beragama di tanah air tercinta ini, para warga negara dituntut untuk terlibat secara aktif dalam setiap kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnik, seperti Papua, Maluku, Toraja, Bugis, Makasar, Dayak, Madura, Jawa, Sunda, Betawi, Batak, Aceh, Minang, Bali, Sasak, Bima, Timor, Flores, dan sebagainya. Masing-masing etnik tersebut memiliki dimensi wujud dan isi kebudayaan yang berbeda. Masing-masing etnik memiliki sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik yang tidak sama. Demikian pula dimensi isi kebudayaan, yang berupa bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian, dan religi. Walaupun semangat persatuan dari hari ke hari semakin meningkat akan tetapi faktor-faktor penghambat masih tetap muncul. Sejak pembentukan negara Indonesia masalah penduduk, warga negara, sudah menjadi perhatian seperti yang tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bukankah suatu ironi jika di negara yang dengan tegas menyatakan bahwa setiap orang mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, masih sering meledak peristiwa-peristiwa yang beraroma agama, etnik atau sara. 3. PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN SDA UNTUK MENCIPTAKAN KEHIDUPAN YANG SEJAHTERA DAN HARMONIS Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri. Pancasila, sebagai dasar dan falsafah Negara, merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia bahwa kebahagian hidup akan tercapai jika didasarkan atas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai kemajuan lahir dan kebahagiaan batin. Antara manusia, masyarakat, dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik, yang selalu haris dibina dan dikembangkan agar dapat tetap dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional mewajibkan agar sumberdaya alam dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat tersebut haruslah dapat dinikmati generasi masa kini dan generasi masa depan secara berkelanjutan. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Manusia dapat mempengaruhi lingkungan, demikian sebaliknya lingkungan mempengaruhi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan akan mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Daya dukung lingkungan hidup sangat terbatas, oleh karena itu dalam pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan dengan berpedoman pada konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Unsur atau komponen lingkungan hidup terdiri atas komponen lingkungan fisik seperti tanah, batuan, dan iklim; komponen biologi seperti tumbuhan, hewan, dan jasad renik; dan sumber daya manusia dan sumber daya buatan sebagai hasil karya manusia sebagai lingkungan budaya. Ketika unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Hubungan antara makhluk hidup, terutama manusia dengan lingkungannya sangat berlangsung secara erat. Ketika manusia hadir untuk pertama kalinya di permukaan bumi, maka pada saat itulah manusia sudah membutuhkan bantuan lingkunga. Misalnya manusia membutuhkan udara untuk bernafas dan sebagainya. Ketika awal pertumbuhan penduduk masih sedikit, hubungan manusia dengan lingkungan masih seimbang. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya jumlah manusia di muka bumi ini yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan dan perkembangan sumber daya alam, maka kelangsungan hidup manusia mulai mengalami ancaman. Hal ini dikarenakan jumlah sumber daya alam semakin menipis, sementara yang membutuhkan sumber daya alam semakin banyak. Berdasarkan berbagai fenomena dan permasalahan yang muncul akibat kelangkaan sumber daya alam, akhirnya muncullah berbagai anjuran dan himbauan untuk mulai menghemat dan mengkonservasi sumber daya alam. Diperlukan adanya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup (Mitra Info, 2000). Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. 4. PENYEBAB TERJADINYA GEJALA-GEJALA ALAM, DAN BENTUK-BENTUK BENCANA ALAM, SERTA USAHA-USAHA UNTUK MENANGGULANGINYA. 4.1. Penyebab terjadinya gejala-gejala alam Gejala (peristiwa) alam merupakan kejadian yang terjadi di alam yang berhubungan erat dengan kenampakan alam. Gejala (peristiwa) alam dapat terjadi karena faktor alami yang murni disebabkan oleh alam tanpa campur tangan manusia dan faktor tindakan manusia yang disengaja maupun tidak disengaja. Gejala (peristiwa) alam yang terjadi akan menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif bagi manusia. Gejala alam yang terjadi di Indonesia dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor keadaan atau kenampakan alam Indonesia dan faktor perilaku manusia. Faktor kenampakan alam Indonesia disebabkan oleh adanya pengaruh topologi, geologi, geomorfologi, pedologi dan edapologi, hidrologi, dan oceanografi Indonesia seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Selain itu gejala alam juga dapat disebabkan karena pengaruh perilaku manusia. Seringkali, manusia kurang menyadari arti pentingnya alam bagi kehidupannya. Pengelolaan alam yang kurang tepat, dapat menyebabkan terjadinya gejala (peristiwa) alam. Pada dasarnya perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab, menyebabkan terjadinya gejala (peristiwa) alam yang dapat merugikan kehidupan manusia. Salah satu contohnya ialah kebiasaan manusia yang suka membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan ketika musim hujan dapat terbawa masuk ke dalam selokan. Sampah yang menumpuk ini dapat menyebabkan aliran air menjadi tersumbat. Tersumbatnya aliran air ini menyebabkan air meluap sehingga terjadilah banjir. Oleh karena itulah, perilaku manusia dalam mengelola alam sebaiknya juga memperhatikan keadaan alam itu sendiri, sehingga kemungkinan terjadinya gejala alam yang dapat merugikan manusia dapat dicegah. 4.2. Bentuk-Bentuk Gejala Alam 4.2.1. Gunung Meletus Penyebab gunung meletus ialah adanya gunung berapi. Gunung berapi itu sendiri ialah gunung yang di dalamnya terdapat magma yang masih aktif. Magma adalah cairan yang sangat panas dengan suhu 9000C sampai dengan 1.4000C yang berada di dalam perut bumi. Sedangkan magma yang keluar dari perut bumi disebut lava. Sewaktu-waktu magma dari perut bumi akan keluar melalui kawah gunung api. Pada saat keluar, magma bertumbukan dengan batu-batuan di dinding gunung yang disertai dengan tekanan gas dari dalam bumi. Tekanan gas itu akan menimbulkan letusan gunung api. Letusan gunung api inilah yang disebut dengan gunung meletus. Ketika meletus, gunung api juga mengeluarkan lahar. Lahar adalah sejenis lumpur yang menuruni lereng. Lahar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas terjadi apabila di puncak gunung terdapat kawah yang berisi lava panas, kemudian meluap dan menuruni lereng gunung. Sedangkan lahar dingin terjadi apabila ada endapan di kawah atau di sekitar puncak gunung yang bercampur dengan air hujan dan berubah menjadi lumpur. Lumpur dingin yang mengalir dan menuruni gunung inilah yang disebut lahar dingin. Sebelum terjadinya gunung meletus, biasanya terdapat tanda – tanda yang muncul. Tanda – tanda tersebut antara lain terjadinya gempa bumi, naiknya suhu udara di sekitar gunung, dan terjadinya semburan lahar panas. Suhu udara yang naik, menyebabkan banyak binatang lari dan berpindah ke daerah yang lebih rendah untuk mencari suhu yang lebih hangat. Untuk mengamati aktivitas gunung berapi, biasanya disekitar gunung berapi dibangun pos pengamatan gunung berapi. Pos ini dijaga oleh petugas. Jika aktivitas gunung meningkat, petugas dari pos pengamatan tersebut akan melaporkan kepada pemerintah setempat. Selanjutnya, pemerintah tersebut akan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, agar masyarakat sekitar dapat waspada dan bersiap – siap mengungsi jika kondisi cukup membahayakan. Keadaan atau aktivitas gunung berapi dapat dibedakan menjadi empat status, yaitu: - Normal : status tersebut berarti tidak ada gejala aktivitas magma - Waspada : status tersebut berarti ada aktivitas gunung api dalam berbagai bentuk dan di atas tingkat normal. - Siaga : hal ini berarti bahwa gunung api sedang bergerak kea rah letusan atau menimbulkan bencana. Aktivitasnya dapat berlanjut kea rah letusan. - Awas : artinya, gunung api akan segera meletus, sedang meletus, atau dalam keadaan kritis yang menimbulkan bencana. Kejadian gunung meletus yang pernah terjadi di Indonesia dan di Negara Tetangga Indonesia antara lain : - Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tahun 1815 - Gunung Krakatau di Jawa Barat pada tahun 1883 - Gunung Batur di Bali pada tahun 1917 dan 1926 - Gunung Rokatenda di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1964 - Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1971 - Gunung Talang di Sumatera Barat tahun 2005 - Gunung Merapi di Jawa Tengah dan DIY pada tahun 1930, 1994, 1998, 2006 dan 2010 - Gunung Bromo di Jawa Timur pada tahun yang terbaru tahun 2010 sampai sekarang - Gunung Mayon di Provinsi Albay, Filipina pada tahun 1616, 1814, dan letusan terbaru terjadi pada tahun 2006 4.2.2. Gempa Bumi Adanya tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia di bagian utara, lempeng Indo-Australia di bagian selatan, dan lempeng Pasifik di bagian timur, menyebabkan Indonesia dan negara tetangga Indonesia sebagai daerah yang rawan terjadi gempa bumi. Gempa bumi merupakan getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi. Berdasarkan faktor penyebab terjadinya gempa, gempa bumi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gempa bumi vulkanik dan gempa bumi tektonik. Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi yang disebabkan oleh adanya letusan gunung berapi. Magma yang keluar ke permukaan akan bertumbukan dengan bebatuan di dinding gunung sebagai akibat dari tekanan gas pada letusan gunung berapi. Gempa bumi vulkanik bisanya terjadi sebelum dan sesudah terjadinya letusan gunung berapi. Sedangkan gempa bumi vulkanik terjadi sebagai akibat dari pergeseran lempeng di dalam kulit bumi. Gempa ini dapat terjadi karena adanya patahan yang baru terbentuk sehingga menyebabkan adanya pergeseran di dalam kerak bumi. Gempa bumi merupakan gejala alam yang menimbulkan bencana di berbagai Negara di dunia. Banyak kerugian yang timbul seperti adanya korban jiwa, kerusakan rumah, kerusakan jalan, dan kerusakan gedung akibat gempa bumi yang terjadi. Untuk mencegah terjadinya gempa, ada alat yang dirancang secara khusus untuk mencatat kekuatan gempa yaitu seismograf. Dengan menggunakan alat ini, maka dapat diketahui kekuatan gempa yang terjadi. Gempa bumi yang berskala besar dapat berakibat terjadinya tsunami. Berikut ini adalah beberapa kejadian gempa tektonik yang pernah terjadi di dunia, antara lain sebagai berikut : - Gempa bumi di Jepang pada tanggal 1 September 1933. Gempa ini menimbulkan gelombang laut yang sangat besar yang disebut tsunami. Bencana alam ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa mencapai 35.000 dan hilang 59.065 jiwa. - Gempa bumi di Iran pada bulan Desember 2003. Gempa ini menyebabkan kerugian, antara lain adanya kerusakan dan menelan korban jiwa. Gempa bumi di Iran ini menelan korban mencapai 20.000 jiwa. - Gempa bumi di Aceh dan Nias pada tanggal 26 Desember 2004. Pusat gempa di Aceh dan Nias terdapat di dasar laut yang berjarak 160 km sebelah barat Aceh dan di kedalaman 20 km. Kekuatan gempa mencapai 9,0 skala richter. Gempa ini menimbulkan terjadinya gelombang tsunami yang sangat besar di pantai barat Aceh dan sebagian pantai timurnya. Gelombang tsunami juga terjadi di pantai Pulau Nias, Sumatra Utara. Jumlah korban jiwa mencapai lebih dari 200.000. Rumahrumah, gedung, jembatan, dan fasilitas umum hancur akibat gempa yang terjadi. Bencana gempa dan tsunami itu menjadi bencana nasional bahkan menjadi bencana internasional. - Gempa Bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah berlangsung selama 57 detik dengan kekuatan 5,9 skala richter. Gempa ini menelan korban jiwa sebanyak 6.234 orang. Ribuan orang mengalami luka-luka dan lebih dari 7.075 bangunan roboh. - Gempa di Pangandaran Jawa Barat pada Tanggal 17 Juli 2006. Gempa terjadi di pantai selatan Jawa Barat di daerah Pangandaran. Pusat gempa terletak pada jarak 286 km di sebelah selatan Kota Bandung, pada kedalaman 33 km di bawah permukaan air laut. Gempa ini menimbulkan tsunami setinggi 5 m. Gelombang tsunami menghancurkan rumah-rumah di sekitar pantai. Korban jiwa mencapai 658 orang, 83 orang hilang, dan sejumlah orang mengalami luka-luka. - Gempa bumi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 yang terjadi dengan kekuatan 7,6 skala richter di lepas pantai Sumatera Barat. Gempa ini terjadi sekitar pukul 17:16 WIB. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Gempa ini mengakibatkan sedikitnya 1.117 orang tewas, 1.214 orang mengalami luka berat, 1.688 orang megalami luka ringan, dan korban hilang sebanyak 1 orang. Ratusan ribu rumah juga mengalami kerusakan akibat bencana yang terjadi. - Gempa bumi terjadi di Sendai Jepang pada tanggal 11 Maret 2011, yang mengakibatkan terjadinya tsunami. 15.000 orang meninggal dunia dan 9.000 orang dinyatakan hilang dalam peristiwa gempa bumi di Jepang ini. 4.2.3. Tsunami Tsunami dapat terjadi karena adanya gempa bumi, namun tidak semua gempa bumi dapat menimbulkan tsunami. Tsunami berasal dari dua kata, yaitu tsu dan Nami. Dalam bahasa Jepang, Tsu berarti pelabuhan dan name berarti gelombang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tsunami berarti gelombang di pelabuhan. Tsunami mempunyai panjang gelombang mencapai 200 kilometer. Tsunami dapat terjadi apabila terjadi gempa yang berpusat di dasar laut dengan kedalaman antara 20 – 30 km. Kekuatan gempa juga dapat membawa dampak terjadinya tsunami. Semakin besar kekuatan gempa, maka semakin besar pula gelombang tsunami yang ditimbulkan. Kekuatan gempa yang dapat membawa dampak terjadinya tsunami minimal berkisar 6,5 skala richter. Kita dapat melakukan upaya penyelamatan sebelum terjadinya tsunami, dengan melihat tanda – tanda yang muncul. Salah satu tanda yang muncul ialah apabila ada air laut yang secara tiba – tiba surut. Surutnya air laut ini berbeda dengan keadaan pasang surut air laut normal. Surutnya air laut ini menyebabkan banyak ikan yang terdampar di dasar pantai. Setelah air laut surut, secara tiba – tiba akan muncul gelombang besar dari arah pantai. Berikut ini adalah bencana tsunami yang pernah terjadi di Indonesia dan di negara – negara di dunia : - di Kepulauan Mentawai pada tanggal 26 Oktober 2010 - di Bengkulu pada tanggal 12 September 2007 - di Pangandaran dan sekitarnya, di wilayah selatan pulau Jawa tanggal 17 juli 2006 - di Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004 - di pantai barat Sulawesi pada tanggal 23 Februari 1969 - di pantai Sumba pada tanggal 19 Agustus 1977 - di pantai Flores pada tanggal 18 Juli 1979 - Tsunami di Sendai Jepang pada tanggal 11 Maret 2011. 4.2.4. Banjir Banjir merupakan gelaja alam yang umumnya terjadi ketika musim hujan tiba. Hampir setiap tahun wilayah Indonesia dilanda banjir, seperti wilayah Jakarta, Gresik, dan Lamongan. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut : - Curah hujan yang sangat tinggi, sehingga sungai dan daerah resapan air tidak dapat menampung air hujan. - Aliran air, seperti selokan dan sungai tersumbat akibat adanya sampah yang menumpuk. Air tidak bisa mengalir sehingga air meluap ke daratan dan terjadilah banjir. - Hutan gundul akibat penebangan liar yang dilakukan manusia. Hutan dapat menyerap dan menampung air hujan. Karena hutan gundul, maka hutan tidak dapat menampung air hujan. Akibatnya, air hujan akan turun ke tempat yang lebih rendah sehingga menyebabkan banjir dan erosi. - Mulai berkurangnya kawasan resapan air akibat adanya proses pembangunan fisik di daerah perkotaan yang dilakukan tanpa perhitungan dan pertimbangan yang baik. Karena daerah resapan air telah dialih fungsikan menjadi daerah perumahan, maka air hujan tidak bisa meresap masuk ke dalam tanah, sehingga air mengalir di atas permukaan tanah dan tidak bisa ditampung oleh selokan. Hal inilah yang mengakibatkan banjir melanda wilayah perkotaan. Beberapa kejadian banjir yang pernah terjadi di Indonesia dan negara tetangga, antara lain sebagai berikut : - Di Bukit Lawang, Sumatera Utara pada bulan November 2003. Banjir ini menyebabkan 80 orang menjadi korban dan merusakkan fasilitas pariwisata yang ada. - Di Trenggalek, Jawa Timur pada bulan April 2006, ratusan rumah terendam banjir. - Di Ngada dan Nageko, Kupang, NTT pada bulan Juli 2007. Banjir ini menyebabkan 4 jembatan roboh, 44 rusak berat, dan 5 hektar sawah rusak berat. - Di Gresik Jawa Timur pada bulan Maret 2011. Banjir ini menyebabkan kelumpuhan total di sektor transportasi darat. - Di Lamongan Jawa Timur pada bulan Maret 2011. Banjir menggenangi 7 Kecamatan, dan menggenangi semua lahan pertanian siap panen. - Di Kuala Lumpur Malaysia pada tahun 2006 yang mengakibatkan sekitar 30.000 warga negara Malaysia harus mengungsi 4.2.5. Tanah Longsor Tanah longsor merupakan kejadian pergerakan tanah dari atas ke bawah, dapat berupa bebatuan atau gumpalan tanah dari lereng gunung atau bukit. Tanah longsor rawan terjadi di daerah lereng gunung yang memiliki kemiringan yang cukup tajam. Indonesia memiliki banyak pegunungan dan tanah yang berbukit – bukit. Adanya pegunungan dan perbukitan ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak lereng yang tajam dan landai. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia merupakan daerah yang rawan terjadi tanah longsor. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor. Faktor tersebut antara lain : Curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan keadaan tanah lereng menjadi lemah dan berlumpur. Tanah yang lemah dan berlumpur ini dapat mengurangi kekuatan lereng, sehingga terjadilah tanah longsor. Adanya gempa bumi sehingga menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi tidak stabil. Kondisi hutan yang gundul akibat adanya penebangan hutan secara liar. Keadaan hutan yang gundul ini menyebabkan ketika hujan turun, air tidak dapat meresap ke dalam tanah tetapi meluncur ke daerah yang lebih rendah, sehingga menyebabkan terjadinya tanah longsor. Getaran yang kuat misalnya dari mesin, bahan peledak, lalu lintas, atau petir yang keras juga dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor. Ketidakseimbangan antara berat beban yang ada di atas lereng dengan kekuatan lereng. Misalnya, banyaknya bangunan – bangunan seperti villa atau penginapan yang dibangun di lereng gunung. Banyaknya bangunan ini menyebabkab lereng tidak kuat menahan beban berat sehingga mengakibatkan terjadinya tanah longsor. Berikut ini adalah beberapa gejala alam tanah longsor yang pernah terjadi di Indonesia dan di negara tetangga : - Di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara pada bulan Desember 2006 Bencana ini terjadi akibat longsornya Bukit Godang. Tanah longsor menyebabkan ratusan rumah rusak dan menewaskan 33 orang korban. - Di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2004 Longsoran tanah terjadi saat hujan lebat. Bencana ini mengakibatkan 33 jiwa meninggal dunia, 800 ternak mati, serta ratusan rumah dan fasilitas umum rusak parah. - Di Kebumen, Jawa Tengah pada bulan November 2003 Beberapa desa di Kecamatan Ayah dan Kecamatan Buayan memang merupakan daerah bergunung-gunung dan banyak rumah terletak di tebing. Ratusan rumah mengalami kerusakan dan tiga jembatan mengalami kerusakan. - Di desa Guinsaigon Saint Bernard, Filipina 4.2.6. Puting Beliung Puting beliung merupakan gejala alam yang disebabkan oleh adanya hembusan angin yang sangat kencang, dengan kekuatan yang besar, dan pusaran angin yang berbentuk melingkar. Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Letak suatu daerah juga mempengaruhi hembusan anginnya. Misalnya saja, angin akan berhembus lebih cepat pada daerah yang terletak di wilayah dekat khatulistiwa dibandingkan pada daerah yang jauh dari khatulistiwa. Angin juga berhembus lebih cepat di daerah yang lebih tinggi. Puting beliung terjadi karena udara panas dari bumi naik dengan membawa uap air dan membentuk awan kumulonimbus, sedangkan hujan membawa udara dingin kebawah di tempat yang sama. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suhu yang besar. Perbedaan suhu inilah yang akhirnya menimbulkan terjadinya puting beliung. Angin puting beliung memiliki kecepatan antara 20 sampai 50 knot dengan pusaran angin berbentuk melingkar dengan radius 5 sampai 10 kilometer. Kecepatan angin kencang biasa dengan angin puting beliung sama, namu pada angin kencang biasa tidak ada pusaran angin yang melingkar. Angin puting beliung ini sering terjadi ketika hujan deras yang disertai petir. Tanda-tanda terjadinya angin puting beliung sulit diketahui. Dampak yang terjadi akibat adanya angin puting beliung antara lain dapat menyebabkan pohon tumbang, rumah hancur, bendabenda beterbangan, bahkan dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Karena terjadinya angin puting beliung sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, maka diperlukan sebuah badan yang dapat mengetahui kondisi cuaca di suatu tempat. Badan yang bertugas memantau iklim dan cuaca di Indonesia adalah BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). BMG dapat mengetahui keadaan cuaca di suatu tempat dengan melakukan pengamatan melalui satelit. Berikut ini adalah kejadian angin puting beliung yang terjadi di Indonesia, antara lain sebagai berikut : - Angin puting beliung yang terjadi pada bulan November tahun 2004 di Kecamatan Purwodadi, Grobogan Jawa Tengah. Angin ini menyebabkan beberapa rumah rusak dan pohon-pohon tumbang. - Angin puting beliung yang terjadi pada bulan Februari tahun 2007 di Yogyakarta. Angin puting beliung ini menyebabkan beberapa pohon tumbang dan atap rumah berterbangan ke udara. - Angin puting beliung di Sampang, Madura, Jawa Timur pada bulan April 2007. Angin puting beliung ini menyebabkan puluhan rumah mengalami rusak berat. 4.2.7. Badai/ Angin Topan Angin atau Badai Topan merupakan gejala alam yang juga disebabkan oleh angin. Angin topan terjadi karena udara bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum dengan pergerakan yang sangat kencang. Angin atau Badai Topan sering terjadi di daerah tropis kecuali di daerah yang sangat berdekatan dengan garus khatulistiwa dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah yang bertekanan rendah dengan kecepatan 20 km/jam. Angin atau Badai Topan dapat memporakporandakan benda yang dilewatinya seperti pepohonan dan rumah-rumah penduduk. Berikut ini adalah peristiwa angina tau badai topan yang pernah melanda wilayah Negara tetangga Indonesia - Di Filipina pada tanggal 1 Desember 2006. Peristiwa ini menghantam wilayah gunung berapi Mayon. Gejala alam ini menyebabkan kerusakan rumah dan beberapa pohon tumbang. - Di Cina pada tanggal 11 Agustus 2006. Gejala alam ini terjadi di Provinsi Fujian yang menyebabkan 1.000 kapal nelayan tenggelam di laut. - Di Vietnam pada tanggal 5 Desember 2006. Gejala alam ini mengakibatkan banyak orang meninggal dunia dan ratusan kapal tenggelam dan merusak ratusan rumah penduduk. Badai dan angin topan ini juga diiringi dengan hujan deras sehingga menyebabkan banjir bandang di wilayah tersebut. 4.2.8. Kebakaran Hutan Kebakaran hutan dapat terjadi di alam dan memusnahkan rumah-rumah serta lahan pertanian. Indonesia merupakan Negara yang sering mengalami peristiwa kebakaran hutan. Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut : - Sambaran petir pada hutan kering pada saat musim kemarau yang panjang. - Tindakan manusia secara sengaja, misalnya membakar hutan untuk membuka lahan pertanian. - Kecerobohan manusia, misalnya dengan membuang puntung rokok sembarangan di dalam hutan atau lupa mematikan api ketika berkemah. Kebakaran hutan dapat membawa dampak terhadap kehidupan manusia. Dampak yang terjadi akibat adanya kebakaran hutan, antara lain sebagai berikut : - Terbunuhnya satwa liar yang hidup di dalam hutan - Terjadinya banjir pada saat musim hujan karena hutan menjadi gundul - Terjadinya kekeringan pada saat musim kemarau yang berdampak pada keringnya sungai sehingga mengganggu jalur transportasi melalui sungai - Terjadinya kekeringan akan mengurangi volume air pada waduk sehingga mengganggu aktivitas PLTA pada musim kemarau - Musnahnya atau rusaknya kayu sebagai bahan baku dalam industri mebel - Terganggunya kesehatan akibat asap pekat yang dapat menyebabkan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) dan paru-paru - Terganggunya berbagai aspek kehidupan akibat asap tebal misalnya penduduk dihimbau tidak bepergian jika tidak ada keperluan penting, dan sekolah-sekolah terpaksa diliburkan - Terganggunya dunia penerbangan akibat asap tebal yang sangat membahayakan bagi dunia penerbangan; - Terjadinya kecelakaan berupa tabrakan, baik di darat maupun di sungai akibat terbatasnya jarak pandang; - Terganggunya hubungan dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura akibat asap kebakaran hutan yang sampai ke negara tetangga tersebut. 4.3. Usaha-usaha untuk menanggulangi Gejala Alam Usaha untuk menanggulangi gejala alam dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu 4.3.1. Upaya Pencegahan sebelum terjadinya gejala alam 4.3.1.1. Mengelola Sumber Daya Alam (SDA) secara Bijaksana Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala potensi Sumber Daya yang terkandung di dalam bumi yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Karena manusia memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk memenuhi kebutuhannya, maka manusia tidak boleh bersikap sewenang – wenang terhadap kelestarian Sumber Daya Alam. Jika pemanfaatan Sumber Daya Alam dilakukan secara berlebihan, maka akan berdampak kerusakan pada alam. Oleh karena itu, Sumber Daya Alam harus dikelola dan dimanfaatkan secara bijaksana. Berikut ini adalah tindakan yang dapat dilakukan untuk mengelola Sumber Daya Alam secara bijaksana : - Tidak membuang sampah di saluran air atau sungai. Sampah yang menumpuk dapat menyebabkan aliran air menjadi tersumbat. Maka, jika musim penghujan datang dapat menyebabkan banjir. - Tidak melakukan penebangan hutan secara liar. Penebangan hutan secara liar dapat membuat hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul dapat menyebabkan erosi, tanah longsor, dan banjir. Untuk itu kita perlu melakukan reboisasi atau penghijauan hutan. Dengan melakukan upaya reboisasi, maka hutan menjadi tidak gundul. Hutan yang tidak gundul akan dapat mencegah terjadinya tanah longsor, erosi, dan banjir. - Tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar hutan secara sengaja. Pada musim kemarau yang panjang, hutan yang kering akan mudah terbakar. Kebakaran hutan ini akan membawa dampak bagi kehidupan manusia. Asap tebal yang terjadi akibat kebakaran hutan dapat menyebabkan terganggunya system pernafasan manusia. - Melakukan penanaman hutan bakau di pinggir pantai. Selain dapat mencegah terjadinya abrasi air laut, hutan bakau juga dapat berfungsi sebagai benteng untuk menghalangi hantaman gelombang tsunami ke daratan. 4.3.1.2. Membuat Sistem Peringatan Dini Bencana alam dapat datang kapan saja tanpa diduga sebelumnya. Tidak ada satupun manusia dimuka bumi ini yang mengetahui kapan dan dimana bencana alam terjadi. Untuk mencegah kerugian yang besar akibat bencana alam yang terjadi, maka manusia harus mengetahui tanda-tanda yang muncul sebelum bencana alam terjadi. Ada beberapa macam bencana alam yang dapat diketahui kedatangannya dari tanda-tanda yang muncul. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan merancang sebuah sistem yang disebut sistem peringatan dini. Sistem peringatan dini adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mendeteksi datangnya suatu bencana alam dengan memberikan peringatan kepada masyarakat untuk mencegah jatuhnya korban jiwa. Salah satu contoh sistem peringatan dini ini ialah sistem peringatan dini yang digunakan untuk mendeteksi datanganya bencana tsunami. Sistem peringatan dini ini terdiri atas dua bagian yaitu peralatan sensor yang dipasang di pantai untuk mendeteksi kedatangan tsunami dan jaringan komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang ancaman tsunami. Selain membangun sistem peringatan dini terhadap datangnya bencana alam, Negara Indonesia juga memiliki suatu Badan yang bertugas untuk melakukan pengamatan cuaca di wilayah Indonesia. Badan tersebut bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). BMG adalah salah satu lembaga pemerintah non-departemen yang berfungsi untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah di bidang meteorology, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. BMG dapat membuat prakiraan cuaca pada suatu hari berdasarkan data yang diperoleh dari satelit. Prakiraan cuaca ini dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat untuk menetukan tindakan apabila cuaca dianggap dapat menimbulkan bencana alam. Indonesia merupakan Negara yang terletak di wilayah yang rawan terjadi bencana. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus mengetahu informasi dan pengetahuan yang benar tentang bencana alam dan langkah-langkah penyelamatannya. Apabila masyarakat sudah mengetahui informasi dan pengetahuan tentang bencana alam, maka kerugian akibat bencana alam dapat diminimalisir. Untuk itulah, pemerintah perlu melakukan upaya penyuluhan dan penyebarluasan informasi. Upaya penyuluhan dan penyebarluasan informasi ini dapat dilakukan di desa atau kelurahan dan dapat juga melalui media massa seperti koran, televisi, radio, dan lain sebagainya. 4.3.1.3. Melakukan Pembangunan Fisik yang Direncanakan dengan Baik dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Upaya pembangunan harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan alamnya. Pembangunan yang dilakukan tanpa disertai upaya pelestarian lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Untuk itulah, perlu dilakukan upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan. Upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya pembangunan yang dilakukan dan direncanakan secara baik dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam serta dampak yang ditimbulkan dari pembangunan itu. Usaha yang dapat dilakukan antara lain, dengan melakukan upaya penataan bangunan perumahan atau villa di daerah pegunungan secara baik sehingga tidak menimbulkan tanah longsor. 4.3.2. Upaya Penyelamatan Ketika terjadi gejala alam 4.3.2.1. Tindakan Penyelamatan Jika bencana alam sudah terjadi, maka tindakan pertama yang harus dilakukan adalah tindakan untuk menyelamatkan diri. Tindakan menyelamatkan diri dapat kita lakukan sesuai dengan karakteristik bencana alam yang terjadi. Tindakan penyelamatan pada bencana gempa bumi akan berbeda dengan tindakan penyelamatan pada bencana tsunami. Berikut ini adalah salah satu contoh tindakan yang dapat kita lakukan ketika terjadi gempa bumi, tindakan pertama yang harus kita lakukan adalah bersikap tidak panik kemudian segera keluar rumah untuk mencari tempat yang agak lapang agar tidak tertimpa pohon dan bangunan yang mungkin runtuh. Ketika kita berada di dalam gedung, maka tindakan yang harus kita ambil adalah mencari tempat perlindungan misalnya di bawah meja atau temoat lain yang dapat menahan diri kita dari reruntuhan benda yang jatuh. Ketika terjadi bencana banjir, maka tindakan penyelamatan yang harus kita lakukan berbeda dengan tindakan penyelamatan ketika terjadi gempa bumi. Ketika banjir datang, maka tindakan penyelamatan yang harus kita lakukan adalah mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu, kita harus waspada terhadap lingkungan sekitar. Air yang tergenang akan sangat mudah menyambar aliran listrik. Untuk itu, kita harus berhati – hati agar tidak terkena sengatan listrik. 4.3.2.2. Evakuasi Korban Luka-luka ke Rumah Sakit Bencana alam yang terjadi akan menimbulkan korban luka – luka bahkan korban meninggal dunia. Korban yang luka – luka harus segera dievakuasi ke rumah sakit agar segera mendapatkan perawatan kesehatan. Bagi korban yang selamat harus segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Sedangkan untuk korban yang meninggal dunia harus dievakuasi dan dimakamkan. Upaya evakuasi korban dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar yang tidak terkena bencana, sukarelawan, Tim SAR, dan TNI 4.3.2.3. Pemberian Bantuan yang Dibutuhkan Korban Bencana alam yang terjadi dapat merenggut harta yang dimiliki oleh manusia. Oleh karena itu, korban bencana alam sangat membutuhkan bantuan. Bantuan yang dibutuhkan antara lain berupa makanan, minuman, pakaian, selimut, tenda, alat-alat sekolah, dan obat-obatan. Bantuan tersebut berasal dari pemerintah (pusat dan daerah), masyarakat yang tidak terkena bencana, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga sosial, dan bantuan dari negara lain. Bencana alam yang terjadi di suatu daerah seringkali menimbulkan rasa simpatik dari masyarakat di daerah lain yang tidak terkena bencana. Oleh karena itu, ketika terjadi bencana alam, maka bantuan akan mengalir dari manapun. Bantuan yang diberikan kepada korban bencana alam ini bertujuan untuk meringankan beban korban yang terkena bencana. 4.3.3. Upaya Pemulihan Pasca Terjadinya Gejala Alam Bencana alam yang terjadi akan membawa dampak bagi kelangsungan hidup manusia. Bencana alam membuat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat menjadi kacau. Bencana alam yang terjadi dapat merenggut korban jiwa, sehingga menyebabkan kita kehilangan sanak saudara kita. Kehilangan sanak saudara ini akan membawa dampak psikologis bagi manusia. Bencana alam yang terjadi dapat mengguncang kondisi psikologis korbannya. Oleh karena itu, korban bencana alam, tidak hanya membutuhkan bantuan berupa barang. Korban bencana alam juga membutuhkan bantuan kejiawaan atau mental agar dapat menghadapi bencana tersebut dengan tegar, sabar, dan ikhlas. Bantuan mental dengan cara memberikan bimbingan kepada korban bencana ini, dapat membantu memulihkan kondisi psikologis korban bencana sehingga mereka dapat kembali bangkit untuk menata hidupnya pasca berakhirnya bencana tersebut. Kerusakan rumah maupun fasilitas umum akibat bencana yang terjadi dapat mengganggu aktifitas perekonomian warga sekitar dan aktifitas belajar para siswa. Oleh karena itu, setelah berakhirnya bencana bantuan dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk memulihkan kondisi kembali seperti semula, sehingga fasilitas umum dapat segera diperbaiki dan dipergunakan kembali. 5. CIRI-CIRI KEHIDUPAN YANG SEJAHTERA DAN HARMONIS Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai cita-cita untuk dapat hidup damai dan sejahter di dunia ini. Untuk mewujudkan keinginannya itu maka manusia tidak dapat mengusahakannya sendiri. Dapat kita bayangkan bagaimana manusia hidup menyendiri, karena sifat manusia yang dinamis, manusia lahir, tumbuh dan berkembang selanjutnya mencapai titik optimum, tu, jompo, dan akhirnya meninggal. Manusia sebagai makhluk social terdapat pula kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk pribadi. Setiap manusia mempunyai sifat, watak, kehendak dan kepentingannya masing-masing. Kehendak dan kepentingan tiap-tiap manudsia sejlan dengan kehendak kepentingan orang disekitarnya. Namun, kenyataannya tidak arang kehendak dan keinginan serta kepentingan manusia yang lainnya itu saling bertabrakan maka akibatnya akan terjadi konflik diantara manusia itu. Koentjaraningrat (1993:384), menyatakan, bahwa sumber-sumber konflik antar suku-suku bangsa atau golongan pada umumnya dalam Negara-negara sedang berkembang, seperti Indonesia, ada paling sedikit 5 maca, yaitu sebagai berikut: - Konflik bisa terjadi, kalau warga Negara dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama. - Konflik bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan unsur-unsur dari kebudayaak kepada warga dari suku bangsa lain. - Konflik yang sama dasarya tetapi ebih fanatic dalam wujudnya, bisa terjadai kalau warga dari satu bangsa mencoba emaksakan konsep-konseo agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbbed agama. - Konflik akan terjadi kalau satu suku bangsa berusaha mendomiasi suatu suku bangsa lain secara politis. - Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat. 6. MENGANALISIS PERAN BANGSA INDONESIA PADA ERA GLOBAL Globalisasi telah menjadi istilah yang popular saat ini. Konsep globalisasi masuk ke segenap ruang-ruang kehidupan manusia dan mempengaruhi perilaku, sikap hidup, dan nilai-nilai kehidupan manusia. Globalisasi adalah sebuah ideolog yang tampaknya sudah disiapkan oleh negara-negara industry maju agar semua Negara-negara di dunia masuk ke dalam masyarakat dunia yang tunggal sebagai masyarakat global dengan kapitalisme dan liberalism sebagai pahamnya. Tahap-tahap adanya globalisasi terdiri atas tiga fase. Fase pertama, globalisasi dimulai sejak abad ke-15 yang ditandai dengan ekspansi bangsa-bangsa Eropa ke beberapa wilayah Negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin serta penduduk kulit kulit putih atas tanah Amerika Utara dan Australia. Pada masa ini, negara-negara Eropa menyebarkan kekuasaan mereka hampir di seluruh dunia. Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol, Portugal, Jerman, dan Amerika Serikat, mengambil banyak barang dari apa yang kemudian disebut Dunia Ketiga. Pada saat yang sama, ekspansi perdagangan global yang pesat selama periode ini, para penguasa Eropa juga menguasai bahan baku dari wilayah penjajahannya, seperti mengambil bulu binatang dan kayu gelondongan dari Kanada, dan sebagainya. Fase kedua, dikenal sebagai era pembangunan. Pada periode ini ditandai dengan masa kemerdekaan dunia ketiga secara fisik. Pada fase kedua ini kolonisasi tidak terjadi secara fisik, artinya penjajahan sudah diakhiri di sebagian besar negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Tetapi penjajahan secara ideology, konsep dan ekonomi telah ditanamkan melalui teori-teori pembangunan, sehingga hampir semua Negara-negara Dunia Ketiga melaksanakan pembangunan nasionalnya. Meskipun pada akhirnya fase pembangunan ini berakhir dengan krisis di sebagian besar Negara-negara berkembang. Fase ketika, terjadi menjelang abad 21 atau penghujung abad 20, yang ditandai dengan liberalisasi di segala bidang. Sejak saat itulah suatu era baru telah muncul menggantikan era sebelumnya dan dunia memasuki era globalisasi. Globalisasi yaitu suatu proses pengintegrasian ekonomi nasional kepada sistem ekonomi dunia berdasarkan keyakinan pada perdagangan bebas yang sesungguhnya telah dirancang sejak zaman kolonialisme. Arus globalisasi yang terjadi sekarang ini merupakan sebuah fenomena dalah bidang teknologi, ekonomi, politik, dan budaya. Sebagai bagian dari komunitas global, bangsa Indonesia tidak bisa menghindari kenyataan bahwa apa yang terjadi di rumah kita tidak terlepas dari dinamikan global. Seiring dengan bergulirnya arus globalisasi, bangsa Indonesia dihadapkan kepada banyak persoalan dengan isu-isu yang berdimensi universal. Kita tidak bisa menyikapi isu-isu tersebut dalam kerangka berpikir yang sempit. Perkembangan memaksa kita untuk menerima bahwa cara kita untuk mengatasi masalah-masalah universal selalu mendapat sorotan dari dunia luar. Tampaknya sulit untuk menentukan suatu batas yang tegas kapan sebenarnya Indonesia mulai ikut serta dalam trend global. Tapi jika yang dijadikan acuan adalah integrasi yang makin tinggi terhadap ekonomi dunia, maka dapat dikatakan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam globalisasi dimulai pada decade 1980-an. Langkah untuk memasuki globalisasi juga dapat dilihat sebagai kelanjutan dari rangkaian kebijakan dari liberalisasi ekonomi yang merupakan orientasi kebijakan ekonomi sejak pertengahan 1980-an sampai 1990-an. Selama dekade 1980-an sampai 1990-an Indonesia relatif berhasil dalam menjalankan penyesuaian tahap pertama terhadap globalisasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan ekonomi seperti arus perdagangan barang dan jasa serta modal. Namun, globalisasi juga membawa dampak antara lain meningkatnya kesenjangan antara kelompok masyarakat yang lebih punya akses terhadap globalisasi dengan yang tidak. Selain mengakibatkan kesenjangan ekonomi, globalisasi juga membawa dampak, antara lain meningkatnya resiko kehidupan, menjadi penetrasi budaya yang menghasilkan ancaman terhadap identitas kultural dan nilai-nilai lokal, juga persepsi atas kedaulatan politik nasional. Abad industrialiasasi atau yang sering disebut sebagai era modernisasi secara perlahan-lahan mulai surut dan digantikan oleh masyarakat informasi yang baru. Pola perubahan masyarakat Indonesia yang berlangsung secara cepat menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun globalisasi mendapatkan reaksi keras, terutama dari kalangan akademisi kritis, penganut sosialisme maupun dari masyarakat di negara-negara dunia ketiga, tetapi rupanya sistem ini harus menancapkan pengaruhnya ke berbagai pelosok dunia melalui produk-produk global, isuisu global, maupun ide-ide perdagangan bebas dan liberalisasi. Namun demikian, semua komponen bangsa harus tetap bersikap obyektif karena era globalisasi pasti akan datang dan akan terus berjalan, meski disana-sini mendapatkan kritik sekalipun. Berpikir positif dan realistis adalah sikap yang obyektif dalam memandang proses globalisasi dan liberalisasi. Pada akhirnya era globalisasi sangat membutuhkan kearifan visi global yaitu sebuah visi bahwa proses globalisasi tidak mungkin dapat dihindari. Oleh karenanya, sikap yang paling bijaksana adalah menjawab tantangan global dengan selalu meningkatkan kemampuan diri, bersikap kritis serta senantiasa mengikuti setiap perkembangan yang terjadi di sekitar kehidupan kita dengan berpikir global dan bertindak lokal. Dalam konteks nasional perlu dirumuskan kebijakan-kebijakan nasional secara konkrit agar mampu bersaing dan ikut berlaga dalam arena pasar bebas sehingga diharapkan kekuatankekuatan lokal dan sektoral dapat bersinergi, dan menopang kekuatan-kekuatan nasional, baik swasta maupun pemerintah untuk bertarung di pasar global. Dengan demikian, kita tidak menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku utama dari seluruh proses perdagangan bebas dan globalisasi dalam semua bidang kehidupan. 7. PERAN INDONESIA DALAM KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi, terutama perkembangan teknologi informasi mengantarkan masyarakat dunia pada sistem ekonomi global. Pada proses globalisasi ekonomi, sebagian besar penduduk yang tersebar di dunia ke tiga mengalami proses peralihan. Proses peralihan ini terjadi dari kehidupan tradisional yang terisolasi menuju kehidupan yang modern dan terbuka. Proses globalisasi dalam dunia ekonomi, antara lain melalui investasi dan alih teknologi antar Negara yang berdimensi ganda. Globalisasi mendorong adanya kemajuan, kemakmuran, dan modernisasi yang berbasis investasi pada teknologi dan komunikasi di seluruh belahan dunia. Namun pada sisi lain, dapat pula berdampak negatif yaitu dapat menimbulkan gangguan terhadap tatanan sosial dan politik serta prasarana kebudayaan pada komunitas masyarakat. Dalam prakteknya, memang terjadi ketidak seimbangan antara kepentingan-kepentingan negara kaya dan industri besar di satu fihak dan kepentingan negara berkembang dan rakyatnya. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai permasalahan. Perusahaan-perusahaan negara industri yang beroperasi di dunia ketiga yang seharusnya memikul tanggung jawab mendidik, melatih penduduk setempat untuk meningkatkan daya kerja dan pengetahuan yang terkait dengan produksi pada kenyataannya perusahaan-perusahaan tersebut hanya mengeruk kekayaan, memanfaatkan fasilitas dan tidak memperhatikan tanggung jawab dan nasib buruh Negara berkembang. Adanya globalisasi ekonomi, dunia dihadapkan pada perdagangan pasar bebas (WTO) sebagai dampak lanjutan proses globalisasi. Dalam dimensi pasar bebas, globalisasi dianggap sebagai suatu proses strukturisasi dunia sebagai suatu keseluruhan yang menghadirkan dua kecenderungan yang saling bertentangan sekaligus, yaitu proses penyeragaman dan pemberagaman, sehingga membuat interaksi rumit antara lokalisme dan globalisasi. Dalam perdagangan bebas, perusahaan-perusahaan asing seperti Indonesia, akan dengan bebasnya masuk ke dalam negeri tanpa proteksi sesuai dengan perjanjian dalam WTO. Sebagai negara yang telah meratifikasi kesepakatan WTO, Indonesia seyogyanya dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan daya saing dan penerobosan pasar luar negeri.Namun demikian, kita masih ragu karena belum memiliki kemampuan daya saing dalam pergerakan pasar bebas tersebut. Kekalahan pada pasar bebas yang akan banyak dirasakan oleh Indonesia, adalah menjadikan masyarakat negeri ini sebagai masyarakat pembeli dan konsumen produk Negara lain sementara produk dalam negeri tidak dapat dijual karena ditolak pasar. Langkah yang strategis untuk mengimbangi dan mengungguli pasar bebas tersebut satu-satu jalan adalah meningkatkan daya saing produk barang dan jasa, melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai subjek dalam persaingan tersebut. 8. AKTIVITAS EKONOMI DALAM MASYARAKAT Aktifitas masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sangat beragam. Ada yang bekerja di sawah, berjualan di pasar, bekerja di kantor, bekerja di pabrik, pengemudi kendaraan dan pekerja di bidang jasa. Semua bentuk kegiatan merupakan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi di bagi menjad tiga, yaitu: 8.1. Produksi 8.1.1. Pengertian produksi Pengertian produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit yang dimaksud produksi adalah setiap kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang, sehingga jika tidak ada wujud barang yang dihasilkan, maka kegiatan itu tidak termasuk produksi. Sedangkan dalam arti luas yang dimaksud dengan produksi adalah setiap kegiatan atau usaha untuk menciptakan atau meningkatkan “nilai” kegunaan suatu barang. 8.1.2. Faktor-faktor Produksi - Sumber daya alam (natural resources) Yang dimaksud sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat digunakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam ini dapat berupa tanah, pasir, hewan, bahan-bahan tambang, dan sebagainya. Sumber daya alam dapat dikelompokkan menjadi dua macam: • sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources), • dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources), - Sumber Daya Manusia (human resources) Yang dimaksud sumber daya manusia adalah kemampuan atau usaha manusia baik yang berupa jasmani maupun rohani, yang digunakan untuk meningkatkan nilai guna suatu barang. Sumber daya manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. - Sumber Daya Modal (Capital Resources) Sumber daya modal di sini adalah segala daya atau barang yang dihasilkan untuk dipakai menghasilkan barang atau jasa selanjutnya. - Keterampilan Pengusaha (skill) Pengusaha adalah orang yang bertanggungjawab terhadap suatu usaha berani mengambil inisiatif dan yang mengambil keputusan serta berani menanggung segala resiko.Tugas pengusaha adalah mengatur dan menentu- kan serta mengkombinasikan berbagai faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. 8.2. Distribusi 8.2.1. Pengertian Distribusi Distribusi adalah semua kegiatan untuk menyalurkan atau memindahkan barang/jasa dari produsen ke konsumen. Produsen adalah mereka yang menghasilkan barang/jasa. Sedangkan konsumen adalah mereka yang menggunakan atau memakai barang/jasa. 8.2.2. Fungsi Distribusi Fungsi distribusi adalah: • menyalurkan barang-barang dari produsen ke konsumen; dan • membantu memperlancar pemasaran, sehingga barang-barang yang dihasilkan produsen dapat segera terjual kepada konsumen. 8.2.3. Saluran Distribusi Saluran distribusi yang sekarang ini kita jumpai dapat dibagi menjadi dua, yaitu saluran langsung dan saluran tidak langsung. • saluran distribusi langsung dari produsen ke konsumen. Biasanya hanya sedikit barang yang dipasarkan secara langsung. Misalnya seorang petani menjual berasnya kepada konsumen dengan cara dibawa sendiri ke pasar, atau peternak penghasil susu menjualnya sendiri dengan cara pergi kerumah-rumah dengan sepedanya; dan • saluran tidak langsung, yang dibagi menjadi dua yaitu dari produsen ke pengecer ke konsumen dan dari produsen ke grosir ke pengecer ke konsumen 8.2.4. Lembaga-Lembaga Distribusi Adapun lembaga-lembaga distribusi itu adalah sebagai berikut: • Grosir (wholesaler) • Pedagang eceran (Retailer) 8.2.5. Alat-Alat Distribusi Untuk memperlancar pelaksanaan distribusi diperlukan alat-alat yaitu: • Alat pengangkut • Alat penyimpanan (Gudang) • Alat promosi 8.3. Konsumsi 8.3.1. Pengertian Konsumsi Konsumsi adalah tindakan manusia untuk mengurangi atau menghabis- kan guna suatu barang. • Secara garis besar barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: • Barang konsumsi yang gunanya habis dalam satu kali pemakaian, sehingga setelah digunakan barang tersebut menjadi tidak berguna lagi. gudi-wiyono.blogspot.com • Barang konsumsi yang gunanya akan habis secara berangsur-angsur dan akhirnya akan rusak atau habis kegunaannya. 8.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orang Melakukan Konsumsi Ada bebarapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya konsumsi seseorang, antara lain: - Tersedianya barang-barang yang dibutuhkan Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi akan mempengaruhi konsumsi seseorang. - Harga barang Tinggi rendahnya barang konsumsi akan mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi seseorang. Jika haraga barang konsumsi tinggi,maka konsumsi akan berkurang dan sebaliknya jika harga barang rendah maka konsumsi mereka bertambah. - Penghasilan atau pendapatan Tinggi rendahnya penghasilan atau pendapatan seseorang akan mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi. Jika seseorang memiliki penghasilan tinggi artinya orang tersebut memiliki daya 8.3.3. Nilai Suatu Barang Nilai suatu barang adalah kemampuan suatu barang untuk ditukarkan dengan barang lain serta kemampuan barang untuk dapat dipakai memenuhi kebutuhan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka nilai suatu barang dibedakan menjadi dua, yaitu: nilai tukar dan nilai pakai. 9. PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN 9.1. Pengertian Uang Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya uanang kegiatan ekonomi masyarakat akan lebih lancer. Uang digunakan oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang. Bahkan dengan danya uang kalian dpat mengatakan bahhawa bukumu lebih mahal dari pensil temanmu, dan sebagainya. Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pemilihan bat=rang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertinda sebagai alat penimbun kekayaan. 9.2. Peranan Uang Selain sebagai alat tukar menukar, uang juga memiliki fungsi yang lain. Secara garis besarnya fungsi uang dibagi menjadi dua, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. 9.2.1. Fungsi Asli Uang • Uang sebagai alat tukar umum, uang berfungsi sebagai alat tukar umum apabila uang dipergunakanuntuk membeli atau mendapatkan barang dan jasa. Contoh: membeli buku dengan uang • Uang sebagai satuan hitung Uang digunakan untuk menentukan besarnya nilai atau harga suatu barang dan jasa, dengan adaya maka akan mempermudah untuk menentukan nilai suatu barang. Contoh harga dari suatu buku. 9.2.2. Fungsi Turunan Uang • Uang sebagai alat pembayaran • Uang sebagai alat untuk menabung. ditabung terlebih dahulu. • Uang sebagai pemindah kekkayaan . • Uang sebagi penimbun kekayaan • Uang sebgai alat pendorong kegiatan ekonomi. 10. MATERI PEMBELAJARAN IPS 10.1. Hakikat IPS Sebagai Program Pendidikan Hakikatnya, perkembangan hidup seseorang mulai dari saat lahir sampai dewasa tidak dapat terlepas dari masyarakat. Oleh karena itu pengetahuan sosial dapat dikatakan tidak asing bagi tiap orang. Selanjutnya, kenyataan menunjukkan bahwa kehidupan sosial manusia di masyarakat beraspek majemuk yang meliputi aspek-aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik. Karena tiap aspek kehidupan sosial itu mencakup lingkup yang luas, maka untuk mempelajari dan mengkajinya menuntut bidang-bidang ilmu yang khusus. Melalui ilmuilmu sosial dikembang- kan bidang-bidang ilmu tertentu sesuai dengan aspek kehidupan sosial masing-masing. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang pendidikan, tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial, melainkan lebih jauh dari itu yakni berupaya membina dan mengembangkan mereka menjadi Sumber Daya Manusia Indonesia yang berketrampilan sosial dan intelektual sebagai warga Negara yang memiliki perhatian serta kepedulian sosial yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional. 10.2. Rasional Mempelajari IPS Rasional mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar adalah agar siswa dapat: - Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna. - Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab. - Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia. Melalui pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif. Untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif merupakan tantangan berat, karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. 10.3. Karakteristik Pendidikan IPS SD Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari Ilmu-ilmu Sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu (Lili M. Sadeli, 1986 : 21). Karena IPS terdiri dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau karakterisitik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya. Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan social-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan. (Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, 1986:21). 10.4. Sumber-Sumber Materi IPS Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain: - Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya. - Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi. - Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh. - Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar. - Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga. Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat. 10.5. Tujuan pembelajaran IPS di SD Seperti juga tujuan pendidikan pada umumnya, tujuan utama pengajaran IPS adalah untuk membentuk dan mengembangkan pribadi “warga negara yang baik” (good citizen). Bagi Indonesia, karakteristik warga negara yang baik tentu saja harus mengacu kepada Dasar Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Pembukaan UUD 1945 alinea 4) dan Undang-Undang tentang Sisdiknas. Secara khusus, tujuan pengajaran IPS di sekolah dapat dikelompokkan menjadi empat (4) komponen: - Memberikan kepada siswa pengetahuan (knowledge) tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang; - Menolong siswa untuk mengembangkan ketrampilan (skils) untuk mencari, mengolah dan memproses informasi; - Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap (value) demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat; - Menyediakan kesempatan pada siswa untuk mengambil bagian atau berperan serta dalam kehidupan sosial (social participation). Keempat tujuan tersebut tidak dapat terpisah atau berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan kesatuan dan saling berhubungan. Keempat tujuan tersebut sesuai dengan perkembangan pendidikan IPS sampai pada saat sekarang ini. 10.6. Kurikulum Mata Pelajaran IPS SD Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, dan disebut Social Studies. Pertama kali Social Studies dimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby (Inggris) pada tahun 1827. Sejak IPS (social studies) masuk dalam kurikulum pendidikan di Indonesia pada tahun 1975, maka mata pelajaran ini secara berturut-turut selalu hadir dalam setiap perubahan kurikulum sekolah, baik pada kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK) maupun kurikulum 2006 (KTSP), meskipun pada setiap jenjang pendidikan memiliki perbedaan, baik dalam pendekatan dan pengorganisasian maupun pada keluasan dan kedalaman materinya. Di Indonesia, IPS di Sekolah Dasar merupakan program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisipliner konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan kewarganegaraan. IPS di SD juga mempelajari aspek-aspek politik, ekonomi, budaya, dan lingkungan dari masyarakat di masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang dan turut membantu mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan oleh warga negara yang baik. Untuk mengajarkan IPS di SD yang berkualitas dibutuhkan guru SD yang berkualitas pula, yaitu guru yang mampu memadukan dan mengintegrasikan berbagai materi ilmu sosial dalam konteks kekinian, mampu menggunakan berbagai sumber belajar, mengevaluasi dan menggunakan media pembelajar- an, memahami karakteristik dan kemampuan siswa serta kegairahan untuk mengajarkan IPS di SD yang timbul dari apresiasi dan pemahamannya tentang IPS dan kegunannya bagi siswa SD. Itulah sebabnya hakikat pengajaran IPS adalah bagaimana mengajarkan konsep-konsep ilmu sosial, fakta sosial, generalisasi dan teori-teori sosial secara menarik, integratif, komunikatif, kontekstual dan berpusat pada siswa. Untuk jenjang SD atau MI pengorganisasian mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu (integrated), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah. Melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata (factual/real). Peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berfikir, dan kebiasaan bersikap dan berprilakunya. Dalam dokumen Permendiknas tahun 2006 dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Dari ketentuan ini maka secara konseptual, materi pembelajaran IPS di SD belum mencakup dan mengkombinasikan seluruh disiplin ilmu sosial. Namun, ada ketentuan bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Arah mata pelajaran IPS dilatarbelakangi oleh oleh pertimbangan bahwa di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Tujuan mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai berikut: - Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. - Memiliki kemampuan Dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. - Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. - Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global. 11. MEDIA PEMBELAJARAN IPS 11.1. Pengertian Media Secara harafiah kata “media” berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau alat (sarana) untuk mencapai sesuatu. Assosistion for Education and Communication Technology (AECT) mendifinisikan media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Assiciation (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulaksikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional. Jadi, media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa, sehingga dapat terjadi proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara efektif memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Selanjutnya Husein Achmad menyatakan bahwa media pendidikan pengertiannya identik dengan keperagaan. Pengertian keperagaan berasal dari kata “raga” yang berarti sesuatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui indera kita. (Husein Achmad. 1981:102). Oemar Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. (Oemar Hamalik. 1977:23). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media adalah alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara (medium) untuk menyampaikan pesan dalam mencapai tujuan pembelajaran. 11.2. Fungsi Media Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi, kegiatan di kelas merupakan tempat guru dan siswa melakukan tukar pikiran dan mengembangkan ide-idenya. Dalam berkomunikasi sering terjadi penyimpang- an-penyimpangan sehingga komunikasi menjadi tidak efektif karena adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan, dan kurangnya minat siswa. Salah satu usaha mengatasinya adalah dengan menggunakan media secara terintegrasi dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan fungsi media dalam kegiatan pembelajaran disamping sebagai penyaji stimulus informasi dan sikap, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta memberikan umpan balik. Sejalan dengan perubahan pandangan tentang pengertian belajar mengajar, maka berubah pula pandangan terhadap media. Dewasa ini media tidak lagi dipandang hanya sebagai alat bantu yang digunakan jika perlu atau sekedar selingan, melainkan dipandang sebagai komponen dari sistem instruksional. Oleh karena itu penggunaan media harus dirancang, disiapkan, dipilih dan disusun secara cermat sesuai dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai. Penggunaan media dalam proses pembelajaran, menurut Basyaruddin Usman dan H. Asnawir (2002; 13-15) mempunyai nilainilai praktis sebagai berikut: - Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa - Media dapat mengatasi ruang kelas - Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan - Media menghasilkan keseragaman pengamatan - Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. - Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru - Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar - Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkrit sampai kepada sesuatu yang abstrak 11.3. Macam-macam Media dalam Pengajaran IPS Dalam rangka pengajaran IPS banyak sekali media yang dapat dipakai. Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada 4 klasifkasi media pengajaran antara lain: - Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection, gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta, dan globe. - Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder. - Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, film, televisi, benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan (model, bak pasir, peta elektris, koleksi diorama). - Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya. 11.4. Jenis-jenis Media dalam Pengajaran IPS 11.4.1. Media yang tidak diproyeksikan Jenis media ini tidak memerlukan proyektor (alat proyeksi) untuk melihatnya. media yang tidak diproyeksikan ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: gambar diam, bahan-bahan grafis, serta model dan realita (Mukminan. 2000 :91). - Gambar diam (still- picture) Gambar diam adalah gambar fotografik atau menyerupai foto-grafik yang menggambarkan lokasi atau tempat, benda-benda serta obyek-obyek tertentu. Gambar diam yang paling banyak digunakan dalam pengajaran IPS adalah peta, gambar obyek-obyek tertentu, misalnya: gunung, pegunungan, lereng, lembah serta benda-benda bersejarah. - Bahan-bahan grafis (graphic-materials) Bahan-bahan grafis adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua dimensi yang dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada siswa (audience). Bahan grafis ini umumnya memuat lambang-lambang verbal dan tanda- tanda visual secara simbolis. Bahan-bahan grafis ini terdiri dari: grafik, diagram, chart, sketsa, poster, kartun, dan komik. - Model dan realita Model adalah media yang menyerupai benda yang sebenarnya dan bersifat tiga dimensi. Jadi benda ini merupakan tiruan dari benda atau obyek sebenarnya yang sudah disederhanakan. Dengan model ini siswa mendapatkan pengertian yang konkrit tentang benda atau obyek yang sebenarnya dalam bentuk yang disederhanakan (diperbesar atau diperkecil). 11.4.2. Media visual yang diproyeksikan Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media yang terdiri dari dua macam yaitu: media proyeksi yang tidak bergerak dan media proyeksi yang bergerak. 11.4.2.1. Media proyeksi yang tidak bergerak: - Slide Slide adalah gambar atau “image” transparan yang diberi bingkai yang diproyeksikan dengan cahaya melalui sebuah proyektor. Slide dapat ditampilkan satu persatu, sesuai dengan keinginan. Ada pula yang urutan penampilannya sudah diatur sedemikian rupa dan diberi suara, sehingga disebut slide suara (sound slide). - Film strip (film rangkai) Pada dasarnya film stip ini sama dengan slide. Perbedaan yang prinsip: kalau slide menyajikan gambarnya secara terpisah atau satu persatu, sedang film strip gambar-gambar itu tidak terpisah tetapi sudah tersusun secara teratur berdasarkan sequencenya. Seperti slide, film strip dapat disajikan dalam bentuk bisu (tanpa suara) atau dengan suara (sound-film). - Overhead Projector (OHP) OHP adalah alat yang dirancang untuk menayangkan bahan yang berbentuk lembaran trasparansi berisi tulisan, diagram, atau gambar dan diproyeksikan ke layar yang terletak di belakang operatornya. - Opaque Projector Media ini disebut demikian karena yang diproyeksikan bukan transparansi, tetapi bahan-bahan sebenarnya, baik benda-benda datar atau tiga dimensi, seperti mata uang dan model-model. - Micro Projection Berguna untuk memproyeksikan benda-benda yang terlalu kecil (yang biasanya diamati dengan microscope), sehingga dapat diamati secara jelas oleh seluruh siswa. 11.4.2.2. Media Proyeksi yang Bergerak - Film Sebagai media pengajaran film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, gerakan, perubahan, atau pengulangan berbagai peristiwa masa lampau. Film dapat berupa visual saja, apabila film itu tanpa suara, dan dapat bersifat audio-visual, apabila film itu dengan suara. - Film Loop (Loop-film) Media ini berbentuk serangkaian film ukuran 8 mm atau 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga dapat berputar terus berulang-ulang selama tidak dimatikan. - Televisi Sebagai suatu media pendidikan, TV mempunyai beberapa kelebihan antara lain: menarik, up to date, dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena dapat merupakan bagian dari kehidupan luar sekolah mereka. Sifatnya langsung dan nyata. - Video Tape Recorder (VTR) Walaupun sebagian fungsi film dapat digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video tape akan menggantikan film, karena masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri. 11.4.3. Media Audio Media audio adalah berbagai bentuk atau cara perekaman dan transmisi suara (manusia dan suara lainnya) untuk kepentingan tujuan pembelajaran. Yang termasuk media audio adalah: - Radio Pendidikan Media ini dianggap penting dalam dunia pendidikan, sebab dapat berguna bagi semua tingkat pendidikan. Melalui radio, orang dapat menyampaikan ide-ide baru, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dalam dunia pendidikan. Dibanding media yang lain, radio mempunyai kelebihan-kelebihan, diantaranya: daya jangkauannya cukup luas, dalam waktu singkat, radio dapat menjangkau audience yang sangat besar jumlahnya, dan berjauhan lokasinya. Tetapi karena sifat komunikasinya hanya satu arah menyebabkan hasilnya sulit untuk dikontrol. - Rekaman Pendidikan. Melalui rekaman (recording), dapat direkam kejadian-kejadian penting, seperti: pidato, ceramah, hasil wawancara, diskusi, dan sebagainya. Selain itu juga dapat digunakan untuk merekam suara-suara tertentu, seperti: nyanyian, musik, suara orang atau suara binatang tertentu yang tidak mungkin didengar langsung di ruangan kelas. Kelebihan rekaman ini adalah “play-back” dapat dilakukan sewaktu-waktu dan berulang-ulang, sehingga bagi guru mudah melakukan kontrol. 11.4.4. Sistem Multi Media Sistem multi media adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan visual yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi penggunaan secara kombinasi dua atau lebih media pengajaran, dikenal dengan sistem multi media. Bentuk-bentuk sistem multi media yang banyak digunakan di sekolah adalah kombinasi slide suara, kombinasi sistem audio kaset, dan kit (peralatan) multi media. Satu perangkat (kit) multi media adalah suatu gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi dari satu jenis media dan disusun atau digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu. Perangkat (kit) itu dapat mencakup slide, film rangkai, pita suara, piringan hitam, gambar diam, grafik, transparansi, peta, buku kerja, chart, model dan benda sebenarnya. 11.4.5. Teknik Pemilihan Media Dalam Pengajaran IPS Media sebagai salah satu sarana dalam rangka membantu meningkatkan proses pembelajaran, mempunyai aneka ragam jenis dan karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu seorang guru professional seharusnya memiliki kemampuan memilih secara cermat dan dapat menggunakan media pengajaran secara tepat. Oleh karena itu beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain: - Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. - Aspek materi, merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media. - Kondisi siswa, dari segi subyek belajar, guru harus memperhatikan betul-betul tentang kondisi siswa dalam memilih media. - Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru untuk mendesain sendiri media yang akan dipergunakan, merupaka hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru. 12. PRINSIP PENILAIAN DAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS 12.1. Pengertian Penilaian dan Evaluasi Penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, artinya melalui data yang dikumpulkan untuk evaluasi, guru dapat mengetahui mengenai tingkat pencapaian tujuan., kekuatan-kekuatan siswa dalam belajar serta kelemahan-kelemahan siswa dalam proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru di kelas. Dalam kegiatan sehari-hari di persekolahan penilaian sering disalah artikan, yaitu hanya meliputi penilaian proses hasil belajar. Ini mengakibatkan penilaian hanya berfungs sebagai alat ukur untuk melihat keberhasilan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep atau teori tertentu yang dilakukan melalui tes pada waktu tertentu di suatu kelas. Pelaksanaan penilaian yang ideal itu harus meliputi penilaian proses dan penilaian produk. Penilaian sering disama artikan dengan evaluasi. Sebenarnya penilaian adalah alih-bahasa dari istilah assessment, bukan alih-bahasa dari istilah evaluation (evaluasi). Kedua istilah ini (penilaian/ assessment dan evauasi/ evaluation) sebenarnya memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah keduanya memiliki pengerian menilai, atau menentukan nilai sesuatu. Adapun perbedaanya terletak pada konteks penggunannya. Penilaian (assessment) digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian atau yang terlibat dalam system yang bersangkutan, seperti guru yang menilai hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baik guru maupun supervisor adalah orang-orang yang menjadi bagian dari system pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalm konteks yang lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk mengevaluasi suatu program baik pada level terbatas maupun pada level yang luas. Istilah penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik buruk, efektif tidak efektif, berhasil tidak berhasil dan semacamnya, sesuai dengan criteria atau tolok ukur yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam melaksanakan penilaian terdapat empat unsure pokok dalam penilaian yaitu: - Objek yang akan dinilai - Kriteria sebagai tolok ukur - Data tentang obyek yang dinilai - Pertimbangan keputusan (judgement) 12.2. Bentuk-Bentuk Penilaian Jika dilihat dari sasaran atau tujuan yang hendak kita capai, terutama jika dihubungkan dengan domain pendidikan, maka penilaian dibagi ke dalam dua golongan, yaitu: 12.2.1. Tes Jika dilihat dari sudut pandang teknik pelaksanaannya, maka bentuk-bentuk penilaian tes dapat dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: - Penilaian Lisan Bentuk penilaian ini dilaksanakan apabila jawaban atau respn yang kita kehendaki dari testee berbentuk lisan. Jadi anak akan mengucapkan atau menyampaikan jawaban-jawaban sesuai dengan apa yang ditanyakan penguji secara lisan. Penilaian ini sangat ampuh untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diujikan, karena amanakala siswa tidak dapat memberikan jawaban secara baik, maka penguji dapat mengoreksinya secara langsung, bahkan dapat ditambahkan dengan hal-ha yang bersifat pengayaan. Kelemahan penilaian dengan bentuk ini adalah bagi siswa yang tidak siap akan merasa grogi, bahkan tidak jarang siswa yang sudah siappun merasa grogi kalau ditanya secara langsug oleh penguji yang bersangkutan. Selain itu, bentuk penilaian ini jika dilaksanakan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, sehingga jika pesertanya banyak, maka harus direncanakan secara matang mengenai alokasi, baik waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan, maupun waktu per orangnya. - Penilaian Tertulis Bentuk penilaian tertulis ini dilakukan jika respon atau jawaban yang kita kehendaki berupa bahasa tulisan. Biasanya dalam pelaksanaan bentuk tertulis ini siswa lebih tenang dan yakin, karena merasa tidak berhadapan atau tidak ditanya secara langsung oleh guru penguji yang bersangkutan. Penilaian tertuis dapat dibagi menjadi dua, yaitu: • Uraian :Terbatas/ tertutup/ terstruktur • Obyektif. : Pilihan ganda, Benar-Salah, Menjodohkan, Isian singkat - Penilaian Tindakan atau perbuatan Penilaian dalam bentuk tindakan merupakan jawaban atau respon yang diberikan oleh anak yang berupa tingkah laku. Anak berbuat sesuai dengan perintah atau pertanyaan yang diberikan. Tes perbuatan ini sam pentingnya sebagai tes obyektif kalau tidak dapat dikatakan lebih, dalam menilai hasil pendidikan moral. Tes perbuatan dapat diberikan baik dalam situasi yang manipulasi maupun dalam situasi yang sebenarnya. 12.2.2. Penilaian Non Tes Penilaian dengan bentuk seperti ini penting untuk diterapkan, penilaian dengan bentuk ini sabagai bentuk utuk melegkapi penilaian tes. Secara umum teknik ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu: - Teknik observasi - Teknik kuisioner dan inventori - Teknik wawancara - Teknik memeriksa pekerjaan siswa - Teknik informal lainnya 12.3. Jenis-Jenis Penilaian Jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial seperti yang dikemukakan oleh Stiggins (1994) dalam bukunya yang berjudul Student Centered Assesment, sebagai berikut: - Selected Respone Assesment Metode assessment klasik yang menghadapkan siswa pada seperangkat pertanyaan dan sejumlah alternative jawaban. Bentuk assessment ini meliputi: • Pilihan ganda • Menjodohkan • Jawaban singkat • Benar-Salah - Essay Assesment Metode dimana testee diminta untuk memeberikan jawaban yang luas terhadap seperangkat pertanyaan dan memberikan suatu kesimpulan terhadap kompleksitas permasalahn yang diajukan. - Performance Assesment Bentuk assessment ini didasarkan pada dua aktivitas pokok, yaitu observasi proses saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan Evaluasi hasil cipta atau produk. Metode ini sangat tepat untuk mencapai target reasoning, skill dan product. Sedangkan afektif sangat penting untuk persiapan yang cermat dan pengalaman yang banyak serta mendalam dan pemikiran yang praktis. - Personal Communication Bentuk assement dilakukan melalui kegiatan Tanya jawab selama proses pembelajaran berlangsung, wawancara, pertemuan, percakapan, mendengarkan diskusi kelas, ujian lisan atau percakapan antara orang tua atau guru tentang prestasi siswa. Bentuk ini merupakan assessment in a community of learners dan bersifat dari individu ke individu. - Communication With Report Card Grades Mengomunikasikan atau melaporkan hasil pencapaian kemajuan belajar siswa yang telah diakses, baik kepada orang tua, guru, siswa itu sendiri dan lain-lain. Terdapat dua bentuk pelaporan, yaitu: repord cards yang tradisional dan checklist, narrative report, converence dan kumpulan karya cipta siswa. Pelaporan dalam bentu grading harus mencakup indikator-indikator keberhasilan siswa yang tidak terbebani dengan karakteristik siswa lainnya., seperti bakat, usaha atau sikap. Dalam sistem Card Grades fokusnya harus jelas dan tepat, karena laporan tersebut bermakna komunikasi bukan hanya sekedar informasi. - Innovative Communication: Report, Converence dan Portofolio Metode ini berbeda dengan Card Grades, jika metode Card Grades bersifat komunikasi yang berpusat pada guru, akan tetapi pada metode ini komunikasi berpusat pada siswa dan merupaka bentuk komunikasi alternative yang dapat menggambarkan keberhasilan siswa secara lebih lengkap dan mendetail. 13. PROSEDUR PENILAIAN DAN EVALUAI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS Untuk mengetahui tingkat keberhasilan, maka perlu dilaksanakan evaluasi pembelajaran IPS. Evaluasi pembelajaran IPS yang baik dilandasi oleh asas-asas yang menjadi persyaratannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh alat evaluasi yang memenuhi syarat, wjib dilakukan melalui perancangan dan perencanaan dengan kisi-kisinya. Pada hakekatnya evaluasi adalah penilaian program, proses, dan hasil pendidikan yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Evaluasi pembelajaran IPS mempunyai beberapa fungsi bermakna, baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru, evaluasi berfungsi mengungkap kelemahan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi materi pembelajaran, metode yang diterapkan, media yang digunakan, dan strategi yang dilaksanakan, sehingga evaluasi dijadikan dasar memperbaiki kelemahan pembelajaran. Oleh karena itu, dengan evaluasi, guru diharapkan mendapat umpan balik yang berharga bagi perbaikan pembelajaran selanjut- nya. Bagi peserta didik, evaluasi berfungsi mendorong mereka belajar IPS sebaik-baiknya agar memperoleh makna yang sebesar-besarnya tentang apa yang telah dipelajari. Evaluasi sebelum pembelajaran dimulai, berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung berfungsi untuk mengecek apakah pembelajaran yang berlangsung dapat diserap atau tidak oleh peserta didik. Selanjutnya, evaluasi pada tahap pasca pembelajaran, adalah evaluasi dengan fungsi dan tujuan yang mengungkapkan keberhasilan pembelajaran IPS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar